Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAN KELUARGA MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA


DI RUANG WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

DIUSULKAN OLEH :
Ketua Pelaksana :

Anggota :
1. ANGGA A. FITRIANTONO 1812B2002
2. DIAN AYU P. S. PATTILASA 1812B2034
3. ELDA HARTINI BOIMAU S.Kep 1812B2035
4. HALIJA TUASALAMONY 181282039
5. MARYATI 1812B2044
6. M. IRFAN HELMI RAMADHAN 1812B2010
7. TRI RAHMADANI P. ANWAR 1812B2051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI
2019
I. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Merawat Pasien Gangguan Jiwa
Sub Topik : Peran Keluarga dalam Penyembuhan Orang degan Gangguan
Jiwa
Sasaran : Keluarga dan pasien di Ruangan Wijaya Kusuma
Hari/Tanggal : Sabtu, 19-10-2019
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruangan Wijaya Kusuma
Penyuluh : Mahasiswa/i IIK STRADA INDONESIA

II. TUJUAN PENYULUHAN


2.1 Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta dapat


memahami tentang peran keluarga merawat orang dengan gangguan jiwa
sehingga keuarga mampu memahami dan memberikan perhatian yang lebih
kepada anggot keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

2.2 Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit peserta dapat:
1. Menjelaskan Definisi skizofrenia (gangguan jiwa)
2. Menyebutkan Ciri-ciri gangguan jiwa
3. Menyebutkan Terapi untuk skizofrenia (gangguan jiwa)
4. Menyebutkan Fungsi Keluarga
5. Menyebutkan Peran Keluarga

III. METODE PENYULUHAN YANG DIGUNAKAN


1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab

IV. MEDIA YANG DIGUNAKAN


1. Laptop
2. Leaflet

V. MATERI
1 Definisi skizofrenia (gangguan jiwa)
2 Ciri-ciri gangguan jiwa
3 Terapi untuk skizofrenia (gangguan jiwa)
4 Fungsi Keluarga
5 Peran Keluarga

VI. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing : Dhita Kurnia Sari., S.Kep, Ns., M.Kep
2. Moderator : Tri Rahmadani P. Anwar
3. Penyaji : Dian A. Puspita Sari Pattilasa
4. Notulen : Mariyati
5. Fasilitator : Angga A. Fitriantono
M. Irfan Helmi Ramadhan
6. Observer : Elda H. Boimau

VII.STRATEGI/RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


NO TAHAP RENCANA KEGIATAN WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan  Menyampaikan  Membalas salam 5 Menit
salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri  Mendengarkan
 Menyampaikan
maksud dan tujuan  Menyetujui
 Melakukan kontrak
waktu dengan
peserta
2. Pelaksanaan  Menyajikan materi  Mendengarkan 20 Menit
dan
tentang:
memperhatikkan
1. Pengertian
skizofrenia
(gangguan jiwa)
2. Ciri-ciri
gangguan jiwa
3. Terapi untuk
skizofrenia
(gangguan jiwa)
4. Fungsi Keluarga
5. Peran Keluarga
 Memberikan  Bertanya
kesempatan kepada
peserta utuk
bertanya tentang
materi kebersihan
diri
 Mendengarkan
 Menjawab
pertanyaan
3. Penutup  Mengevaluasi  Menjawab 5 Menit
kembali materi yang pertanyaan
disampaikan
 Membuat  Mendengarkan
kesimpulan
 Menyampaikan  Mendegarkan
bahwa kegiatan telah
selesai  Membalas salam
 Salam penutup

VIII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Diharapkan peserta hadir tepat waktu
2. Direncanakan penyuluhan akan dilaksanakan di ruangan wijaya kusuma
3. Direncanakan penyuluhan dimulai pukul 09.00-09.30 WIB dan berlangsung
selama 30 menit
4. Diharapkan peserta yang hadir berjumlah 20 orang
b. Evaluasi Proses
Diharapkan selama penyuluhan berlangsung, peserta antusias terhadap materi
yang disampaikan
c. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan tentang peran keluarga merawat orang
dengan gangguan jiwa, peserta diharapkan mampu:
1 Menjelaskan Definisi skizofrenia (gangguan jiwa)
2 Menyebutkan Ciri-ciri gangguan jiwa
3 Menyebutkan Terapi untuk skizofrenia (gangguan jiwa)
4 Menyebutkan Fungsi Keluarga
5 Menyebutkan Peran Keluarga
LAMPIRAN MATERI
PERAN KELUARGA MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

1 Pengertian Gangguan Jiwa (Skizofrenia)


Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam

pikiran, emosi, dan perilaku. Pikiran yang terganggu dimana berbagai pemikiran tidak saling

berhubungan secara logis, persepsi, perhatian yang keliru afek yang datar dengan tidak

sesuai perilaku, berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh), penderita

skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan. Sering kali masuk ke dalam

kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi (Davison, 2010).

Penyakit skizofrenia merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan mengancam

jiwa. Penyakit ini tidak kalah berbahaya dengan penyakit fisik kronis lainnya. Oleh karena

itu penderita skizofrenia tidak seperti penderita kanker dan jantung. Dengan kata lain

penderita skizofrenia masih tetap bertahan hidup bertahun-tahun tetapi penderita akan terus

menerus merasakan efek penyakit tersebut, penderita skizofrenia ini memberi dampak

terhadap individu, keluarga dan lingkungan sekitar sehingga menghambat mereka untuk

menjalankan kehidupan dengan normal (townsend, 2009).

Penyakit Skizofrenia bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras,

maupun tingkat sosial ekonomi. Penderita gangguan jiwa skizofrenia akan mengalami

gejala gangguan persepsi, seperti waham dan halusinasi. Skizofrenia dapat mempengaruhi

pola pikir, emosional dan juga tingkah laku pada penderitanya. Hal ini dikarenakan pada

bagian otak pasien skizofrenia terganggu dengan rangsangan yang dikirim mengalami

gangguan sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju (Videbeck, 2011).
2 Ciri-Ciri Skizofrenia (Gangguan Jiwa)

Menurut (Keliat, 2009), skizofrenia merupakan perubahan pada fungsi jiwa yang

dapat menyebabkan gangguan fungsi kehidupan sehingga menghambat dalam

melaksanakan peran sosial, berikut adalah ciri-ciri dari gangguan jiwa antara lain :

1. Marah tanpa sebab

2. Mengurung diri

3. Tidak mengenali orang

4. Bicara kacau

5. Mendengar suara yang tidak nyata

6. Bicara sendiri

7. Tidak mampu merawat diri

3 Terapi Untuk Skizofrenia

Menurut Hawari (2014), terapi yang dapat diberikan pada pasien skizofrenia

beragam bentuknya. Meskipun obat merupakan terapi standar untuk skizofrenia akan

tetapi terapi psikososial dimaksudkan agar penderita mampu merawat diri dan tidak

bergantung pada orang lain. Berikut merupakan terapi psikososial antara lain yaitu :

1. Terapi individu

Psikoterapi bersama petugas kesehatan mental terlatih dapat membantu

penderita memperlajari cara-cara mengatasi perubahan yang dialami sehari-hari

pada penderita skizofrenia. Terapi akan membantu penderita memperbaiki

ketrampilan komunikasi, menjalin relasi kemampuan untuk bekerja dan motivasi

untuk tetap menjalankan pengobatan. Memberikan pengetahuan tentang skizofrenia

bisa membantu penderita memahami penyakit ini lebih baik dengan mengatasi
gejala-gejala yang mungkin muncul dan memahami pentingnya mengonsumsi obat

dengan patuh dan benar.

2. Terapi keluarga

Penderita dan keluarga akan mendapatkan manfaat dari terapi yang

menyediakan peran keluarga sebagai caregiver dan pendidik keluarga. Gejala-gejala

yang muncul pada penderita akan berpotensi membaik jika keluarga dapat

memahami penyakit tersebut, dapat mengenali situasi yang mungkin memicu

kekambuhan dan membantu penderita tetap menjalankan rencana pengobatan.

Terapi keluarga juga sangat membantu penderita berkomunikasi lebih baik dengan

anggota keluarga yang lain saat ada masalah. Selain itu terapi keluarga juga

membantu untuk mengurangi tekanan kondisi penderita.

Menurut Kemenkes RI (2013), orang yang mengalami skizofrenia tidak hanya

memerlukan terapi medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan, akan tetapi mereka

juga memerlukan terapi non medis yang dapat digunakan untuk orang dengan

gangguan jiwa, antara lain sebagai berikut.

1. Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku aneh dan agitasi adalah gejala

penderita skizofrenia. Gejala ini dapat hilang timbul. Oleh karena itu keluarga

perlu mengantisipasinya. Dengan memberi obat secara teratur dan memeriksakan

ke sarana kesehatan.

2. Dorong penderita untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan

kegiatan sehari-hari.

3. Kurang stres pada penderita agar tidak berargumentasi terhadap pikiran yang

ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi dan

hindari konflik antara dua belah pihak atau kritik.

4. Pada saat gejala berat sebaiknya penderita istirahat dan menghindari stres.
5. Membiasakan penderita untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

6. Keluarga sesering mungkin mendampingi penderita saat sendiri agar penderita

mampu mengalihkan.

4 Fungsi Keluarga

Berikut ini akan dijelaskan fungsi keluarga menurut Undang-Undang No. 10 tahun

2014.

1. Fungsi keagamaan

a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dam tujuan hidup seluruh

anggota keluarga.

b. Menerjemahkan ajaran norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari

bagi seluruh anggota keluarga.

c. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran

agama.

d. Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagaman yang

tidak/kurang diperoleh di sekolah atau masyarakat.

e. Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan beragama.

2. Fungsi budaya

a. Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk menerus norma budaya

masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.

b. Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak

sesuai.

c. Membina tugas keluarga sebagai sarana anggotanya untuk mencari pemecahan

masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.


d. Membina keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan

kompromi/adaptasi dan praktek (positif) serta kehidupan global dunia.

e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya

masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma keluarga kecil bahagia

dan sejahtera.

3. Fungsi cinta kasih

a. Menumbuh kembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada

diantara anggota keluarga dan simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah laku

secara optimal dan terus menerus.

b. Membina tingkah laku saling menyayangi di antara anggota keluarga maupun

antara keluarga yang satu dan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif.

c. Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam

keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

d. Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan

menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia

dan sejahtera.

4. Fungsi perlindungan

a. Memenuhi kebutuhan akan rasa aman di antara anggota keluarga bebas dari rasa

tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga.

b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari luar maupun dalam.

c. Membina dengan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

5. Fungsi reproduksi

a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat

baik anggota kelurga maupun keluarga sekitarnya.


b. Memberi contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal

usia, kedewasan, fisik dan mental.

c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan

waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak dan jumlah ideal anak yang

diinginkan dalam keluarga.

d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

6. Fungsi sosialisasi

a. Menyadari, merencanakan, menciptkan lingkungan keluarga sebagai wahana

pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama.

b. Menyadari, merencanakan, menciptkan kehidupan keluarga sebagai pusat

tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan

yang dijumpainya baik di lingkungan masyarakat maupun disekolah. Membina

proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu dilakukannya

untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental

yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat.

c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga

sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua

untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil

bahagia dan sejahtera.

7. Fungsi ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluarmaupun di dalam

kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup keluarga,

mengelola kehidupan ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselamatan,

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur waktu

sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota rumah
tangga berjalan secara serasi, selaras, seimbang membina kegiatan dan hasil

ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera.

8. Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan praktek pelestarian

lingkungan internal keluarga, membina kesadaran, sikap, praktik pelestarian

lingkungan hidup eksternal keluarga, membina kesadaran, praktik pelestarian

lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga

serta lingkungan hidup sekitarnya.

5 Peran keluarga

Menurut Harmoko (2016), peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya

tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional

individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Menerangkan bahwa peran

informal mempunyai tuntutan yang berbeda tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis

kelamin melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau kepribadian

anggota keluarga individual. Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif dan

merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut.

Peran adaptif antara lain :

a. Pendorong

Memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan pendorong, memuji dan

menerima kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan

membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.

b. Pengharmonis

Yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota,

penghibur dan menyatukan kembali perbeda pendapat.


c. Inisiator-kontributor

Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah

atau tujuan-tujuan kelompok.

d. Penghubung keluarga

Penghubung keluarga adalah perantara biasanya ibu mengirim dan memonitor

komunikasi dalam keluarga.

e. Pendamai

Berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan

dengan jalan musyawarah atau damai.

f. Pencari nafkah

Peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan baik material

maupun nonmaterial dalam anggota keluarganya.

g. Perawatan keluarga

Peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

h. Koordinator keluarga

Keluarga berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan

keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.


DAFTAR PUSTAKA

Davidson, G.C.2010. psikologi abnormal. Jakarta : PT Rajagrafindo permai.


Harmoko, 2016. Asupan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Kemenkes RI, 2013. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. Jakarta : Kemenkes RI
Maglaya, 2009. Family Health Nursing: The Proses. Philipina: Argonauta Corpotaion: Nangka
Marikina.
Videbeck, L.S. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Evaluasi Struktur
    Evaluasi Struktur
    Dokumen1 halaman
    Evaluasi Struktur
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET Penyuluhan Diet Rendah Kolesterol
    LEAFLET Penyuluhan Diet Rendah Kolesterol
    Dokumen2 halaman
    LEAFLET Penyuluhan Diet Rendah Kolesterol
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • BOOKLET
    BOOKLET
    Dokumen11 halaman
    BOOKLET
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • WAHAM
    WAHAM
    Dokumen7 halaman
    WAHAM
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Askep Asfiksia
    Askep Asfiksia
    Dokumen8 halaman
    Askep Asfiksia
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Seminar Post SC
    Makalah Seminar Post SC
    Dokumen39 halaman
    Makalah Seminar Post SC
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • RBD
    RBD
    Dokumen10 halaman
    RBD
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kompre - 30april2019 - MHSW
    Kompre - 30april2019 - MHSW
    Dokumen6 halaman
    Kompre - 30april2019 - MHSW
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen39 halaman
    Fix
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep Seminar Jiwa-1
    Contoh Askep Seminar Jiwa-1
    Dokumen24 halaman
    Contoh Askep Seminar Jiwa-1
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Bio 1
    Bio 1
    Dokumen2 halaman
    Bio 1
    Mohamad Irfan Helmi Ramadhan
    Belum ada peringkat