Lembaga penyuluhan pertanian lapangan merupakan petugas dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten/kota yang diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian. Penyuluhan pertanian termasuk kedalam kegiatan penting dan strategis termasuk pembangunan di sektor pertanian. Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan menghubungkan antara praktek yang dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi pertanian yang selalu berkembang (Hermawan, dkk, 2007). Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh petani menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan pertanian. Sekarang peranan penyuluhan sebagai proses untuk membantu petani mengambil keputusan sendiri dan menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masingmasing pilihan yang ada melalui pertemuan rutin tiap minggu/bulannya. Permentan No. 82 Tahun 2013 Pengembangan poktan diarahkan pada penguatan poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; peningkatan kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis;dan peningkatan kemampuan dalam menjalankan fungsinya. Kelembagaan penyuluhan pertanian merupakan salah satu wadah organoisasi yang terdapat dalam dinas pertanian. Kelembagaan pertanian menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada antara lain: Kebutuhan ketrampilan yang lebih cakap dibanding usaha produk serelia. Tuntutan petani untuk mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya. Pengetahuan dari berbagai macam sumber. Pembiayaaan organisasi penyuluhan dari pihak swasta yang semula hanya dari pihak pemerintah. Kehadiran dan peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di masyarakat masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia terutama untuk petani sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang ada secara intensif demi tercapainya peningkatan produktivitas dan pendapatan.
Sc : Hermawan, A. 2005. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja
Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Penyuluhan Pertanian Di Kabupaten Tanggamus: Jurnal Ekonomika vol11 (1) : 12-18