I. Tujuan Pratikum
a. Menghitung apa itu suku bunga;
b. Mengetahui cara mengoprasikan Microsoft excel serta menggunakan
formula-formula untuk menghitung suku bunga.
Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang
biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Terdapat banyak
teori tentang suku bunga, di antaranya:
a. Teori Klasik
Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori permintaan
penawaran terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu
faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran daripada investable fund yang
bersumber dari tabungan.
Fungsinya yang menonjol dari uang dalam teori ekonomi klasik adalah sebagai
alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi sebagai alat pertukaran untuk
memperlancar transaksi barang dan jasa maupun sebagai alat penyelesaian hubungan
hutang-piutang yang menyangkut masa depan.
Teori ekonomi klasik mengasumsikan bahwa perekonomian senantiasa berada
dalam keadaan full employment. Dalam keadaan full employment itu seluruh
kapasitas produksi sudah dipergunakan penuh dalam proses produksi. Oleh karena
itu, kecuali meningkatkan efisiensi dan mendorong terjadinya spesialisasi pekerjaan,
uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi. Dengan perkataan lain sektor
moneter dalam teori ekonomi klasik terpisah sama sekali dari sektor rill dan tidak ada
pengaruh timbal balik antara kedua sektor tersebut.
Hubungan antara sektor moneter dan rill dalam teori ekonomi klasik hanya
dijembatani oleh tingkat. Jika jumlah uang beredar lebih besar daripada nilai
barang-barang yang tersedia maka tingkat harga meningkat jika sebaliknya menurun.
Konsep tabungan menurut klasik dikatakan bahwa seorang dapat melakukan
tiga hal terhadap selisih antara pendapatan dan pengeluaran komsumsinya yaitu:
pertama, ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya. Kedua, dibelikan obligasi
baru dan ketiga sebagai pengusaha, dibelikan langsung kepada barang-barang
modal. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa penabung yang rasional tidak
akan menempuh jalan yang pertama. Berdasarkan pada pertimbangan bahwa
akumulasi kekayaan dalam bentuk uang tunai adalah tidak menghasilkan.
Menurut teori klasik bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku
bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat
untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan
terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku
bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga maka keinginan masyarakat untuk
melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana
(cost of capital) menjadi semakin mahal dan sebaliknya makin rendah tingkat suku
bunga maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat (Nopirin,
1996).
Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori liquidity
prefence. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan
fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat
suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang.
Dalam Konsep Keynes, alternatif penyimpangan kekayaan terdiri dari surat
berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk
penyimpangan kekayaan adalah perilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko
dan ingin memaksimumkan keuntungan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang
mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan
oleh tingkat bunga dan perubahan-perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan
tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama
dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya
tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya
tingkat bunga. Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah
tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga
semakin besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya. Apabila jumlah
pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan
yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan menimbukan pengaruh yang berarti
keatas jumlah jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga dan bukannya
tingkat bunga. Teori permintaan uang Keynes menekankan kepada berapa besar
proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk uang.
Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes mengasumsikan bahwa
perekonomian belum mencapai tingkat full employment. Oleh karena itu, produksi
masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-harga.
Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk
meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian, setidaknya untuk jangka pendek,
kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes berperan untuk meningkatkan produksi
nasional. Setelah perekonomian berada dalam keadaan full employment, barulah
kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan produksi
nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka
pendek sebelum mencapai full employment.
Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang mendasari permintaan uang
masyarakat yaitu:
a. Keperluan Transaksi (Transaction Motive).
Keperluan transaksi (Transaction Motive) yaitu motif memegang uang
untuk keperluan transaksi sehari-hari. Besarnya uang untuk keperluan ini
tergantung kepada besarnya pendapatan.
b. Keperluan Berjaga-jaga.
Keperluan berjaga-jaga yaitu motif memegang uang karena adanya
ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi dan motif berjaga-jaga
merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.
c. Keperluan Spekulasi.
Keperluan spekulasi yaitu motif memegang uang untuk keperluan spekulasi
dan mencari keuntungan sebagaimana motif berjaga-jaga, motif permintaan
uang untuk spekulasi ini timbul akibat adanya ketidakpastian di masa yang akan
datang. Keynes mengatakan bahwa motif ini berdasarkan kepada keinginan
untuk mendapatkan keuntungan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di
masa yang akan dating (Nopirin, 1996).
II.B Suku Bunga
Suku bunga adalah jumlah yang diterima oleh orang yang meminjamkan dan
dibayar oleh peminjam dana sejumlah persentase yang disepakati oleh kedua belah
pihak. Suku bunga juga dapat dikelompokan menjadi suku bunga tetap dan suku bunga
mengambang. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah
sepanjang masa kredit, sedangkan suku bunga mengambang adalah suku bunga yang
berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi
tertentu.
a. Perubahan Suku Bunga
Suku bunga dapat berubah bila salah satu dari demand or supply uang tidak lagi
tercapai keseimbangan. Misalkan saat perekonomian memasuki tahap ekspansi dari
suatu siklus bisnis dan meningkatkan juga Real Gross Domestic Product (GDP) maka
akan meningkatkan transaksi keuangan yang akan mengakibatkan permintaan
terhadap uang juga akan meningkat dimana supply nya tetap sama, dalam hal terjadi
ketidakseimbangan ini maka interest rate akan bergerak agar tercapai kembali
keseimbangan antara demand dan supply uang.
Perubahan pada interest rate dapat merubah nilai ekspor bersih karena dengan
asumsi semua sama, perubahan interest rate ternyata juga dapat mempengaruhi nilai
tukar. Pada saat interest rate naik maka dana akan mengalir masuk untuk
memanfaatkan kenaikan interest rate tersebut sehingga permintaan terhadap mata
uang tersebut akan mengalami kenaikan dimana supplynya tetap sehingga akan
menaikkan nilai tukar mata uang tersebut. Pada saat interest rate suatu negara naik
maka yang akan terjadi adalah akan berpengaruh terhadap kegiatan ekspor impor yang
mana impor akan naik dan ekspor akan turun sehingga dapat mempengaruhi net
ekspornya (Subagyo,dkk, 2002).
MATA ACARA II
APLIKASI EXCEL DALAM PERHITUNGAN
SUKU BUNGA
I. Tujuan Pratikum
a. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu bunga sederhana dan bunga
majemuk;
b. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu present value dan future value
serta rumusnya dalam aplikasi Microsoft Excel.
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang
digunakan dalam perhitungan aliran kas. Nili uang saat ini (present value) akan
berbeda dengan nilai uang tersebut di waktu yang akan datang (future value) karena
adanya faktor bunga. Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan
datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat
bunga tertentu. Faktor bunga dalam kasus ini dinamakan faktor diskonto (discount
factor). Sebaliknya apabila suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu
yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga
tertentu. Faktor bunga pada kasus penggandaan ini dinamakan faktor pengganda atau
pemajemukan (compound faktor).
Sebagai contoh, nilai uang Rp. 1000,- yang dimiliki saat ini berbeda dengan nilai
uang Rp. 1000,- yang dimiliki lima tahun lagi. Nilai uang Rp. 1000,- saat sekarang
(present value) diniai lebih tinggi daripada nilai uang tersebut diwaktu yang akan
datang (future value). Hal ini dikarena uang Rp. 1000,- yang diterima sekarang
tersebut mempunyai kesempatan menghasilkan pendapatan, misalnya untuk
berdagang dan menjalankan usaha atau ditabung di bank dengan penghasilan bunga.
Apabila semua aliran kas di dunia usaha sudah pasti, maka tingkat bunga dapat
digunakan untuk menyatakan nili waktu dari uang. Kenyataannya dalam kehidupan
bisnis terdapat ketidakpastian aliran-aliran kas tersebut. Untuk itu perlu menambah
suatu premi resiko pada tingkat bunga sebagai kompensasi adanya ketidakpastian
tersebut. Pembahasan kali inni dipusatkan pada nilai waktu dari uang dan penggunaan
tingkat bunga untuk menyesuaikan nilai aliran kas pada suatu periode tertentu
(Sunyoto, 2013).
1.1 Nilai Waktu yang Akan Datang (Future Value)
Nilai waktu yang akan datang atau nilai masa depan (future value disingkat FV)
merupakan suatu jumlah yang dicapai dari suatu nilai (uang) tertentu dengan
pertumbuhan pembayaran selama periode waktu yang akan datang apabila
dimajemukkan dengan suku bunga tertentu. Pemajemukan (compounding) merupakan
proses perhitungan nilai akhir dari suatu pembayaran atau rangkaian pembayaran
apabila digunakan bunga majemuk.
1.1.1 Bunga Sederhana
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses
pemajemukan dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga
sederhana adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau
tabungan atau investasi pokoknya saja. Jumlah uang dari bunga sedeerhana
merupakan fungsi dari variabel-variabel : pinjaman pokok, tingkat bunga per tahun,
dan jumlah waktu lamanya pinjam.
Rumus untuk menghitung jumlah bunga sederhana adalah :
Si = Po (i) (n)
Dimana:
Si = jumlah bunga sederhana
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat bunga per periode waktu dalam persen
n = jangka waktu
1.1.2 Bunga Majemuk
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari
pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala. Hasilnya,
bunga yang dihasilkan dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-sama dengan
pokok pinjaman tersebut, demikian seterusnya. Bunga atas bunga atau penggandaan
inilah yang merupakan efek yang mnghasilkan perbedaan yang dramatis antara bunga
sederhana dan bunga majemuk. Konsep bunga majemuk dapat menyelesaikan
berbagai macam masalah di bidang keuangan. (Sunyoto, 2013).
1.2 Nilai Sekarang (Present Value)
Present Value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada awal
periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang
yang baru akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian.
MATA ACARA III
PERHITUNGAN SUKU BUNGA EFEKTIF
DENGAN EXCEL
I. Tujuan Pratikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu suku bunga efektif;
2. Agar praktikan dapat melakukan perhitungan suku bunga efektif dalam
aplikasi Microsoft Excel.
II.B Kredit
I. Tujuan Pratikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu NPV, PI, PP dan IRR;
2. Agar praktikan dapat melakukan perhitungan NPV, PI, PP dan IRR dalam
aplikasi Microsoft Excel.
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan
yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
discount factor atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa
yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan
serta perkiraan manfaat dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi
untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif
maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk
menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang
saham perusahaan.
Keunggulan NPV yaitu menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of
money). Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama
adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan
aliran kas keluar. Di dalam aliran kas ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak;
b. Informasi terebut haruslah didasarkan atas incremental (kenaikan atau selisih)
suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas
seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
pengenalan produk baru bisa terjadi bahwa produk lama akan termakan
sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran;
c. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga apabila proyek itu
direncanakan akan dibelanjai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk
sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian
proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan
aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
Terdapat dua instrumen evaluasi investasi yang umum digunakan untuk menilai
apakah suatu investasi akan dilakukan atau tidak. Instrumen tersebut adalah Net
Present Value (NPV) dan yang kedua adalah Internal Rate of Return (IRR). Dalam
melakukan investasi tentunya harus dilakukan perbandingan antara investasi yang satu
dengan yang lainnya misalnya uangnya diinvestasikan di bank saja karena bunganya
lebih menarik. Investasi terbaik akan didapat apabila NPV dan IRR sama-sama
bernilai tinggi. Pada kasus tertentu sering dinyatakan bahwa IRR dengan nilai yang
tinggi akan lebih menguntungkan daripada investasi dengan nilai IRR yang lebih
rendah, walaupun tidak demikian, karena pada kondisi tertentu IRR bisa menyesatkan.
Pada NPV, semua future cash flow dikonversikan menjadi suatu nilai ekuivalen
pada waktu tahun ke nol dengan menggunakan teknik diskounting. NPV merupakan
penjumlahan dari masing-masing present value dari net income yang diproyeksikan
tiap tahun. Setiap future income didiskon artinya dibagi dengan bilangan yang
merepresentasikan oppurtunity cost dari memiliki modal mulai tahun ke nol hingga
tahun dimana income diterima atau dibelanjakan. Oppurtunity cost dapat berupa
berapa banyak uang yang dapat diterima apabila diinvestasikan di tempat lain atau
berapa banyak bunga yang akan dibayar apabila kita meminjam uang.
Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
investment) dengan menggunakan aliran kas dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback
periodnya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh
perusahaan. Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang
sangat sederhana perhitungannya sehingga banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi
di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu:
a. Tidak memperhatikan nilai waktu uang;
b. Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu
rencana investasi tercapai;
c. Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun
metode ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi
tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai
indikator dari likuiditas dan risiko investasi.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:
d. Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana;
e. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi;
f. Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah
risiko kerugian.
MATA ACARA V
NPV PROFIL, IRR DAN MIRR
I. Tujuan Pratikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu NPV dan MIRR
2. Agar praktikan dapat melakukan perhitungan NPV dan MIRR menggunakan
aplikasi Microsoft Excel.
Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih
sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama
umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV)
merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social opportunity
cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
𝑅𝑡
(1 + 𝑖)(
Keterangan:
Rt = arus cash flow dalam t
t = waktu
i = tingkat suku bunga
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi
untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif,
maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk
menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang
saham perusahaan.
Keunggulan NPV adalah menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of
money).Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama
adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan
aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
2. Informasi terebut haruslah didasarkan atas incremental (kenaikan atau selisih)
suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas
seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan termakan
sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
3. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu
direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut
termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk
penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam
perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
MATA ACARA VI
BREAK EVEN POINT
I. Tujuan Pratikum
1. Agar praktikan dapat mengetahui apa itu NPV dan MIRR
2. Agar praktikan dapa tmelakukan perhitungan NPVdan MIRR menggunakan
aplikasi Microsoft Excel.
II. Dasar Teori
Biaya tetap atau fixed cost merupakan salah satu biaya yang wajib dikeluarkan
oleh seorang pengusaha, terlepas apakah ia melakukan proses produksi atau tidak.
Yang termasuk biaya tetap adalah gaji karyawan, biaya sewa gedung, serta biaya
penyusutan.
2. Biaya Variable per Unit (VC)
Berkebalikan dengan biaya tetap, besarnya biaya variabel atau variabel cost
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya unit yang diproduksi. Contoh biaya variabel
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan baku, membayar tagihan
air, listrik, dan telepon.
3. Harga Jual per Unit (P)
Istilah ini merupakan harga yang ditentukan oleh pengusaha untuk setiap satuan
unit produksi yang dihasilkan. Harga jual diperoleh dari harga pokok yang sudah
ditambah dengan jumlah keuntungan yang ingin diperoleh.
4. RumusMenghitung BEP
Dalam menghitung BEP, ada dua macam hal yang harus diperhatikan, yakni BEP
Unit dan BEP Penjualan. Pengertian BEP Unit adalah berapa banyak jumlah barang
yang akan diproduksi agar mendapatkan BEP. Perhitungan ini diperoleh dari total
biaya tetap dibagi harga jual yang dikurangi harga variabel.
BEP = FC : (P – VC)
Sedangkan, BEP Penjualan merupakan jumlah penjualan yang harus didapatkan agar
mampu menutup BEP itu tadi. Cara menghitungnya sebagai berikut.
BEP = FC : (1 – (VC/P))
LEMBAR
ASISTENSI
LEMBAR ASISTENSI EKONOMI MINERAL
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
Nama :
Stambuk :
Judul :
TANGGAL TANDA
NO URAIAN ASISTENSI KET.
ASISTENSI TANGAN
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral
NAMA MAHASISWA :
STAMBUK :
KELAS :
HARI/TGL JADWALASISTENSI
NO MATA ACARA NILAI
PRAKTIKUM I II III IV V
APLIKASI EXCEL
2 DALAM PERHITUNGAN
SUKU BUNGA
PERHITUNGAN SUKU
3 BUNGA EFEKTIF
DENGAN EXCEL
PERHITUNGAN NPV, PP
4
DAN IRR
7 EKONOMETRIK
Mengetahui,
Koordinator Lab. Ekonomi Mineral