Anda di halaman 1dari 4

Setelah menyimak video di atas yang memaparkan tentang cara membuka kelas harus

menyenangkan diantaranya dengan cara:

1. membuka kelas dengan menggelegar

2. mengajak anak ke zona Alfa yaitu zona menyamakan otak anak

3. pastikan ketika memulai pembelajaran anak-anak merasa selalu tersenyum dan bahagia

Dan untuk mengkondisikan anak di awal pembelajaran Guru harus mempunyai metode yang
menyenangkan untuk mengajak anak fokus .Guru tidak bisa menyampaikan materi dalam
kondisi anak-anak yang tidak kondusif,apalagi kalau anak-anak sudah mulai jenuh,tentunya Guru
harus merefres kembali semangat belajar anak-anak dengan metode seperti yang ada di video
td,misalnya : apabila ibu disebut satu bilang : bersiap-siap, apabila disebut dua : bilang woi dan
apabila disebut tiga bilang cieee

Setelah saya menyimak video tayangan di atas, beberapa hal yang dapat sampaikan berikut ini;

1. Bapak/Ibu tolong perhatikan dan simak isi dari paparan video tadi!

a. Coba anda hubungkan dari isi paparan tersebut dengan kebiasaan anda di kelas.

Suasana pembelajaran terlihat “hidup” dimana peserta didik dan pendidik berinteraksi dalam
pembelajaran. Dimana materi, tujuan, konsentrasi, kekompakan peserta didik dan pengajar
terlihat menyenangkan.

Kebiasaan saya di kelas pada dasarnya untuk ice breaking sendiri sudah diterapkan dalam proses
pembelajaran dan memang hasilnya anak berubah menjadi lebih baik suasananya, bertambah
gairah semangatnya, kejenuhan hilang, namun penerapan ice breaking tersebut saya praktek
hanya kadang-kadang karena minimnya pengetahuan ice breaking, hanya mungkin saya perlu
menambahkan lagi pengetahuan dan materi ice breakingnya dengan memanfaatkan tekhnologi
sekarang ini..

b. Bagaimana kondisi saat ini yang anda rasakan dalam pembelajaran di kelas dan baimana cara
untuk mengantisipasi kejenuhan anak dalam pembelajaran.

kondisi saat ini yang saya rasakan dalam pembelajaran di kelas adalah belum dapat membuat
suasana yang “menyenangkan”. Walaupun tidak “membosankan”, namun saya ingin
membuatnya labih baik lagi terutama dengan menggunakan metode-metode maupun
mengembangkan ilmu pengetahuan terkait pembelajaran yang menyenangkan

Cara Mengatasi Kejenuhan Anak dalam Belajar :

1.Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Suasana belajar menyenangkan itu akan terwujud bila tempat belajar bersih, rapi dan teratur.
Bersih dari kotoran dan sampah. Buku dan alat tulis disusun teratur, meja belajar dihias serapi
mungkin. Buku catatan perlu dirapikan dan dihias seindah mungkin agar betah membacanya.
Mungkin ada yang senang belajar sambil dengar musik. Tentu hal ini dapat dilakukan dengan
memutar musik lembut dari lagu kesukaan kita. Itu dapat kita ciptakan sendiri sesuai kreativitas
masing-masing.

2.Cara belajar yang bervariasi

Cara belajar bervariasi ditekankan pada proses belajar dimana ada variasi antara membaca buku
sumber belajar dengan mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Atau bisa juga sekali-sekali
mengajak teman untuk datang belajar ke rumah untuk berdiskusi, melibatkan orang tua dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah, dll.

3.Melakukan penyegaran

Jangan belajar melulu, perlu adanya waktu untuk penyegaran. Mengendorkan saraf yang tegang
dengan main-main di depan rumah, nonton televisi. Tentunya, menggunakan waktu malam
minggu untuk tidak belajar melainkan main bersama teman. Atau bisa juga berkunjung ke
objek wisata alam yang terdekat di sekitarnya.

4.Ingat cita-cita

Siswa sering bilang, cita-citanya masih di ujung pena. Itu artinya siswa sedang memperjuangkan
cita-citanya untuk menggapai masa depan yang lebih cerah. Jika bosan belajar besar kemungkinan
cita-cita itu akan terkendala.

5. Menyukai semua mata pelajaran

Semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sama pentingnya. Mata pelajaran itu
mengandung berbagai disiplin ilmu yang bermanfaat. Hanya karakter mata pelajaran yang
berbeda, seperti antara mata pelajaran eksakta dengan sosial, budaya dll.

6. Isi aktivitas dengan hobi dan kesukaan yang bermanfaat

Kegiatan ngeblog termasuk bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan


siswa untuk menulis, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula aktivitas di
dunia maya lainnya seperti facebook-an dan twitter-an. Tentu dengan catatan tidak terlalu
menyita waktu siswa.

kondisi saat ini yang saya rasakan dalam pembelajaran di kelas adalah belum dapat membuat
suasana yang “menyenangkan”. Walaupun tidak “membosankan”, namun saya ingin
membuatnya labih baik lagi terutama dengan menggunakan alat/media pembelajaran yang
menggunakan teknologi.

2. Perhatikan pula sebelum diskusi ini, isi dari Slide Show, lalu tarik benang merah untuk
pengembangan Profesionalisme Guru PAI !

a. Bagaimana bentuk anda secara mandiri dalam usaha2 pengembangan profesionalisme


sebagai guru PAI ?

Berbicara tentang perbaikan kinerja guru atau pengembangan profesionalisme khususnya GPAI,
tidak bisa dilepaskan dari tugas pokok (tupoksi) utama dan berbagai tanggung jawab guru yang
terkait lainnya. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana
pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator, inovator, serta tugas lainnya yang terkait dengan
statusnya sebagai guru pendidikan agama Islam. Dengan demikian niat dan usaha yang kuat untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru dengan maksimal.

Disamping itu juga dengan meningkattkan pengmbangan kompetensi diri sebagai guru dimana
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki dan dikembangkan terdiri dari 4 kompetensi
diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional yaitu dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan baik di sekolah maupun
di luar sperti MGMP dan juga dengan mengikuti PPG yang seperti sekarang ini.

b. Bagaimana usaha secara institusi yang anda alami dalam pengembagan profesionalisme guru
PAI ?

usaha secara institusi yang selama ini saya rasakan dalam peningkatan ataupun pengembangan
dalam profesionalisme pada guru khususnya guru PAI pada dasarnya sama saja dengan guru –
guru umum lainnya, seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Dapertemen
Pendidikan Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan
profesionalisme guru, sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa
kualifikasi pendidikan guru adalah minimal S1 dari program keguruan, maka masih ada guru-guru
yang belum memenuhi ketentuan tersebut. Oleh karenanya program ini diperuntukkan bagi guru
yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2
pendidikan keguruan.

2. Program Penyetaraan dan Sertifikasi Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan
keguruan. Hal ini terjadi karena sekolah mengalami keterbatasan atau kelebihan guru mata
pelaajaran tertentu. Sering terjadi kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang
dituntut namun tidak sesuai, misalnya berijazah S1 tetapi bukan kependidikan. Mereka dapat
mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.

3. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan saja belum cukup, diperlukan pelatihan guna
meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi. Selama ini
pelaksanaan pelatihan bersifat persial dan pengembangan materi seringkali tumpang tindih,
menghabiskan banyak waktu tenaga dan biaya serta kurang efisien. Tidak jarang dalam satu tahun
seorang guru mengikuti tiga jenis pelatihan sehingga mengganggu kegiatan PBM, sebaliknya tidak
sedikit guru yang belum pernah mengikuti pelatihan sekalipun dalam satu tahun. Oleh karenanya
pelatihan yang di usulkan adalah pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi (PTBK) yaitu
pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta didik,
sehingga isi atau materi pelatihan yang akan dilatihkan merupakan gabungan atau integrasi
bidang-bidang ilmu sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
4. Program Supervisi pendidikan Dalam praktik pembelajaran di kelas masih sering ditemui guru-
guru yang ditingkatkan profesionalismenya dalam proses belajar mengajarnya. Sering ada
persepsi yang salah atau kurang tepat dimana tugas supervisor dimaknai sebagai tugas untuk
mencari kesalahan atau untuk mengadili guru, padahal tujuannya untuk meningkatkan efektivitas
dan efesiensi proses belajar mengajar. Ciri utama supervisi adalah perubahan kearah yang lebih
baik, positif proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien.

5. Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis
disanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah
dan guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri atau Swasta
yang mengasuh dan bertanggung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum.

Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum di kelas. Dalam hal ini dituntut kerjasama yang
optimal diantara para guru. Dengan MGMP diharapkan akan meningkatkan profesionalisme
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik. Wadah
profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan keprofesionalan
para anggotanya.

6. Simposium Guru Selain MGMP ada forum lain yang dapat digunakan sebagai wadah untuk
saling berbagi pengalaman dan pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
yaitu simposium. Melalui forum simposium guru ini diharapkan para guru menyebarluaskan
upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain sebagai media
untuksharing pengalaman, juga berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan
guru-guru yang berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam pengunaan metode
pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai