Berdasarkan hasil pelingkupan kemudian disusun data dan informasi yang akan
dikumpulkan dan dianalisis baik dalam studi lapangan maupun dari studi literatur. Studi
lapangan diperlukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder serta menggali
informasi lainnya yang diperlukan dalam indentifikasi dan prakiraan dampak. Studi
literatur digunakan untuk melengkapi data hasil studi lapangan dan memperluas sumber
informasi dalam identifikasi dan prakiraan dampak. Dalam melaksanakan sistematik
kerja tersebut diperlukan suatu metoda kerja, metoda pendekatan dan target yang
diharapkan dalam dokumen ANDAL nantinya, baik dari sisi ruang lingkup, metode dan
ketentuan-ketentuan lainnya. Sistematika kerja tersebut dianut sebagai suatu komitmen
awal, sepanjang tidak ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan harus berubah sesuai
dengan tuntutan kondisi lapangan. Kesemuanya itu disusun sebagai kerangka acuan
pelaksanaan studi yang dituangkan dalam dokumen KA-ANDAL sebagai dasar penyusunan
ANDAL.
DAMPAK POTENSIAL
A.KOMPONEN
Komponen Fisik Kimia
KEGIATAN
1. DAMPAK PENTING
Iklim Mikro
A. Tahap HIPOTETIK
2. Pra-Konstruksi
Kualitas Udara Ambien
1. berupaTeknis
Survei
A. Komponen Gas SOx,
Fisik NOx,
Kimia
CO dan bau.
2. 1. Sosialisasi
Kualitas Kegiatan
Udara
KLASIFIKASI Ambien
DAN
3. 3.PRIORITAS
PartikulatDAMPAK
Pembebasan deb
Lahan
berupa
SuhuGas
4.PENTING UdaraSOx, NOx,
B. Tahap Konstruksi HIPOTETIK
1. 5. dan CO.
Kebisingan
Mobilisasi Tenaga Kerja
A. Komponen Fisik Kimia
2. 6. Bentang
Mobilisasi
2. Kualitas Alam
Udara Peralatan
Ambien
1. Kualitas
7.
dan Air
Erosidebu
Material
berupa
3. 8. Kualitas
2. Kualitas
Penyiapan AirLahan
Udara (emisi,
3. Kebisingan
4. 9. ambien
Potensi Kebakaran
Pembangunan
(debu), Pabrik &
kebauan).
4. Kualitas
10. Arus
Fasilitas Air
Lalulintas
Penunjang
3. Kebisingan
11.
C. Tahap Rusaknya
Operasi
5. Potensi Badan Jalan
Kebakaran
4. Potensi
1. 12. Kebakaran
Radioaktivitas
Rekruitmen Tenaga
6. Rusaknya badan jalan
5.
B. Kerja
Komponen
Rusaknya
dan Penyelenggaraan
Biologi
Badan Jalan
7. Radioaktivitas
Norma
1. Habitat
Kerja
6. RadioaktivitasVegetasi dan
B. Komponen
2. Biologi
Pengangkutan
Satwa KLASIFIKASI
B. Komponen BiologiIDENTIFI
EVALUASI KASI
3.
C. 1. Pengolahan
Komponen
Biota Sosekbud
Perairan DAN
4. 1.
1. BiotaDAMPAK
Operasional
Kesempatan DAMPAK
Perairan
Workshop
Kerja
C. Komponen Sosekbud PRIORI TAS
POTENSIAL
C. dan
Komponen
2. Genset POTENSIAL
Sosekbud
Perekonomian Lokal
1. Kesempatan Kerja
5. 1.
3. Penanganan
Kesempatan
KesempatanHsil
Berusaha
6. 2.
4. Perekonomian
Persepsi danLokal
Pemberdayaan Sikap
Kerja
Masyarakat
3. Peluang Berusaha
Positif Masyarakat
7. 2.
5. Perekonomian
Penanganan
Persepsi
4. Persepsi dandan Limbah
Sikap
Sikap Positif
D. Tahap Lokal
Pasca Operasi
Negatif Masyarakat
Masyarakat
1. 3.
6. Pemutusah
Keresahan
Peluang Hubungan
Sosiai
5. Persepsi
Kerja
7. Berusaha dan lahan
Hilangnya Sikap
2. Demobilisasi
Negatif
produktif Masyarakat Bekas
4.
8. Sikap dan
Peralatan&Perlengkapan.
Kecelakaan lalulintas
6. Kecelakaan lalulintas
3. Persepsi
Pengembalian Lahan.
Darat
Darat
9.
5. Perbaikan Fasilitas
Gangguan
7. Keresahan
Umum LINGKUNGANPekerja
KOMPONEN
Lalulintas Darat
D. 10.
Komponen
Keresahan
HIDUP KesmasPekerja
D. 6.
Komponen
1. Keselamatan
Keresahan
Kesehatan
dan
Pekerja
A. Masyarakat
Kesehatan
Komponen Fisik Kerja
Kimia (K3)
1. Keselamatan
2. Kesehatan
B. Komponen Biologi dan
Masyarakat
Kesehatan
C. Komponen Sosekbud Kerja (K3)
2. Kesehatan
D. Komponen KesMasMasyarakat
Metode MetodeKeterkaitan
MetodeAnalisis
Interaksi Matriks
Kelompok
danIntreraksi
Yang Mengacu Sederhana,
Kepada
Pengelompokan
Telaahan
Keputusan
Berdasarkan KepalaPustaka,
Bapedal
Kepentingan
Pengamatan
Nomor 056 Tahun lapangan
1994
Tabel 4.1. Matriks Interaksi Dampak Kegiatan Smelter dengan Komponen Lingkungan Hidup.
TAHAP RENCANA KEGIATAN
PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL PO
NO KOMPONEN LINGKUNGAN 15 KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19
I II
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1. Iklim Mikro - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 1. Studi Pendahuluan dan Perizinan
2. Survei Teknis dan Detail Desain
2. Gas SOx, NOx, CO & Bau. - - - - - x x - - x x x - x x x - - x -
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
3. Partikulat debu - - - - - x x - - x x x - x x x - - x -
4. Pembebasan Lahan
4. Suhu udara - - - - - - - - - - x - - - x - - - - - 5. Mobilisasi Tenaga Kerja
5. Peningkatan Kebisingan - - - - - x x x - x x x - x - - - - x - 6. Mobilisasi Peralatan dan Material
6. Bentang Alam - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 7. Penyiapan Lahan
7. Erosi - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 8. Pemb.Pabrik & Fasilitas Penunjang
8. Kualitas Air Permukaan - - - - - - x x - - x x x - - x - - - - 9. Rekrutmen Tenaga Kerja &
9. Potensi Kebakaran - - - - - - - - - - x x - - - - - - - - Penyelenggaraan Norma Kerja
10. Peningkatan arus lalulintas darat - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 10. Pengangkutan
11. Rusaknya badan jalan - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 11. Peleburan dan Pemurnian Bijih
12. Konsentrasi bahan radioaktif - - - - - - - - - - x - - - - - - - - - Timah
B. KOMPONEN BIOLOGI 12. Operasional Genset
1. Vegetasi dan Satwa liar - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 13. Pemeliharaan dan Perawatan
2. Biota Perairan - - - - - - x - - - - x x - - - - - - - 14. Penanganan Produk
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA 15. Penanganan Limbah
1. Kesempatan kerja - - - - x - - - x - - - - - - - - x - - I = Alternatif I (Pengolahan
2. Pendapatan masyarakat - - - - x - - - - x - - - - - - - - - - Limbah Gas dengan Metode
3. Peluang berusaha - - - - - - - - x x - - - - - - - - - - Bag House
II = Alternatif II (Pengolahan
4. Sikap dan persepsi negatif - x x - x - - - x - - - - - - - - - - x
Limbah Gas dengan Metode
5. Sikap dan persepsi positif - x x - x - - - x - - - - - - - x - - x
Water Scrubber)
6. Keresahan sosial - x x - x - - - x - - - - - - - - x - -
16. CSR
7. Gangguan lalulintas - - - - - x - - - x - - - x - - - - x - 17. Pemutusan Hubungan Kerja
8. Perbaikan fasilitas umum - - - - - - - - - - - - - - - - x - - - 18. Demobilisasi Peralatan
9. Hilangnya lahan produktif - - - - - - x - - - - - - - - - - - - - 19. Pengembalian Lahan
10.Perekonomian lokal x - - - x - - - x - - - - x - - x x - -
11. Keresahan Pekerja - - - - - - - - x - - - - - - - - x - - x = ada interaksi
D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Keselamatan & Kesehatan Kerja - - - - - - x x - - x x - - - - - - - -
2. Kesehatan Masyarakat - - - - - x - - - x x - x - - - - - x -
c. Sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi dilakukan untuk lebih mengenali karakteristik wilayah baik dalam arti
fisiologis maupun kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat sekitar tapak proyek yang
direncanakan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan evaluasi strategis lokasi
dalam kaitannya dengan sarana transportasi yang mendukung serta disesuaikan dengan
arahan pengembangan wilayah secara menyeluruh.
Pada kegiatan survey pendahuluan juga dilakukan sosialisasi rencana kegiatan
untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa akan ada rencana kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) yang akan dilakukan oleh PT. Bangka Tin
Industry baik itu penjelasan tentang tahapan rencana kegiatan, manfaat proyek,
dampak positif dan dampak negatif yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) tersebut.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan sosialisasi
adalah:
Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat positif (sebagai dampak primer dari
kegiatan sosialisasi dengan adanya keterbukaan informasi dari PT. Bangka Tin
Industry kepada masyarakat yang ditandai dengan adanya sambutan sikap positif
dari masyarakat yang mendukung kegiatan pembangunan smelter PT. Bangka
Tin Industry).
Sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat negatif (sebagai dampak primer
dari kegiatan sosialisasi karena adanya sebagian masyarakat yang kontra/kurang
setuju dengan adanya pembangunan smelter PT. Bangka Tin Industry).
Keresahan sosial (sebagai dampak sekunder atas sikap dan persepsi negatif
masyarakat yang tidak dapat diakomodir/diselesaikan segera).
d. Pembebasan Lahan
Lahan yang digunakan untuk rencana kegiatan pengolahan dan pemurnian bijih
timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry sudah dilakukan perjanjian dengan pihak
pemerintah sebelumnya, sehingga tidak ada lagi dampak potensial yang teridentifikasi.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Pekerjaan pada tahap konstruksi sebagian besar dilaksanakan oleh kontraktor
yang sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga pemilik usaha bersifat mengatur dan
mengawasi (supervisi) pekerjaan yang dilakukan pihak kontraktor.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan mobilisasi tenaga
kerja adalah :
Kesempatan kerja (sebagai dampak primer dari adanya kesempatan kerja bagi
tenaga kerja/kontraktor lokal bidang konstruksi).
Pendapatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
kerja bagi tenaga kerja/kontraktor lokal).
Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang akan dipergunakan untuk konstruksi
bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor non lokal).
Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang akan dipergunakan untuk konstruksi
bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor lokal).
Keresahan sosial (sebagai dampak sekunder dari mobilisasi tenaga kerja
konstruksi pembangunan smelter yang menggunakan tenaga kerja/kontraktor
non lokal).
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Dalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar wilayah
proyek yang masuk ke dalam wilayah proyek, dilakukan melalui jalan darat dengan
menggunakan mobil trailer menuju lokasi kegiatan.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari rencana kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah :
Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) disepanjang jalan yang
dilalui (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi material seperti tanah
untuk penimbunan, batu untuk pondasi, semen, dsb dengan menggunakan truk
pengangkut peralatan dan material yang menghasilkan asap dan polutan di
sepanjang jalan yang dilalui).
Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui (sebagai dampak
primer dari mobilisasi peralatan dan material).
Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi
peralatan dan material).
Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material).
Rusaknya badan jalan (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi peralatan
dan material).
Kecelakaan lalulintas (sebagai dampak primer dari kegiatan mobilisasi peralatan
dan material).
Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan mobilisasi
peralatan dan material).
c. Penyiapan Lahan
Kondisi awal lokasi yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan
pabrik PT. Bangka Tin Industry di Kelurahan Sungailiat merupakan lahan kosong yang
ditumbuhi belukar dengan kondisi lahan agak berawa. Sebelum konstruksi bangunan,
akan dilakukan pembuangan tanah humus dan membongkar akar pohon, serta
penimbunan dan pemadatan tanah hingga diperoleh areal yang siap bangun.
Pada kondisi awal, ketinggian rata-rata lokasi pembangunan parik rata-rata 0,5
m di bawah permukaan jalan. Volume tanah timbun yang digunakan diperkirakan
mencapai volume 15.000 m3 luas lahan. Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi
dari kegiatan penyiapan lahan ini adalah :
Iklim mikro (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan akibat
hilangnya vegetasi penutup tanah).
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO (sebagai
dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan).
Kualitas udara ambien berupa partikulat debu (sebagai dampak primer dari
kegiatan penyiapan lahan).
Kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan yang berasal
dari suara deru alat – alat berat yang dipergunakan).
Perubahan bentang alam (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan
karena lahan yang awalnya berupa lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar
akan dilakukan penimbunan tanah mencapai ketinggian tertentu untuk proses
pembangunan pabrik smelter).
Hilangnya lahan produktif (sebagai dampak sekunder dari perubahan bentang
alam akibat adanya konversi lahan semak belukar menjadi bangunan pabrik
smelter).
Erosi tanah (sebagai dampak primer kegiatan penyiapan lahan yang ditandai
dengan adanya penggerusan tanah timbun oleh air hujan).
Kualitas air permukaan (sebagai dampak sekunder dari laju erosi yang ditandai
dengan adanya peningkatan bahan sedimen dalam air sebagai dampak lanjutan
erosi tanah).
Debit aliran permukaan (sebagai dampak sekunder dari laju erosi yang
disebabkan hilangnya vegetasi penutup dan terjadinya limpasan air permukaan).
Biota perairan (sebagai dampak sekunder dari penurunan kualitas air
permukaan).
Vegetasi (sebagai dampak primer dari kegiatan penyiapan lahan yang ditandai
dengan hilangnya vegetasi penutup lahan pada proses pembersihan lahan).
Habitat satwaliar (sebagai dampak sekunder dari dampak gangguan terhadap
vegetasi yang diakibatkan oleh kegiatan penyiapan lahan).
Hilangnya lahan produktif (sebagai dampak sekunder dari hilangnya vegetasi
penutup lahan).
Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak primer dari beroperasinya
alat-alat berat pada saat penimbunan dan pemadatan tanah dilakukan serta
merupakan dampak sekunder dari perubahan kualitas udara ambien berupa kadar
gas SOx, NOx, CO, dan debu serta kebisingan yang berasal dari penggunaan alat –
alat berat).
d. Pembangunan Pabrik dan Fasilitas Pendukung
Bangunan pabrik menempati bagian sisi barat bangunan kantor dengan luas
bangunan 14 x 54 m2 dan 24 x 60 m2 adalah bangunan gudang. Pondasi dan lantai
bangunan dirancang khusus sehingga dapat menampung seluruh peralatan teknis
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter).
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan di areal pabrik terdiri
dari bangunan pagar, kantor dan pos penjagaan, bengkel dan gudang peralatan, rumah
mesin genset dan tanki bahan bakar, mess karyawan, taman, listrik dan air bersih.
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung tersebut dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan rencana detail peruntukan lahan.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan pembangunan
pabrik dan sarana/prasarana penunjang ini adalah :
Terjadinya perubahan iklim mikro (sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung).
Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan pembangunan
pabrik dan fasilitas pendukung).
Peningkatan debit aliran permukaan sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung yang ditandai dengan peningkatan
laju aliran permukaan (run off) dari areal kegiatan).
Penurunan kualitas air permukaan (dampak lanjutan dari peningkatan debit/laju
aliran permukaan).
Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak primer dari kegiatan
pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung apabila terjadi kelalaian pekerja
sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan).
3. Tahap Operasional
a. Rekrutmen Tenaga Kerja dan Penyelenggaraan Norma Kerja
Untuk tenaga operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter)
PT. Bangka Tin Industry akan memberikan prioritas pertama bagi tenaga lokal yang
berasal dari penduduk sekitar sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, adanya faktor ketersediaan dan keterbatasan tenaga kerja lokal,
maka perusahaan juga akan menggunakan tenaga kerja pendatang dari luar daerah.
Perekrutan tenaga tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana
operasional pabrik, pada tahap awal operasional pabrik dibutuhkan tenaga kerja
sebanyak ± 67 orang.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penerimaan
/rekrutmen tenaga kerja ini adalah :
Kesempatan kerja (sebagai dampak primer dari kegiatan rekrutmen tenaga
kerja).
Pendapatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
kerja karena dengan adanya penduduk lokal yang bekerja di PT. Bangka Tin
Industry maka akan menambah pendapatan masyarakat).
Peluang berusaha (sebagai dampak sekunder dari kegiatan rekrutmen tenaga
kerja karena dengan adanya kegiatan smelter PT. Bangka Tin Industry, maka ada
peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha untuk kebutuhan sehari –
hari para karyawan tersebut).
Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan
rekrutmen tenaga kerja, apabila dalam rekrutmen tenaga kerja tidak
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat untuk bekerja di perusahaan).
Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak sekunder apabila dalam
rekrutmen tenaga kerja perusahaan dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat untuk bekerja di perusahaan).
Keresahan sosial (sebagai dampak tersier dari sikap dan persepsi negatif
masyarakat akibat adanya benturan tenaga kerja lokal dengan pendatang karena
proporsi tenaga kerja non lokal yang dipergunakan lebih besar dari proporsi
tenaga kerja lokal yang dipergunakan).
Peningkatan perekonomian lokal (dampak tersier dari kesempatan kerja dan
peluang berusaha serta pendapatan masyarakat).
Keresahan Pekerja, yang merupakan dampak yang muncul dari rasa
ketidakpuasan pekerja terhadap penyelenggaraan norma kerja di perusahaan.
b. Pengangkutan Bahan Baku
Bahan baku pasir timah didatangkan dengan menggunakan truck. Dengan
sinkronisasi muatan truck 5 ton dan kapasitas terpasang rata-rata per hari 30 ton maka
diperoleh jumlah rit 6 kali setiap hari. Bahan baku lainnya berupa antransit dan kapur
didatangkan dari luar Pulau Bangka dengan menggunakan kapal laut dan dilanjutkan
dengan menggunakan truk dari pelabuhan ke lokasi pabrik.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan pengangkutan
bahan baku (bijih timah, antrasit, dan kapur) ini adalah :
Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) (sebagai dampak primer
dari kegiatan pengangkutan yang berasal dari emisi kendaraan truk yang
dipergunakan).
Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui truk (sebagai dampak
primer dari kegiatan pengangkutan yang berasal dari emisi kendaraan angkutan
bahan baku .
Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari peningkatan kebisingan
yang diakibatkan oleh mesin kendaraan pengangkut bahan baku/material).
Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
pengangkutan yang dilakukan selama kegiatan operasional berlangsung).
Terjadinya kerusakan badan jalan (sebagai dampak sekunder dari dampak
peningkatan arus lalulintas darat terutama kendaraan pengangkut bahan baku).
Kesempatan berusaha (sebagai dampak primer dari kegiatan pengangkutan
dengan adanya kesempatan bagi masyarakat untuk menyediakan alat angkutan
truk untuk pengangkutan bahan baku tersebut).
Pendapatan masyarakat, sebagai dampak sekunder dari dampak kesempatan
berusaha terutama bagi masyarakat yang telah menyewakan kendaraan truk
angkutan bahan baku dan angkutan untuk pengiriman ingot kepada PT. Bangka
Tin Industry.
Sikap dan persepsi negatif masyarakat (sebagai dampak sekunder dari dampak
penurunan kualitas udara ambien (peningkatan gas polutan SOx, NOx, CO dan
partikulat debu, adanya peningkatan kebisingan dan kerusakan badan jalan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (sebagai dampak sekunder dari kegiatan
peleburan dan pemurnian bijih timah karena mengoperasikan tungku dengan
suhu 1300 0C dan kualitas udara akibat debu dan gas-gas hasil pembakaran).
Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan kualitas udara
yang berasal dari debu dan gas – gas hasil peleburan dan pemurnian bijih timah).
Kualitas air permukaan (sebagai dampak primer dari kegiatan pemeliharaan dan
perawatan dengan adanya parameter minyak dan lemak yang berasal dari
ceceran oli/minyak pelumas).
Biota perairan (sebagai dampak sekunder dari perubahan kualitas air
permukaan).
Gangguan kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan
kualitas air permukaan yang mengandung limbah B3 berupa timbal (Pb) dan
lapisan minyak.
Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.
f. Penanganan Produk
Produk yang dihasilkan dari kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah
(smelter) PT. Bangka Tin Industry adalah timah batangan (standard tin dan low lead
tin). Kegiatan penanganan produk meliputi pengiriman dan penjualan timah batangan di
dalam negeri (domestik).
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan HC) dari kendaraan truk (sebagai
dampak primer dari kegiatan penanganan produk).
Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui truk (sebagai dampak
primer dari kegiatan penanganan produk).
Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan
produk yang berasal dari mesin kendaraan truk pengangkut produk).
Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
penanganan produk yang berasal dari lalulalang kendaraan truk pengirim timah
batangan (ingot) ke konsumen.
Rusaknya badan jalan (sebagai dampak sekunder dari dampak peningkatan arus
lalulintas darat).
Kecelakaan lalu lintas (sebagai dampak primer dari kegiatan penanganan
produk).
Peningkatan perekonomian lokal (sebagai dampak primer dari kegiatan
penanganan produk dengan adanya royalti penjualan timah).
Potensi Kecelakaan Kerja di Jalan Raya. Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Kecelakaan kerja juga melingkupi kecelakaan yang menimpa
pekerja di jalan raya ketika melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan termasuk dalam perjalanan pulang dan pergi dari
tempat kerja menuju tempat tinggal pekerja.
g. Penanganan Limbah
Penanganan limbah gas dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, namun
mengingat keterbatasan waktu dan dana, maka dalam kajian ANDAL hanya akan
dilakukan terhadap 2 (dua) alternatif penanganan limbah gas, yaitu filter bag house
(prinsip perubahan energi kinetik material limbah), dan water scrubber (prinsip
perbedaan massa dan berat jenis material limbah). Kajian terhadap masing-masing
alternatif penanganan limbah gas tersebut dilakukan untuk menganalisis perbedaan
parameter komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada setiap alternatif.
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari penanganan limbah gas ini
adalah :
1) Alternatif I : Pengolahan Limbah Gas dengan Metode Bag House
Penurunan pencemaran oleh gas polutan dari proses pembakaran
Penurunan pencemaran oleh partikulat debu dari proses pembakaran dalam
tanur
Peningkatan suhu udara di areal kerja dalam pabrik
4. Tahap Pasca-operasional
a. Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah (smelter) maka PT. Bangka Tin Industry akan melakukan pemutusan hubungan
kerja terhadap karyawannya. Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari
kegiatan ini adalah :
Kesempatan kerja berkurang (sebagai dampak primer dari pemutusan hubungan
kerja yang ditandai dengan pertambahan angka pengangguran sejumlah
karyawan yang di PHK).
Pendapatan Masyarakat (sebagai dampak sekunder dari penurunan kesempatan
kerja yang diberlakukan pada sejumlah karyawan).
Keresahan sosial (sebagai dampak primer dari kegiatan pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan oleh perusahaan jika tidak memberikan jamsostek kepada
karyawan yang di PHK.
Perekonomian lokal (sebagai dampak sekunder dari adanya penurunan
pendapatan masyarakat).
Keresahaan Pekerja (yang merupakan dampak yang muncul dari rasa
ketidakpuasan pekerja terhadap proses Pemutusan Hubungan Kerja).
b. Demobilisasi Peralatan
Setelah semua tahap operasi selesai, maka akan dilakukan demobilisasi bekas
peralatan dan perlengkapan pabrik yang sebelumnya digunakan untuk operasional
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter). Dampak potensial yang
diprakirakan akan terjadi dari rencana kegiatan demobilisasi bekas peralatan dan
perlengkapan ini adalah :
Peningkatan gas polutan (SOX, NOx, CO dan lainnya) disepanjang jalan yang
dilalui (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi peralatan dan
perelngkapan pabrik dengan menggunakan truk pengangkut peralatan dan
material yang menghasilkan asap dan polutan di sepanjang jalan yang di lalui).
Peningkatan partikulat debu di sepanjang jalan yang dilalui (sebagai dampak
primer dari demobilisasi peralatan dan material).
Peningkatan kebisingan (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
Peningkatan arus lalu lintas darat (sebagai dampak primer dari kegiatan
demobilisasi peralatan dan material).
Rusaknya badan jalan (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
Kecelakaan lalulintas (sebagai dampak primer dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
Kesehatan masyarakat (sebagai dampak sekunder dari kegiatan demobilisasi
peralatan dan material).
c. Pengembalian Lahan
Tabel 4.2. Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Dengan Menggunakan Kriteria Dampak Penting
Komponen Lingkungan Terkena Dampak Kriteria *) Dampak
No. Sumber Dampak Penting
Penerima Dampak 1 2 3 4 5 6 Hipotetik
- Peningkatan perekonomian lokal, sebagai dampak primer dari
Pemerintah Daerah
1 Studi Pendahuluan kegiatan studi pendahuluan yang berasal dari retribusi yang - - o - - - o
Kabupaten Bangka
dibayarkan kepada pemerintah Daerah Kabupaten Bangka
- Sikap dan persepsi masyarakat yang disebabkan keterbatasan
2 Survei Teknis dan Detail Desain Masyarakat - - o - - - o
mengakses informasi rencana kegiatan PT. Bangka Tin Industry
- Keresahan sosial yang muncul dari pengalaman negatif masyarakat
terhadap perusahaan sejenis yang telah ada disekitar rencana
Masyarakat - - - o - - o
kegiatan PT. Bangka Tin Industry, dan sebagai dampak lanjutan dari
sikap dan persepsi negatif.
- Sikap dan persepsi positif, keterbukaan informasi dari PT. Bangka Tin
3 Sosialisasi Kegiatan Masyarakat v - - - - - v
Industry untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat
- Sikap dan Persepsi Negatif, yang ditandai dengan adanya masyarakat
Masyarakat yang menunjukkan sikap kontra/kurang setuju dengan adanya v - v - - - v
kegiatan pembangunan smelter PT. Bangka Tin Industry.
- Keresahan sosial, sebagai dampak sekunder atas sikap dan persepsi
Masyarakat - - o - - - o
negatif masyaraka yang tidak terakomodir/terselesaikan.
- Tidak ada dampak, areal yang digunakan untuk lokasi rencana
4 Pembebasan Lahan Masyarakat kegiatan merupakan lahan yang telah lama dikuasai dan - - - - - - -
dimanfaatkan sebelumnya oleh PT. Bangka Tin Industry.
- Kesempatan kerja sebagai dampak primer dari kesempatan kerja
5 Mobilisasi Tenaga Kerja Masyarakat v - v - - - v
bagi tenaga kerja/kontraktor lokal bidang konstruksi.
- Peningkatan Pendapatan Masyarakat, sebagai dampak sekunder dari
Masyarakat v - v - v - v
adanya kesempatan kerja bagi tenaga kerja/kontraktor lokal.
- Peningkatan perekonomian lokal, sebagai dampak tersier dari
Masyarakat kesempatan kerja dan sebagai dampak sekunder dari peningkatan - - v - - - v
peningkatan pendapatan masyarakat.
- Sikap dan persepsi negatif, sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang dipergunakan untuk
Masyarakat - - v - - - v
konstruksi bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor
non lokal.
- Sikap dan persepsi positif, sebagai dampak sekunder dari dampak
kesempatan kerja bila tenaga kerja yang dipergunakan untuk
Masyarakat - - v - - - v
konstruksi bangunan smelter berasal dari tenaga kerja/kontraktor
lokal
Keterangan :
1 = Jumlah manusia yang akan terkena dampak 6= Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak karena jalur jalan tersebut merupakan prasarana transportasi
utama bagi masyarakat (khususnya bagi warga Kelurahan Sungailiat). Ditinjau dari
intensitas dan lamanya dampak belangsung serta kumulatif dampaknya bahwa
kerusakan jalan akan terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
hingga kegiatan pengangkutan dan penanganan produk berlangsung pada tahap
operasional serta kumulasi dari kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh smelter-
smelter yang berada di sekitarnya, sedangkan bila ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan yang terkena dampak karena apabila terjadi kerusakan jalan
maka akan menghambat kelancaran lalulintas dan meningkatnya potensi kecelakaan
lalulintas.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO. Pada
kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan dihasilkan emisi gas buang dari
kendaraan truk. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila
ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa
dampak tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu. Kendaraan truk
menimbulkan debu disepanjang jalan yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat sementara dan
berlangsung sesekali saja.
Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas disepanjang jalan yang dilalui.
Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut
hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat
bahwa kegiatan pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung
sesekali saja sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag
disebabkan faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
Kebisingan, kegiatan mobilisasi peralatan berat ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh alat pengangkut peralatan
dan material tersebut hanya berlangsung sementara saja, selanjutnya apabila
ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut
bersifat sementara dan akan kembali seperti semula bilamana kegiatan mobilisasi
peralatan telah berakhir.
Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting,
karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bahwa
potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan pembangunan
sarana prasarana penunjang adalah :
Keselamatan dan kesehatan kerja (sebagai dampak langsung dari beroperasinya
alat-alat berat). Kegiatan pembangunan sarana prasarana penunjang yang
menggunakan alat-alat berat yang apabila tidak berhati-hati dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal/kematian bagi pekerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik penting, ditinjau dari jumlah
manusia yang terkena dampak bahwa peluang terjadinya resiko kecelakaan kerja
dapat terjadi pada seluruh tenaga kerja konstruksi, sedangkan bila ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung bahwa resiko kecelakaan kerja dengan
penggunaan peralatan berat tergolong tinggi dan dapat berakibat fatal terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja serta ditinjau dari berbalik atau tidak berbaliknya
dampak karena dengan adanya kegiatan pembangunan sarana prasarana penunjang
apabila tidak berhati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang
dampaknya dapat bersifat permanen bagi pekerja.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Perubahan iklim mikro (sebagai dampak lanjutan dari hilangnya vegetasi penutup
tanah di lokasi tapak kegiatan). Hal ini dijadikan sebagai dasar penentuan dampak
hipotetik tidak penting karena perubahan iklim mikro khususnya parameter suhu
udara yang terjadi relatif kecil yaitu antara 1 -2 0C saja.
Debit aliran permukaan, terjadinya perubahan (fluktuasi) debit aliran permukaan
sangat erat kaitannya dengan kondisi cuaca (hujan atau kemarau). Dampak potensial
ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik tidak penting ditinjau dari segi sifat
kumulatif dampak karena dampak tidak bersifat kumulatif dan hanya terjadi pada
saat hari hujan saja, dan dari segi berbaliknya dampak bahwa dampak tersebut akan
berbalik ke kondisi semula.
Kualitas air permukaan. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak hipotetik
tidak penting, apabila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak karena
dapat diprakirakan bahwa pada tahap pembangunan sarana dan prasarana akan
terjadi peningkatan nilai TSS di badan perairan yang tergolong sangat kecil, dan dari
segi berbaliknya dampak bahwa dampak tersebut akan berbalik ke kondisi semula
bilamana pekerjaan tersebut berakhir.
Peningkatan kebisingan (yang berasal dari suara kegiatan pertukangan pada saat
pembangunan sarana prasarana penunjang). Dampak ini termasuk dalam kriteria
dampak hipotetik tidak penting karena ditinjau dari segi jumlah manusia terkena
dampak, bahwa peningkatan parameter kebisingan terbatas hanya terjadi terutama
operator atau pelaksana pekerjaan. Dan dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa kebisingan ini bersifat sementara dan berlangsung pada waktu-
waktu tertentu sehingga tidak akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat berupa gangguan pendengaran dan gangguan psikologis.
d. Tahap Operasional
1) Rekrutmen Tenaga Kerja dan Penyelenggaran Norma Kerja
Untuk tenaga operasional pabrik peleburan timah, PT. Bangka Tin Industry akan
memberikan prioritas pertama bagi tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk
sekitar sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan. Namun demikian,
adanya faktor ketersediaan dan keterbatasan kualifikasi yang dimiliki tenaga kerja
lokal, maka pada tahap operasional juga akan digunakan tenaga kerja pendatang dari
luar daerah. Perekrutan tenaga tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana operasional pabrik, tahap awal operasional pabrik dibutuhkan tenaga kerja
sebanyak 170 orang. Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik
dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini adalah :
Kesempatan kerja (berkurangnya angka/tingkat pengangguran), hal ini dijadikan
dasar penentuan dampak penting hipotetik karena adanya penerimaan tenaga kerja
oleh perusahaan PT. Bangka Tin Industry sebanyak 97 orang (sekitar 80 %
direncanakan berasal dari tenaga kerja lokal) untuk tahap operasional ini, sehingga
peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar
lokasi kegiatan. Dengan demikian sudah barang tentu terbuka peluang untuk bekerja
di perusahaan ini bagi masyarakat lokal.
Dampak ini termasuk kriteria penting karena ditinjau dari segi jumlah manusia yang
terkena dampak, bahwa masyarakat lokal yang memiliki peluang untuk bekerja di
perusahaan PT. Bangka Tin Industry berjumlah 80%. Bila ditinjau dari luas wilayah
sebaran dampaknya, kesempatan kerja dapat terjadi pada masyarakat di sekitar
Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Sedangkan bila
ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dimana terdapat
kebijakan PT. Bangka Tin Industry dalam hal upah minimal tenaga kerja dan
penggunaan tenaga kerja akan berlangsung selama kegiatan operasional. Ditinjau
dari dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak yaitu
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap pendapatan pekerja dan sikap dan
persepsi positif masyarakat.
Peluang berusaha, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena dengan adanya aktivitas pekerja, maka terbuka pula peluang berusaha dalam
penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau menjadi sub-
kontraktor dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, dampak terhadap timbulnya peluang masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak yaitu dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap pendapatan serta sikap dan persepsi positif masyarakat.
Perekonomian lokal (sebagai dampak lanjutan dari kesempatan kerja dan peluang
berusaha), hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dan kesempatan
berusaha dalam penyediaan kebutuhan sehari-hari karyawan perusahaan atau
menjadi sub-kontraktor dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah tersebut, maka diprakirakan akan
meningkatkan pertumbuhan perekonomial lokal di wilayah studi.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi lamanya
dampak berlangsung, dampak lanjutan terhadap pendapatan masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari segi sifat
kumulatif dampak bahwa dampak peningkatan pendapatan ini memberikan
multiplier effect terhadap perekonomian lokal masyarakat.
Sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena apabila dalam penerimaan tenaga kerja tidak dilaksanakan
secara transparan dan tidak memperhatikan tenaga kerja lokal/penduduk setempat
maka bisa berakibat timbulnya konflik sosial/unjuk rasa oleh masyarakat yang pada
akhirnya dapat menghambat kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
tersebut.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas
dampak bahwa hal ini dapat mengakibatkan konflik antara perusahaan dengan
masyarakat bila penerimaan tenaga kerja tidak dilakukan secara transparan dan
perusahaan hanya memprioritaskan karyawan dari luar daerah dengan alasan lebih
pintar dan lebih gampang diatur, dengan demikian dampak lebih lanjut adalah bisa
mengganggu operasional perusahaan.
Sikap dan persepsi positif masyarakat, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak
penting hipotetik karena apabila dalam perekrutan tenaga kerja pada tahap
konstruksi ini memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal maka diprakirakan
akan menimbulkan sikap dan persepsi positif masyarakat karena mereka dapat
berpartisipasi atau ikut bekerja di perusahaan yang beroperasi di daerah mereka.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari banyaknya komponen
lingkungan yang terkena dampak, karena dengan adanya sikap dan persepsi positif
maka akan terjalin hubungan yang harmonis dan dukungan dari masyarakat terhadap
kelancaran kegiatan PT. Bangka Tin Industry pada tahap kegiatan operasional.
Keresahan sosial yang disebabkan oleh benturan budaya antara tenaga kerja lokal
dengan tenaga kerja pendatang. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
karena ditinjau dari segi intensitas dampak bahwa jumlah tenaga kerja pendatang
yang akan direkrut PT. Bangka Tin Industry umumnya terbatas pada tenaga ahli yang
jumlahnya relatif sedikit. Demikian juga halnya bila ditinjau dari segi luas
persebaran dampaknya, interaksi sosial dalam tahap kegiatan operasional umumnya
terbatas dalam wilayah lingkungan kerja perusahaan.
Keresahan Pekerja, yang disebabkan oleh adanya rasa ketidakpuasan pekerja
terhadap penyelenggaraan norma kerja di perusahaan setelah pekerja diterima di
perusahaan. Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi jumlah
manusia yang terkena dampak relatif cukup banyak yaitu seluruh pekerja yang
bekerja di perusahaan serta dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung
dapat dikatakan akan berlangsung cukup lama.
menuju lokasi kegiatan PT. Bangka Tin Industry, baik dari arah Kawasan Industri
Jelitik maupun Kelurahan Sungailiat tersebut merupakan jalur lalulintas yang cukup
padat. Pada ruas jalan dari arah Dusun Jelitik terdapat aktivitas kendaraan yang
keluar masuk Kawasan Industri Jelitik, sedangkan pada ruas jalan dari arah
Kelurahan Kawasan Industri Jelitik terdapat aktivitas lalulintas kendaraan
perkantoran Kawasan Industri Jelitik.
Peluang berusaha (sebagai dampak langsung dari kebutuhan sarana transportasi
dalam kegiatan pengangkutan), hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik karena dengan terbukanya kesempatan usaha bagi masyarakat lokal dalam
penyediaan jasa transportasi kebutuhan bahan baku bagi operasional perusahaan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting karena ditinjau dari segi intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, dampak terhadap peluang berusaha masyarakat akan
berlangsung selama kegiatan operasional masih berjalan. Ditinjau dari segi
banyaknya komponen lingkungan terkena dampak bahwa dampak peningkatan
peluang berusahan ini memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal
masyarakat.
Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria penting,
karena bila ditinjau dari segi kumulatif dampak, maka terlihat bahwa dampak
lanjutan terhadap gangguan kesehatan masyarakat oleh dampak langsung dari
kegiatan pengangkutan disepanjang jalan yang dilalui kendaraan truk akan
terakumulasi dengan penurunan kualitas udara oleh proses pengolahan dan
pemurnian timah. Ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak, disepanjang
ruas jalur jalan akses menuju lokasi kegiatan PT. Bangka Tin Industry, baik dari arah
Kawasan Industri Jelitik maupun Kelurahan Sungailiat tersebut terdapat pemukiman
penduduk dan juga merupakan jalur lalulintas yang cukup padat.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas yang relatif kecil disepanjang jalan
yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau
dari segi intensitas dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat
sementara dan berlangsung sesekali saja.
Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dampak, maka terlihat bahwa kegiatan
pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja
sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag disebabkan
faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
Kebisingan, kegiatan penangkutan bahan baku ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dampak, bahwa bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh alat pengangkut bahan baku tersebut hanya berlangsung
sementara saja, selanjutnya apabila ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka
terlihat bahwa dampak tersebut bersifat sementara dan akan kembali seperti semula
bilamana kendaraan angkutan telah berlalu.
3) Peleburan dan Pemurnian Bijih Timah
Pengolahan pasir timah menjadi timah batangan dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu : persiapan, pencampuran, pembakaran, penampungan dan pencetakan
timah. Proses yang terjadi dalam furnace (tungku pembakaran) adalah proses peleburan
pasir timah dengan cara penyemprotan udara panas dengan menggunakan burner yang
berlangsung selama 8 – 12 jam dengan menggunakan suhu 1.800 oC. Sumber energi yang
digunakan untuk burner adalah bahan bakar minyak (setara solar) dengan konsumsi
burner sebesar 2 liter/menit.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
peleburan dan pemurnian bijih timah adalah :
Kualitas udara ambien berupa peningkatan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas
lainnya di udara, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan adanya aktivitas peleburan dan pemurnian bijih timah yang diprakirakan atas
dasar pertimbangan ilmiah dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar SOx,
NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di udara ambien yang melebihi nilai ambang batas
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, dengan adanya kegiatan peleburan dan pemurnian bijih timah
diprakirakan dapat meningkatkan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di
udara ambien yang melebihi nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan, dan ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
terkena dampak bahwa kandungan SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lain yang tinggi di
udara ambien dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan
masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik.
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu, hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan peleburan dan
pemurnian bijih timah yang diprakirakan atas dasar pertimbangan ilmiah dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar debu di udara ambien yang melebihi
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya kegiatan peleburan dan pemurnian bijih
timah diprakirakan dapat meningkatkan kadar debu di udara ambien yang melebihi
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, dan ditinjau
dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak karena
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat
yang bermukim di sekitar pabrik.
Suhu udara di lingkungan kerja, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting
hipotetik karena dengan adanya karena operasional pabrik peleburan dilakukan pada
suhu 1300 0C diprakirakan atas dasar analogi dari kegiatan sejenis dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara di sekitar lokasi tungku
pembakaran.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya kegiatan operasional pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah diprakirakan dapat meningkatkan suhu udara disekitar lokasi
tungku pembakaran, dan ditinjau dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup
lain yang terkena dampak karena dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan pekerja khususnya di bagian peleburan (produksi).
Kebisingan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan dengan adanya aktifitas genset dan aktivitas peleburan dan pemurnian
bijih timah diprakirakan atas dasar pertimbangan ilmiah dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan kebisingan di lingkungan kerja yang melebihi nilai ambang
batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena dengan adanya aktifitas genset dan aktivitas peleburan
dan pemurnian bijih timah diprakirakan dapat meningkatkan tingkat kebisingan yang
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan, dan ditinjau dari banyak
banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak karena dapat menimbul
menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja yang bekerja di dalam
lokasi kegiatan.
Potensi Kebakaran, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan dengan resiko kebakaran pada penggunaan BBM dengan kondisi suhu
lingkungan yang tinggi.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dampak, karena peluang terjadinya resiko kebakaran tergolong besar,
dimana untuk kebutuhan operasional pabrik peleburan didalam lokasi kegiatan selalu
tersedia stok BBM dalam jumlah yang relatif besar. Ditinjau dari banyak banyaknya
komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya resiko bahaya kebakaran
tersebut karena dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja yang bekerja di dalam lokasi kegiatan serta berdampak terhadap
kegiatan operasional perusahaan.
Radioaktivitas, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
dikarenakan terjadinya peningkatan konsentrasi bahan radioaktif pada kegiatan
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (TENORM) sehingga mengalami
peningkatan paparan radiasi potensial jika dibandingkan dengan keadaan awal
(bahan baku pasir timah).
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, terjadinya konsentrasi bahan radioaktif
terutama pada residu (tin slag) diprakirakan akan melampaui batas jumlah dari
pengecualian izin (1 Bq/gr) seperti yang disebutkan dalam Keputusan Kepala
BAPETEN No. 019/Ka-BAPETEN/IV-00 tentang Pengecualian dari Kewajiban Memiliki
Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Ditinjau dari banyak banyaknya komponen
lingkungan lain yang terkena dampak adanya peningkatan paparan radiasi potensial
dari TENORM tersebut dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap keselamatan
dan kesehatan pekerja yang bekerja di dalam lokasi kegiatan serta masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi kegiatan.
Kualitas udara ambien berupa peningkatan kadar SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas
lainnya di udara, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan adanya operasional genset dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lainnya di udara ambien yang melebihi nilai ambang
batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana penurunan kualitas udara dari kegiatan operasional
genset akan terakumulasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan peleburan
dan pemurnian. Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang
terkena dampak bahwa kandungan SOx, NOx, CO, HC dan gas-gas lain yang tinggi di
udara ambien dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan pekerja dan
masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik.
Kebisingan, aktivitas perbengkelan dan genset menimbulkan kebisingan di dalam
wilayah lokasi kegiatan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana peningkatan kebisingan dari kegiatan operasional genset
akan terakumulasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan yang berasal
dari deru suara pembakaran pada kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian.
Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
bahwa peningkatan kebisingan dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
kesehatan pekerja yang bekerja di dalam areal kegiatan.
Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya aktivitas perbengkelan
dan genset, dalam kegiatan perbaikan (repaire) dan pemeliharaan (maintanance)
mesin-mesin pabrik tersebut apabila tidak berhati-hati dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan kerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi berbalik atau tidak
berbaliknya dampak karena adanya resiko kecelakaan yang berakibat fatal dan
permanen bagi pekerja. Sedangkan dari segi intensitas dampak bahwa adanya
aktivitas perbengkelan dan operasional genset dimana limbahnya berupa
minyak/olie dan lemak apabila masuk ke perairan sangat berbahaya karena termsuk
golongan limbah berbahaya dan beracun (B3), apabila dilihat dari aspek banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, bahwa limbah hasil kegiatan
di perbengkelan dan operasional genset ini dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat.
Perubahan kualitas air permukaan (khususnya parameter lemak dan minyak
sebagai akibat dari ceceran oli/minyak pelumas). Hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya aktivitas perbengkelan dan genset
yang menghasilkan limbah berupa ceceran minyak pelumas/oli yang apabila tidak
ditangani dengan baik maka diprakirakan akan menyebabkan terjadinya perubahan
kualitas air permukaan khususnya peningkatan kandungan parameter minyak dan
lemak di badan perairan yang melampaui nilai ambang batas baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi intensitas dampak
karena peningkatan parameter minyak dan lemak di badan perairan akan melampaui
nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan
dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, bahwa
peningkatan jumlah/konsentrasi parameter minyak dan lemak di badan perairan
dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap biota perairan dan kesehatan
masyarakat.
Biota perairan (sebagai dampak lanjutan dari penurunan kualitas air yaitu
parameter lemak dan minyak). Dampak lingkungan yang akan terjadi adalah
gangguan habitat biota perairan karena rusaknya keseimbangan ekologis perairan
dalam kaitannya dengan siklus rantai makanan. Apabila tidak terjaga keseimbangan
antara benthos sebagai biota dasar perairan, dengan plankton sebagai biota pengurai
dan nekton sebagai biota pemangsa maka dapat dipastikan kondisi perairan tersebut
rusak.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana dampak terhadap habitat biota perairan oleh kegiatan
operasional genset PT. Bangka Tin Industry diprakirakan terakumulasi dengan
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan lain sejenis yang terdapat dalam wilayah
studi. Selain itu dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung karena dampak terhadap biota perairan
akan berlangsung selama kegiatan PT. Bangka Tin Industry masih berjalan.
5) Pemeliharaan dan Perawatan
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan sangat terkait dengan efisiensi
penggunaan sumberdaya dalam sistem operasional pabrik. Apabila dalam pelaksanaanya
berjalan kurang baik akan menyebabkan kegiatan produksi yang tidak efisien dan
meningkatkan biaya operasional pabrik. Oleh karena itu, kegiatan ini penting dilakukan
secara teratur. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan meliputi perbaikan dan
pemeliharaan secara rutin yaitu genset, kolam/bak sirkulasi, tanur (furnace), blower,
burner, alat-alat mekanis pabrik, kendaraan penunjang serta peralatan penunjang lain
milik PT. Bangka Tin Industry. Tindakan perbaikan peralatan mekanis berupa
penggantian oli/pelumas mesin, pengisian bahan bakar, penggantian instalasi mekanis
pada mesin – mesin yang rusak dan pengecekan secara berkala dilakukan di ruang
workshop.
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
Penurunan kualitas air permukaan, sebagai dampak primer dari kegiatan
pemeliharaan dan perawatan dengan adanya parameter minyak dan lemak yang
berasal dari ceceran oli/minyak pelumas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi intensitas dampak
karena peningkatan parameter minyak dan lemak di badan perairan akan
melampaui nilai ambang batas baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Sedangkan dari segi banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak, bahwa peningkatan jumlah/konsentrasi parameter minyak dan lemak di
badan perairan dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap biota perairan dan
kesehatan masyarakat.
Biota perairan, sebagai dampak sekunder dari perubahan kualitas air permukaan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena apabila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, dimana dampak terhadap habitat biota perairan oleh kegiatan
pemeliharaan dan perawatan PT. Bangka Tin Industry diprakirakan terakumulasi
dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan lain sejenis yang terdapat dalam
wilayah studi. Selain itu dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari
segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung karena dampak terhadap biota
perairan akan berlangsung selama kegiatan PT. Bangka Tin Industry masih berjalan
Gangguan kesehatan masyarakat, sebagai dampak tersier dari penurunan kualitas
air permukaan yang mengandung limbah B3 berupa timbal (Pb) dan lapisan
minyak.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi
kumulatif dampak, maka terlihat bahwa disamping dampak lanjutan terhadap
gangguan kesehatan masyarakat oleh kegiatan lainnya seperti pengangkutan dan
operasional workshop, dampak tersebut juga terakumulasi dengan kegiatan lainnya
yang sejenis (kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah oleh
perusahaan lain disekitar lokasi PT. Bangka Tin Industry). Ditinjau dari jumlah
manusia yang terkena dampak maka penduduk yang bermukim di sebagian wilayah
Kelurahan Sungailiat dan Dusun Jelitik berpotensi mengalami dampak tersebut.
6) Penanganan Hasil (produk)
Produk yang dihasilkan dari kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah
PT. Bangka Tin Industry adalah timah batangan (standard tin dan low lead tin).
Kegiatan penanganan produk meliputi pengiriman dan penjualan timah batangan baik di
dalam negeri (domestik) maupun ke luar negeri (ekspor).
Dampak potensial yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan penanganan
produk ini adalah :
Perekonomian lokal (dampak langsung dari penerimaan royalti dari penjualan
hasil timah). Kehadiran rencana usaha atau kegiatan pabrik peleburan dan
pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah Kabupaten Bangka, yang dalam pengoperasiannya diatur
sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan,
pengoperasian pabrik akan memberikan kontribusi kepada pemerintah berupa baik
berupa royalti maupun retribusi lainya.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, karena bila ditinjau dari segi kumulatif
dan lamanya dampak terlihat bahwa kontribusi PT. Bangka Tin Industry terhadap
pendapatan daerah akan berlangsung selama kegiatan usaha masih berjalan.
Ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak, bahwa PAD
tersebut akan digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka untuk membiayai
pelayanan bagi masyarakat termasuk dibidang pembangunan perekonomian.
7) Penanganan Limbah
Dampak potensial yang diprakirakan akan timbul dari penanganan limbah gas
pada alternatif pengelolaan limbah gas dengan water scrubber adalah :
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO (sebagai
dampak langsung adanya kegiatan pengolahan limbah) dalam hal ini dijadikan dasar
penentuan dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan
limbah gas dengan metode water scrubber akan mengakibatkan perubahan
konsentrasi polutan yang diemisikan ke udara bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari segi banyaknya komponen
lingkungan terkena dampak bahwa diprakirakan terdapat potensi stabilisasi gas CO
dalam udara emisi dan ambien oleh karena adanya penurunan suhu yang drastis pada
pengolahan limbah gas dengan water scrubber.
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu (sebagai dampak positif
adanya kegiatan pengolahan limbah gas) dalam hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan pengolahan limbah gas
dengan water scrubber akan mengurangi jumlah partikulat debu yang diemisikan ke
udara bebas.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
dengan kegiatan pengolahan limbah gas tersebut maka jumlah partiukulat debu
dapat diminimalisir untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah. Ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan terkena dampak bahwa pengolahan limbah gas ini ini akan
meminimalisir dampak-dampak negatif lanjutan lainnya sehingga kegiatan
operasional perusahaan dapat berjalan lancar.
Kualitas air permukaan, dalam proses pengendapan partikel limbah dalam water
scrubber dibutuhkan air dalam jumlah relatif banyak yang difungsikan sebagai kabut
penyaring maupun air pendingin. Proses pengendapan tersebut menimbulkan
dampak lain berupa limbah cair yang dihasilkan oleh kabut penyaring dan air
pendingin.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari intensitas dampak karena
limbah cair yang dihasilkan tersebut diatas diprakirakan melampaui baku mutu air
limbah (terutama TSS) sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Timah. Ditinjau dari segi
banyaknya komponen lingkungan terkena dampak bahwa penurunan kualitas air
tersebut bila dibuang ke perairan menimbulkan dampak-dampak negatif lanjutan
lainnya baik terhadap kesehatan masyarakat maupun habitat biota perairan.
8) Corporate Social Responsibility
Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan bagian dari visi- misi
perusahaan dalam upaya mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Cakupan bidang
kegiatan yang menjadi sasaran program Corporate Social Responsibility adalah (a)
peningkatan kapasitas pengelolaan usaha bidang pertanian dan pengolahan hasil
pertanian; (b) peningkatan kapasitas sarana prasarana sosial dan fasilitas umum; serta
(c) peningkatan kapasitas partisipasi dan dinamika kelembagaan masyarakat dalam
perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
Corporate Social Responsibility adalah :
Sikap dan persepsi positif masyarakat (sebagai dampak lanjutan dari partisipasi
bantuan perusahaan terhadap masyarakat), hal ini dijadikan dasar penentuan
dampak penting hipotetik karena dengan adanya kegiatan Corporate Social
Responsibility dari perusahaan yang akan menganggarkan dana bantuan yang berasal
dari keuntungan perusahaan bagi masyarakat disekitar lokasi kegiatan diprakirakan
akan menyebabkan terjadinya sikap persepsi positif masyarakat terhadap
keberadaan perusahaan di daerah mereka.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditnjau dari jumlah manuasia yang
terkena dampak karena dengan adanya kegiatan perbaikan sarana/fasilitas
masyarakat dalam program Corporate Social Responsibility ini akan dirasakan oleh
seluruh masyarakat sehingga dapat menghindari timbulnya sikap
penolakan/demo/surat protes dari masyarakat, dari segi banyaknya komponen
lingkungan lain yang terkena dampak karena dapat menimbulkan dampak lanjutan
berupa kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Kesehatan masyarakat. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak tidak penting
hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan tergolong kecil
terhadap perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Adapun program bantuan
perusahaan dalam bidang kesehatan pada kegiatan Corporate Social Responsibility
umumnya hanya bersifat partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Perbaikan sarana/fasilitas masyarakat. Dampak ini termasuk dalam kriteria
dampak tidak penting hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan
tergolong kecil terhadap perbaikan sarana/fasilitas umum yang diperlukan
masyarakat. Adapun program bantuan perusahaan dalam bidang perbaikan fasilitas
umum pada kegiatan Corporate Social Responsibility umumnya hanya bersifat
partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek kebutuhan fasilitas umum
bagi masyarakat.
Peningkatan perekonomian lokal. Dampak ini termasuk dalam kriteria dampak
tidak penting hipotetik, ditinjau dari intensitas dampak yang diprakirakan tergolong
kecil terhadap peningkatan perekonomial lokal. Adapun program bantuan
perusahaan pada kegiatan Corporate Social Responsibility umumnya hanya bersifat
partisipatif dan tidak menyeluruh kepada semua aspek pengembangan usaha bagi
masyarakat.
d. Pasca Operasional
1) Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan operasional pabrik peleburan dan pemurnian bijih
timah (smelter) maka PT. Bangka Tin Industry akan melakukan pemutusan hubungan
kerja dengan karyawan. Pelaksanaan kegiatan ini akan disesuaikan dengan peraturan
dan perundangan yang berlaku pada Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
seperti Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1996,
tentang Pelaksanaan PHK dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Jasa dan Ganti Kerugian
di Perusahaan.
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
ini adalah :
Hilangnya kesempatan Kerja, dasar penentuan dampak penting hipotetik karena
dengan dilakukannya rasionalisasi tenaga kerja akan mengakibatkan hilangnya
kesempatan kerja.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting, ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak bahwa rasionalisasi tenaga kerja ini akan dirasakan oleh seluruh
pekerja yang menggantungkan hidup sepenuhnya kepada perusahaan, dari segi
komponen lain yang terkena dampak bahwa rasionalisasi tenaga kerja ini akan
mengakibatkan perubahan drastis terhadap pola hidup, dimana semula memiliki
pekerjaan dan berubah menjadi tidak memiliki pekerjaan ataupun keahlian lain.
Keresahan Pekerja, yang disebabkan oleh adanya rasa ketidakpuasan pekerja
terhadap proses pemutusan hubungan kerja di perusahaan setelah perusahaan tidak
beroperasi lagi. Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari segi
jumlah manusia yang terkena dampak relatif cukup banyak yaitu seluruh pekerja
yang bekerja di perusahaan.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Keresahan sosial. Kegiatan pemutusan hubungan kerja pada umumnya dapat
menimbulkan terjadinya keresahan sosial seperti demo atau unjuk rasa yang
dilakukan oleh para karyawan terhadap pihak manajemen perusahaan apabila para
karyawan yang terkena PHK tidak memperoleh pesangon/uang jaminan sosial tenaga
kerja sesuai dengan masa kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam proses PHK, harus
dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Perekonomian lokal. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting karena
ditinjau dari intensitas dampak karena umumya dampak yang terjadi dengan
hilangnya suatu kesempatan kerja adalah berkurangnya laju pertumbuhan ekonomi
dan bukan berarti kemerosotan ekonomi sehingga tidak begitu besar pengaruhnya
terhadap masyarakat secara umum, dan ditinjau dari berbaliknya dampak bahwa
kondisi lingkungan hidup yang terkena dampak akan kembali ke kondisi semula (rona
lingkungan hidup awal).
b. Demobilisasi Peralatan
Dampak potensial yang dapat menjadi dampak penting hipotetik dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah :
Rusaknya badan jalan, hal ini dijadikan dasar penentuan dampak penting hipotetik
karena mobilisasi peralatan dan material dalam tahap konstruksi umumnya dilakukan
dengan menggunakan truk yang bermuatan beban melebihi kapasitas jalan. Dari
hasil konsultasi publik diperoleh informasi dari masyarakat bahwa ruas jalan utama
di sepanjang Kelurahan Sungailiat sering rusak dan badan jalan menjadi
bergelombang akibat kendaraan truk yang bermuatan melebihi kapasitas jalan.
Dampak ini termasuk dalam kriteria penting ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak karena jalur jalan tersebut merupakan prasarana transportasi
utama bagi masyarakat (khususnya bagi warga Lingkungan Jelitik). Ditinjau dari
intensitas dan lamanya dampak belangsung serta kumulatif dampaknya bahwa
kerusakan jalan akan terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
hingga kegiatan pengangkutan dan penanganan produk berlangsung pada tahap
operasional serta kumulasi dari kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh smelter-
smelter yang berada di sekitarnya, sedangkan bila ditinjau dari segi banyaknya
komponen lingkungan yang terkena dampak karena apabila terjadi kerusakan jalan
maka akan menghambat kelancaran lalulintas dan meningkatnya potensi kecelakaan
lalulintas.
Dampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut (dieliminasi) dan bukan
merupakan dampak penting hipotetik adalah :
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar gas SOx, NOx, dan CO. Pada
kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan dihasilkan emisi gas buang dari
kendaraan truk. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila
ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa
dampak tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
Kualitas udara ambien berupa perubahan kadar debu. Kendaraan truk
menimbulkan debu disepanjang jalan yang dilalui. Dampak ini termasuk dalam
kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut hanya bersifat sementara dan
berlangsung sesekali saja.
Peningkatan arus lalulintas darat. Kendaraan truk yang lalulalang dari dan menuju
lokasi menimbulkan peningkatan arus lalu lintas disepanjang jalan yang dilalui.
Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting, karena bila ditinjau dari segi segi
intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat bahwa dampak tersebut
hanya bersifat sementara dan berlangsung sesekali saja.
Kecelakaan lalu lintas darat. Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting
ditinjau dari dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, maka terlihat
bahwa kegiatan pengangkutan tersebut hanya bersifat sementara dan berlangsung
sesekali saja sehingga potensi kecelakaan lalu lintas lebih bersifat insidentil yanag
disebabkan faktor kesalahan pengemudi dan atau kendaraan.
Kebisingan, kegiatan mobilisasi peralatan berat ini umumnya akan mengeluarkan
bunyi dari mesin-mesin kendaraan tersebut. Dampak ini termasuk dalam kriteria
tidak penting, karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, bahwa bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh alat pengangkut peralatan
dan material tersebut hanya berlangsung sementara saja, selanjutnya apabila
ditinjau dari berbalik tidaknya dampak, maka terlihat bahwa dampak tersebut
bersifat sementara dan akan kembali seperti semula bilamana kegiatan mobilisasi
peralatan telah berakhir.
Gangguan kesehatan masyarakat (dampak lanjutan dari peningkatan gas polutan,
partikulat debu dan kebisingan). Dampak ini termasuk dalam kriteria tidak penting,
karena bila ditinjau dari segi intensitas dan lamanya dampak berlangsung, bahwa
10). Peningkatan perekonomian lokal yang menimbulkan dampak positif terhadap sikap
dan persepsi masyarakat.
2. Prioritas Kajian
Berdasarkan proses pelingkupan dan klasifikasi/pengelompokan terhadap
dampak penting hipotetik, maka kemudian dalam studi ini ditetapkan dampak penting
hipotetik yang menjadi prioritas kajian dengan mempertimbangkan besarnya peluang
terjadinya dampak (probabilitas) dan diprakirakan besarnya akibat (konsekwensi) yang
mungkin terjadi. Setiap dampak penting hipotetik diprakirakan berdasarkan besarnya
peluang terjadinya dampak (probabilitas) dan diprakirakan besarnya akibat
(konsekwensi) yang mungkin terjadi.
Peluang terjadinya dampak dibagi dalam skala gradasi nilai yang mewakili
gradasi peluang kejadian yang “57ias57r pasti” (nilai 5) sampai dengan “jarang sekali”
(nilai 1). Demikian halnya dengan besarnya akibat (konsekwensi), juga dibuatkan skala
gradasi nilai yang mewakili besarnya konsekwensi, dari dampak yang tergolong
“bencana” (nilai 5) sampai dengan “insidentil” 57ias diabaikan (nilai 1). Dalam hal ini
hasil perkalian masing-masing skala gradasi nilai pada setiap dampak penting hipotetik
kemudian diurutkan untuk mewakili indikasi kategori prioritas kajian. Angka perkalian
yang paling tinggi (25) mengindikasikan dampak yang “peluang kejadiannya paling besar
serta besarnya akibat paling parah”. Sedangkan angka perkalian yang paling rendah (1)
mengindikasikan dampak yang “peluang kejadiannya paling kecil” dan “besarnya akibat
paling minimal”.
Dengan menggunakan metode diatas, terhadap setiap dampak penting hipotetik
kemudian diberikan nilai probabilitas, nilai konsekwensi dan angka prioritas dampak
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.4., dan terhadap masing-masing dampak penting
hipotetik tersebut kemudian disusun dalam tiga kategori prioritas (prioritas tinggi,
menengah dan rendah) sebagaimana disajikan pada Tabel 4.5.
Menenga
Insidentil Kecil Besar Bencana
h
(1) (2) (4) (5)
(3)
Hampir Pasti
PKU
(5)
Kemungkinan Kecil
PKA, KP GHB GLD PKR
(2)
Jarang Sekali
(1)
Keterangan :
Dampak Prioritas Tinggi Dampak Prioritas Menengah Dampak Prioritas Rendah
Berdasarkan uraian dalam Tabel 4.5. tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
prioritas kajian dampak adalah sebagai berikut :
a. Dampak prioritas tinggi :
1) Penurunan kualitas udara
2) Keselamatan dan kesehatan kerja
3) Kesehatan masyarakat
4) Rusaknya Badan Jalan
b. Dampak prioritas menengah :
1) Peningkatan radioaktif TENORM
2) Peningkatan kesempatan kerja
3) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
4) Potensi Kebakaran
5) Peningkatan peluang berusaha
6) Gangguan lalulintas darat
1) Peningkatan kebisingan
2) Gangguan habitat biota perairan
3) Peningkatan perekonomian lokal
4) Penurunan kualitas air
5) Keresahan Pekerja
c. Peningkatan Kebisingan
d. Potensi Kebakaran
Dampak penting hipotetik berupa kerusakan terhadap badan jalan terjadi akibat
kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi, pengangkutan
bahan baku, penanganan produk dan demobilisasi peralatan. Kerusakan badan
jalan merupakan dampak sekunder dari peningkatan arus lalulintas di jalan raya
Jelitik. Hal ini dapat disebabkan karena volume kendaraan yang melewati jalan
tersebut melebihi tingkat kapasitas jalan, muatan masing – masing kendaraan
melebihi tonasenya.
f. Keresahan Pekerja
Dampak penting hipotetik terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
tahap konstruksi disebabkan oleh kegiatan pembangunan pabrik, sarana dan
fasilitas penunjang, sedangkan pada tahap operasional disebabkan oleh kegiatan
pengolahan dan pemurnian bijih timah serta kegiatan operasional workshop dan
genset.
b. Kesehatan Masyarakat
Batas proyek, yaitu ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan
dilakukan yang meliputi tahap persiapan, tahap konstruksi serta tahap operasional dan
pemeliharaan. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka batas proyek
kegiatan pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah (smelter) PT. Bangka Tin Industry
berada di Kawasan Industry Jelitik.
Batas waktu kajian yang digunakan untuk prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan ditetapkan konstektual untuk setiap dampak penting yang ditelaah setelah
mempertimbangkan :
1) Karakter dampak penting yang ditelaah. Dampak kegiatan industri pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah ada yang berjangka singkat (misalnya,
ANDAL PT. BANGKA TIN INDUSTRY IV - 63
RUANG LINGKUP STUDI
parameter kekeruhan pada saat kegiatan pembukaan lahan), namun ada juga
yang berjangka relatif lama (misalnya, sifat fisik pada lokasi tapak proyek).
2) Lama (umur) berlangsungnya usaha dan/atau kegiatan. Umur usaha pabrik
peleburan dan pemurnian bijih timah akan berlangsung dalam waktu lama dari
sumber bahan baku yang berasal dari KP milik PT. Bangka Tin Industry.
3) Tersedianya data dan informasi dari berbagai riset atau kajian sebelumnya
perihal perubahan lingkungan yang terjadi di lokasi studi.
4) Ketersediaan sumberdaya manusia untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
5) Kemampuan tim studi melakukan analisis dan prakiraan dampak.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa batas waktu kajian prakiraan dampak dan evaluasi dampak
lingkungan berkisar 5 sampai dengan 10 tahun ke depan atau maksimal sepanjang umur
proyek sesuai dengan perijinannya.