Anda di halaman 1dari 3

Kram Sebagai Akibat Kelelahan dan Meningkatnya Tegangan pada OtotSetelah membahas mengenai

jaringan otot dan struktur anatomi betis kanan pada manusia, maka pada sub-bab ini, saya
akan membahas mengenai kram yang merupakan inti permasalahan dari kasus yang saya
dapat.Kram merupakan spasmeotot(definisi spasme:kontraksi involuntar otot atau sekelompok
otot secara mendadak dan keras yang disertai nyeri dan gangguan fungsi, menghasilkan gerakan
involuntar dan distorsi)yang disertai dengan rasa nyeri. Istilah kram sendiri merupakan
istilah yang umum digunakan oleh pasien. Menurut Joekes, kram merupakan kontraksi yang
irrasional atau tidak masuk akal, volunteer (disadari) dan menimbulkan nyeri dari otot vountar
dan membandingkannya dengan tetani yang adalah kontaksi involunter tetapi tidak sakit dan
disebabkan oleh konsentrasi plasma yang merendah seperti hipokalsemia. Menurut Joekes lagi,
terdapat empat kelompok kram yaitu (1) disebabkan oleh upaya dan mungkin tidak terwujud-
nyatakan sampai istirahat beberapa jam kemudian, (2) selama tidur, sering terjadi pada orang
tua dan mungkin disebabkan oleh hilangnya neuron motorik atas, (3) akibat penyakit, seperti akibat
hilangnya cairan atau akibat infeksi tetanus karena toksin sudah mencapai korda spinalis dan
mengakibatkan spasmeyang parah, dan (4) akibat terapi diuretik karena hilangnya
cairan.Namun, saya lebih banyak mencurigai adanya faktor kelelahan otot pada betis kanan
anak tersebut sebagai penyebab kramnya, karena otot dipaksa untuk terus berkontraksi, maka dari
itu terdapat mekanisme yang tidak normal pada otot sehingga kontraksi justru terus berlangsung
dan tidak diimbangi oleh relaksasi.12Kelelahan otot merupakan suatu fenomena dimana otot
mengalami penurunan kemampuan untuk bekerja. Otot yang semula mampu mengangkat 20
kg beban, namun karena mengalami kelelahan maka otot hanya mampu mengangkat 10 kg
beban, sekitar setengah dari beban awal yang dapat diangkat otot yang masih segar. Lalu
apakah penyebab kelelahan otot? Seperti kita tahu bahwa otot berkontraksi M. tibialis
posteriorFacies posterior cor-pus tibiae dan fi-bulae dan mem-brana interosseaTuberositas ossis
naviculare dan . tulang-tulang di dekatnyaPlantar fleksi kaki pa-da sendi pergelang-an kaki; inversio
kaki pada articulatio subtalaris dan arti-culatio tarso trans-versus; menyokong arc--longitudinalis
medialis kaki.

16membutuhkan energi dalam bentuk ATP. ATP ini dapat diambil dari hasil glikolisis atau
pemecahan glukosa yang menghasilkan 38 ATP. Glikolisis yang menghasilkan 38 ATP, sayangnya
hanya dapat berlangsung ketika suplai oksigen terpenuhi, dengan kata lain glikolisis tersebut
berlangsung dalam suasana aerobik. Bila ATP yang dihasilkan begitu banyak, lalu dari mana
kah sumber kelelahan otot itu? Perlu kita ingat, bahwa glikolisis aerobik hanya dapat
berlangsung apabila suplai oksigen terpenuhi seperti saat seseorang melakukan kerja ringa
atau pun sedang, sedangkan saat seseorang melakukan kerja berat, seringkali frekuensi
bernapas menjadi lebih cepat untuk menghirup lebih banyak oksigen. Inilah fenomena yang
terjadi pada kelelahan otot. Otot yang melakukan kerja berat umumnya bekerja dalam
suasana anaerobik, yang sialnya hanya dapat memproduksi 2 ATP, jumlah yang sedikit apabila
dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan dari glikolisis aerobik. Sehingga, apabila
glukosa yang siap pakai habis, maka glikogen atau gula yangdisimpan di dalam otot lah yang
berperan menyediakan energi atau istilahnya merupakan bahan cadangan mana kala glukosa
telah habis terpakai. Sumber energi untuk otot sebenarnya ada beberapa sumber tidak hanya
dari glukosa, salah satunya ialah kreatin fosfat. Namun sayangnya, kreatin fosfat cepat lah
habis bila digunakan sehingga mau tidak mau glikogen lah yang harus digunakan. Glikolisis
anaerobik merupakan proses glikolisis yang harus ditempuh ketika otot melakukan kerja
maksimalnya Glikolisis anaerobik nantinya akan menghasilkan asam laktat dan juga CO2. Asam
laktat dan karbondioksida ini lah yang berperan penting dalam menimbulkan kelelahan
pada otot. Apabila ada seseorang yang merasa pegal linu pada persendiannya setelah
melakukan olahraga cukup berat, dapat dipastikan bahwa asam laktat telah menumpuk di dalam
tubuhnya. Sedikit kembali ke bagian atas, apabila glikolisis aerobik mampu menghasilkan 38
ATP, lalu mengapa glikolisis anaerobik hanya 2 ATP? Kemana kah sisa 36 ATP yang lain? Jawaban
tepatnya, sisa 36 ATP tersebut disimpan dalam bentuk lain, yaitu asam laktat. Asam laktat ini
sebenarnya dapat di-recycledi hati menjadi glukosa kembali namun hal tersebut membutuhkan
jumlah oksigen yang banyak. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk menghilangkan pegal linu
dari persendian hanyalah dengan beristirahat dan menghirup banyak gas oksigen. Kelelahan
pada otot tentu akan mempengaruhi kinerja otot sekaligus metabolisme otot secara normal. Maka
dapat disimpulkan, resiko untuk mengalami kram akan menjadi lebih besar mana kala otot berada
dalam kondisi yang tidak fit.1,13,14

17Selain melihat dari segi kelelahan otot, ternyata kekejangan dapat terjadi apabila regulasi
ion kalsium intrasel tidak berjalan dengan baik akibat darirangsangan potensial aksi yang
terus-menerus. Seperti yang telah saya bahas di sub-bab yang sebelumnya bahwa ketika ada
rangsangan berupa ptensial aksi, maka retikulum sarkoplasma akan memompakan ion
kalsium ke sitosol sehingga dapat terjadi kontraksi. Namun, bagaimana ceritanya apabila
potensial aksi yang diberikan berlangsung terus-menerus dan tidak ada jeda antara kontraksi
pertama dengan kontraksi kedua? Sedikit review, kadar ion kalsium intrasel sedikit banyak
memperngaruhi berapa banyak jembatan silang yang dapat terbentuk, dan hal itu pun lagi-lagi juga
sudah saya bahas di sub-bab sebelumnya. Apabila waktu antara kontraksi pertama dengan
kontraksi kedua terbilang cukup jauh, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan baik,
karena dengan demikian ionkalsium pun juga diberikan waktru untuk kembali ke “rumahnya”.
Masalah akan timbul, apabila saat ion kalsium dari kontraksi pertama belum dipompakan seluruhnya
ke dalam retikulum sarkoplasma, namun rangsangan untuk kontraksi kedua sudah datang.
Maka, yang terjadi adalah konsentrasi ion kalsium di sitosol akan sangat tinggi, Tentu saja tinggi,
karena merupakan penjumlahan dari ion kalsium yang masih tersisa di sitosol dari kontraksi
pertama dan ion kalsium baru yang dipompakan masuk oleh retikulum sarkoplasma ke sitosol.
Kadar ion kalsium yang tinggi akan memicu terbentuknya jembatan silang yang lebih banyak,
imbasnya ialah maka akan lebih sering kontraksi terjadi, sehingga tegangan pada otot akan terus
bertambah. Bila kondisi ini terus berlanjut, maka kadar ion kalsium di dalam sitosol akan
terus bertambah tinggi, sampai akhirnya jumlah maksimum jembatan silang yang dapat terbentuk
tercapai dan otot menghasilkan kontraksi tetanik maksimal. Pada kondisi ini lah, kram terjadi. Otot
mencapai ketegangan puncaknya dan timbul rasa nyeri akibat otot tidak mampu ber-relaksasi.
Kekejangan lah jawaban atas pertanyaan yang telah saya lontarkan di awal-awal. Kontraksi yang
baik ialah kontraksi yang diikuti dengan jeda pelemasan otot hingga otot melemas sempurna,
namun pada kasus, justru kontraksi yang pertama dengan kontraksi yang seterusnya tidak
memiliki rehat atau otot tidak diberikan waktu untuk beristirahat sehingga tentu saja terjadi
kekejangan yang berkepanjangan. Hal ini sudah cukup menjelaskan mengapa anak tersebut
mengalami kram. Mungkin saja, ia terlalu memaksakan dirinya untuk terus berlatih tanpa
mempertimbangkan batas maksimal kekuatan otot yang dapat dicapai. Sekilas mengenai
pendorongan telapak kaki kanannya ke arah dorsal, hal ini merupakan salah satu cara untuk memicu

18terjadinya relaksasi. Semua hal yang bersifat elastis memiliki batas pemanjangan, seperti
karet gelang bila terus ditarik hingga melewati batas pemanjangannya, maka akan putus, begitu
juga dengan serabut otot, apabila terus menerus diregangkan maka lama-kelamaan akan putus.
Untunglah, Tuhan memberikan mekanisme kepada manusia untuk mengendalikan fungsi
ototnya sehingga putusnya serabut otot setidaknya dapat dihindari. Apabila otot terus
diregangkan hingga melebihi batas peregangannya, otot justru akan merespon dengan
melakukan aktivitas relaksasi. Inilah yang mendasari pendorongan telapak kaki ke arah dorsal,
karena pendorongan ke arah dorsal akan menambah regangan pada otot dan memicu relaksasi
sehingga otot yang semula kejang akan rileks kembali dan dapat melakukan fungsinya seperti
sedia kala.5

Anda mungkin juga menyukai