Anda di halaman 1dari 65

BAB 4

RUANG LINGKUP STUDI


4.1. DAMPAK PENTING YANG DITELAAH

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 1


RUANG LINGKUP STUDI

4.1.1. Pendekatan Studi


Penyusunan studi AMDAL rencana kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Pada Gambar 4.1. terlihat bahwa titik tolak pendekatan
studi dalam penyusunan AMDAL ini adalah informasi berupa data rencana kegiatan, data
survei pendahuluan dan data sekunder keadaan rona lingkungan awal, peraturan
perundangan yang berlaku dan sebagainya. Data dan informasi tersebut kemudian
digunakan sebagai bahan identifikasi dampak untuk memperoleh dampak potensial yang
akan terjadi. Pelingkupan (scoping) diperlukan untuk menentukan dampak penting suatu
rencana kegiatan terhadap lingkungan untuk ditelaah secara lebih mendalam.
Pelingkupan dampak penting dilakukan melalui serangkaian proses identifikasi dampak,
evaluasi dampak potensial dan pemusatan dampak penting.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 2


RUANG LINGKUP STUDI

Proses pelingkupan (scoping) dari seluruh dampak potensial kemudian akan


menghasilkan isu pokok yang perlu penelaahan lebih mendalam, baik dari segi aspek
komponen kegiatan penyebab dampak maupun aspek komponen lingkungan yang
terkena dampak.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 3


RUANG LINGKUP STUDI

Berdasarkan hasil pelingkupan kemudian disusun data dan informasi yang akan
dikumpulkan dan dianalisis baik dalam studi lapangan maupun dari studi literatur. Studi
lapangan diperlukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder serta menggali
informasi lainnya yang diperlukan dalam indentifikasi dan prakiraan dampak. Studi
literatur digunakan untuk melengkapi data hasil studi lapangan dan memperluas sumber
informasi dalam identifikasi dan prakiraan dampak. Dalam melaksanakan sistematik
kerja tersebut diperlukan suatu metoda kerja, metoda pendekatan dan target yang
diharapkan dalam dokumen ANDAL nantinya, baik dari sisi ruang lingkup, metode dan
ketentuan-ketentuan lainnya. Sistematika kerja tersebut dianut sebagai suatu komitmen
awal, sepanjang tidak ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan harus berubah sesuai
dengan tuntutan kondisi lapangan. Kesemuanya itu disusun sebagai kerangka acuan
pelaksanaan studi yang dituangkan dalam dokumen KA-ANDAL sebagai dasar penyusunan
ANDAL.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 4


RUANG LINGKUP STUDI

ANDAL memiliki unsur analisis, formulasi, problem solving, evaluatif, alternatif


terhadap dampak yang masuk dalam klasifikasi prioritas untuk dikelola. Secara
sistematis kerja ANDAL dimulai dari pengumpulan data untuk pemantapan identifikasi
dampak, prakiraan besaran dan kepentingan dampak, serta evaluasi tingkat kepentingan
dampak serta perilaku dan keterkaitan antar dampak sebagai dasar telaahan
pengelolaan dampak dalam RKL dan RPL.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 5


RUANG LINGKUP STUDI

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 6


Data Primer
& Data Sekunder (hasil survei)

RUANG LINGKUP STUDI

Gambar 4.1. Kerangka Filosofis Pendekatan Studi AMDAL


4.1.2. Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup


permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang terkait dengan
rencana kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian timah (smelter) yang akan dilakukan
oleh perusahaan PT. Bangka Tin Industry.
Proses pelingkupan terdiri dari tiga langkah, yaitu :
1) Identifikasi dampak potensial, dimaksudkan untuk menduga/mengidentifikasi
semua dampak lingkungan secara potensial diprakirakan terjadi pada kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian timah (smelter) oleh PT. Bangka Tin Industry.
Langkah ini akan menghasilkan daftar dampak potensial. Metode untuk
menentukan dampak penting hipotetik adalah dengan melakukan pengamatan di
lapangan dan diskusi dengan masyarakat (baik pada saat pelaksanaan sosialisasi
AMDAL maupun pada saat pengumpulan data sosekbudkesmas pada survey
lapangan).
2) Evaluasi dampak potensial, pemisahan dampak-dampak yang perlu kajian
mendalam dalam studi ANDAL dari dampak lainnya yang dianggap tidak relevan
dan tidak perlu dikaji. Langkah ini menghasilkan daftar dampak penting hipotetik
yang dipandang perlu untuk ditelaah secara mendalam dalam Studi AMDAL. Metode
yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah metode
interaksi kelompok dalam tim penyusun AMDAL/Konsultan setelah
mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan pakar, instansi yang
bertanggung jawab serta masyarakat yang berkepentingan. Untuk lebih jelasnya
proses mengenai pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
3) Klasifikasi dan prioritas, dimaksudkan untuk mengelompokkan dampak-dampak
yang akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan dalam menentukan strategi
kajian. Langkah ini menghasilkan kelompok dan urutan prioritas dampak penting
hipotetik. Dampak yang ditetapkan sebagai prioritas dampak penting hipotetik
dalam proses pelingkupan, selanjutnya dikaji dalam ANDAL baik berdasarkan
lingkup wilayah maupun kedalaman studi.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 7


RUANG LINGKUP STUDI

DAMPAK POTENSIAL
A.KOMPONEN
Komponen Fisik Kimia
KEGIATAN
1. DAMPAK PENTING
Iklim Mikro
A. Tahap HIPOTETIK
2. Pra-Konstruksi
Kualitas Udara Ambien
1. berupaTeknis
Survei
A. Komponen Gas SOx,
Fisik NOx,
Kimia
CO dan bau.
2. 1. Sosialisasi
Kualitas Kegiatan
Udara
KLASIFIKASI Ambien
DAN
3. 3.PRIORITAS
PartikulatDAMPAK
Pembebasan deb
Lahan
berupa
SuhuGas
4.PENTING UdaraSOx, NOx,
B. Tahap Konstruksi HIPOTETIK
1. 5. dan CO.
Kebisingan
Mobilisasi Tenaga Kerja
A. Komponen Fisik Kimia
2. 6. Bentang
Mobilisasi
2. Kualitas Alam
Udara Peralatan
Ambien
1. Kualitas
7.
dan Air
Erosidebu
Material
berupa
3. 8. Kualitas
2. Kualitas
Penyiapan AirLahan
Udara (emisi,
3. Kebisingan
4. 9. ambien
Potensi Kebakaran
Pembangunan
(debu), Pabrik &
kebauan).
4. Kualitas
10. Arus
Fasilitas Air
Lalulintas
Penunjang
3. Kebisingan
11.
C. Tahap Rusaknya
Operasi
5. Potensi Badan Jalan
Kebakaran
4. Potensi
1. 12. Kebakaran
Radioaktivitas
Rekruitmen Tenaga
6. Rusaknya badan jalan
5.
B. Kerja
Komponen
Rusaknya
dan Penyelenggaraan
Biologi
Badan Jalan
7. Radioaktivitas
Norma
1. Habitat
Kerja
6. RadioaktivitasVegetasi dan
B. Komponen
2. Biologi
Pengangkutan
Satwa KLASIFIKASI
B. Komponen BiologiIDENTIFI
EVALUASI KASI
3.
C. 1. Pengolahan
Komponen
Biota Sosekbud
Perairan DAN
4. 1.
1. BiotaDAMPAK
Operasional
Kesempatan DAMPAK
Perairan
Workshop
Kerja
C. Komponen Sosekbud PRIORI TAS
POTENSIAL
C. dan
Komponen
2. Genset POTENSIAL
Sosekbud
Perekonomian Lokal
1. Kesempatan Kerja
5. 1.
3. Penanganan
Kesempatan
KesempatanHsil
Berusaha
6. 2.
4. Perekonomian
Persepsi danLokal
Pemberdayaan Sikap
Kerja
Masyarakat
3. Peluang Berusaha
Positif Masyarakat
7. 2.
5. Perekonomian
Penanganan
Persepsi
4. Persepsi dandan Limbah
Sikap
Sikap Positif
D. Tahap Lokal
Pasca Operasi
Negatif Masyarakat
Masyarakat
1. 3.
6. Pemutusah
Keresahan
Peluang Hubungan
Sosiai
5. Persepsi
Kerja
7. Berusaha dan lahan
Hilangnya Sikap
2. Demobilisasi
Negatif
produktif Masyarakat Bekas
4.
8. Sikap dan
Peralatan&Perlengkapan.
Kecelakaan lalulintas
6. Kecelakaan lalulintas
3. Persepsi
Pengembalian Lahan.
Darat
Darat
9.
5. Perbaikan Fasilitas
Gangguan
7. Keresahan
Umum LINGKUNGANPekerja
KOMPONEN
Lalulintas Darat
D. 10.
Komponen
Keresahan
HIDUP KesmasPekerja
D. 6.
Komponen
1. Keselamatan
Keresahan
Kesehatan
dan
Pekerja
A. Masyarakat
Kesehatan
Komponen Fisik Kerja
Kimia (K3)
1. Keselamatan
2. Kesehatan
B. Komponen Biologi dan
Masyarakat
Kesehatan
C. Komponen Sosekbud Kerja (K3)
2. Kesehatan
D. Komponen KesMasMasyarakat

Metode MetodeKeterkaitan
MetodeAnalisis
Interaksi Matriks
Kelompok
danIntreraksi
Yang Mengacu Sederhana,
Kepada
Pengelompokan
Telaahan
Keputusan
Berdasarkan KepalaPustaka,
Bapedal
Kepentingan
Pengamatan
Nomor 056 Tahun lapangan
1994

Gambar 4.2. Proses Pelingkupan ANDAL PT. Bangka Tin Industry

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 8


RUANG LINGKUP STUDI

4.1.2.1. Identifiksi Dampak Potensial


Tahap identifikasi dampak potensial ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi/
menginventarisasi segenap dampak lingkungan hidup, baik itu dampak positif maupun
dampak negatif, dampak primer maupun lanjutan (sekunder, tersier, dan seterusnya)
tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting/tidak pentingnya dampak
yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari kegiatan pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry.
Identifikasi dampak potensial ini dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat
(causative effect) antara lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan dengan lingkup rona
lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak. Metode yang digunakan dalam
identifikasi dampak potensial ini, adalah dengan menggunakan matriks interaksi
sederhana, studi literatur atau telaahan pustaka dan hasil pengamatan lapangan.
Matriks interaksi dampak potensial disajikan pada Tabel 2.22., secara rinci hasil
identifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan biji timah PT. Bangka Tin Industry yang
potensial menimbulkan dampak adalah:
1. Tahap Prakonstruksi
a. Studi Pendahuluan dan Perizinan
Studi pendahuluan merupakan kegiatan awal yang perlu dilakukan perusahaan
sebelum melakukan operasional, selain pengurusan berbagai perizinan yang terkait
dengan usaha pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) yang akan
dilaksanakan, juga termasuk di dalamnya studi pendahuluan untuk mengetahui
karakteristik geografis wilayah lokasi kegiatan dan karakteristik demografi penduduk
setempat.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan studi
pendahuluan ini adalah:
 Perekonomian Lokal (sebagai dampak primer dari kegiatan pengurusan berbagai
perizinan terkait usaha pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah yang akan
dilaksanakan oleh PT. Bangka Tin Industry, yang mana dari perizinan tersebut
pihak perusahaan akan membayar sejumlah retribusi langsung kepada
pemerintah Kabupaten Bangka atas perizinan yang telah dikeluarkan oleh
instansi terkait).
b. Survei Teknis dan Detail Desain
Survei teknis dan Detail Desain dimana termasuk didalamnya detail desain
dimaksudkan untuk menyiapkan gambar detail pekerjaan, termasuk gambar pemetaan
(lay out), konstruksi pabrik serta gambar detail lain sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai. Pelaksana pekerjaan juga mencakup basic dan detail desain, jaringan rencana
kerja, uraian teknis pelaksanaan dan organisasi proyek.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan survei teknis ini
adalah:
 Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat negatif (sebagai dampak primer
dari survei teknis dan detail desain yang disebabkan oleh keterbatasan
masyarakat mengakses informasi rencana kegiatan PT. Bangka Tin Industry).
 Keresahan sosial (sebagai dampak lanjutan dari sikap dan persepsi negatif
masyarakat).
ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 9
RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.1. Matriks Interaksi Dampak Kegiatan Smelter dengan Komponen Lingkungan Hidup.
TAHAP RENCANA KEGIATAN
PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL PO
NO KOMPONEN LINGKUNGAN 15 KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19
I II
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1. Iklim Mikro - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 1. Studi Pendahuluan dan Perizinan
2. Survei Teknis dan Detail Desain
2. Gas SOx, NOx, CO & Bau. - - - - - x x - - x x x - x x x - - x -
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
3. Partikulat debu - - - - - x x - - x x x - x x x - - x -
4. Pembebasan Lahan
4. Suhu udara - - - - - - - - - - x - - - x - - - - - 5. Mobilisasi Tenaga Kerja
5. Peningkatan Kebisingan - - - - - x x x - x x x - x - - - - x - 6. Mobilisasi Peralatan dan Material
6. Bentang Alam - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 7. Penyiapan Lahan
7. Erosi - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 8. Pemb.Pabrik & Fasilitas Penunjang
8. Kualitas Air Permukaan - - - - - - x x - - x x x - - x - - - - 9. Rekrutmen Tenaga Kerja &
9. Potensi Kebakaran - - - - - - - - - - x x - - - - - - - - Penyelenggaraan Norma Kerja
10. Peningkatan arus lalulintas darat - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 10. Pengangkutan
11. Rusaknya badan jalan - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 11. Peleburan dan Pemurnian Bijih
12. Konsentrasi bahan radioaktif - - - - - - - - - - x - - - - - - - - - Timah
B. KOMPONEN BIOLOGI 12. Operasional Genset
1. Vegetasi dan Satwa liar - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 13. Pemeliharaan dan Perawatan
2. Biota Perairan - - - - - - x - - - - x x - - - - - - - 14. Penanganan Produk
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA 15. Penanganan Limbah
1. Kesempatan kerja - - - - x - - - x - - - - - - - - x - - I = Alternatif I (Pengolahan
2. Pendapatan masyarakat - - - - x - - - - x - - - - - - - - - - Limbah Gas dengan Metode
3. Peluang berusaha - - - - - - - - x x - - - - - - - - - - Bag House
II = Alternatif II (Pengolahan
4. Sikap dan persepsi negatif - x x - x - - - x - - - - - - - - - - x
Limbah Gas dengan Metode
5. Sikap dan persepsi positif - x x - x - - - x - - - - - - - x - - x
Water Scrubber)
6. Keresahan sosial - x x - x - - - x - - - - - - - - x - -
16. CSR
7. Gangguan lalulintas - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 17. Pemutusan Hubungan Kerja
8. Perbaikan fasilitas umum - - - - - - - - - - - - - - - - x - - - 18. Demobilisasi Peralatan
9. Hilangnya lahan produktif - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 19. Pengembalian Lahan
10.Perekonomian lokal x - - - x - - - x - - - - x - - x x - -
11. Keresahan Pekerja - - - - - - - - x - - - - - - - - x - - x = ada interaksi
D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Keselamatan & Kesehatan Kerja - - - - - - x x - - x x - - - - - - - -
2. Kesehatan Masyarakat - - - - - x - - - x x - x - - - - - x -

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 10


RUANG LINGKUP STUDI

c. Sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi dilakukan untuk lebih mengenali karakteristik wilayah baik dalam arti
fisiologis maupun kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat sekitar tapak proyek yang
direncanakan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan evaluasi strategis lokasi
dalam kaitannya dengan sarana transportasi yang mendukung serta disesuaikan dengan
arahan pengembangan wilayah secara menyeluruh.
Pada kegiatan survey pendahuluan juga dilakukan sosialisasi rencana kegiatan
untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa akan ada rencana kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) yang akan dilakukan oleh PT. Bangka Tin
Industry baik itu penjelasan tentang tahapan rencana kegiatan, manfaat proyek,
dampak positif dan dampak negatif yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) tersebut.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan sosialisasi
adalah:
 Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat positif (sebagai dampak primer dari
kegiatan sosialisasi dengan adanya keterbukaan informasi dari PT. Bangka Tin
Industry kepada masyarakat yang ditandai dengan adanya sambutan sikap positif
dari masyarakat yang mendukung kegiatan pembangunan smelter PT. Bangka
Tin Industry).
 Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat negatif (sebagai dampak primer
dari kegiatan sosialisasi karena adanya sebagian masyarakat yang kontra/kurang
setuju dengan adanya pembangunan smelter PT. Bangka Tin Industry).
 Keresahan sosial (sebagai dampak sekunder atas sikap dan persepsi negatif
masyarakat yang tidak dapat diakomodir/diselesaikan segera).

d. Pembebasan Lahan
Lahan yang digunakan untuk rencana kegiatan pengolahan dan pemurnian bijih
timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry sudah dilakukan perjanjian dengan pihak
pemerintah sebelumnya, sehingga tidak ada lagi dampak potensial yang teridentifikasi.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Pekerjaan pada tahap konstruksi sebagian besar dilaksanakan oleh kontraktor
yang sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga pemilik usaha bersifat mengatur dan
mengawasi (supervisi) pekerjaan yang dilakukan pihak kontraktor.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan mobilisasi tenaga
kerja adalah :
 Kesempatan kerja (sebagai dampak primer dari adanya kesempatan kerja bagi
tenaga kerja/kontraktor lokal bidang konstruksi).
 Pendapatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
kerja bagi tenaga kerja/kontraktor lokal).

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 11


RUANG LINGKUP STUDI

 Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang akan dipergunakan untuk konstruksi
bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor non lokal).
 Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang akan dipergunakan untuk konstruksi
bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor lokal).
 Keresahan sosial (sebagai dampak sekunder dari mobilisasi tenaga kerja
konstruksi pembangunan smelter yang menggunakan tenaga kerja/kontraktor
non lokal).
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Dalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar wilayah
proyek yang masuk ke dalam wilayah proyek, dilakukan melalui jalan darat dengan
menggunakan mobil trailer menuju lokasi kegiatan.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari rencana kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah :
 Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) disepanjang jalan yang
dilalui (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi material seperti tanah
untuk penimbunan, batu untuk pondasi, semen, dsb dengan menggunakan truk
pengangkut peralatan dan material yang menghasilkan asap dan polutan di
sepanjang jalan yang dilalui).
 Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui (sebagai dampak
primer dari mobilisasi peralatan dan material).
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi
peralatan dan material).
 Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material).
 Rusaknya badan jalan (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi peralatan
dan material).
 Kecelakaan lalulintas (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi peralatan
dan material).
 Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan mobilisasi
peralatan dan material).
c. Penyiapan Lahan
Kondisi awal lokasi yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan
pabrik PT. Bangka Tin Industry di Kelurahan Sungailiat merupakan lahan kosong yang
ditumbuhi belukar dengan kondisi lahan agak berawa. Sebelum konstruksi bangunan,
akan dilakukan pembuangan tanah humus dan membongkar akar pohon, serta
penimbunan dan pemadatan tanah hingga diperoleh areal yang siap bangun.
Pada kondisi awal, ketinggian rata-rata lokasi pembangunan parik rata-rata 0,5
m di bawah permukaan jalan. Volume tanah timbun yang digunakan diperkirakan
mencapai volume 15.000 m3 luas lahan. Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi
dari kegiatan penyiapan lahan ini adalah :

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 12


RUANG LINGKUP STUDI

 Iklim mikro (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan akibat
hilangnya vegetasi penutup tanah).
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO (sebagai
dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan).
 Kualitas udara ambien berupa partikulat debu (sebagai dampak primer dari
kegiatan penyiapan lahan).
 Kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan yang berasal
dari suara deru alat – alat berat yang dipergunakan).
 Perubahan bentang alam (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan
karena lahan yang awalnya berupa lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar
akan dilakukan penimbunan tanah mencapai ketinggian tertentu untuk proses
pembangunan pabrik smelter).
 Hilangnya lahan produktif (sebagai dampak sekunder dari perubahan bentang
alam akibat adanya konversi lahan semak belukar menjadi bangunan pabrik
smelter).
 Erosi tanah (sebagai dampak primer kegiatan penyiapan lahan yang ditandai
dengan adanya penggerusan tanah timbun oleh air hujan).
 Kualitas air permukaan (sebagai dampak sekunder dari laju erosi yang ditandai
dengan adanya peningkatan bahan sedimen dalam air sebagai dampak lanjutan
erosi tanah).
 Debit aliran permukaan (sebagai dampak sekunder dari laju erosi yang
disebabkan hilangnya vegetasi penutup dan terjadinya limpasan air permukaan).
 Biota perairan (sebagai dampak sekunder dari penurunan kualitas air
permukaan).
 Vegetasi (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan yang ditandai
dengan hilangnya vegetasi penutup lahan pada proses pembersihan lahan).
 Habitat satwaliar (sebagai dampak sekunder dari dampak gangguan terhadap
vegetasi yang diakibatkan oleh kegiatan penyiapan lahan).
 Hilangnya lahan produktif (sebagai dampak sekunder dari hilangnya vegetasi
penutup lahan).
 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak primer dari beroperasinya
alat-alat berat pada saat penimbunan dan pemadatan tanah dilakukan serta
merupakan dampak sekunder dari perubahan kualitas udara ambien berupa kadar
gas SOx, NOx, CO, dan debu serta kebisingan yang berasal dari penggunaan alat –
alat berat).
d. Pembangunan Pabrik dan Fasilitas Pendukung
Bangunan pabrik menempati bagian sisi barat bangunan kantor dengan luas
bangunan 14 x 54 m2 dan 24 x 60 m2 adalah bangunan gudang. Pondasi dan lantai
bangunan dirancang khusus sehingga dapat menampung seluruh peralatan teknis
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter).
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan di areal pabrik terdiri
dari bangunan pagar, kantor dan pos penjagaan, bengkel dan gudang peralatan, rumah

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 13


RUANG LINGKUP STUDI

mesin genset dan tanki bahan bakar, mess karyawan, taman, listrik dan air bersih.
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung tersebut dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan rencana detail peruntukan lahan.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan pembangunan
pabrik dan sarana/prasarana penunjang ini adalah :
 Terjadinya perubahan iklim mikro (sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung).
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan pembangunan
pabrik dan fasilitas pendukung).
 Peningkatan debit aliran permukaan sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung yang ditandai dengan peningkatan
laju aliran permukaan (run off) dari areal kegiatan).
 Penurunan kualitas air permukaan (dampak lanjutan dari peningkatan debit/laju
aliran permukaan).
 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung apabila terjadi kelalaian pekerja
sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan).
3. Tahap Operasional
a. Rekrutmen Tenaga Kerja dan Penyelenggaraan Norma Kerja
Untuk tenaga operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter)
PT. Bangka Tin Industry akan memberikan prioritas pertama bagi tenaga lokal yang
berasal dari penduduk sekitar sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, adanya faktor ketersediaan dan keterbatasan tenaga kerja lokal,
maka perusahaan juga akan menggunakan tenaga kerja pendatang dari luar daerah.
Perekrutan tenaga tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana
operasional pabrik, pada tahap awal operasional pabrik dibutuhkan tenaga kerja
sebanyak ± 67 orang.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penerimaan
/rekrutmen tenaga kerja ini adalah :
 Kesempatan kerja (sebagai dampak primer dari kegiatan rekrutmen tenaga
kerja).
 Pendapatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
kerja karena dengan adanya penduduk lokal yang bekerja di PT. Bangka Tin
Industry maka akan menambah pendapatan masyarakat).
 Peluang berusaha (sebagai dampak sekunder dari kegiatan rekrutmen tenaga
kerja karena dengan adanya kegiatan smelter PT. Bangka Tin Industry, maka ada
peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha untuk kebutuhan sehari –
hari para karyawan tersebut).
 Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan
rekrutmen tenaga kerja, apabila dalam rekrutmen tenaga kerja tidak
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat untuk bekerja di perusahaan).

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 14


RUANG LINGKUP STUDI

 Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak sekunder apabila dalam
rekrutmen tenaga kerja perusahaan dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat untuk bekerja di perusahaan).
 Keresahan sosial (sebagai dampak tersier dari sikap dan persepsi negatif
masyarakat akibat adanya benturan tenaga kerja lokal dengan pendatang karena
proporsi tenaga kerja non lokal yang dipergunakan lebih besar dari proporsi
tenaga kerja lokal yang dipergunakan).
 Peningkatan perekonomian lokal (dampak tersier dari kesempatan kerja dan
peluang berusaha serta pendapatan masyarakat).
 Keresahan Pekerja, yang merupakan dampak yang muncul dari rasa
ketidakpuasan pekerja terhadap penyelenggaraan norma kerja di perusahaan.
b. Pengangkutan Bahan Baku
Bahan baku pasir timah didatangkan dengan menggunakan truck. Dengan
sinkronisasi muatan truck 5 ton dan kapasitas terpasang rata-rata per hari 30 ton maka
diperoleh jumlah rit 6 kali setiap hari. Bahan baku lainnya berupa antransit dan kapur
didatangkan dari luar Pulau Bangka dengan menggunakan kapal laut dan dilanjutkan
dengan menggunakan truk dari pelabuhan ke lokasi pabrik.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan pengangkutan
bahan baku (bijih timah, antrasit, dan kapur) ini adalah :
 Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) (sebagai dampak primer
dari kegiatan pengangkutan yang berasal dari emisi kendaraan truk yang
dipergunakan).
 Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui truk (sebagai dampak
primer dari kegiatan pengangkutan yang berasal dari emisi kendaraan angkutan
bahan baku .
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari peningkatan kebisingan
yang diakibatkan oleh mesin kendaraan pengangkut bahan baku/material).
 Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
pengangkutan yang dilakukan selama kegiatan operasional berlangsung).
 Terjadinya kerusakan badan jalan (sebagai dampak sekunder dari dampak
peningkatan arus lalulintas darat terutama kendaraan pengangkut bahan baku).
 Kesempatan berusaha (sebagai dampak primer dari kegiatan pengangkutan
dengan adanya kesempatan bagi masyarakat untuk menyediakan alat angkutan
truk untuk pengangkutan bahan baku tersebut).
 Pendapatan masyarakat, sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
berusaha terutama bagi masyarakat yang telah menyewakan kendaraan truk
angkutan bahan baku dan angkutan untuk pengiriman ingot kepada PT. Bangka
Tin Industry.
 Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
penurunan kualitas udara ambien (peningkatan gas polutan SOx, NOx, CO dan
partikulat debu, adanya peningkatan kebisingan dan kerusakan badan jalan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 15


RUANG LINGKUP STUDI

 Kesehatan masyarakat (sebagai dampak tersier dari kegiatan pengangkutan


dengan adanya peningkatan gas polutan SOX, NOx, CO dan partikulat debu, serta
peningkatan kebisingan di pemukiman yang berada sepanjang jalan raya.
 Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.

c. Peleburan dan pemurnian bijih timah


Proses pengolahan pasir timah menjadi timah balok dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu : persiapan, pencampuran, pembakaran, penampungan dan pencetakan
timah.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari peleburan dan pemurnian
timah (smelter) adalah :
 Penurunan kualitas udara ambien berupa gas SOx, NOx, dan CO yang berasal dari
asap yang keluar pada tanur (cerobong) (sebagai dampak primer dari kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter).
 Penurunan kualitas udara ambien berupa partikulat debu (sebagai dampak
primer dari kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) karena pada
umumnya dari asap yang keluar pada tanur (cerobong) masih mengandung
partikulat debu.
 Suhu udara (sebagai dampak primer dari kegiatan pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah yang berasal dari partikel – partikel gas cerobong asap dan
emisi genset yang mengandung karbon yang apabila bersenyawa dengan oksigen
di udara dapat membentuk gas karbon monoksida (CO atau CO2 dan H2O) yang
dapat mengakibatkan suhu di sekitarnya menjadi panas akibat efek rumah kaca
serta sebagai rambatan panas dari suhu tinggi dalam tanur dan cooler).
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan dan pemurnian
bijih timah yang berasal dari deru suara tanur dan mesin – mesin produksi yang
dipergunakan pada saat proses peleburan dan pemurnian bijih timah
berlangsung).
 Kualitas air permukaan (sebagai dampak primer dari kegiatan peleburan dan
pemurnian bijih timah yang berasal dari cooling water yang dipergunakan).
 Potensi kebakaran (sebagai dampak primer dari kegiatan pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah (smelter) dengan adanya proses pembakaran
menggunakan suhu 1300 0C ).
 Paparan bahan radioaktif dalam slag (TENORM) (sebagai dampak primer dari
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter).
 Keresahan sosial (dampak sekunder dari penurunan kualitas udara berupa bau
asap hasil kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) yang
menyebar ke wilayah pemukiman).

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 16


RUANG LINGKUP STUDI

 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (sebagai dampak sekunder dari kegiatan
peleburan dan pemurnian bijih timah karena mengoperasikan tungku dengan
suhu 1300 0C dan kualitas udara akibat debu dan gas-gas hasil pembakaran).
 Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan kualitas udara
yang berasal dari debu dan gas – gas hasil peleburan dan pemurnian bijih timah).

d. Operasional Genset dan Workshop


Genset yang dipergunakan untuk kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah di smelter PT. Bangka Tin Industry terdiri dari 1 unit genset dengan masing-
masing kapasitas 80KVA (1 unit). Genset tersebut merupakan sumber energi utama
untuk proses pembakaran serta sebagai sumber penerangan di lokasi pabrik smelter dan
mess karyawan. Kegiatan operasional genset dapat menimbulkan dampak terhadap
komponen fisik – kimia dan kesehatan masyarakat.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari operasional genset ini
adalah :
 Penurunan kualitas udara ambien berupa Gas SO2, NO2, dan CO (sebagai dampak
primer dari kegiatan operasional genset yang berasal dari asap pembakaran BBM
solar pada mesin genset).
 Penurunan kualitas udara ambien berupa Partikulat Debu (sebagai dampak
primer dari operasional genset yang berasal dari pembakaran BBM solar pada
mesin genset).
 Kebisingan (sebagai dampak primer dari operasional genset yang berasal dari
suara deru mesin genset).
 Kualitas air permukaan (sebagai dampak primer dari operasional genset, yang
disebabkan adanya bahan pencemar seperti minyak dan oli bekas akibat ceceran
BBM dan oli pada saat pengisian bahan bakar genset dan penggantian
oli/pelumas).
 Potensi kebakaran (sebagai dampak primer dari operasional genset yang
disebabkan adanya ceceran BBM dan pemakaian genset yang tidak terkendali).
 Biota perairan (sebagai dampak sekunder dari penurunan kualitas air sungai).
 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak sekunder dari operasional
genset serta dari potensi kebakaran).

e. Kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan


Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan di workshop meliputi
perbaikan (reparation) dan pemeliharaan (maintanance) alat-alat berat seperti
backhoe/excavator, forklift, serta alat-alat penunjang seperti, dumptruck, truk BBM,
dan lain-lain dalam kegiatan operasional. Kegiatan perbengkelan juga bertugas untuk
perbaikan (reparation) dan pemeliharaan (maintanance) peralatan dan mesin-mesin
peleburan dan pemurnian bijih timah.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan di workshop adalah :

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 17


RUANG LINGKUP STUDI

 Kualitas air permukaan (sebagai dampak primer dari kegiatan pemeliharaan dan
perawatan dengan adanya parameter minyak dan lemak yang berasal dari
ceceran oli/minyak pelumas).
 Biota perairan (sebagai dampak sekunder dari perubahan kualitas air
permukaan).
 Gangguan kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan
kualitas air permukaan yang mengandung limbah B3 berupa timbal (Pb) dan
lapisan minyak.
 Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.
f. Penanganan Produk
Produk yang dihasilkan dari kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah
(smelter) PT. Bangka Tin Industry adalah timah batangan (standard tin dan low lead
tin). Kegiatan penanganan produk meliputi pengiriman dan penjualan timah batangan di
dalam negeri (domestik).
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
 Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan HC) dari kendaraan truk (sebagai
dampak primer dari kegiatan penanganan produk).
 Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui truk (sebagai dampak
primer dari kegiatan penanganan produk).
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan
produk yang berasal dari mesin kendaraan truk pengangkut produk).
 Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
penanganan produk yang berasal dari lalulalang kendaraan truk pengirim timah
batangan (ingot) ke konsumen.
 Rusaknya badan jalan (sebagai dampak sekunder dari dampak peningkatan arus
lalulintas darat).
 Kecelakaan lalu lintas (sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan
produk).
 Peningkatan perekonomian lokal (sebagai dampak primer dari kegiatan
penanganan produk dengan adanya royalti penjualan timah).
 Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.
g. Penanganan Limbah

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 18


RUANG LINGKUP STUDI

Penanganan limbah gas dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, namun
mengingat keterbatasan waktu dan dana, maka dalam kajian ANDAL hanya akan
dilakukan terhadap 2 (dua) alternatif penanganan limbah gas, yaitu filter bag house
(prinsip perubahan energi kinetik material limbah), dan water scrubber (prinsip
perbedaan massa dan berat jenis material limbah). Kajian terhadap masing-masing
alternatif penanganan limbah gas tersebut dilakukan untuk menganalisis perbedaan
parameter komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada setiap alternatif.
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari penanganan limbah gas ini
adalah :
1) Alternatif I : Pengolahan Limbah Gas dengan Metode Bag House
 Penurunan pencemaran oleh gas polutan dari proses pembakaran
 Penurunan pencemaran oleh partikulat debu dari proses pembakaran dalam
tanur
 Peningkatan suhu udara di areal kerja dalam pabrik

 Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan


yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.

2) Alternatif II : Pengolahan Limbah Gas dengan Metode Water Scrubber


 Stabilisasi CO dalam limbah gas
 Penurunan pencemaran oleh partikulat debu dari proses pembakaran
 Penurunan kualitas air yang digunakan dalam proses pengolahan limbah

h. Corporate Social Responsibility (CSR)


Cakupan bidang kegiatan yang menjadi sasaran program Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah (a) peningkatan kapasitas pengelolaan usaha bidang
pertanian dan pengolahan hasil pertanian; (b) peningkatan kapasitas sarana prasarana
sosial dan fasilitas umum; serta (c) peningkatan kapasitas partisipasi dan dinamika
kelembagaan masyarakat dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan Social
Responsibility (CSR) adalah :
 Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak primer dari pelaksanaan
kegiatan CSR).
 Perbaikan fasilitas umum (sebagai dampak primer dari pelaksanaan kegiatan CSR
dengan adanya partisipasi bantuan perusahaan dalam kegiatan pembangunan
fasilitas umum bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan).
 Peningkatan perekonomian lokal (sebagai dampak primer dari partisipasi bantuan
perusahaan kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan).

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 19


RUANG LINGKUP STUDI

4. Tahap Pasca-operasional
a. Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah (smelter) maka PT. Bangka Tin Industry akan melakukan pemutusan hubungan
kerja terhadap karyawannya. Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari
kegiatan ini adalah :
 Kesempatan kerja berkurang (sebagai dampak primer dari pemutusan hubungan
kerja yang ditandai dengan pertambahan angka pengangguran sejumlah
karyawan yang di PHK).
 Pendapatan Masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan kesempatan
kerja yang diberlakukan pada sejumlah karyawan).
 Keresahan sosial (sebagai dampak primer dari kegiatan pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan oleh perusahaan jika tidak memberikan jamsostek kepada
karyawan yang di PHK.
 Perekonomian lokal (sebagai dampak sekunder dari adanya penurunan
pendapatan masyarakat).
 Keresahaan Pekerja (yang merupakan dampak yang muncul dari rasa
ketidakpuasan pekerja terhadap proses Pemutusan Hubungan Kerja).
b. Demobilisasi Peralatan
Setelah semua tahap operasi selesai, maka akan dilakukan demobilisasi bekas
peralatan dan perlengkapan pabrik yang sebelumnya digunakan untuk operasional
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter). Dampak potensial yang
diprakirakan akan terjadi dari rencana kegiatan demobilisasi bekas peralatan dan
perlengkapan ini adalah :
Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) disepanjang jalan yang
dilalui (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi peralatan dan
perelngkapan pabrik dengan menggunakan truk pengangkut peralatan dan
material yang menghasilkan asap dan polutan di sepanjang jalan yang di lalui).
 Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui (sebagai dampak
primer dari demobilisasi peralatan dan material).
 Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
 Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
demobilisasi peralatan dan material).
 Rusaknya badan jalan (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
 Kecelakaan lalulintas (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
 Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
c. Pengembalian Lahan

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 20


RUANG LINGKUP STUDI

Dengan berakhirnya kegiatan operasional kegiatan pabrik peleburan dan


pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry, maka lahan yang telah
digunakan baik untuk proses pembangunan sarana dan prasarana pabrik tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, agar lahan bekas kegiatan operasional
tersebut akan dilakukan kegiatan pengembalian lahan tersebut. Dampak potensial yang
diprakirakan akan terjadi dari kegiatan ini adalah:
 Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat positif (sebagai dampak primer dari
pengembalian lahan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka dan kepada
pihak ke – 3 melalui proses jual beli, sehingga lahan tersebut dapat
dipergunakan kembali untuk melakukan pembangunan dan pengembangan
kawasan industri Jelitik.
4.1.2.2 Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial merupakan tahapan lebih lanjut dari identifikasi
dampak potensial dalam proses pelingkupan (scoping) studi AMDAL. Evaluasi dampak
potensial dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial
yang dianggap tidak relevan atau dampak tidak penting, sehingga diperoleh daftar
dampak besar dan penting hipotetis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah
secara lebih mendalam dalam ANDAL. Pada tahap evaluasi ini, dampak yang
diprakirakan tidak penting akan diabaikan atau tidak dibahas lebih lanjut, sedangkan
dampak-dampak penting hipotetis sebagai hasil evaluasi dampak potensial dalam studi
ini akan diklasifikasikan dan kemudian dibuatkan kategori prioritas dampaknya.Metode
yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah interaksi
kelompok dalam Tim Studi AMDAL dengan memperhatikan Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-056 Tahun 1994 tentang
Pedoman Umum Mengenai Ukuran Dampak Penting, nilai ambang batas baku mutu
lingkungan hidup, penilaian berdasarkan ilmiah, serta dengan mempertimbangkan hasil
konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi yang bertanggung jawab serta
masyarakat yang berkepentingan. Proses evaluasi dampak dengan menggunakan kriteria
ukuran dampak penting disajikan pada Tabel 4.2.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 21


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.2. Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Dengan Menggunakan Kriteria Dampak Penting
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6 Hipotetik
- Peningkatan perekonomian lokal, sebagai dampak primer dari
Pemerintah Daerah
1 Studi Pendahuluan kegiatan studi pendahuluan yang berasal dari retribusi yang - - o - - - o
Kabupaten Bangka
dibayarkan kepada pemerintah Daerah Kabupaten Bangka
- Sikap dan persepsi masyarakat yang disebabkan keterbatasan
2 Survei Teknis dan Detail Desain Masyarakat - - o - - - o
mengakses informasi rencana kegiatan PT. Bangka Tin Industry
- Keresahan sosial yang muncul dari pengalaman negatif masyarakat
terhadap perusahaan sejenis yang telah ada disekitar rencana
Masyarakat - - - o - - o
kegiatan PT. Bangka Tin Industry, dan sebagai dampak lanjutan dari
sikap dan persepsi negatif.
- Sikap dan persepsi positif, keterbukaan informasi dari PT. Bangka Tin
3 Sosialisasi Kegiatan Masyarakat v - - - - - v
Industry untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat
- Sikap dan Persepsi Negatif, yang ditandai dengan adanya masyarakat
Masyarakat yang menunjukkan sikap kontra/kurang setuju dengan adanya v - v - - - v
kegiatan pembangunan smelter PT. Bangka Tin Industry.
- Keresahan sosial, sebagai dampak sekunder atas sikap dan persepsi
Masyarakat - - o - - - o
negatif masyaraka yang tidak terakomodir/terselesaikan.
- Tidak ada dampak, areal yang digunakan untuk lokasi rencana
4 Pembebasan Lahan Masyarakat kegiatan merupakan lahan yang telah lama dikuasai dan - - - - - - -
dimanfaatkan sebelumnya oleh PT. Bangka Tin Industry.
- Kesempatan kerja sebagai dampak primer dari kesempatan kerja
5 Mobilisasi Tenaga Kerja Masyarakat v - v - - - v
bagi tenaga kerja/kontraktor lokal bidang konstruksi.
- Peningkatan Pendapatan Masyarakat, sebagai dampak sekunder dari
Masyarakat v - v - v - v
adanya kesempatan kerja bagi tenaga kerja/kontraktor lokal.
- Peningkatan perekonomian lokal, sebagai dampak tersier dari
Masyarakat kesempatan kerja dan sebagai dampak sekunder dari peningkatan - - v - - - v
peningkatan pendapatan masyarakat.
- Sikap dan persepsi negatif, sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang dipergunakan untuk
Masyarakat - - v - - - v
konstruksi bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor
non lokal.
- Sikap dan persepsi positif, sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang dipergunakan untuk
Masyarakat - - v - - - v
konstruksi bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor
lokal

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 22


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.2. Lanjutan.


Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6 Hipotetik
- Keresahan sosial, sebagai dampak sekunder dari mobilisasi tenaga
Masyarakat kerja konstruksi pembangunan smelter yang menggunakan tenaga - - o - - - o
kerja/kontraktor non lokal.
Mobilisasi Peralatan dan - Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) di udara yang
6 udara - - o - - - o
Material berasal dari asap kendaraan truk pengangkut peralatan dan material
- Peningkatan partikulat debu di sekitar pemukiman yang dilewati
udara - - o - - - o
oleh kendaraan angkutan peralatan dan material
- Peningkatan kebisingan, sebagai dampak primer dari kegiatan
Masyarakat - - o - - o o
mobilisasi peralatan dan material
- Peningkatan arus lalulintas darat oleh jumlah ritasi kendaraan
Lalulintas darat - - o - - - o
angkutan peralatan dan material
- Rusaknya badan jalan yang disebabkan kendaraan angkutan
Badan Jalan v - v v - - v
peralatan dan material
Pekerja dan - Peningkatan kecelakaan lalulintas sebagai dampak lanjutan dari
- - o - - - o
Masyarakat peningkatan arus lalu lintas dan kerusakan badan jalan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sebagai dampak lanjutan dari
Masyarakat - - o - - o o
peningkatan gas polutan, partikulat debu dan kebisingan.
7 Penyiapan Lahan Iklim Mikro - Perubahan iklim mikro akibat hilangnya vegetasi penutup tanah - - o - o - o
- Peningkatan gas polutan di udara, sebagai dampak primer dari
Udara - - o - o - o
kegiatan penyiapan lahan
- Peningkatan partikulat debu di udara yang ditimbulkan oleh
Udara - - o - o - o
operasional peralatan dan kendaraan
- Peningkatan kebisingan yang berasal dari suara deru alat – alat berat
Masyarakat o - o - - - o
yang dipergunakan
- Perubahan bentang alam sebagai dampak primer dari kegiatan
penyiapan lahan karena lahan yang awalnya berupa lahan kosong
Bentang Alam yang ditumbuhi semak belukar akan dilakukan penimbunan tanah - o o - - - o
mencapai ketinggian tertentu untuk proses pembangunan pabrik
smelter.
Lahan - Hilangnya lahan produktif akibat konversi lahan menjadi bangunan - o o - - - o
- Erosi tanah, sebagai dampak primer kegiatan penyiapan lahan yang
Tanah - o o - - - o
di tandai dengan adanya penggerusan tanah timbun oleh air hujan
- Penurunan kualitas air permukaan berupa peningkatan bahan
Air permukaan - - o - - o o
sedimen dalam air sebagai dampak lanjutan dari erosi tanah

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 23


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.2. Lanjutan.


Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6 Hipotetik
- Debit air sungai sebagai dampak sekunder dari laju erosi yang
Air permukaan disebabkan hilangnya vegetasi penutup dan terjadinya limpasan air - o o - - - o
permukaan
Vegetasi - Hilangnya penutupan vegetasi pada proses pembersihan lahan - o o - - - o
- Gangguan habitat satwaliar, sebagai dampak sekunder dari
Satwa - o o - - - o
hilangnya vegetasi penutup
- Gangguan habitat biota perairan sebagai dampak lanjutan dari
Biota perairan - o o - - - o
erosi tanah yang menyebabkan sedimentasi badan sungai.
- Potensi peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
Pekerja o - o - - - o
kerja akibat kelalaian dalam pengoperasian alat - alat berat
Pemb.Pabrik & Fasilitas
8 Iklim mikro - Peningkatan suhu udara oleh hilangnya kanopi tajuk tanaman - - o - - o o
Pendukung
- Peningkatan kebisingan oleh suara mesin-mesin dan peralatan
Masyarakat o - o - - - o
pertukangan
- Peningkatan debit air sungai oleh aliran air permukaan (run off)
Air permukaan - - - - o o o
dari areal kegiatan
- Penurunan kualitas air permukaan sebagai dampak lanjutan dari
Air permukaan - - o - - o o
peningkatan laju aliran permukaan.
- Potensi peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
Pekerja kerja terutama bila terjadi kelalaian pekerja yang menimbulkan v - v - - v v
terjadinya kecelakaan
- Peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat disekitar lokasi
9 Masyarakat v v v v - - v
Rekrutmen Tenaga Kerja dan kegiatan
Penyelenggaraan Norma Kerja Masyarakat - Peningkatan peluang berusaha sebagai dampak sekunder dari
- - v v - - v
kegiatan rekrutmen tenaga kerja
Masyarakat - Timbulnya sikap dan persepsi negatif bilamana proses rekrutmen
v - v - - - v
tidak transparan
Masyarakat - Timbulnya sikap dan persepsi positif dikalangan masyarakat dengan
v - v - - - v
proses rekrutmen yang terbuka
Masyarakat - Timbulnya keresahan sosial, sebagai dampak tersier dari sikap dan
persepsi negatif akibat benturan budaya antara tenaga kerja lokal o o o - - - o
dengan pendatang
Perekonomian - Peningkatan perekonomian lokal sebagai dampak lanjutan dari
- - v - v - v
Lokal peningkatan kesempatan bekerja dan peluang berusaha
Pekerja - Keresahan Pekerja sebagai dampak primer yang muncul dari rasa
ketidakpuasan pekerja terhadap norma kerja di perusahaan setelah v - v - - - v
calon pekerja diterima.

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 24


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.2. Lanjutan.


Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6 Hipotetik
- Peningkatan gas polutan di udara yang berasal dari asap kendaraan
10 Pengangkutan Bahan Baku Udara - - v v v - v
angkutan bahan baku
- Peningkatan partikulat debu di udara, sebagai dampak primer dari
Udara kegiatan pengangkutan yang berasal dari kendaraan angkutan bahan - - v v v - v
baku
- Peningkatan kebisingan disepanjang jalan yang dilalui kendaraan
Masyarakat - - o - - o o
angkutan bahan baku
- Peningkatan arus lalulintas darat oleh jumlah ritasi kendaraan
Lalulintas jalan - - o - - o o
angkutan bahan baku
- Rusaknya badan jalan, sebagai dampak sekunder dari peningkatan
Badan Jalan arus lalulintas darat terutama kendaraan angkutan bahan baku dan - v v - v - v
material dengan muatan/tonase yang cukup besar
Pekerja dan - Peningkatan kecelakaan lalulintas sebagai dampak lanjutan dari
- - v - - - v
Masyarakat peningkatan arus lalu lintas dan kerusakan badan jalan.
- Peningkatan kesempatan berusaha sebagai dampak primer dari
Masyarakat kegiatan pengangkutan bahan baku karena adanya kesempatan bagi v - v - - - v
masyarakat untuk menyediakan alat angkutan bahan baku.
Masyarakat - Pendapatan masyarakat, sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat yang telah
o - o - - - o
menyewakan kendaraan truk angkutan bahan baku dan angkutan
untuk pengiriman ingot kepada PT. BANGKA TIN INDUSTRY.
Masyarakat - Gangguan kesehatan masyarakat sebagai dampak lanjutan dari
v v v - - - v
peningkatan gas polutan, partikulat debu dan kebisingan.
- Peningkatan gas polutan di udara sebagai dampak primer dari
11 Pengolahan/ peleburan Timah Udara kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah yang berasal dari - v v v v v v
asap pembakaran dalam tanur
- Peningkatan partikulat debu di sebagai dampak primer dari
Udara kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah yang berasal dari - v v v v v v
asap pembakaran dalam tanur
- Peningkatan suhu udara di lingkungan kerja akibat rambatan panas
Udara - v v v v v v
dari suhu tinggi dinding tanur dan cooler
- Kualitas air permukaan (sebagai dampak primer dari kegiatan
Air permukaan peleburan dan pemurnian bijih timah yang berasal dari cooling - - - - - - -
water yang dipergunakan) dengan sirkulasi tertutup.
- Peningkatan kebisingan, sebagai dampak primer dari kegiatan
Pekerja peleburan dan pemurnian bijih timah yang berasal dari suara deru v v v v v v v
mesin – mesin dan peralatan proses produksi/pembakaran

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 25


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.2. Lanjutan.


Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6
Hipotetik
Pekerja, Masyarakat - Potensi kebakaran dari penggunaan BBM solar dengan kondisi
v v v v - - v
dan Perusahaan lingkungan suhu tinggi 1300 0C
- Peningkatan konsentrasi bahan radioaktif yang terdapat pada
Pekerja dan limbah (slag) akibat proses peleburan (TENORM) sebagai dampak
- - v v - - v
Masyarakat primer dari kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah
(smelter)
- Resiko K3 sebagai dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
Pekerja dan
debu, suhu lingkungan, kebisingan, potensi kebakaran, dan v - v v - v v
Masyarakat
bahan radioaktif pada kegiatan peleburan.
- Gangguan kesehatan masyarakat sebagai dampak lanjutan dari
Masyarakat v v v - v - v
peningkatan gas polutan dan debu di udara.
- Penurunan kualitas udara ambien berupa gas SO2, NO2 dan CO
12 Operasional Genset Udara sebagai dampak primer dari kegiatan operasional genset yang - v v v v - v
berasal dari asap pembakaran BBM solar pada mesin genset
- Penurunan kulitas udara ambien berupa partikulat debu, sebagai
Udara dampak primer dari operasional genset yang berasal dari - - - - - o o
pembakaran BBM solar pada mesin genset.
- Peningkatan kebisingan, sebagai dampak primer dari operasional
Pekerja v - - v v - v
genset yang berasal dari suara deru mesin genset
- Penurunan kualitas air sungai, sebagai dampak primerdari
Air permukaan kegiatan operasional genset yang disebabkan adanya peningkatan - - v v v - v
bahan pencemar seperti minyak dan oli bekas
Pekerja,
- Potensi kebakaran, sebagai dampak primer dari kegiatan
Masyarakat dan PT.
operasional genset yang diakibatkan adanya ceceran BBM dan v v v v - - v
BANGKA TIN
pemakaian genset yang terkendali.
INDUSTRY
- Gangguan habitat biota perairan sebagai dampak lanjutan dari
Biota perairan - - v - v - v
penurunan kualitas air sungai.
- Resiko K3 sebagai dampak sekunder dari operasional genset serta
Pekerja v - v - - v v
dari potensi kebakaran.
- Penurunan kualitas air permukaan, sebagai dampak primer dari
13 Pemeliharaan dan Perawatan Air permukaan kegiatan pemeliharaan dan perawatan dengan adanya parameter - v v v v v v
minyak dan lemak yang berasal dari ceceran oli/minyak pelumas
- Biota perairan, sebagai dampak sekunder dari perubahan kualitas
Biota - v v v v v v
air permukaan.
- Gangguan kesehatan masyarakat, sebagai dampak tersier dari
Masyarakat penurunan kualitas air permukaan yang mengandung limbah B3 v v v - v - v
berupa timbal (Pb) dan lapisan minyak.
Tabel 4.2. Lanjutan.

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 26


RUANG LINGKUP STUDI

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak


No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6
Hipotetik
- Peningkatan gas polutan (SOx, NOx, CO dan HC) dari kendaraan
14 Penanganan Produk Udara - - o - - - o
truk, sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan produk.

- Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui truk,


Udara - - o - - - o
sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan produk.

- Peningkatan Kebisingan, sebagai dampak primer dari kegiatan


Masyarakat penanganan produk yang berasal dari mesin kendaraan truk - - o - - - o
pengangkut produk
- Peningkatan arus lalulintas darat, sebagai dampak primer dari
Lalulintas - - o - - - o
kegiatan penanganan produk
- Rusaknya badan jalan, sebagai dampak sekunder dari
Badan Jalan - - o - - - o
peningkatan arus lalulintas darat
Sopir dan - Kecelakaan lalulintas, sebagai dampak primer dari kegiatan
- - o - - - o
Masyarakat penanganan produk
- Peningkatan perekonomian lokal sebagai dampak tidak langsung
Masyarakat - - v v - - v
dari penerimaan royalti penjualan hasil timah.
15 Penanganan Limbah
- Penurunan konsentrasi gas polutan yang berasal dari proses
a. Alternatif I Udara - - v v - - v
pembakaran dalam tanur.
- Penurunan konsentrasi partikulat debu di udara yang berasal dari
Udara - - v v - - v
proses pembakaran dalam tanur.
Udara - Peningkatan suhu udara disekitar areal kerja yang berasal
rambatan (pembuangan) panas pada proses pendinginan suhu gas - - v v - - v
dalam stack.
- Penurunan konsentrasi partikulat debu di udara yang berasal dari
b. Alternatif II Udara - - v v - - v
proses pembakaran dalam tanur.
- Terjadinya stabilisasi CO dalam limbah gas yang terjadi pada
Udara - - v v - - v
proses pendinginan secara tiba-tiba (oleh kabut air).
- Penurunan kualitas air sungai berupa peningkatan bahan
Air permukaan pencemar berupa TSS (bahan tersuspensi) yang berasal dari
- - v v - - v
limbah cair pada proses penyaringan debu oleh kabut air.

- Perbaikan fasilitas umum sebagai dampak primer dari


Corporate Social Responsibility pelaskaanaan CSR dengan adanya partisipasi bantuan perusahaan
16 Masyarakat o - o o - - o
(CSR) dalam kegiatan pembangunan fasilitas umum bagi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan.

Tabel 4.2. Lanjutan.

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 27


RUANG LINGKUP STUDI

Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak


No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6
Hipotetik
- Peningkatan perekonomian lokal sebagai dampak langsung dari
Masyarakat partisipasi bantuan perusahaan kepada masyarakat disekitar - - o - - - o
lokasi kegiatan.
- Sikap dan persepsi positif sebagai dampak lanjutan dari
Masyarakat peningkatan kesempatan berusaha dan partisipasi bantuan v - v - - - v
perusahaan kepada masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
- Hilangnya kesempatan kerja bagi masyarakat disekitar lokasi
17 Pemutusan Hubungan Kerja Pekerja v - v - - - v
kegiatan
- Keresahan Pekerja sebagai dampak primer yang muncul akibat
ketidakpuasan pekerja ketika akan dilakukan proses pemutusan v - v - - - v
hubungan kerja (PHK)
Masyarakat - Penurunan perekonomian lokal sebagai dampak lanjutan dari
- - o - - o o
hilangnya peluang bekerja.
- Keresahan sosial sebagai dampak lanjutan dari hilangnya
Masyarakat - - o - - - o
kesempatan kerja
18 Demobilisasi Peralatan - Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) dan
Udara partikulat debu disepanjang jalan yang dilalui selama proses - - o - - - o
demobilisasi berlangsung
- Peningkatan kebisingan di sepanjang jalan selama kegiatan
Masyarakat - - o - - o o
demobilisasi berlangsung
- Peningkatan Arus Lalulintas Darat akibat adanya lalulalang truk
Lalulintas pengangkut berbagai peralatan dan perlengkapan bekas kegiatan - - o - - - o
peleburan dan pemurnian bijih timah
- Rusaknya badan jalan akibat kegiatan demobilisasi peralatan dan
Badan Jalan v - v v - - v
perlengkapan
Masyarakat dan - Kecelakaan lalulintas, sebagai dampak primer dari kegiatan
- - o - - - o
Pekerja demobilisasi peralatan
19 Pengembalian Lahan - Sikap dan persepsi, sebagai dampak primer dari kegiatan
Masyarakat v - - - - - v
pengembalian lahan

Keterangan :
1 = Jumlah manusia yang akan terkena dampak 6= Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 28


RUANG LINGKUP STUDI

2 = Luas wilayah persebaran dampak; v= Dampak penting hipotetik


3 = Intensitas dan lamanya dampak berlangsung o= Dampak penting potensial(tidak memerlukan kajian lebih lanjut/yang
tereliminasi)
4 = Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak -= Tidak berdampak penting
5 = Sifat kumulatif dampak

ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 29


RUANG LINGKUP STUDI

Berdasarkan proses evaluasi dampak potensial sebagaimana disajikan dalam


Tabel 4.2. maka berikut ini diuraikan penjelasan secara ringkas mengenai dampak-
dampak penting hipotetik dari setiap jenis kegiatan yang menjadi sumber dampak.
1. Tahap Persiapan
a. Studi Pendahuluan dan Perizinan
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari kegiatan studi pendahuluan
merupakan dampak hipotetik tidak penting karena bila ditinjau dari intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, kegiatan studi pendahuluan terutama pengurusan
perizinan merupakan aktivitas yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang
berasal dari pembayaran sejumlah retribusi kepada pemerintah daerah Kabupaten
Bangka atas perizinan yang telah dikeluarkan akan tetapi hanya berlangsung 1 kali
dalam jumlah yang relatif kecil.
b. Survey Teknis dan Detail Design
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari kegiatan survey teknis dan
detail disain ini merupakan dampak hipotetik tidak penting karena kegiatan ini pada
dasarnya merupakan desk study dan belum ada aktivitas konstruksi di lapangan.
Pelaksanaan pekerjaan survey teknis dan detail desain ini bisa dilakukan sendiri oleh
perusahaan PT. Bangka Tin Industry ataupun diberikan kepada perusahaan jasa yang
bergerak di bidang perencanaan dan arsitektur. Bila ditinjau dari intensitas dan lamanya
dampak berlangsung bahwa sikap dan persepsi negatif masyarakat hanya akan
berlangsung sementara selama informasi mengenai kegiatan pembangunan smelter
PT. Bangka Tin Industry belum terakses dengan baik oleh masyarakat. Dengan demikian
dampak kegiatan survey teknis dan detail desain tidak dibahas lebih lanjut dalam studi
ini.
c Sosialisasi Rencana Kegiatan
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari kegiatan sosialisasi yang
telah dilaksanakan oleh PT. Bangka Tin Industry di Kelurahan Sungailiat pada tanggal 5
Mei 2011 adalah:
 Sikap dan persepsi positif, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik bila ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak diketahui bahwa
mayoritas masyarakat yang menerima dengan sikap positif atas kehadiran PT.
Bangka Tin Industry. Sikap ini tentunya akan memberikan dukungan terhadap
kelamcaran kegiatan operasional perusahaan.
 Sikap dan persepsi negatif, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik bila ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak bahwa dari
kegiatan sosialisasi yang dilakukan masih ada masyarakat yang kontra terhadap
rencana kegiatan pembangunan smelter PT. Bangka Tin Industry karena
dikhawatirkan semakin menimbulkan bau asap di sekitar pemukiman serta ada
kekhawatiran masyarakat bahwa perusahaan hanya memberikan janji – janji saja
kepada masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan lainnya selama ini
serta bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, jika sikap dan
persepsi negatif masyarakat tidak terakomodir/terselesaikan pada saat kegiatan

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 30


RUANG LINGKUP STUDI

sosialisasi berlangsung, maka dapat menimbulkan terjadinya dampak lanjutan


berupa keresahan sosial.
 Keresahan sosial, merupakan dampak penting hipotetik bila ditinjau dari intensitas
dampaknya, keresahan sosial dapat terjadi selama kegiatan pra konstruksi hingga
operasional berlangsung dan pada akhirnya dapat menjadi hambatan/gangguan pada
saat perusahaan beroperasi.
d Pembebasan Lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
(smelter) oleh PT. Bangka Tin Industry ini merupakan milik pemerintah daerah, dengan
luas ± 15.000 m2 dengan melakukan perjanjian sewa lahan antara perusahaan dengan
pihak pemerintah daerah sehingga kegiatan pembebasan lahan tidak dilakukan. Dengan
demikian tidak ada dampak potensial yang timbul dari kegiatan pembebasan lahan ini,
sehingga tidak dikaji lebih lanjut dan bukan merupakan dampak penting hipotetik.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
mobilisasi tenaga kerja ini adalah :
 Kesempatan kerja, adanya penerimaan tenaga kerja oleh perusahaan mitra
PT. Bangka Tin Industry sebanyak 30 orang untuk tahap konstruksi ini dapat
dimanfaatkan oleh para pencari kerja yang ada di wilayah studi. Hal ini dijadikan
dasar penentuan dampak penting hipotetik.
Dampak ini termasuk kriteria penting karena ditinjau dari segi jumlah manusia yang
terkena dampak dari kegiatan konstruksi ini sebatas jumlah tenaga kerja lokal yang
dipergunakan pada saat proses konstruksi yaitu sebanyak 30 orang, sedangkan bila
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak yaitu
berkurangnya tingkat pengangguran dan dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap pendapatan karyawan/pekerja dan sikap dan persepsi positif masyarakat.
 Peningkatan pendapatan masyarakat, sebagai dampak lanjutan/sekunder dari
kesempatan kerja bagi masyarakat/kontraktor lokal.
Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak penting yang perlu dikaji, karena bila
ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak dan segi intensitas dampak
bahwa sebanyak 30 orang tenaga konstruksi akan mengalami peningkatan
pendapatan selama proses konstruksi berlangsung serta bila ditinjau dari segi
kumulatif dampak bahwa dampak peningkatan pendapatan dari hasil bekerja
memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal masyarakat.
 Perekonomian lokal (sebagai dampak tersier dari dampak kesempatan kerja), hal
ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena bila ditinjau dari
intensitas dan lamanya dampak berlangsung bahwa dengan terbukanya kesempatan
kerja bagi masyarakat lokal, tentunya dapat membuka kesempatan berusaha dalam
penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau menjadi sub-
kontraktor di perusahaan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah tersebut,

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 31


RUANG LINGKUP STUDI

maka diprakirakan akan meningkatkan pendapatan mereka selama kegiatan


konstruksi berlangsung.
 Sikap dan persepsi negatif masyarakat atas keberadaan dan operasional pabrik
peleburan dan pemurnian biji timah tersebut. Hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena apabila dalam penerimaan tenaga kerja tidak
dilaksanakan secara transparan dan tidak memperhatikan tenaga kerja
lokal/penduduk setempat maka bisa berakibat timbulnya konflik sosial/unjuk rasa
oleh masyarakat yang pada akhirnya dapat menghambat kegiatan pabrik peleburan
dan pemurnian bijih timah tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung bahwa hal ini dapat mengakibatkan konflik antara
perusahaan dengan masyarakat bila penerimaan tenaga kerja tidak dilakukan secara
transparan dan perusahaan hanya memprioritaskan karyawan dari luar daerah
dengan alasan lebih pintar dan lebih gampang diatur, dengan demikian dampak lebih
lanjut adalah bisa mengganggu operasional perusahaan.
 Sikap dan persepsi positif masyarakat, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena apabila dalam perekrutan tenaga kerja pada tahap
konstruksi ini memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal maka diprakirakan
akan menimbulkan sikap dan persepsi positif masyarakat karena mereka dapat
berpartisipasi atau ikut bekerja di perusahaan yang beroperasi di daerah mereka.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari intensitas dan lamanya
dampak berlangsung, karena dengan adanya sikap dan persepsi positif maka akan
terjalin hubungan yang harmonis dan dukungan dari masyarakat terhadap kelancaran
kegiatan PT. Bangka Tin Industry baik pada tahap konstruksi maupun tahap kegiatan
selanjutnya.
 Keresahan sosial, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena keresahan sosial yang terjadi nantinya dapat menghambat/mengganggu
terhadap keberlangsungan kegiatan operasional PT. Bangka Tin Industry.
Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak penting ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, bahwa keresahan sosial dapat terjadi selama kegiatan
sosialisasi dilaksanakan hingga kegiatan operasional berlangsung.
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan perlu dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat
penyelesaian pekerjaan konstruksi. Peralatan dan material yang digunakan sebagian
besar didatangkan dari Pangkalpinang.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah :
 Rusaknya badan jalan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena mobilisasi peralatan dan material dalam tahap konstruksi umumnya dilakukan
dengan menggunakan truk yang bermuatan beban melebihi kapasitas jalan. Dari
hasil konsultasi publik diperoleh informasi dari masyarakat bahwa ruas jalan utama
di sepanjang Kelurahan Sungailiat sering rusak dan badan jalan menjadi
bergelombang akibat kendaraan truk yang bermuatan melebihi kapasitas jalan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 32


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak karena jalur jalan tersebut merupakan prasarana transportasi
utama bagi masyarakat (khususnya bagi warga Kelurahan Sungailiat). Ditinjau dari
intensitas dan lamanya dampak belangsung serta kumulatif dampaknya bahwa
kerusakan jalan akan terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
hingga kegiatan pengangkutan dan penanganan produk berlangsung pada tahap
operasional serta kumulasi dari kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh smelter-
smelter yang berada di sekitarnya, sedangkan bila ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan yang terkena dampak karena apabila terjadi kerusakan jalan
maka akan menghambat kelancaran lalulintas dan meningkatnya potensi kecelakaan
lalulintas.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO. Pada
kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan dihasilkan emisi gas buang dari
kendaraan truk. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila
ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa
dampak tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu. Kendaraan truk
menimbulkan debu disepanjang jalan yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat sementara dan
berlangsung sesekali saja.
 Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas disepanjang jalan yang dilalui.
Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut
hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
 Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat
bahwa kegiatan pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung
sesekali saja sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag
disebabkan faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
 Kebisingan, kegiatan mobilisasi peralatan berat ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh alat pengangkut peralatan
dan material tersebut hanya berlangsung sementara saja, selanjutnya apabila
ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut
bersifat sementara dan akan kembali seperti semula bilamana kegiatan mobilisasi
peralatan telah berakhir.
 Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting,
karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bahwa

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 33


RUANG LINGKUP STUDI

sumber dampak yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat


hanya berlangsung sementara saja.
c. Penyiapan Lahan
Kebutuhan tanah timbun untuk memperoleh ketinggian ideal lokasi
pembangunan PT. Bangka Tin Industry diperkirakan mencapai volume 2.925 m3 (luas
lahan sekitar 15.000 m2). Seluruh dampak potensial yang teridentifikasi pada kegiatan
penyiapan lahan ini dikategorikan sebagai dampak tidak penting hipotetik, dengan hasil
evaluasi sebagai berikut :
 Perubahan iklim mikro (sebagai dampak lanjutan dari hilangnya vegetasi penutup
tanah di lokasi tapak kegiatan). Hal ini dijadikan sebagai dasar penentuan dampak
tidak penting hipotetik karena perubahan iklim mikro khususnya parameter suhu
udara yang terjadi relatif kecil yaitu antara 1-2 0C saja. Suhu di sekitar lokasi
kegiatan pada rona awal cukup panas karena lokasi tersebut merupakan wilayah
kawasan industri yang mana tutupan vegetasi lahan memiliki kerapatan yang cukup
rendah.
 Peningkatan kandungan debu (yang berasal dari aktivitas penyiapan lahan).
mengingat lokasi pabrik ini berdekatan dengan pemukiman masyarakat). Kegiatan
penyiapan lahan akan mengakibatkan peningkatan kandungan debu di udara, namun
dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting karena ditinjau dari segi intensitas
dan lamanya dampak berlangsung bahwa peningkatan kandungan debu di udara
berlangsung sekali-sekali dan bersifat sementara saja selama kegiatan penyiapan
lahan.
 Peningkatan kebisingan (yang berasal dari suara mesin alat-alat berat pada saat
penyiapan lahan). Kegiatan penyiapan lahan akan mengakibatkan peningkatan
kebisingan, namun dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting karena ditinjau
dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung bahwa peningkatan kebisingan
berlangsung sekali-sekali dan bersifat sementara saja selama kegiatan penyiapan
lahan. Mengingat lokasi kegiatan ini cukup jauh dari pemukiman masyarakat maka
jumlah manusia terkena dampak juga terbatas dan relatif sedikit (kebisingan
terutama hanya akan dialami oleh operator peralatan).
 Bentang alam. Bahwa luas lahan yang dibuka hanya sekitar 15.000 m2 atau sekitar
1,5 ha. Walaupun dalam kegiatan pelaksanaan penyiapan lahan ini akan dilakukan
kegiatan cut and fill akan tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap bentang
alam karena perubahan level ketinggian lahan yang terjadi hanya sekitar 0,5 meter
sehingga berdasarkan luas wilayah persebaran dampak tergolong tidak penting.
 Laju erosi tanah. Kegiatan pembersihan lahan (land clearing) dan penimbunan
tanah pada lokasi rencana tapak bangunan dan fasilitas penunjangnya, berdasarkan
pertimbangan ilmiah, akan mengakibatkan peningkatan laju erosi tanah sampai ke
tingkat berat, namun demikian dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
karena ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bahwa
peningkatan laju erosi yang diprakirakan berlangsung sekali-sekali yaitu pada saat
turunnya hujan berintensitas tinggi dan bersifat sementara saja selama kegiatan
penyiapan lahan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 34


RUANG LINGKUP STUDI

 Kualitas air permukaan. Kegiatan penyiapan lahan dengan penimbunan umumnya


memiliki struktur tanah yang masih lemah sehingga limpasan air hujan pada
permukaan tanah timbun akan menyebabkan adanya kemungkinan padatan
tersuspensi (parameter TSS) yang terbawa masuk kedalam perairan sehingga
menimbulkan penurunan kualitas air permukaan. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting karena ditinjau dari sifat berbalik dampak, umumnya dampak
ini telah terantisipasi dengan kondisi dilapangan dimana akan dilakukan penundaan
kegiatan penimbunan saat terjadinya hujan. Apabila ditinjau dari segi lamanya
dampak berlangsung, bahwa kondisi tanah yang berpotensi tererosi menjadi bahan
sedimen adalah bersifat sementara, yaitu pada saat kegiatan penimbunan dan
pemadatan.
 Debit aliran permukaan, terjadinya perubahan (fluktuasi) debit aliran permukaan
sangat erat kaitannya dengan kondisi cuaca (hujan atau kemarau). Dampak ini
termasuk dalam kriteria tidak penting ditinjau dari segi sifat kumulatif dampak
karena dampak tidak bersifat kumulatif dan hanya terjadi pada saat hari hujan saja,
dan dari segi berbalik atau tidak berbaliknya nya dampak bahwa dampak tersebut
akan berbalik ke kondisi semula.
 Hilangnya vegetasi (flora darat) penutup lahan. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting ditinjau dari segi intensitas dampak karena pembukaan lahan
(land clearing) memang dilakukan secara total akan tetapi tidak terdapat jenis-jenis
vegetasi yang langka dan dilindungi oleh Undang-Undang, serta bernilai ekonomis
penting bagi masyarakat (baik ditinjau dari segi kegunaan praktisnya maupun fungsi
obat-obatannya). Selanjutnya apabila ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan
hidup lain yang terkena dampak, bahwa hilangnya vegetasi penutup tanah ini tidak
akan mengakibatkan dampak lanjutan yang sigifikan berupa peningkatan laju erosi,
hilangnya habitat satwa yang mengakibatkan migrasinya satwa tersebut, dan
peningkatan debit aliran permukaan, karena luas pembukaan lahan tidak luas yaitu
hanya sekitar 1,5 ha.
 Habitat satwa/fauna darat (sebagai dampak lanjutan dari hilangnya vegetasi/flora
darat yang berfungsi sebagai habitatnya). Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak
penting ditinjau dari segi luas persebaran dampak karena kegiatan pembersihan
lahan (land clearing) dilakukan terbatas hanya pada lokasi kegiatan dengan luasan
hanya sekitar 1,5 ha.
 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak langsung dari beroperasinya
alat-alat berat dan sebagai dampak lanjutan dari perubahan kualitas udara ambien
berupa kadar gas SOx, NOx, CO dan debu serta dampak lanjutan dari kebisingan).
Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak, bahwa dampak beroperasinya alat-alat berat terhadap yang
diprakirakan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat dan bersifat sementara
saja selama kegiatan penyiapan lahan.
4) Pembangunan Pabrik dan Fasilitas Pendukung
Pemasangan peralatan teknis pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
(smelter) dilaksanakan sesuai dengan kemajuan pekerjaan bangunan pabrik. Dampak

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 35


RUANG LINGKUP STUDI

potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan pembangunan
sarana prasarana penunjang adalah :
 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak langsung dari beroperasinya
alat-alat berat). Kegiatan pembangunan sarana prasarana penunjang yang
menggunakan alat-alat berat yang apabila tidak berhati-hati dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal/kematian bagi pekerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik penting, ditinjau dari jumlah
manusia yang terkena dampak bahwa peluang terjadinya resiko kecelakaan kerja
dapat terjadi pada seluruh tenaga kerja konstruksi, sedangkan bila ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung bahwa resiko kecelakaan kerja dengan
penggunaan peralatan berat tergolong tinggi dan dapat berakibat fatal terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja serta ditinjau dari berbalik atau tidak berbaliknya
dampak karena dengan adanya kegiatan pembangunan sarana prasarana penunjang
apabila tidak berhati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang
dampaknya dapat bersifat permanen bagi pekerja.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Perubahan iklim mikro (sebagai dampak lanjutan dari hilangnya vegetasi penutup
tanah di lokasi tapak kegiatan). Hal ini dijadikan sebagai dasar penentuan dampak
hipotetik tidak penting karena perubahan iklim mikro khususnya parameter suhu
udara yang terjadi relatif kecil yaitu antara 1 -2 0C saja.
 Debit aliran permukaan, terjadinya perubahan (fluktuasi) debit aliran permukaan
sangat erat kaitannya dengan kondisi cuaca (hujan atau kemarau). Dampak potensial
ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik tidak penting ditinjau dari segi sifat
kumulatif dampak karena dampak tidak bersifat kumulatif dan hanya terjadi pada
saat hari hujan saja, dan dari segi berbaliknya dampak bahwa dampak tersebut akan
berbalik ke kondisi semula.
 Kualitas air permukaan. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik
tidak penting, apabila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak karena
dapat diprakirakan bahwa pada tahap pembangunan sarana dan prasarana akan
terjadi peningkatan nilai TSS di badan perairan yang tergolong sangat kecil, dan dari
segi berbaliknya dampak bahwa dampak tersebut akan berbalik ke kondisi semula
bilamana pekerjaan tersebut berakhir.
 Peningkatan kebisingan (yang berasal dari suara kegiatan pertukangan pada saat
pembangunan sarana prasarana penunjang). Dampak ini termasuk dalam kriteria
dampak hipotetik tidak penting karena ditinjau dari segi jumlah manusia terkena
dampak, bahwa peningkatan parameter kebisingan terbatas hanya terjadi terutama
operator atau pelaksana pekerjaan. Dan dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa kebisingan ini bersifat sementara dan berlangsung pada waktu-
waktu tertentu sehingga tidak akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat berupa gangguan pendengaran dan gangguan psikologis.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 36


RUANG LINGKUP STUDI

d. Tahap Operasional
1) Rekrutmen Tenaga Kerja dan Penyelenggaran Norma Kerja
Untuk tenaga operasional pabrik peleburan timah, PT. Bangka Tin Industry akan
memberikan prioritas pertama bagi tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk
sekitar sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan. Namun demikian,
adanya faktor ketersediaan dan keterbatasan kualifikasi yang dimiliki tenaga kerja
lokal, maka pada tahap operasional juga akan digunakan tenaga kerja pendatang dari
luar daerah. Perekrutan tenaga tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana operasional pabrik, tahap awal operasional pabrik dibutuhkan tenaga kerja
sebanyak 170 orang. Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik
dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini adalah :
 Kesempatan kerja (berkurangnya angka/tingkat pengangguran), hal ini dijadikan
dasar penentuan dampak penting hipotetik karena adanya penerimaan tenaga kerja
oleh perusahaan PT. Bangka Tin Industry sebanyak 97 orang (sekitar 80 %
direncanakan berasal dari tenaga kerja lokal) untuk tahap operasional ini, sehingga
peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar
lokasi kegiatan. Dengan demikian sudah barang tentu terbuka peluang untuk bekerja
di perusahaan ini bagi masyarakat lokal.
Dampak ini termasuk kriteria penting karena ditinjau dari segi jumlah manusia yang
terkena dampak, bahwa masyarakat lokal yang memiliki peluang untuk bekerja di
perusahaan PT. Bangka Tin Industry berjumlah 80%. Bila ditinjau dari luas wilayah
sebaran dampaknya, kesempatan kerja dapat terjadi pada masyarakat di sekitar
Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Sedangkan bila
ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dimana terdapat
kebijakan PT. Bangka Tin Industry dalam hal upah minimal tenaga kerja dan
penggunaan tenaga kerja akan berlangsung selama kegiatan operasional. Ditinjau
dari dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak yaitu
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap pendapatan pekerja dan sikap dan
persepsi positif masyarakat.
 Peluang berusaha, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena dengan adanya aktivitas pekerja, maka terbuka pula peluang berusaha dalam
penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau menjadi sub-
kontraktor dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, dampak terhadap timbulnya peluang masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak yaitu dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap pendapatan serta sikap dan persepsi positif masyarakat.
 Perekonomian lokal (sebagai dampak lanjutan dari kesempatan kerja dan peluang
berusaha), hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dan kesempatan
berusaha dalam penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau
menjadi sub-kontraktor dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 37


RUANG LINGKUP STUDI

pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah tersebut, maka diprakirakan akan
meningkatkan pertumbuhan perekonomial lokal di wilayah studi.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi lamanya
dampak berlangsung, dampak lanjutan terhadap pendapatan masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari segi sifat
kumulatif dampak bahwa dampak peningkatan pendapatan ini memberikan
multiplier effect terhadap perekonomian lokal masyarakat.
 Sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena apabila dalam penerimaan tenaga kerja tidak dilaksanakan
secara transparan dan tidak memperhatikan tenaga kerja lokal/penduduk setempat
maka bisa berakibat timbulnya konflik sosial/unjuk rasa oleh masyarakat yang pada
akhirnya dapat menghambat kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas
dampak bahwa hal ini dapat mengakibatkan konflik antara perusahaan dengan
masyarakat bila penerimaan tenaga kerja tidak dilakukan secara transparan dan
perusahaan hanya memprioritaskan karyawan dari luar daerah dengan alasan lebih
pintar dan lebih gampang diatur, dengan demikian dampak lebih lanjut adalah bisa
mengganggu operasional perusahaan.
 Sikap dan persepsi positif masyarakat, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena apabila dalam perekrutan tenaga kerja pada tahap
konstruksi ini memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal maka diprakirakan
akan menimbulkan sikap dan persepsi positif masyarakat karena mereka dapat
berpartisipasi atau ikut bekerja di perusahaan yang beroperasi di daerah mereka.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari banyaknya komponen
lingkungan yang terkena dampak, karena dengan adanya sikap dan persepsi positif
maka akan terjalin hubungan yang harmonis dan dukungan dari masyarakat terhadap
kelancaran kegiatan PT. Bangka Tin Industry pada tahap kegiatan operasional.
 Keresahan sosial yang disebabkan oleh benturan budaya antara tenaga kerja lokal
dengan tenaga kerja pendatang. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
karena ditinjau dari segi intensitas dampak bahwa jumlah tenaga kerja pendatang
yang akan direkrut PT. Bangka Tin Industry umumnya terbatas pada tenaga ahli yang
jumlahnya relatif sedikit. Demikian juga halnya bila ditinjau dari segi luas
persebaran dampaknya, interaksi sosial dalam tahap kegiatan operasional umumnya
terbatas dalam wilayah lingkungan kerja perusahaan.
 Keresahan Pekerja, yang disebabkan oleh adanya rasa ketidakpuasan pekerja
terhadap penyelenggaraan norma kerja di perusahaan setelah pekerja diterima di
perusahaan. Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi jumlah
manusia yang terkena dampak relatif cukup banyak yaitu seluruh pekerja yang
bekerja di perusahaan serta dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung
dapat dikatakan akan berlangsung cukup lama.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 38


RUANG LINGKUP STUDI

2) Pengangkutan Bahan Baku


Bahan baku pasir timah, antrasit, kapur dan lainnya didatangkan dengan
menggunakan truck. Mengingat dalam pengangkutan biji timah dari lokasi penambangan
ke pabrik pengolahan akan menggunakan jalan umum maka diperkirakan akan terjadi
dampak lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
pengangkutan bahan baku adalah :
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO. Pada
kegiatan operasional kendaraan truk angkutan bahan baku akan dihasilkan emisi gas
buang dari kendaraan truk.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi kumulatif
dampak, maka terlihat bahwa dampak penurunan kualitas udara oleh emisi asap
kendaraan truk akan terakumulasi dengan emisi asap dari proses pengolahan dan
pemurnian timah. Ditinjau dari segi banyaknya komponen banyaknya komponen
lingkungan yang terkena dampak, penurunan kualitas udara pada kegiatan
operasional kendaraan truk angkutan bahan baku diperkirakan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap gangguan kesehatan masyarakat terutama disepanjang jalan yang
dilalui kendaraan truk tersebut serta dampak lanjutan lainnya berupa timbulnya
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang dapat mengganggu operasional
perusahaan.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu. Kegiatan operasional
pengangkutan bahan baku menimbulkan debu disepanjang jalan yang dilalui
kendaraan truk angkutan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi kumulatif
dampak, maka terlihat bahwa dampak penurunan kualitas udara oleh debu
disepanjang jalan yang dilalui kendaraan truk akan terakumulasi dengan penurunan
kualitas udara oleh proses pengolahan dan pemurnian timah. Ditinjau dari segi
banyaknya komponen banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak,
penurunan kualitas udara pada kegiatan operasional kendaraan truk angkutan bahan
baku diperkirakan menimbulkan dampak lanjutan terhadap gangguan kesehatan
masyarakat terutama disepanjang jalan yang dilalui kendaraan truk tersebut serta
dampak lanjutan lainnya berupa timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
yang dapat mengganggu operasional perusahaan.
 Rusaknya badan jalan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena pengangkutan bahan baku dalam tahap operasional umumnya dilakukan
dengan menggunakan truk yang bermuatan beban melebihi kapasitas jalan. Dari
hasil konsultasi publik diperoleh informasi dari masyarakat bahwa ruas jalan utama
di sepanjang Dusun Jelitik sering rusak dan badan jalan menjadi bergelombang
akibat dilewati kendaraan truk yang bermuatan melebihi kapasitas jalan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak karena jalur jalan tersebut merupakan prasarana transportasi
utama bagi masyarakat (khususnya bagi warga Kelurahan Sugailiat), dan ditinjau dari
segi banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak karena apabila terjadi
kerusakan jalan maka akan menghambat kelancaran lalulintas. Ruas jalur jalan akses

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 39


RUANG LINGKUP STUDI

menuju lokasi kegiatan PT. Bangka Tin Industry, baik dari arah Kawasan Industri
Jelitik maupun Kelurahan Sungailiat tersebut merupakan jalur lalulintas yang cukup
padat. Pada ruas jalan dari arah Dusun Jelitik terdapat aktivitas kendaraan yang
keluar masuk Kawasan Industri Jelitik, sedangkan pada ruas jalan dari arah
Kelurahan Kawasan Industri Jelitik terdapat aktivitas lalulintas kendaraan
perkantoran Kawasan Industri Jelitik.
 Peluang berusaha (sebagai dampak langsung dari kebutuhan sarana transportasi
dalam kegiatan pengangkutan), hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik karena dengan terbukanya kesempatan usaha bagi masyarakat lokal dalam
penyediaan jasa transportasi kebutuhan bahan baku bagi operasional perusahaan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, dampak terhadap peluang berusaha masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari segi
banyaknya komponen lingkungan terkena dampak bahwa dampak peningkatan
peluang berusahan ini memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal
masyarakat.
 Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria penting,
karena bila ditinjau dari segi kumulatif dampak, maka terlihat bahwa dampak
lanjutan terhadap gangguan kesehatan masyarakat oleh dampak langsung dari
kegiatan pengangkutan disepanjang jalan yang dilalui kendaraan truk akan
terakumulasi dengan penurunan kualitas udara oleh proses pengolahan dan
pemurnian timah. Ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak, disepanjang
ruas jalur jalan akses menuju lokasi kegiatan PT. Bangka Tin Industry, baik dari arah
Kawasan Industri Jelitik maupun Kelurahan Sungailiat tersebut terdapat pemukiman
penduduk dan juga merupakan jalur lalulintas yang cukup padat.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas yang relatif kecil disepanjang jalan
yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau
dari segi intensitas dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat
sementara dan berlangsung sesekali saja.
 Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dampak, maka terlihat bahwa kegiatan
pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja
sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag disebabkan
faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
 Kebisingan, kegiatan penangkutan bahan baku ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dampak, bahwa bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh alat pengangkut bahan baku tersebut hanya berlangsung
sementara saja, selanjutnya apabila ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 40


RUANG LINGKUP STUDI

terlihat bahwa dampak tersebut bersifat sementara dan akan kembali seperti semula
bilamana kendaraan angkutan telah berlalu.
3) Peleburan dan Pemurnian Bijih Timah
Pengolahan pasir timah menjadi timah batangan dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu : persiapan, pencampuran, pembakaran, penampungan dan pencetakan
timah. Proses yang terjadi dalam furnace (tungku pembakaran) adalah proses peleburan
pasir timah dengan cara penyemprotan udara panas dengan menggunakan burner yang
berlangsung selama 8 – 12 jam dengan menggunakan suhu 1.800 oC. Sumber energi yang
digunakan untuk burner adalah bahan bakar minyak (setara solar) dengan konsumsi
burner sebesar 2 liter/menit.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
peleburan dan pemurnian bijih timah adalah :
 Kualitas udara ambien berupa peningkatan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas
lainnya di udara, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan adanya aktivitas peleburan dan pemurnian bijih timah yang diprakirakan atas
dasar pertimbangan ilmiah dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar SOx,
NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di udara ambien yang melebihi nilai ambang batas
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, dengan adanya kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah
diprakirakan dapat meningkatkan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di
udara ambien yang melebihi nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan, dan ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
terkena dampak bahwa kandungan SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lain yang tinggi di
udara ambien dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan
masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu, hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan peleburan dan
pemurnian bijih timah yang diprakirakan atas dasar pertimbangan ilmiah dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar debu di udara ambien yang melebihi
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya kegiatan peleburan dan pemurnian bijih
timah diprakirakan dapat meningkatkan kadar debu di udara ambien yang melebihi
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, dan ditinjau
dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak karena
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat
yang bermukim di sekitar pabrik.
 Suhu udara di lingkungan kerja, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik karena dengan adanya karena operasional pabrik peleburan dilakukan pada
suhu 1300 0C diprakirakan atas dasar analogi dari kegiatan sejenis dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara di sekitar lokasi tungku
pembakaran.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 41


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya kegiatan operasional pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah diprakirakan dapat meningkatkan suhu udara disekitar lokasi
tungku pembakaran, dan ditinjau dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup
lain yang terkena dampak karena dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan pekerja khususnya di bagian peleburan (produksi).
 Kebisingan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan dengan adanya aktifitas genset dan aktivitas peleburan dan pemurnian
bijih timah diprakirakan atas dasar pertimbangan ilmiah dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan kebisingan di lingkungan kerja yang melebihi nilai ambang
batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya aktifitas genset dan aktivitas peleburan
dan pemurnian bijih timah diprakirakan dapat meningkatkan tingkat kebisingan yang
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan, dan ditinjau dari banyak
banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak karena dapat menimbul
menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja yang bekerja di dalam
lokasi kegiatan.
 Potensi Kebakaran, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan dengan resiko kebakaran pada penggunaan BBM dengan kondisi suhu
lingkungan yang tinggi.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena peluang terjadinya resiko kebakaran tergolong besar,
dimana untuk kebutuhan operasional pabrik peleburan didalam lokasi kegiatan selalu
tersedia stok BBM dalam jumlah yang relatif besar. Ditinjau dari banyak banyaknya
komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya resiko bahaya kebakaran
tersebut karena dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja yang bekerja di dalam lokasi kegiatan serta berdampak terhadap
kegiatan operasional perusahaan.
 Radioaktivitas, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan terjadinya peningkatan konsentrasi bahan radioaktif pada kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (TENORM) sehingga mengalami
peningkatan paparan radiasi potensial jika dibandingkan dengan keadaan awal
(bahan baku pasir timah).
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, terjadinya konsentrasi bahan radioaktif
terutama pada residu (tin slag) diprakirakan akan melampaui batas jumlah dari
pengecualian izin (1 Bq/gr) seperti yang disebutkan dalam Keputusan Kepala
BAPETEN No. 019/Ka-BAPETEN/IV-00 tentang Pengecualian dari Kewajiban Memiliki
Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Ditinjau dari banyak banyaknya komponen
lingkungan lain yang terkena dampak adanya peningkatan paparan radiasi potensial
dari TENORM tersebut dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap keselamatan
dan kesehatan pekerja yang bekerja di dalam lokasi kegiatan serta masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi kegiatan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 42


RUANG LINGKUP STUDI

 Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak langsung dari operasionnal


pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah dan sebagai dampak lanjutan dari
perubahan kualitas udara ambien berupa kadar gas SOx, NOx, CO dan debu serta
dampak lanjutan dari kebisingan). Adanya kondisi pembakaran yang sampai
mencapai suhu 1300 0C sangat berbahaya bagi pekerja apabila tidak dilengkapi
dengan alat perlindungan diri (APD) berupa pakaian tahan panas. Hal ini dijadikan
dasar penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah yang menggunakan sistem pembakaran dengan
suhu tinggi yang apabila tidak berhati-hati dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, selain itu pula dengan
terjadinya peningkatan kadar gas SOx, NOx, CO, HC dan debu, serta kebisingan
diprakirakan dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan dan gangguan
fisiologis bagi para pekerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari tidak berbaliknya dampak
karena dengan adanya kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah yang
menggunakan sistem pembakaran di dalam tungku (furnace) yang apabila tidak
berhati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang bersifat fatal dan
permanen bagi pekerja, intensitas dan lamanya dampak karena kegiatan
pembakaran ini berlangsung secara terus menerus diprakirakan dapat meningkatkan
kandungan gas SOx, NOx, CO dan debu di udara ambien yang melebihi nilai ambang
batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, dan ditinjau dari
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak bahwa hal ini
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja.
 Gangguan kesehatan masyarakat (sebagai dampak lanjutan dari penurunan kualitas
udara ambien, paparan bahan radioaktif) yang berasal dari kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena di wilayah studi terdapat pemukiman penduduk (Kelurahan
Sungailiat dan Lingkungan Jelitik) yang berdekatan dengan lokasi kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah PT. Bangka Tin Industry.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi kumulatif
dampak, maka terlihat bahwa disamping dampak lanjutan terhadap gangguan
kesehatan masyarakat oleh kegiatan lainnya seperti pengangkutan dan operasional
workshop, dampak tersebut juga terakumulasi dengan kegiatan lainnya yang sejenis
(kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) oleh perusahaan
lain disekitar lokasi PT. Bangka Tin Industry). Ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak maka penduduk yang bermukim di sebagian wilayah Kelurahan
Sungailiat dan Lingkungan Jelitik berpotensi mengalami dampak tersebut.
4) Operasional Workshop dan Genset
Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin pabrik
dan kendaraan penunjang lainnya milik PT. Bangka Tin Industry. Dampak lingkungan
yang akan terjadi terutama disebabkan adanya limbah gas dan limbah cair seperti
oli/pelumas bekas dan ceceran BBM (solar) serta limbah B3 lainnya yang dihasilkan dari
perbaikan dan pemeliharaan kendaraan dan mesin-mesin/aktivitas perbengkelan.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan aktivitas
perbengkelan dan operasional genset adalah :

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 43


RUANG LINGKUP STUDI

 Kualitas udara ambien berupa peningkatan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas
lainnya di udara, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan adanya operasional genset dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di udara ambien yang melebihi nilai ambang
batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana penurunan kualitas udara dari kegiatan operasional
genset akan terakumulasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan peleburan
dan pemurnian. Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
terkena dampak bahwa kandungan SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lain yang tinggi di
udara ambien dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan
masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik.
 Kebisingan, aktivitas perbengkelan dan genset menimbulkan kebisingan di dalam
wilayah lokasi kegiatan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana peningkatan kebisingan dari kegiatan operasional genset
akan terakumulasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan yang berasal
dari deru suara pembakaran pada kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian.
Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
bahwa peningkatan kebisingan dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan pekerja yang bekerja di dalam areal kegiatan.
 Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya aktivitas perbengkelan
dan genset, dalam kegiatan perbaikan (repaire) dan pemeliharaan (maintanance)
mesin-mesin pabrik tersebut apabila tidak berhati-hati dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan kerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi berbalik atau tidak
berbaliknya dampak karena adanya resiko kecelakaan yang berakibat fatal dan
permanen bagi pekerja. Sedangkan dari segi intensitas dampak bahwa adanya
aktivitas perbengkelan dan operasional genset dimana limbahnya berupa
minyak/olie dan lemak apabila masuk ke perairan sangat berbahaya karena termsuk
golongan limbah berbahaya dan beracun (B3), apabila dilihat dari aspek banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, bahwa limbah hasil kegiatan
di perbengkelan dan operasional genset ini dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat.
 Perubahan kualitas air permukaan (khususnya parameter lemak dan minyak
sebagai akibat dari ceceran oli/minyak pelumas). Hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya aktivitas perbengkelan dan genset
yang menghasilkan limbah berupa ceceran minyak pelumas/oli yang apabila tidak
ditangani dengan baik maka diprakirakan akan menyebabkan terjadinya perubahan
kualitas air permukaan khususnya peningkatan kandungan parameter minyak dan
lemak di badan perairan yang melampaui nilai ambang batas baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 44


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi intensitas dampak
karena peningkatan parameter minyak dan lemak di badan perairan akan melampaui
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan
dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, bahwa
peningkatan jumlah/konsentrasi parameter minyak dan lemak di badan perairan
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap biota perairan dan kesehatan
masyarakat.
 Biota perairan (sebagai dampak lanjutan dari penurunan kualitas air yaitu
parameter lemak dan minyak). Dampak lingkungan yang akan terjadi adalah
gangguan habitat biota perairan karena rusaknya keseimbangan ekologis perairan
dalam kaitannya dengan siklus rantai makanan. Apabila tidak terjaga keseimbangan
antara benthos sebagai biota dasar perairan, dengan plankton sebagai biota pengurai
dan nekton sebagai biota pemangsa maka dapat dipastikan kondisi perairan tersebut
rusak.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana dampak terhadap habitat biota perairan oleh kegiatan
operasional genset PT. Bangka Tin Industry diprakirakan terakumulasi dengan
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan lain sejenis yang terdapat dalam wilayah
studi. Selain itu dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung karena dampak terhadap biota perairan
akan berlangsung selama kegiatan PT. Bangka Tin Industry masih berjalan.
5) Pemeliharaan dan Perawatan
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan sangat terkait dengan efisiensi
penggunaan sumberdaya dalam sistem operasional pabrik. Apabila dalam pelaksanaanya
berjalan kurang baik akan menyebabkan kegiatan produksi yang tidak efisien dan
meningkatkan biaya operasional pabrik. Oleh karena itu, kegiatan ini penting dilakukan
secara teratur. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan meliputi perbaikan dan
pemeliharaan secara rutin yaitu genset, kolam/bak sirkulasi, tanur (furnace), blower,
burner, alat-alat mekanis pabrik, kendaraan penunjang serta peralatan penunjang lain
milik PT. Bangka Tin Industry. Tindakan perbaikan peralatan mekanis berupa
penggantian oli/pelumas mesin, pengisian bahan bakar, penggantian instalasi mekanis
pada mesin – mesin yang rusak dan pengecekan secara berkala dilakukan di ruang
workshop.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
 Penurunan kualitas air permukaan, sebagai dampak primer dari kegiatan
pemeliharaan dan perawatan dengan adanya parameter minyak dan lemak yang
berasal dari ceceran oli/minyak pelumas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi intensitas dampak
karena peningkatan parameter minyak dan lemak di badan perairan akan
melampaui nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Sedangkan dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak, bahwa peningkatan jumlah/konsentrasi parameter minyak dan lemak di

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 45


RUANG LINGKUP STUDI

badan perairan dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap biota perairan dan
kesehatan masyarakat.
 Biota perairan, sebagai dampak sekunder dari perubahan kualitas air permukaan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana dampak terhadap habitat biota perairan oleh kegiatan
pemeliharaan dan perawatan PT. Bangka Tin Industry diprakirakan terakumulasi
dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan lain sejenis yang terdapat dalam
wilayah studi. Selain itu dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari
segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung karena dampak terhadap biota
perairan akan berlangsung selama kegiatan PT. Bangka Tin Industry masih berjalan
 Gangguan kesehatan masyarakat, sebagai dampak tersier dari penurunan kualitas
air permukaan yang mengandung limbah B3 berupa timbal (Pb) dan lapisan
minyak.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, maka terlihat bahwa disamping dampak lanjutan terhadap
gangguan kesehatan masyarakat oleh kegiatan lainnya seperti pengangkutan dan
operasional workshop, dampak tersebut juga terakumulasi dengan kegiatan lainnya
yang sejenis (kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah oleh
perusahaan lain disekitar lokasi PT. Bangka Tin Industry). Ditinjau dari jumlah
manusia yang terkena dampak maka penduduk yang bermukim di sebagian wilayah
Kelurahan Sungailiat dan Dusun Jelitik berpotensi mengalami dampak tersebut.
6) Penanganan Hasil (produk)
Produk yang dihasilkan dari kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
PT. Bangka Tin Industry adalah timah batangan (standard tin dan low lead tin).
Kegiatan penanganan produk meliputi pengiriman dan penjualan timah batangan baik di
dalam negeri (domestik) maupun ke luar negeri (ekspor).
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
 Perekonomian lokal (dampak langsung dari penerimaan royalti dari penjualan
hasil timah). Kehadiran rencana usaha atau kegiatan pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah Kabupaten Bangka, yang dalam pengoperasiannya diatur
sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan,
pengoperasian pabrik akan memberikan kontribusi kepada pemerintah berupa baik
berupa royalti maupun retribusi lainya.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi kumulatif
dan lamanya dampak terlihat bahwa kontribusi PT. Bangka Tin Industry terhadap
pendapatan daerah akan berlangsung selama kegiatan usaha masih berjalan.
Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak, bahwa PAD
tersebut akan digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka untuk membiayai
pelayanan bagi masyarakat termasuk dibidang pembangunan perekonomian.
7) Penanganan Limbah

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 46


RUANG LINGKUP STUDI

Kajian terhadap masing-masing alternatif penanganan limbah gas dilakukan


untuk menganalisis perbedaan parameter komponen lingkungan yang akan terkena
dampak pada setiap alternatif.
a) Alternatif I
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari penanganan limbah gas
pada alternatif pengelolaan limbah gas dengan bag house adalah :
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO (sebagai
dampak positif adanya kegiatan pengolahan limbah) dalam hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan
limbah gas akan mengurangi kadar konsentrasi polutan yang diemisikan ke udara
bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
dengan kegiatan pengolahan limbah gas maka konsentrasi gas polutan dapat
diminimalisir untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah. Ditinjau dari segi banyaknya komponen
lingkungan terkena dampak bahwa pengolahan limbah gas ini ini akan dapat
memperkecil dampak-dampak negatif lanjutan lainnya sehingga kegiatan operasional
perusahaan dapat berjalan lancar.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu (sebagai dampak positif
adanya kegiatan pengolahan limbah) dalam hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan limbah gas
akan mengurangi jumlah partikulat debu yang diemisikan ke udara bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
dengan kegiatan pengolahan limbah gas maka jumlah partiukulat debu dapat
diminimalisir untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter). Ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan terkena dampak bahwa pengolahan limbah gas ini ini akan
meminimalisir dampak-dampak negatif lanjutan lainnya sehingga kegiatan
operasional perusahaan dapat berjalan lancar.
 Suhu udara, dalam proses pengolahan limbah gas dengan bag house diperlukan
suhu udara yang cukup rendah (100 – 200 oC) sehingga tidak merusak peralatan
mekanik yang terpasang didalamnya. Untuk itu diperlukan bangunan (stack) sebagai
pembuang panas dari limbah gas ke udara bebas. Dalam hal ini rambatan panas
tersebut menimbulkan dampak peningkatan suhu udara terutama disekitar lokasi
stack tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
peningkatan suhu udara disekitar stack berdasarkan analogi dengan kegiatan sejenis
(pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah) akan terjadi peningkatan suhu udara
hingga mencapai sekitar 40 oC. Ditinjau dari segi banyaknya komponen lingkungan
terkena dampak bahwa peningkatan suhu udara tersebut menimbulkan dampak-
dampak negatif lanjutan lainnya baik terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
maupun potensi kebakaran.
b) Alternatif II

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 47


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari penanganan limbah gas
pada alternatif pengelolaan limbah gas dengan water scrubber adalah :
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO (sebagai
dampak langsung adanya kegiatan pengolahan limbah) dalam hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan
limbah gas dengan metode water scrubber akan mengakibatkan perubahan
konsentrasi polutan yang diemisikan ke udara bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari segi banyaknya komponen
lingkungan terkena dampak bahwa diprakirakan terdapat potensi stabilisasi gas CO
dalam udara emisi dan ambien oleh karena adanya penurunan suhu yang drastis pada
pengolahan limbah gas dengan water scrubber.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu (sebagai dampak positif
adanya kegiatan pengolahan limbah gas) dalam hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan limbah gas
dengan water scrubber akan mengurangi jumlah partikulat debu yang diemisikan ke
udara bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
dengan kegiatan pengolahan limbah gas tersebut maka jumlah partiukulat debu
dapat diminimalisir untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah. Ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan terkena dampak bahwa pengolahan limbah gas ini ini akan
meminimalisir dampak-dampak negatif lanjutan lainnya sehingga kegiatan
operasional perusahaan dapat berjalan lancar.
 Kualitas air permukaan, dalam proses pengendapan partikel limbah dalam water
scrubber dibutuhkan air dalam jumlah relatif banyak yang difungsikan sebagai kabut
penyaring maupun air pendingin. Proses pengendapan tersebut menimbulkan
dampak lain berupa limbah cair yang dihasilkan oleh kabut penyaring dan air
pendingin.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
limbah cair yang dihasilkan tersebut diatas diprakirakan melampaui baku mutu air
limbah (terutama TSS) sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Timah. Ditinjau dari segi
banyaknya komponen lingkungan terkena dampak bahwa penurunan kualitas air
tersebut bila dibuang ke perairan menimbulkan dampak-dampak negatif lanjutan
lainnya baik terhadap kesehatan masyarakat maupun habitat biota perairan.
8) Corporate Social Responsibility
Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan bagian dari visi- misi
perusahaan dalam upaya mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Cakupan bidang
kegiatan yang menjadi sasaran program Corporate Social Responsibility adalah (a)
peningkatan kapasitas pengelolaan usaha bidang pertanian dan pengolahan hasil
pertanian; (b) peningkatan kapasitas sarana prasarana sosial dan fasilitas umum; serta
(c) peningkatan kapasitas partisipasi dan dinamika kelembagaan masyarakat dalam
perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 48


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
Corporate Social Responsibility adalah :
 Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak lanjutan dari partisipasi
bantuan perusahaan terhadap masyarakat), hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan Corporate Social
Responsibility dari perusahaan yang akan menganggarkan dana bantuan yang berasal
dari keuntungan perusahaan bagi masyarakat disekitar lokasi kegiatan diprakirakan
akan menyebabkan terjadinya sikap persepsi positif masyarakat terhadap
keberadaan perusahaan di daerah mereka.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditnjau dari jumlah manuasia yang
terkena dampak karena dengan adanya kegiatan perbaikan sarana/fasilitas
masyarakat dalam program Corporate Social Responsibility ini akan dirasakan oleh
seluruh masyarakat sehingga dapat menghindari timbulnya sikap
penolakan/demo/surat protes dari masyarakat, dari segi banyaknya komponen
lingkungan lain yang terkena dampak karena dapat menimbulkan dampak lanjutan
berupa kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Kesehatan masyarakat. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak tidak penting
hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan tergolong kecil
terhadap perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Adapun program bantuan
perusahaan dalam bidang kesehatan pada kegiatan Corporate Social Responsibility
umumnya hanya bersifat partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
 Perbaikan sarana/fasilitas masyarakat. Dampak ini termasuk dalam kriteria
dampak tidak penting hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan
tergolong kecil terhadap perbaikan sarana/fasilitas umum yang diperlukan
masyarakat. Adapun program bantuan perusahaan dalam bidang perbaikan fasilitas
umum pada kegiatan Corporate Social Responsibility umumnya hanya bersifat
partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek kebutuhan fasilitas umum
bagi masyarakat.
 Peningkatan perekonomian lokal. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak
tidak penting hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan tergolong
kecil terhadap peningkatan perekonomial lokal. Adapun program bantuan
perusahaan pada kegiatan Corporate Social Responsibility umumnya hanya bersifat
partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek pengembangan usaha bagi
masyarakat.

d. Pasca Operasional
1) Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah (smelter) maka PT. Bangka Tin Industry akan melakukan pemutusan hubungan
kerja dengan karyawan. Pelaksanaan kegiatan ini akan disesuaikan dengan peraturan
dan perundangan yang berlaku pada Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 49


RUANG LINGKUP STUDI

seperti Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1996,
tentang Pelaksanaan PHK dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Jasa dan Ganti Kerugian
di Perusahaan.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
ini adalah :
 Hilangnya kesempatan Kerja, dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan dilakukannya rasionalisasi tenaga kerja akan mengakibatkan hilangnya
kesempatan kerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak bahwa rasionalisasi tenaga kerja ini akan dirasakan oleh seluruh
pekerja yang menggantungkan hidup sepenuhnya kepada perusahaan, dari segi
komponen lain yang terkena dampak bahwa rasionalisasi tenaga kerja ini akan
mengakibatkan perubahan drastis terhadap pola hidup, dimana semula memiliki
pekerjaan dan berubah menjadi tidak memiliki pekerjaan ataupun keahlian lain.
 Keresahan Pekerja, yang disebabkan oleh adanya rasa ketidakpuasan pekerja
terhadap proses pemutusan hubungan kerja di perusahaan setelah perusahaan tidak
beroperasi lagi. Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi
jumlah manusia yang terkena dampak relatif cukup banyak yaitu seluruh pekerja
yang bekerja di perusahaan.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Keresahan sosial. Kegiatan pemutusan hubungan kerja pada umumnya dapat
menimbulkan terjadinya keresahan sosial seperti demo atau unjuk rasa yang
dilakukan oleh para karyawan terhadap pihak manajemen perusahaan apabila para
karyawan yang terkena PHK tidak memperoleh pesangon/uang jaminan sosial tenaga
kerja sesuai dengan masa kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam proses PHK, harus
dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
 Perekonomian lokal. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting karena
ditinjau dari intensitas dampak karena umumya dampak yang terjadi dengan
hilangnya suatu kesempatan kerja adalah berkurangnya laju pertumbuhan ekonomi
dan bukan berarti kemerosotan ekonomi sehingga tidak begitu besar pengaruhnya
terhadap masyarakat secara umum, dan ditinjau dari berbaliknya dampak bahwa
kondisi lingkungan hidup yang terkena dampak akan kembali ke kondisi semula (rona
lingkungan hidup awal).
b. Demobilisasi Peralatan
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah :
 Rusaknya badan jalan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena mobilisasi peralatan dan material dalam tahap konstruksi umumnya dilakukan
dengan menggunakan truk yang bermuatan beban melebihi kapasitas jalan. Dari
hasil konsultasi publik diperoleh informasi dari masyarakat bahwa ruas jalan utama
di sepanjang Kelurahan Sungailiat sering rusak dan badan jalan menjadi
bergelombang akibat kendaraan truk yang bermuatan melebihi kapasitas jalan.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 50


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak karena jalur jalan tersebut merupakan prasarana transportasi
utama bagi masyarakat (khususnya bagi warga Lingkungan Jelitik). Ditinjau dari
intensitas dan lamanya dampak belangsung serta kumulatif dampaknya bahwa
kerusakan jalan akan terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
hingga kegiatan pengangkutan dan penanganan produk berlangsung pada tahap
operasional serta kumulasi dari kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh smelter-
smelter yang berada di sekitarnya, sedangkan bila ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan yang terkena dampak karena apabila terjadi kerusakan jalan
maka akan menghambat kelancaran lalulintas dan meningkatnya potensi kecelakaan
lalulintas.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO. Pada
kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan dihasilkan emisi gas buang dari
kendaraan truk. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila
ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa
dampak tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
 Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu. Kendaraan truk
menimbulkan debu disepanjang jalan yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat sementara dan
berlangsung sesekali saja.
 Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas disepanjang jalan yang dilalui.
Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut
hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
 Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat
bahwa kegiatan pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung
sesekali saja sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag
disebabkan faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
 Kebisingan, kegiatan mobilisasi peralatan berat ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh alat pengangkut peralatan
dan material tersebut hanya berlangsung sementara saja, selanjutnya apabila
ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut
bersifat sementara dan akan kembali seperti semula bilamana kegiatan mobilisasi
peralatan telah berakhir.
 Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting,
karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bahwa

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 51


RUANG LINGKUP STUDI

sumber dampak yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat


hanya berlangsung sementara saja.
c. Pengembalian Lahan
Lahan yang akan dibebaskan setelah selesai/berakhir usaha/kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) oleh PT. Bangka Tin Industry ini
merupakan lahan sewa seluas 15.000 m2. Lahan sewa akan dikembalikan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka. Dengan demikian, Ditinjau dari jumlah manusia
yang terkena dampak dari kegiatan pengembalian lahan ini tentunya menimbulkan sikap
dan persepsi positif masyarakat sekitar Lingkungan Jelitik, Kelurahan Sungailiat, karena
lahan tersebut tidak dibiarkan secara terbengkalai oleh pemrakarsa, namun dapat
dimanfaatkan kembali untuk kegiatan pembangunan di kawasan Industri Jelitik baik oleh
pemerintah Daerah Kabupaten Bangka maupun oleh pihak ke – 3.
Berdasarkan hasil proses evaluasi dampak yang diuraikan diatas maka seluruh
dampak penting hipotetik kemudian disusun dalam bentuk matriks sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.23. Dampak-dampak penting hipotetik tersebut merupakan
dampak yang akan dikaji dalam dokumen ANDAL.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 52


RUANG LINGKUP STUDI

Tabel 4.3. Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik


TAHAP RENCANA KEGIATAN
PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL PO
NO KOMPONEN LINGKUNGAN 15 KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19
I II
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1. Iklim Mikro - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1.Studi Pendahuluan dan Perizinan
2. Survei Teknis dan Detail Desain
2. Gas SOx, NOx, CO & Bau. - - - - - - - - - v v v - - v v - - - -
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
3. Partikulat debu - - - - - - - - - v v - - - v v - - - -
4. Pembebasan Lahan
4. Suhu udara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5. Mobilisasi Tenaga Kerja
5. Peningkatan Kebisingan - - - - - - - - - - v v - - - - - - - - 6. Mobilisasi Peralatan dan Material
6. Bentang Alam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7. Penyiapan Lahan
7. Erosi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8. Pemb.Pabrik & Fasilitas Penunjang
8. Kualitas Air Permukaan - - - - - - - - - - - v v - - v - - - - 9. Rekrutmen Tenaga Kerja &
9. Potensi Kebakaran - - - - - - - - - - v - - - - - - - - - Penyelenggaraan Norma Kerja
10. Peningkatan arus lalulintas darat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10. Pengangkutan
11. Rusaknya badan jalan - - - - - v - - - v - - - - - - - - v - 11. Peleburan dan Pemurnian Bijih
12. Konsentrasi bahan radioaktif - - - - - - - - - - v - - - - - - - - - Timah
B. KOMPONEN BIOLOGI 12. Operasional Genset
1. Vegetasi dan Satwa liar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 13. Pemeliharaan dan Perawatan
2. Biota Perairan - - - - - - - - - - - v v - - - - - - - 14. Penanganan Produk
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA 15. Penanganan Limbah
1. Kesempatan kerja - - - - v - - - v - - - - - - - - v - - I = Alternatif I (Pengolahan
2. Pendapatan masyarakat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Limbah Gas dengan Metode
3. Peluang berusaha - - - - - - - - v v - - - - - - - - - - Bag House
II = Alternatif II (Pengolahan
4. Sikap dan persepsi negatif - - v - v - - - v - - - - - - - - - - v
Limbah Gas dengan Metode
5. Sikap dan persepsi positif - - v - v - - - v - - - - - - - v - - v
Water Scrubber)
6. Keresahan sosial - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16. CSR
7. Gangguan lalulintas - - - - - v - - - v - - - - - - - - - - 17. Pemutusan Hubungan Kerja
8. Perbaikan fasilitas umum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 18. Demobilisasi Peralatan
9. Hilangnya lahan produktif - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 19. Pengembalian Lahan
10.Perekonomian lokal - - - - v - - - v - - - - v - - - - - -
11. Keresahan Pekerja - - - - - - - - v - - - - - - - - v - - v = Dampak Penting Hipotetik
D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT - = Tidak ada interaksi/dampak tidak
1. Keselamatan & Kesehatan Kerja - - - - - - - v - - v v - - - - - - - - penting
2. Kesehatan Masyarakat - - - - - - - - - v v - v - - - - - - -

KA – ANDAL | PT. BANGKA TIN INDUSTRY II - 53


RUANG LINGKUP STUDI

4.1.2.3. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting


Sebagai langkah akhir dari proses pelingkupan (scoping) adalah melakukan
klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang bertujuan untuk
mengelompokkan/mengorganisir dampak penting yang telah dirumuskan pada tahap
sebelumnya. Dari hasil evaluasi dampak penting hipotetik rencana kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry maka diperoleh
klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang dirumuskan melalui 2 (dua)
tahap yaitu :

1. Klasifikasi Dampak yang Akan Dikaji


a. Pengelompokan Dampak Penting Hipotetik Berdasarkan Keterkaitannya

1) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen fisik-kimia saja


dalam studi ini tidak ada atau dapat dikatakan bahwa dampak primer
terhadap komponen fisik-kimia selalu terkait dengan komponen lingkungan
lainnya, baik komponen biologi atau komponen sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat.
2) Kelompok dampak sekunder atau lanjutan terhadap komponen fisik kimia
saja dalam studi ini tidak ada atau dapat dikatakan bahwa dampak sekunder
atau dampak lanjutan terhadap komponen fisik-kimia selalu terkait dengan
komponen lingkungan lainnya, baik komponen biologi atau komponen sosial
ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
3) Kelompok dampak terhadap komponen fisik kimia yang menimbulkan dampak
lanjutan terhadap komponen fisik-kimia lainnya dalam studi ini tidak ada
atau dapat dikatakan bahwa seluruh dampak terhadap komponen fisik-kimia
selalu terkait dengan komponen lingkungan lainnya, baik komponen biologi
atau komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
4) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen fisik kimia yang
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen biologi yaitu dampak
terhadap penurunan kualitas air permukaan yang dapat menyebabkan
dampak lanjutan terhadap perubahan biota perairan.
5) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen fisik kimia yang
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen sosial adalah :
a) Kualitas udara ambien berupa kadar NOx, SOx, CO, Hidrokarbon (HC)
yang menyebabkan dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat
serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
b) Kualitas udara ambien berupa kadar debu yang dapat menyebabkan
dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat, serta keselamatan
dan kesehatan kerja (K3).
c) Kebisingan yang dapat menyebabkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat dan pekerja.
d) Potensi kebakaran yang dapat menyebabkan dampak lanjutan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 54


RUANG LINGKUP STUDI

e) Kerusakan badan jalan yang dapat menyebabkan dampak lanjutan


terhadap sikap dan persepsi masyarakat.
f) Paparan radioaktivitas TENORM yang dapat menyebabkan dampak
lanjutan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen biologi yang
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen fisik kimia dalam studi
ini tidak ada atau dapat dikatakan bahwa tidak ada dampak komponen
biologi yang menimbulkan dampak terhadap komponen fisik-kimia.
7) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen biologi yang
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen biologi lainnya dalam
studi ini tidak ada.
8) Kelompok dampak primer atau langsung terhadap komponen sosekbudkesmas
saja dan menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen sosekbudkesmas
yaitu :
a) Kesempatan kerja (berkurangnya angka/tingkat pengangguran) yang
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap perekonomian lokal, sikap
persepsi positif dan negatif masyarakat.
b) Kesempatan berusaha yang dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap perekonomian lokal, serta sikap dan persepsi positif
masyarakat.
c) Kerusakan badan jalan yang dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap sikap dan persepsi negatif masyarakat.
9) Kelompok dampak yang saling berinteraksi diantara komponen sosial
ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat dalam studi ini yaitu :
a) Peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha menimbulkan
dampak lanjutan terhadap peningkatan perekonomial lokal, dan
sebaliknya dengan adanya peningkatan perkonomian lokal akan
menstimulasi perkembangan dan tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru
yang pada gilirannya meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan
menumbuhkan peluang berusaha bagi masyarakat.

b. Pengelompokan Dampak Penting Hipotetik Berdasarkan Kepentingannya


Berdasarkan pengelompokan dampak hipotetik menurut keterkaitan
hubungannya antara satu dengan yang lain kemudian ditentukan pengelompokan
dampak menurut kepentingannya sebagai berikut :
1). Komponen Fisik Kimia
a) Penurunan kualitas air permukaan
b) Penurunan kualitas udara ambien, merupakan pengelompokan dampak
penting hipotetik penurunan kualitas udara ambien yang meliputi
peningkatan kadar gas polutan NOx, SOx, CO, Hidrokarbon (HC) dan gas-
gas cemaran lainnya, peningkatan partikulat debu dan peningkatan suhu
udara)
c) Peningkatan kebisingan
d) Potensi kebakaran
ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 55
RUANG LINGKUP STUDI

e) Rusaknya Badan Jalan


f) Peningkatan radioaktivitas
2). Komponen Biologi
a) Gangguan Habitat Biota Perairan
3). Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a) Peningkatan kesempatan kerja
b) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat, merupakan pengelompokan
dampak penting hipotetik dari sikap dan persepsi negatif masyarakat
serta sikap dan persepsi positif masyarakat
c) Peningkatan Peluang berusaha
d) Gangguan lalulintas, merupakan pengelompokan dari dampak penting
hipotetik kecelakaan lalulintas dan kerusakan badan jalan
e) Peningkatan perekonomian lokal
f) Keresahan Pekerja
4). Komponen Kesehatan Masyarakat :
a) Kesehatan masyarakat
b) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan klasifikasi dampak


hipotetik sesuai dengan keterkaitan dan kepentingannya yang kemudian menjadi isu
utama/tema kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
1). Penurunan kualitas air permukaan yang menimbulkan dampak negatif berupa
gangguan terhadap habitat biota perairan.
2). Penurunan kualitas udara yang menimbulkan dampak negatif terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja, serta kesehatan masyarakat.
3). Peningkatan kebisingan yang menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja.
4). Potensi Kebakaran yang menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
5). Rusaknya Badan Jalan yang menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan
persepsi masyarakat.
6). Adanya peningkatan radioaktivitas TENORM yang menimbulkan dampak negatif
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
7). Peningkatan kesempatan kerja yang menimbulkan dampak positif terhadap sikap
dan persepsi masyarakat.
8). Peningkatan peluang berusaha yang menimbulkan dampak positif terhadap sikap
dan persepsi masyarakat.
9). Gangguan lalulintas yang menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan
persepsi masyarakat.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 56


RUANG LINGKUP STUDI

10). Peningkatan perekonomian lokal yang menimbulkan dampak positif terhadap sikap
dan persepsi masyarakat.

2. Prioritas Kajian
Berdasarkan proses pelingkupan dan klasifikasi/pengelompokan terhadap
dampak penting hipotetik, maka kemudian dalam studi ini ditetapkan dampak penting
hipotetik yang menjadi prioritas kajian dengan mempertimbangkan besarnya peluang
terjadinya dampak (probabilitas) dan diprakirakan besarnya akibat (konsekwensi) yang
mungkin terjadi. Setiap dampak penting hipotetik diprakirakan berdasarkan besarnya
peluang terjadinya dampak (probabilitas) dan diprakirakan besarnya akibat
(konsekwensi) yang mungkin terjadi.
Peluang terjadinya dampak dibagi dalam skala gradasi nilai yang mewakili
gradasi peluang kejadian yang “57ias57r pasti” (nilai 5) sampai dengan “jarang sekali”
(nilai 1). Demikian halnya dengan besarnya akibat (konsekwensi), juga dibuatkan skala
gradasi nilai yang mewakili besarnya konsekwensi, dari dampak yang tergolong
“bencana” (nilai 5) sampai dengan “insidentil” 57ias diabaikan (nilai 1). Dalam hal ini
hasil perkalian masing-masing skala gradasi nilai pada setiap dampak penting hipotetik
kemudian diurutkan untuk mewakili indikasi kategori prioritas kajian. Angka perkalian
yang paling tinggi (25) mengindikasikan dampak yang “peluang kejadiannya paling besar
serta besarnya akibat paling parah”. Sedangkan angka perkalian yang paling rendah (1)
mengindikasikan dampak yang “peluang kejadiannya paling kecil” dan “besarnya akibat
paling minimal”.
Dengan menggunakan metode diatas, terhadap setiap dampak penting hipotetik
kemudian diberikan nilai probabilitas, nilai konsekwensi dan angka prioritas dampak
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.4., dan terhadap masing-masing dampak penting
hipotetik tersebut kemudian disusun dalam tiga kategori prioritas (prioritas tinggi,
menengah dan rendah) sebagaimana disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.4. Nilai Probabilitas, Konsekwensi dan Prioritas Kajian


Kriteria Probabilitas (a) Kriteria Konsekwensi(b) Angka Prioritas
No. Dampak
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (a x b)
1. Penurunan kualitas air 4
2. Penurunan kualitas udara 20
3. Peningkatan kebisingan 6
4. Potensi kebakaran 10
5. Rusaknya Badan Jalan 15
6. Peningkatan radioaktif TENORM 12
7. Gangguan habitat biota perairan 6
8. Peningkatan kesempatan kerja 12
9. Peningkatan peluang berusaha 9
10. Peningkatan perekonomian lokal 6
11. Sikap dan persepsi masyarakat 12
12. Gangguan lalulintas darat 8
13. Keselamatan dan kesehatan kerja 20
14. Kesehatan masyarakat 16
15. Keresahan Pekerja 4

Tabel 4.5. Kategori Prioritas Kajian

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 57


RUANG LINGKUP STUDI

Menenga
Insidentil Kecil Besar Bencana
h
(1) (2) (4) (5)
(3)
Hampir Pasti
PKU
(5)

Kemungkinan Besar PRT


KMS KKK
(4) PKK

Sedang PKB PPB


RBJ
(3) PPL SPM

Kemungkinan Kecil
PKA, KP GHB GLD PKR
(2)

Jarang Sekali
(1)

Keterangan :
Dampak Prioritas Tinggi Dampak Prioritas Menengah Dampak Prioritas Rendah

PKA = Penurunan kualitas air PPB = Peningkatan peluang berusaha


PKU = Penurunan kualitas udara PPL = Peningkatam perekonomian lokal
PKB = Peningkatan kebisingan SPM = Sikap dan persepsi masyarakat
PKR = Potensi kebakaran GLD = Gangguan lalulintas darat
RBJ = Rusaknya Badan Jalan KKK = Keselamatan dan kesehatan kerja
PRT = Peningkatan radioaktif TENORM KMS = Kesehatan masyarakat
GHB = Gangguan habitat biota perairan KP = Keresahan Pekerja
PKK = Peningkatan kesempatan kerja

Berdasarkan uraian dalam Tabel 4.5. tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
prioritas kajian dampak adalah sebagai berikut :
a. Dampak prioritas tinggi :
1) Penurunan kualitas udara
2) Keselamatan dan kesehatan kerja
3) Kesehatan masyarakat
4) Rusaknya Badan Jalan
b. Dampak prioritas menengah :
1) Peningkatan radioaktif TENORM
2) Peningkatan kesempatan kerja
3) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
4) Potensi Kebakaran
5) Peningkatan peluang berusaha
6) Gangguan lalulintas darat

c. Dampak prioritas rendah:

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 58


RUANG LINGKUP STUDI

1) Peningkatan kebisingan
2) Gangguan habitat biota perairan
3) Peningkatan perekonomian lokal
4) Penurunan kualitas air
5) Keresahan Pekerja

4.1.3. Hasil Proses Pelingkupan

Berdasarkan proses pelingkupan dan klasifikasi/pengelompokan terhadap


dampak penting hipotetik serta hasil evaluasi dampak penting hipotetik, maka dalam
studi ini dampak penting hipotetik yang menjadi prioritas adalah :
4.1.3.1.Komponen Fisik Kimia

a. Penurunan Kualitas Air

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya penurunan kualitas air permukaan


khususnya parameter minyak dan lemak pada tahap operasional disebabkan oleh
kegiatan operasional workshop dan genset. Jika hal ini tidak ditangani dengan
baik, maka dapat menimbulkan gangguan terhadap habitat biota perairan karena
kadar/konsentrasi minyak dan lemak yang melebihi nilai ambang baku mutu,
dapat merusak keseimbangan ekologis perairan dalam kaitannya dengan siklus
rantai makanan.

b. Penurunan Kualitas Udara

Dampak negatif penting hipotetik berupa terjadinya penurunan kualitas udara


berupa peningkatan gas SOx, NOx, dan CO, partikulat debu dan suhu udara pada
tahap operasional diakibatkan oleh kegiatan pengangkutan bahan baku dan
kegiatan pabrik pengolahan/peleburan timah berupa asap yang keluar dari
cerobong pabrik. Disamping itu kegiatan operasional genset yang terjadi 24 jam
akan meningkatkan kandungan gas-gas cemaran di udara yang berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar minyak setara solar. Aktivitas perbengkelan juga akan
meningkatkan kandungan gas-gas tersebut di udara. Sedangkan kegiatan
penanganan limbah yang dilakukan dengan dua alternatif yang terdiri atas
Alternatif I (pengelolaan limbah gas dengan bag house) dan Alternatif II
(pengelolaan limbah gas dengan water scrubber) memberikan dampak positif
untuk meminimalisir terjadinya penurunan kualitas udara.

c. Peningkatan Kebisingan

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya peningkatan kebisingan pada tahap


operasional disebabkan oleh deru suara pembakaran pada kegiatan
pengolahan/peleburan timah dan operasional workshop dan genset yang
dioperasikan selama 24 jam secara terus menerus.

d. Potensi Kebakaran

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 59


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya potensi kebakaran diakibatkan oleh


kegiatan pengolahan/peleburan timah. Peluang terjadinya kebakaran di dalam
lokasi pabrik tergolong besar, karena di lokasi pabrik tersebut tersedia stock
BBM dalam jumlah yang sangat besar.

e. Rusaknya Badan Jalan

Dampak penting hipotetik berupa kerusakan terhadap badan jalan terjadi akibat
kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi, pengangkutan
bahan baku, penanganan produk dan demobilisasi peralatan. Kerusakan badan
jalan merupakan dampak sekunder dari peningkatan arus lalulintas di jalan raya
Jelitik. Hal ini dapat disebabkan karena volume kendaraan yang melewati jalan
tersebut melebihi tingkat kapasitas jalan, muatan masing – masing kendaraan
melebihi tonasenya.

f. Peningkatan Radioaktif TENORM

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya paparan radioaktivitas terjadi pada


tahap operasional disebabkan oleh kegiatan pengolahan/peleburan timah yang
mana dalam pelaksanaan kegiatan ini, diprakirakan dapat terjadi peningkatan
konsentrasi bahan radioaktif pada kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian
timah (TENORM) sehingga mengalami peningkatan paparan radiasi potensial jika
dibandingkan dengan keadaan awal (bahan baku pasir timah). Adanya
peningkatan paparan radiasi potensial dari TENORM tersebut dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja yang bekerja di
dalam lokasi kegiatan serta masyarakat yang bermukim disekitar lokasi kegiatan.

4.1.3.2. Komponen Biologi

a. Gangguan Habitat Biota Perairan

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya gangguan habitat biota perairan


disebabkan oleh kegiatan operasional ceceran oli/pelumas bekas dan minyak
dari workshop dan genset. Dampak gangguan habitat biota perairan merupakan
dampak lanjutan dari penurunan kualitas air yaitu parameter lemak dan minyak.
Tingkat konsentrasi lemak dan minyak yang berlebih dapat merusak
keseimbangan ekologis perairan.

4.1.3.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

a. Peningkatan Kesempatan Kerja

Dampak penting hipotetik terhadap peningkatan kesempatan kerja pada tahap


konstruksi adalah akibat kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada saat kegiatan
pembangunan pabrik, sarana dan prasarana penunjang, sedangkan pada tahap
operasional dampak peningkatan kesempatan kerja disebabkan oleh kegiatan
rekrutmen tenaga kerja kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian timah,
sedangkan pada tahap pasca operasional, terjadinya penurunan kesempatan
kerja diakibatkan oleh kegiatan rasionalisasi tenaga kerja.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 60


RUANG LINGKUP STUDI

b. Peningkatan Peluang Berusaha

Dampak penting hipotetik terhadap peluang berusaha pada tahap operasional


sebagai akibat kegiatan rekrutmen tenaga kerja untuk pelaksanaan kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian timah dan kegiatan pengangkutan bahan baku
(sebagai kontraktor pengangkutan).
c. Peningkatan Perekonomian Lokal

Dampak penting hipotetik terhadap peningkatan perekonomian lokal pada tahap


konstruksi sebagai akibat kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada saat proses
konstruksi pembangunan pabrik, sarana dan prasarana penunjang berlangsung.
Sedangkan pada tahap operasional, peningkatan perekonomian lokal disebabkan
oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja dan kegiatan penanganan hasil. Dengan
terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dan kesempatan berusaha
dalam penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau menjadi
sub-kontraktor dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan
peleburan dan pemurnian timah tersebut, maka diprakirakan akan meningkatkan
pertumbuhan perekonomian lokal di wilayah studi.
d. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Dampak penting hipotetik berupa timbulnya sikap dan persepsi negatif


masyarakat pada tahap pra konstruksi disebabkan akibat kegiatan sosialisasi
pembangunan pabrik, sarana dan prasarana penunjang serta kegiatan mobilisasi
tenaga kerja yang tidak memperhatikan/mengakomodasi keinginan masyarakat
untuk bekerja dalam pembangunan pabrik tersebut. Sedangkan pada tahap
operasional, sikap dan persepsi negatif masyarakat diakibatkan oleh kegiatan
rekrutmen tenaga kerja yang tidak memperhatikan/mengakomodasi keinginan
masyarakat untuk bekerja dalam pembangunan pabrik tersebut. Dampak penting
hipotetik berupa sikap dan persepsi positif masyarakat pada tahap operasional
disebabkan oleh kegiatan rekrutmen tenaga kerja dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat (community development).
e. Gangguan Lalulintas

Dampak penting hipotetik berupa terjadinya gangguan lalulintas berupa


rusaknya badan jalan pada tahap konstruksi adalah akibat kegiatan mobilisasi
peralatan dan material, sedangkan pada tahap operasional, rusaknya badan
jalan disebabkan karena kegiatan pengangkutan bahan baku. Pada umumnya
kegiatan mobilisasi peralatan dan material dan pengangkutan bahan baku
dilakukan dengan menggunakan truk yang bermuatan beban melebihi kapasitas
jalan. Dari hasil konsultasi publik diperoleh informasi dari masyarakat bahwa
ruas jalan utama di sepanjang Kelurahan Sungailiat sering rusak dan badan jalan
menjadi bergelombang akibat kendaraan truk yang bermuatan melebihi
kapasitas jalan.

f. Keresahan Pekerja

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 61


RUANG LINGKUP STUDI

Dampak penting hipotetik keresahan pekerja merupakan dampak yang muncul


dari rasa ketidakpuasan pekerja terhadap penyelenggaraan norma kerja di PT.
Bangka Tin Industry setelah calon pekerja diterima bekerja pada tahap
operasional dan ketika akan dilakukan proses Pemutusan Hubungan Kerja pada
tahap pasca operasional.

4.1.3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dampak penting hipotetik terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
tahap konstruksi disebabkan oleh kegiatan pembangunan pabrik, sarana dan
fasilitas penunjang, sedangkan pada tahap operasional disebabkan oleh kegiatan
pengolahan dan pemurnian bijih timah serta kegiatan operasional workshop dan
genset.

b. Kesehatan Masyarakat

Dampak penting hipotetik terhadap kesehatan masyarakat pada tahap


konstruksi disebabkan oleh kegiatan mobilisasi peralatan dan material yang
merupakan dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan, partikulat debu dan
kebisingan, sedangkan pada tahap operasional disebabkan oleh kegiatan
pengangkutan bahan baku sebagai dampak lanjutan dari peningkatan gas
polutan, partikulat debu dan kebisingan serta dari kegiatan
pengolahan/peleburan timah yang disebabkan karena adanya peningkatan suhu
udara di lingkungan kerja akibat rambatan panas dari suhu tinggi dinding tanur
dan cooler.
4.2. WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
Lingkup wilayah studi diperlukan dalam upaya memfokuskan terhadap objek
kajian dari luasan wilayah tertentu. Lingkup wilayah studi terdiri dari beberapa
pembatas yang disebut batas wilayah studi. Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan
resultante dari batas rencana usaha atau kegiatan, batas wilayah administrasi, batas
ekologis dan batas menurut kendala teknis serta memperhatikan tata ruang/tata guna
lahan. Batas wilayah kegiatan studi AMDAL kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian
bijih timah (smelter) oleh PT. Bangka Tin Industry ditentukan dengan memperhatikan
dan mempertimbangkan batas proyek, batas sosial, batas administrasi, batas ekologis.

4.2.1. Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan resultante dari keseluruhan batas proyek, batas
sosial, batas administrasi, batas ekologis dengan memperhatikan berbagai kendala
teknis yang dihadapi seperti keterbatasan sumber dana, waktu, tenaga dan sebagainya.
Dalam hal ini ditetapkan ruang lingkup batas wilayah studi kajian lingkungan PT. Bangka
Tin Industry yang meliputi batas proyek, batas administrasi, batas ekologis dan batas
sosial sebagaimana disajikan pada Gambar 4.3.

4.2.1.1. Batas Proyek


ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 62
RUANG LINGKUP STUDI

Batas proyek, yaitu ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan
dilakukan yang meliputi tahap persiapan, tahap konstruksi serta tahap operasional dan
pemeliharaan. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka batas proyek
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry
berada di Kawasan Industry Jelitik.

4.2.1.2. Batas Administrasi


Batas administrasi adalah batas wilayah Pemerintahan Desa/Kelurahan,
Kecamatan dan Kabupaten dimana lokasi proyek PT. Bangka Tin Industry melakukan
aktivitasnya. Batas ruang tersebut dapat berupa batas administrasi pemerintahan atau
batas konsesi pengelolaan sumberdaya oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Dengan
memperhatikan batas-batas tersebut di atas dan mempertimbangkan kendala-kendala
teknis yang dihadapi [dana, waktu, dan tenaga], maka akan diperoleh ruang lingkup
wilayah studi yang dituangkan dalam peta dengan skala yang memadai. Secara
administrasi, tapak proyek smelter PT. Bangka Tin Industry terletak di Kawasan Industri
Jelitik, Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.

4.2.1.3. Batas Ekologis


Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak rencana usaha atau kegiatan,
menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alam yang
berlangsung didalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.
Penentuan batas ekologis juga mempertimbangkan arah dan kecepatan angin dilokasi
rencana usaha atau kegiatan, dalam kaitannya dengan wilayah persebaran asap dari
cerobong pabrik. Batas ekologi perairan yang ditetapkan untuk rencana kegiatan PT.
Bangka Tin Industry dengan mempertimbangkan media lingkungan badan air adalah DAS
Air Kantung. Batas ekologi dengan mempertimbangkan faktor laju emisi serta pengaruh
arah dan kecepatan angin terhadap ruang persebaran asap cerobong pabrik adalah
ruang yang berada dalam wilayah radius 2 km dari lokasi rencana kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry.
4.2.1.4. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat
berlangsungnya interaksi sosial yang mengandung nilai tertentu yang sudah mapan
(sistem struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika suatu kelompok masyarakat
yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana usaha atau
kegiatan. Dalam studi ini sebagai batas sosial ditetapkan batas wilayah pemukiman
penduduk yang melingkupi lokasi rencana usaha atau kegiatan, yaitu : batas pemukiman
penduduk di Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.

4.2.2. Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian yang digunakan untuk prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan ditetapkan konstektual untuk setiap dampak penting yang ditelaah setelah
mempertimbangkan :
1) Karakter dampak penting yang ditelaah. Dampak kegiatan industri pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah ada yang berjangka singkat (misalnya,
ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 63
RUANG LINGKUP STUDI

parameter kekeruhan pada saat kegiatan pembukaan lahan), namun ada juga
yang berjangka relatif lama (misalnya, sifat fisik pada lokasi tapak proyek).
2) Lama (umur) berlangsungnya usaha dan/atau kegiatan. Umur usaha pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah akan berlangsung dalam waktu lama dari
sumber bahan baku yang berasal dari KP milik PT. Bangka Tin Industry.
3) Tersedianya data dan informasi dari berbagai riset atau kajian sebelumnya
perihal perubahan lingkungan yang terjadi di lokasi studi.
4) Ketersediaan sumberdaya manusia untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
5) Kemampuan tim studi melakukan analisis dan prakiraan dampak.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa batas waktu kajian prakiraan dampak dan evaluasi dampak
lingkungan berkisar 5 sampai dengan 10 tahun ke depan atau maksimal sepanjang umur
proyek sesuai dengan perijinannya.

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 64


RUANG LINGKUP STUDI

ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 65

Anda mungkin juga menyukai