Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Produk kosmetik dan perawatan diri memiliki peran penting untuk
kesehatan, kebersihan atau sekedar agar terlihat lebih baik dan percaya diri
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penelitian Cosmetics Europe yang
dilakukan melalui survey online terhadap 4116 konsumen pada bulan April
2017 di sepuluh negara anggota European Union (EU), 71% konsumen merasa
produk perawatan diri dan kosmetik penting atau sangat penting dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara 80% konsumen merasa produk
tersebut penting atau sangat penting dalam meningkatkan rasa percaya diri,
dan 72% konsumen merasa bahwa produk yang mereka gunakan dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka (Europe, 2017).
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan
metode yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang
dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi
yaitu mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik (NaOH) sehingga
menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku
pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati.
Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi,
terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai jenis
sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun
pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair). (Apriana, 2013).

Sebagai negara tropis, indonesia memiliki beraneka ragam buah-buahan


di seluruh Nusantara. Salah satunya adalah buah pepaya. Bisa dikatakan,
hampir seluruh masyarakat mengenal dan menyukai buah yang satu ini.

1
Pepaya merupkan salah satu komoditas buah yang memiliki banyak fungsi
dan manfaat. Sebagai buah segar, pepaya banyak dikonsumsi selain
mengandung nutrisi yang baik, harganya juga relatif terjangkau disbanding
buah lainnya(Sujiprihati dan Suketi, 2009).

Pepaya merupakan tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di


Indonesia. Kegunaan tanaman pepaya cukup beragam dan hampir semua
bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Selain
bernilai ekonomi tinggi, tanaman pepaya juga mencukupi kebutuhan gizi
(Warisno, 2003).

Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis tanaman buah-
buahan yang daerah penyebarannya berada di daerah tropis. Buah pepaya
tergolong buah yang populer dan umumnya digemari oleh sebagian besar
penduduk dunia. Hal ini disebabkan karena daging buahnya yang lunak
dengan warna merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan serta
banyak mengandung air. Tanaman pepaya merupakan tanaman tahunan
sehingga buah ini dapat tersedia setiap saat (Barus, 2008).

Pepaya merupakan buah yang mempunyai nilai nutrisi, dapat


dimanfaatkan dalam bentuk buah segar dan produk hasil olahan. Banyak
mengandung vitamin, dapat dijadikan olahan sayur (baik daun, bunga,
ataupun buahnya).(Sankat dan Maharaj, 1997).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tumbuhan papaya sebagai sabun ?
2. Bagaimana formulasi sabun papaya?
C. Tujuan
1. Mengetahui tumbuhan papaya sebagai sabun
2. Mengetahui formulasi sabun papaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pepaya
Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.
Pepaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis. Tanaman
papaya oleh para pedagang Spanyol disebarluaskan ke berbagai penjuru
dunia. Negara penghasil pepaya antara lain Costa Rica, Republik Dominika,
Puerto Riko, dan lain-lain (Warisno, 2003).
Pepaya merupakan salah satu buah tropika unggulan yang sangat
potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Pengembangan pepaya
memerlukan ketersediaan benih secara berkesinambungan, sebab peremajaan
tanaman selalu diperlukan untuk mendapatkan produksi yang baik. Selain itu
kepentingan komersial, penanganan benih pepaya juga sangat penting untuk
pengelolaan plasma nutfah yang sampai selama ini lebih banyak dikelola
secara in situ, karena daya simpan benih pepaya yang relatif singkat. Upaya
memperpanjang daya simpan benih pepaya merupakan salah satu
permasalahan yang perlu dipecahkan (Maryati dkk, 2005).
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,
tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunnya yang bentuk susunanya
berupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan
tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuk buah bulat
hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika
muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Daging buah
berasal dari carpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah
jingga.Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman
dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari
kekeringan (Rukmana, 2003).

3
B. Klasifikasi Papaya
Pepaya merupakan tanaman dari suku Caricaceae dengan Marga
Carica. Marga ini memiliki kurang lebih 40 spesies, tetapi yang dapat
dikonsumsi hanya tujuh spesies,
diantaranya Carica papaya L.
Tanaman pepaya
berdasarkan struktur klasifikasi
Cronquist (1981) adalah sebagai
berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Brassicales
Suku : Caricaceae
Marga : Carica
Jenis : Carica papaya L.

C. Karakter Biologi Papaya


Tanaman dari marga Carica banyak diusahakan petani kerena
buahnya enak dimakan. Buah pepaya tergolong buah terpopuler dan
digemari oleh masyarakat. Daging buahnya lunak, warna merah atau
kuning. Rasanya manis dan menyegarkan, karena mengandung banyak air.
Pepaya baik untuk dikonsumsi orang yang sedang diet sebab kadar
lemaknya sangat rendah (0,1%), dengan kandungan karbohidrat 7-13%
dan kalori 35-59 kkal/100 g (Balai Penelitian TanamanBuah, 2001).
1. Morfologi papaya
a. Daun (folium)
Merupakan tumbuhan yang penting dan umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Tyas (2008)

4
mengatakan bahwa daun pepaya merupakan daun tunggal, berukuran
besar, menjari, bergerigi dan juga mempunyai bagian-bagian tangkai
daun dan helaian daun (lamina). Daun pepayamempunyai bangun
bulat atau bundar, ujung daun yang lancip, tangkai daun panjang dan
berongga. Permukaan daun licin sedikit mengkilat. Dilihat dari
susunan tulang daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang
bertulang menjari.

b. Batang (caulis)
Merupakan bagian yang penting untuk tempat tumbuh tangkai
daun dan tangkai buah. Bentuk batang pada tanaman papaya yaitu
berbentuk bulat, dengan permukaan batang yang memperlihatkan
berkas-berkas tangkai daun, Arah tumbuh batang yaitu tegak lurus
yaitu arahnya lurus ke atas. Permukaan batang tanaman pepaya yaitu
licin. Batangnya berongga, umumnya tidak bercabang atau
bercabang sedikit, dan tingginya dapat mencapai 5-10 m (Tyas,
2008).
c. Akar (radix)
Akar pepaya merupakan akar dengan sistem akar tunggang
(radix primaria), karena akar lembaga tumbuh terus menjadi akar
pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Bentuk akar bulat dan berwarna putih kekuningan (Tyas, 2008).
2. Alat perkembangbiakan Tanaman Pepaya
Bunga (Flos) pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam,karena
pada tumbuhan tersebut terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga
sempurna. Biasanya poligam dimaksud untuk menunjukkan sifat
tumbuhan berlainan dengan sifat bunga tadi yang memperlihatkan suatu
kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua. Bunga
pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah
tangkai(Warisno, 2003).

Tanaman pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu :

5
a. Bunga jantan (masculus)
Adalah bunga yang hanya memilikibenang sari saja (uniseksual).
Bunga jantan biasanya terdapat pada pohon jantan. Pohon jantan
mudah dikenal karena memiliki malai, bunga bercabang banyak yang
mengantung dengan bunga-bunga yang lebat. Jenis pohon ini tidak
akan menghasilkan buah karena bunganya tidak mempunyai bakal
buah (Warisno, 2003).

b. Bunga betina (pistilate)


Adalah bunga yang hanya memiliki putik saja. Bunga betina
biasanya terdapat pada pohon betina. Pohon betina memiliki
inflorensia dengan 3-5 bunga betina yang bertangkai pendek. Bahkan
sering hanya dengan sebuah bunga betina yang duduk di ketiak daun.
Ukuran bunganya cukup besar. Tanpa adanya pohon jantan atau
pohon sempurna, pohon betina ini tidak dapat menghasilkan
buah(Warisno, 2003).

c. Bunga sempurna (hermaprodit)

6
Adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari (biseksual).
Memiliki bunga yang sempurna susunannya, dapat melakukan
penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis
pepaya sempurna yaitu, berbenang sari 5dengan bakal buah bulat,
berbenang sari 10dengan bakal buah lonjong, dan berbenang sari 2 –
10 dengan bakal buah mengkerut(Warisno, 2003).

D. Kandungan Pepaya
Pada tahun 1992, The Center for Science in the Public Interest (CSPI)
di Washington AS meneliti manfaat kesehatan dari 40 jenis buah. Penilaian
didasarkan pada sumbangan dari sembilan jenis vitamin, potasium, dan serat
pangan yang terkandung pada masing-masing buah terhadap angka
kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG). Dari penilaian tersebut, pepaya telah
ditetapkan sebagai buah yang paling menyehatkan, kemudian disusul oleh
cantaloupe, stroberi, jeruk, dan tangerine.
Buah pepaya matang mengandung sejumlah zat gizi penting terutama
vitamin A. Dalam setiap 0,5 kg buah pepaya terkandung nutrisi : protein (2,5
g), karbohidrat (46 g), lemak (0,5 g), vitamin A (10.000 SI), vitamin C (300
mg), thiamin (0,30 mg), riboflavin (0,27 mg), niasin (1,75 mg), kalsium (0,15
gram), magnesium (0,25 g), potassium (1,15 g), belerang (0,15 g), fosfor
(0,47 g), zat besi (0,02 g), silicon (0,02 g), klorin (0,12 g), sodium (0,2 g), dan
air (399 g) (Jealani, 2009).
Seluruh bagian tanaman pepaya dapat digunakan sebagai obat. Daging
buah, bunga, tangkai, maupun akar pepaya. Daging pepaya matang banyak
mengandung vitamin A, C, dan B kompleks, asam amino, kalsium, besi,

7
enzim dan lain-lain. Protein yang terkandung di dalam pepaya sangat mudah
dicerna. Pepaya sangat bermanfaat bagi seseorang yang mengalami gangguan
pencernaan, menjalankan pola makan yang tidak sehat dan banyak
mengonsumsi protein yang sulit tercerna. Pepaya tidak hanya banyak
mengandung protein yang mudah diserap, tetapi juga membantu penyerapan
berbagai protein lain di dalam tubuh. Kandungan nutrisi buah mentah lebih
tinggi ketimbang buah matang, Buah mentah hanya mengandung 1/3 kalori
buah matang, tetapi memiliki kandungan proteinnya lebih tinggi. Buah
mentah hanya mengandung 2/3 karbohidrat. Daging buah mentah kurang
mengandung beta karoten. Namun kandungan beta karoten dalam kulit buah
mentah lebih tinggi (Karyani, 2001).
Selain baik untuk kesehatan tubuh, di antara manfaat penting buah
pepaya yaitu berkaitan dengan perawatan kulit. Seperti telah diketahui,
penduduk di kepulauan Karibia biasa memanfaatkan buah pepaya matang
sebagai sabun untuk kulit. Demikian juga dengan jus pepaya yang matang
dipakai untuk menghilangkan kulit berkerut karena faktor usia dan terpaan
sinar matahari. Pepaya dapat mencegah kerut-kerut pada kulit karena
mengandung zat yang dapat meremajakan kolagen. Selain itu, jus buah
pepaya yang matang dan berwarna merah juga baik untuk kesehatan mata.
Sementara untuk buah yang muda bisa dimanfaatkan air getahnya untuk
menghilangkan kapalan dan menyembuhkan kaki yang pecah-pecah (Jealani,
2009).
E. Zat Warna
Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah di
dalam tumbuh tumbuhan. Zat warna tersebut terdiri dari α dan β karoten,
xantofil, klorofil dan anthosyanin. Zat warna tersebut menyebabkan
tumbuhan masing-masing berwarna merah jingga atau kuning, kuning
kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen berwarna merah
jingga disebabkan oleh karotenoid yang bersifat larut dalam minyak
(Sudarmadji. 1992).

8
Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan
klorofil (9,3%) terutama pada bagian permukaan atas daun, dekat dengan
dinding sel-sel palisade. Karena itu pada dedaunan hijau selain klorofil
terdapat juga karotenoid. Karotenoid terdapat pada buah pepaya, kulit pisang,
tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang
berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid
diproduksi setiap tahun di alam.
Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai
atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri merupakan campuran dari
beberapa senyawa yaitu α-, β-, dan γ-karoten. Karoten merupakan
hidrokarbon atau turunannya yang mengandung oksigen disebut xantofil.
Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan
adalah β-karoten (berbagai buah-buahan yang kuning dan merah), likopen
(tomat), dan kapxantin (cabai merah) (Winarno, 1992).
Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276
mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g), serta lutein dan
zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten merupakan provitamin A
sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal
bebas. Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang berkisar
antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara
betacryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagai
antioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit
degeneratif. Sumbangan vitamin yang sangat menonjol adalah vitamin C (62-
78 mg/100 g) dan folat (38 mikrogram/100 g). Kadar serat per 100 gram buah
masak 1,8 gram. Serat pepaya sangat dikenal manfaatnya dalam
memperlancar proses buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit. Satu
potong pepaya berukuran 140 gram mampu memberikan sumbangan vitamin
C sebanyak 150 persen dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari
(AKG), serta sumbangan serat sebanyak 10 persen dari AKG.
F. Formulasi Sabun Pepaya
1. Komposisi

9
Komposisi dari sabun papaya adalah sebagai berikut
a. Ekstrak Papaya
Ekstrak papaya di gunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan
sabun yang memiliki banyak kandungan vitamin Dan mineral,
vitamin yang di kandung seperti vitamin A, B, dan E yang berkhasiat
mampu memecah protein sehingga dapat mengelupas sel-sel kulit
mati.
b. Kalium Hydroxide
Kalium hydroxide di gunakan sebagai bahan tambahan karena bisa
menghancurkan bahan sehingga sabun menjadi cair
c. Glycerin
Glyserin sebagai bahan dasar karena memiliki kemampuan
melembabkan atau mencegah pengeringan kulit
d. minyak kelapa
minyak kelapa di gunakan sebagai bahan tambahan, minyak kelapa
di pilih karena mengandung asam laurat yang memiliki daya bersih
dan berfungsi sebagai anti mikroba.
2. Manfaat Sabun Papaya
a. Mencerahkan wajah
b. Menghambat pembentukan pigmentasi berlebih pada kulit sehingga
kulit menjadi lebih putih
c. Memuluskan permukaan kulit
d. Melindungi kulit dari cahaya matahari yang dapat merusak kulit
e. Menjaga kesehatan kulit
f. Menghilangkan jerawat
G. Metode
Alat dan bahan yang digunakan adalah kompor/pemanas, batang
pengaduk, gelas ukur, gelas kimia, Kalium Hidroksida (KOH), minyak kelapa,
jus buah pepaya, aquades. Langkah-langkah pembuatan sabun kelapa dengan
formulasi buah pepaya adalah sebagai berikut:
1. sebanyak 3,2 gram KOH dilarutkan dalam 100mL aquades (0,50 M)

10
2. kemudian larutan ini diencerkan menjadi 0,2M dan 0,1M
3. selanjutnya sebanyak 60mL minyak kelapa dipanaskan hingga suhunya
40 ̊C
4. lalu, 20 mL minyak kelapa dicampurkan sebanyak 20mL ke dalam gelas
kimia yang telah terisi 20 mL KOH 0,5M
5. dilakukan pengadukan hingga berbusa dan ditambahkan 22 mL aquades
untuk menjaga agar sabun tetap homogen; dan
6. setelah itu ditambahkan jus daging buah pepaya sebanyak 20mL.

Langkah-langkah (a) hingga (f) ini diulangi dengan menggunakan KOH


0,1M dan 0,2M. Selanjutnya (g) pH masing-masing sabun diukur. Sifat-sifat
organoleptis sabun diuji dengan mengamati bentuk, warna, dan bau dari
sabun menggunakan kepekatan konsentrasi yang berbeda tadi. Sedangkan
masing-masing pH sabun dari ketiga variasi KOH diukur dengan
menggunakan kertas lakmus. Gambar 2 menunjukkan prosedur pembuatan
sabun kelapa dengan formulasi buah papaya.

H. Contoh sediaan

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Buah pepaya mengandung banyak vitamin terutama vitamin A, B,
C, dan E. Selain itu, pepaya juga mengandung banyak mineral seperti
fosfor, magnesium, zat besi, dan kalsium yang baik untuk kulit.
Pembuatan sabun cair diawali dengan pemanasan minyak kelapa pada
suhu 40̊C. Pemanasan ini berfungsi agar ketika dicampurkan minyak tidak
akan menggumpal. Kemudian setelah bercampur ditambahkan KOH
sebanyak 20mL dan diaduk hingga mencapai tahap trace. Tahap trace
merupakan tahap dimana sabun mulai menyusut dan membentuk padatan.
Selanjutnya pasta sabun ditambahkan aquadest.
B. SARAN
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna,
untuk itu saya sebagai penusun mengharapkan keritik dan saran dari dosen
dan pembaca, yang sifatnya membangun. Dan juga saya berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sri Adelia Sari, dkk. Studi prmbuatan sabun cair dari daging buah pepaya (analisis
pengaruh kadar kalium hidroksida terhadap kualitas sabun), vol 2, 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai