net/publication/332493589
CITATIONS READS
0 464
1 author:
Tori Rihiantoro
18 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Tori Rihiantoro on 18 April 2019.
PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN BRONKODILATOR INHALASI
DENGAN PENGENCERAN DAN TANPA PENGENCERAN
NaCL 0,9% TERHADAP FUNGSI PARU PADA PASIEN ASMA
Tori Rihiantoro*
Terapi inhalasi bronkodilator pada pasien asma merupakan pemberian obat secara langsung ke dalam saluran
napas melalui penghisapan. Kenyataan di lapangan ada pebedaan dalam prosedur pemberiannya, dimana ada
yang memberikannya dengan pengenceran NaCl 0,9%, tetapi ada juga yang memberikan tanpa pengenceran. Hal
tersebut menimbulkan pertanyaan dan tidak satunya prosedur dalam pelaksanaanya. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pemberian obat bronkodilator inhalasi dengan pengenceran Nacl 0,9% dan tanpa
pengenceran Nacl 0,9% terhadap fungsi paru pasien asma. Desain penelitian menggunakan Quasy-Eksperiment
(Pre-Post Test Control Group Design). Populasi dalam penelitian adalah semua pasien asma yang dilakukan
pemberian obat bronkodilator inhalasi. Sedangkan tehnik sampling yang dipakai adalah Accidental Sampling,
yaitu seluruh pasien asma dengan pengobatan nebulizer yang menggunakan obat bronkodilator Inhalasi pada
Bulan Agustus – September 201, dengan jumlah sampel 60 orang. Analisa data yang digunakan adalah uji T
dependen dan uji T independen Hasil penelitian menunjukan peningkatan fungsi paru (VEP1) pada pasien asma
lebih besar pada pasien yang diberikan terapi inhalasi bronkodilatior tanpa pengenceran (108,33 ml/detik dengan
standar deviasi 18,952 ml/detik) dari pada dengan pengenceran NaCl 0,9% (96,67 ml/detik dengan standar
deviasi 12,685 ml/detik). Ada perbedaan rata-rata nilai VEP1 pada pasien asma yang diberikan inhalasi dengan
pengenceran NaCl 0.9% dengan tanpa pengenceran NaCl 0,9% (p = 0.007). Untuk itu disarankan agar disusun
kembali suatu SOP pemberian bronkodilator inhalasi (nebulizer) yang mengacu pada hasil penelitian ini, yaitu
inhalasi bronkodilator tanpapengenceran.
[129]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[130]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
menggunakan tehnik tanpa pegenceran penelitian ini besar sampel yang didapat
dalam prosedur pemberian bronkodilator 60 orang. Sampel yang diperoleh
inhalasi pada pasien asma. Hal ini selanjutnya dibagi dua kelompok,
tentunya akan membingungkan bagi kelompok A diintervensi dengan
perawat pelaksana dalam pemberian menggunakan pengenceran NaCl 0,9% 30
bronkodilator inhalasi pada pasien asma. orang dan kelompok B diintervensi tanpa
Faktor tersebut diatas sangat menggunakan pengenceran NaCl 0,9% 30
menarik untuk dikaji lebih lanjut orang.
mengenai sejauh mana efektifitas Penelitian ini dilakukan di Ruang
pemberian bronkodilator inhalasi dengan Melati RSUD Dr.H.Abdul Moeloek
pengenceran Nacl 0,9% dan tanpa Propinsi Lampung. Waktu penelitian
pengenceran Nacl 0,9% terhadap fungsi dilaksanakan pada bulan Agustus -
paru. Untuk mendapatkan gambaran nyata September 2012.
dari fenomena diatas maka penulis ingin Data penelitian dikumpulkan dengan
meneliti Efektifitas Pemberian alat pengumpulan data berupa Spirometri
Bronkodilator Inhalasi Dengan dengan type Chestgrap Kudson Germany
Pengenceran Dan Tanpa Pengenceran yang telah dilakukan kalibrasi pada
Nacl 0,9% Terhadap Fungsi Paru pada tanggal 13 September 2010. Sedangkan
Pasien Asma Di Ruang Melati RSAM teknik pengumpulan data yang digunakan
Propinsi Lampung. Hasil penelitian ini adalah observasi. Observasi dilakukan
diharapkan dapat menjadi acuan dalam dengan pemeriksaan spirometri (VEP1)
aplikasi pemberian bronkodilator dan pada pasien asma bronkiale sebelum
selanjutnya dapat dipakai mencari solusi dilakukan pemberian bronkodilator
dalam penangan pasien-pasien asma yang inhalasi dengan dan tanpa pengenceran
dirawat di RSUD Dr.H.Abdul Moeleok NaCl 0,9%, kemudian responden akan
Propinsi Lampung. menjalani terapi bronkodilator inhalasi
selam 3 hari (kelompok A dengan
pengenceran NaCl 0,9% dan kelompok B
METODE tanpa pengenceran). Setalah 3 hari
mendapat terapi inhalasi bronkodilator
Penelitian ini menggunakan fungsi paru (VEP1) diukur kembali dan
rancangan Quasy-Eksperiment (Pre-Post dicatat.
Test Control Group Design) untuk Setelah data terkumpul dari hasil
mencari pengaruh dari variabel pemeriksaan yang dilakukan maka data
independen. Peneliti melakukan intervensi tersebut akan diolah dan dianalisis dengan
sebagian dari sampel yang ada dengan analisis univariat dan bivariat.
pengenceran NaCl 0,9% dan tanpa Analisis univariat pada penelitian ini
pengenceran NaCl 0,9%. dilakukan dengan bantuan komputer untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah mendapatkan nilai mean, median, standar
semua pasien asma yang mendapatkan deviasi, nilai minimum dan nilai
terapi bronkodilator Inhalasi di Ruang maksimum. Sedangkan analisis bivariat
Melati RSUD dr.Hi.Abdul Moeloek dalam penelitian ini menggunakan uji t-
Propinsi Lampung pada Bulan Agustus- dependent untuk melihat perbedaan fungsi
September 2012. paru sebelum dan sesudah pemberian
Tehnik sampling yang digunakan bronkodilator inhalasi, dan uji t-
yaitu Accidental Sampling, yaitu seluruh independent untuk mengetahui efektifitas
pasien asma dengan pengobatan nebulizer pemberian bronkodilator inhalasi dengan
yang menggunakan obat bronkodilator atau tanpa pengenceran Nacl 0,9%, terdiri
Inhalasi pada Agustus-September 2012 dari pre dan post test, dengan bantuan
dan memenuhi kriteria inklusi. Pada komputer. Hasil analisis disimpulkan
[131]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[132]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
Tabel 4: Perbedaan Nilai VEP1 sebelum statistik didapatkan nilai p value = 0.007,
dan sesudah dilakukan Inhalasi berarti pada alpha 5% terlihat ada
tanpa pengenceran Nacl 0.9% perbedaan rata-rata selisih nilai VEP1
antara responden yang diberikan inhalasi
dengan pengenceran Nacl 0.9% dengan
Variabel Mean SD SE P value
tanpa pengenceran Nacl 0.9%. Rata-rata
Sebelum selisih nilai VEP1 reponden yang
Dilakukan 388.33 42.918 7.860 30 diberikan inhalasi tanpa pengenceran Nacl
Inhalasi 0.9% tampak lebih tinggi dibandingkan
0.000
Sesudah dengan rata-rata selisih nilai VEP1
Dilakukan 496.67 45.359 8.538 30 reponden yang diberikan inhalasi dengan
Inhalasi pengenceran Nacl 0.9%. Hal ini
menunjukkan ada perbedaan pengaruh
Berdasarkan tabel di atas didapatkan pemberian inhalasi dengan pengenceran
hasil analisis lebih lanjut dengan Nacl 0.9% dan tanpa pegenceran Nacl
menggunakan uji T dependen, maka 0.9% terhadap fungsi paru pasien asma.
diperoleh nila p value sebesar 0.000,
dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan rata-rata nilai VEP1 PEMBAHASAN
sebelum dan sesudah dilakukan inhalasi
tanpa pengenceran Nacl 0.9%. Hal ini Pengaruh Inhalasi Bronkodilator
menunjukkan adanya pengaruh pemberian dengan Pengenceran NaCl 0.9%
bronkodilator secara inhalasi tanpa terhadap Fungsi Paru (VEP1)
pegenceran Nacl 0.9% terhadap fungsi
paru (VEP1) pada pasien asma. Hasil penelitian menunjukan bahwa
rata-rata selisih peningkatan nilai VEP1
Tabel 5: Perbandingan Selisih Nilai VEP1 sebelum dan sesudah dilakukan inhalasi
Sebelum dan Sesudah Inhalasi dengan pengenceran Nacl 0.9% adalah
antara Kelompok dengan 96.67, dengan standar deviasi 12.685.
Pengenceran Dan Tanpa Peningkatan Nilai VEP1 Minimal adalah
Pengenceran Nacl 0.9% 50 dan peningkatan nilai VEP1 maksimal
adalah 100. Hal ini menunjukan bahwa
Variabel Mean SD SE P value N
pemberian terapi inhalasi dengan
bronkodilator dengan pengenceran NaCl
Inhalasi Dengan 0.9% memberikan efek bagi peningkatan
Pengenceran 96.67 12.685 2.316 30 nilai VEP1 pada penderita asma.
NaCl 0.9%
0.007 Secara teori pemberian
Inhalasi Tanpa bronkodilator jenis salbutamol/ventolin
Pengenceran 108.33 18.952 3.460 30 dalam derivat isoprenalin ini merupakan
NaCl 0.9%
adrenergikan pertama yang pada dosis
biasa memiliki daya kerja yang lebih
Berdasarkan tabel di atas terlihat
kurang spesifik terhadap reseptor b2.
bahwa rata-rata selisih nilai VEP (Volume
Selain berdaya bronchodilatasi baik,
Ekspirasi Paksa) pada responden yang
salbutamol juga memiliki efek lemah
dilakukan Inhalasi dengan pengenceran
terhadap stabilisasi mastcell, maka sangat
Nacl 0.9% adalah 96.67 dengan standar
efektif mencegah maupun meniadakan
deviasi 12.685 Sedangkan rata-rata selisih
serangan asma.
nilai VEP (Volume Ekspirasi Paksa) pada
Pemberian tambahan pengencer
responden yang dilakukan Inhalasi tanpa
berupa NaCl 0.9 % dalam terapi obat
pengenceran Nacl 0.9% adalah 108.33
merupakan hal yang biasa dalam dunia
dengan standar deviasi 18.952. Hasil uji
[133]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[134]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[135]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[136]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[137]