PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit dengue merupakan penyakit arbovirus endemik yang menjangkiti
lebih dari 100 negara baik di daerah tropis maupun subtropis dimana badan
kesehatan dunia WHO memperkirakan sekitar 50-100 juta kasus infeksi virus
dengue telah terjadi dengan 24.000 kematian setiap tahunnya (Sari
Pediatri,2014). Demam berdarah dengue (DBD) sendiri merupakan jenis
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
yang dirasakan seperti demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai
dengan leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik. Demam berdarah dengue ini terjadi perembesan plasma dengan
ditandai adanya hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit berupa
penumpukan cairan yang terdapat di rongga tubuh (Wowor, 2011).
Adanya kasus yang terus meningkat yang disebabkan infeksi virus dengue
ini akan menjadi kekhawatiran apabila virus dengue menjadi semakin ganas
sehingga menyebabkan pandemi penyakit yang lebih mematikan terutama yang
menjakiti anak-anak dan sementara itu vaksin untuk pencegahan virus dengue
yang efektif belum juga berhasil dikembangkan.
Adanya gejala awal pada infeksi virus dengue sering tidak khas sehingga
terjadi adanya keterlambatan dalam diagnosis. Untuk menghindari
keterlambatan diagnosis, maka perlu dilakukan deteksi dini terhadap infeksi
virus ini. Yang salah satunya, telah dikembangkan suatu pemeriksaan baru
terhadap antigen nonstruktural 1 (NS1) yang dapat mendeteksi atau
mendiagnosis infeksi virus dengue lebih awal, bahkan detekni ini dapat
mendeteksi pada hari pertama onset demam, hal ini karena adanya protein NS1
yang bersirkulasi dalam konsentrasi tinggi dalam darah pasien selama awal
fase akut. Adanya pemeriksaan NS1 ini sangat penting karena dapat dilakukan
terapi suportif dan pemantauan pasien segera dan juga dapat mengurangi risiko
komplikasi maupun kematian (Sari Pediatri,2014).
1
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya uji diagnostik ialah untuk menentukan nilai
diagnostik antigen NS1 mencakup sensitivitas, nilai duga positif, nilai duga
negatif, dan keakuratan antigen NS1 untuk deteksi dini infeksi virus dengue.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini ialah untuk memenuhi tugas pengganti ujian
tengah semester mata kuliah Bioteknologi Kedokteran dan juga mengetahui uji
diagnostik pemeriksaan antigen nonstruktural 1 yang digunakan untuk
mendeteksi dini adanya infeksi virus dengue yang terjadi pada anak-anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Virus Dengue
3
mengkode dua macam protein yaitu protein struktural dan protein non-struktural.
Yang mana pada protein nonstruktural yang ditandai oleh sebuah 5’ dan 3’
nontranslated region (NTR) pada kedua ujungnya.
4
menunjukkan adanya keterlibatan dalam proses replikasi virus, yang mana NS1
ini dihasilkan dalam 2 bentuk yaitu membrane associated (mNS1) dan secreted
form (sNS1). Dimana, NS1 ini ditranslokasikan ke dalam retikulum endoplasma
melalui sekuens signal hidrofobik yang dikode pada bagian C terminal E, dan
secara cepat didimerisasi dalam organel-organel intrasel yang kemudian akan
ditransfer ke membran sitoplasma.
Protein NS1 ini bukan merupakan bagian dari struktur dalam virus melainkan
untuk diekspresikan dalam permukaan sel yang terinfeksi dan memiliki
determinan-determinan dan spesifik dalam grup dan tipe. NS1 flavivirus ini juga
dikenal sebagai imunogen yang penting yang menunjukkan peran dalam proteksi
terhadap penyakit. Akan tetapi, peran NS1 dalam imunopatogenitas juga
dikemukakan berdasarkan temuan pada anti-SCF antibodies pada serum pasien-
pasien dengan infeksi sekunder tetapi tidak pada infeksi primer(Alcon S, Talarmin
A, Debruyne M, 2002).
Pada penyakit demam berdarah yang disebabkan adanya infeksi pada virus
dengue ini dapat dideteksi dengan menggunakan NS1, dimana pada NS1 tersebut
disekresikan ke dalam sistem darah pada individu yang diduga terinfeksi dengan
virus dengue. Protein NS1 ini akan bersirkulasi pada konsentrasi yang tinggi di
dalam serum pasien dengan infeksi primer maupun infeksi sekunder selama pada
fase klinik sakit (Rothman Al,2004).
Adanya hasil yang menunjukkan positivitas dan kadar Ag NS1 yang tinggi
pada hari ke-0 sampai dengan hari ke-4 demam dan menurun setelah hari ke-5
5
demam (Dussart,2006). Selain itu, peneliti lain yang juga meneliti virus dengue
dengan deteksi protein NS 1 ini mendapatkan adanya sensitivitas Ag NS1 yang
tetap tinggi yaitu berkisar pada angka 81,8%-91,9% pada penderita yang
terinfeksi virus dengue sampai dengan hari ke-7 sakit (Hu,2011)
Pada penelitian yang dilakukan Dussart dkk, yang meneliti 299 pasien demam
dengue di Perancis di dapatkan uji diagnosis dengan NS1 pada hari 0-4 demam
sensitivitas NS1 berkisar 87,6%, dan pada hari 5-10 demam berkisar 43,5%.
Sementara itu, Datta dkk, melakukan perbandingan NS1 pada fase akut dan
konvalesen yang dilakukan di India tahun 2010 didapatkan hasil pada fase akut
NS1 positif yaitu berkisar 71,42% sedangkan pada fase konvalesen NS1 positif
hanya berkisar 6,38%.
Adanya sensitivitas NS1 yang tinggi pada fase awal demam disebabkan oleh
protein NS1 yang bersirkulasi dalam konsentrasi tinggi dalam darah pasien selama
awal fase akut, baik itu terjadi pada infeksi primer maupun pada infeksi sekunder.
Dan kadar NS1 yang tinggi sampai hari ke-5 demam ini berhubungan dengan
waktu terjadinya viremia yang merupakan periode replikasi virus dan belum
terdapatnya antibodi terhadap virus. Kadar viremia dan kadar NS1 ini bergantung
pada karakteristik intrinsik dari strain virus yang menginfeksi dan status imunitas
dari penderita yang terinfeksi virus dengue.
Alcon juga menemukan Ag NS1 pada saat fase sirkulasi dan mencapai kadar
puncak yaitu antara hari sakit ke-2 dan ke-4 turun pada fase konvaselen
(pemulihan) (Alcon,2002). Dengan adanya positivitas Ag NS1 yang tinggi pada
awal sakit, hal ini menunjukkan secreted Ag NS1 yang terdapat pada fase tersebut
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya virus dengue yang menginfeksi. Dan
terjadi penurunan kadar pada Ag NS1 menjelang maupun bersamaan dengan
defervescence yang disebabkan virus dengue yang beredar dalam darah selama
kurang lebih 4-5 hari pada fase panas hilang saat defervescence (WHO, 2005 ;
Avirutnam 2006).
Sementara itu pada virus dengue dengan infeksi sekunder, deteksi dengan Ag
NS1 ini menujukkan rerata kadar Ag NS1 menurun lebih cepat dibandingkan
dengan infeksi primer yang lebih stabil, hal ini disebabkan adanya ikatan Ag NS1
6
dengan antibodi pada fase akut (Libraty,2002; Dussart,2008; Hang,2009).
Rendahnya positivitas Ag NS1 pada infeksi sekunder ini kemungkinan adanya
pengaruh dari serotipe virus dengue yaang menginfeksi.
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Hu, D., Di, B., Ding, X., dkk., 2011. Kinetics of non-strutural protein 1, IgM and
IgG antibodies in dengue type 1 primary infection. Virol J (Online),
(http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1743-422X-8-
47.pdf).Diakses pada hari Jumat 26 April pukul 14.00 WIB.
Kumarasamy V, Chua SK, Hasan Z, Wahab AHA, Chem YK, Mohamad M.
2007.Evaluating the sensitivity of a commercial dengue NS1 antigen-
captured ELISA for early diagnosis of acute dengue virus infection.
Singapore Med J.(48): 669–73.
Libraty DH, Young PR, Pickering D, Endy TP, Kalayanarooj S, Green S. 2002.
High circulating levels of the dengue virus nonstructural protein NS1
early in dengue illness correlate with development of dengue
hemorrhagic fever. J Infect Dis.(186):1165–68
Rothman AL.2004.Dengue : Defining protective versus pathologic immunity. J
Clin Invest (112),pp 346-951.
Sari Pediatri. 2014.Uji Diagnostik Pemeriksaan Antigen Nonstruktural 1 untuk
Deteksi Dini Infeksi Virus Dengue pada Anak.16(2):121-7.
Soegijanto, S., Darmowandowo, W., Ginting AP., dkk., 2010. Serotype and
clinical performance of dengue virus infection on the year 2009.
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease.(1) : 55–9.
Tricou V, Vu HTT, Quynh NVN, Nguyen CVV, Tran HT, Farrar J et al.
Comparison of two dengue NS1 rapid tests for sensitivity, specificity and
relationship to viraemia and antibody responses. [homepage on the
Internet]. c2011 [updated 2010 Mei 28; cited 2011 Feb 03]. Available
from: (http://www.biomedcentral.com/1471-2334/10/142). Diakses pada
hari Jumat tanggal 26 April 2019 pukul 14.30 WIB.
WHO .2005. Dengue, dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome in
context of the integrated management of childhood illness, (Online),
(http://whqlibdoc.who.int/hq/2005/WHO_FCH_CAH_05.13_eng.pdf).
Diakses pada hari Jumat tanggal 26 April pukul 16.00 WIB.
Wowor, Mayer F.2011.Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue Dengan
Pemeriksaan Antigen NS1. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran :
Universitas Sam Ratulangi Manado.
10