Pada tubuh manusia dalam setiap sel nya mengandung DNA yang memiliki
konten yang sama, hal ini yang menjadikan dilakukannya profiling DNA dengan
digunakannya jumlah yang sangat sedikit spesimen biologi seperti darah, sperma,
otot, saliva, tulang, gigi maupun keringat. DNA sendiri didapatkan di dalam nukleus
yang mana nukleus sendiri berperan sebagai pusat komando sel dan sebagai rumah
DNA yang berperan untuk mengkode informasi genetik dan juga bertanggung jawab
dalam semua fungsi seluler pada tubuh manusia. Kumpulan dari beberapa DNA
yang membentuk gen disebut sebagai kromosom. Yang mana di dalam sel manusia,
terdapat 46 kromosom yaitu 23 kromosom yang diwarisi dari ibu dan 23 kromosom
lainnya diwariskan dari ayah. Dan terdapat pula unit pengulangan yang sama pada
jenis urutan DNA pada beberapa daerah kromosom dan pada jumlah unit yang
berulang tersebut pada setiap individu dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, urutan
DNA berulang ini dikenal sebagai Short Tandem Repeat (STR) atau penanda STR
yang mana berfungsi dalam identifikasi manusia dalam kasus kriminologi.
1
Pengulangan tetranukleotida ini yang sebagian besar digunakan dalam DNA
typing. Dan pada DNA profiling ini dilakukan dengan menghitung jumlah berapa kali
masing-masing unit yang berulang yang terjadi pada area tertentu dalam kromosom.
Pada analisis gel elektroforesis ini merupakan salah satu teknik yang paling banyak
digunakan dalam identifikasi dengan sampel sidik jari DNA. Elektroforesis dimana
merupakan metode pemisahan elektrokimia yang membuat molekul DNA bermigrasi
melalui spesifik substrat seperti gel poliakrilamida dibawah pengaruh dari arus listrik.
Dalam ilmu forensik, DNA typing digunakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
individu dari sampel biologis dan juga untuk menentukan adanya hubungan
keluarga. DNA Profile yang mana menjadi bukti kuat dalam identifikasi pada dunia
forensik hal ini juga yang menjadikan konsep database DNA forensik untuk
diperkenalkan dalam penanganan kasus kriminologi.
Pada era teknologi yang canggih ini penggunaan database DNA yang
merupakan suatu sistem basis data DNA berperan penting dalam penanganan
kasus kriminal. Dengan adanya bank data DNA, maka dapat dilakukan identifikasi
dengan cepat sehingga dapat ditemukan dengan cepat pula pelaku dari tindak
kejahatan yang terjadi hal ini sangat berguna dalam membantu mengurangi tingkat
kejahatan yang terjadi pada suatu negara. Seperti pada beberapa kasus yang terjadi
yaitu kasus Sarath Ambepitiya, kasus pembunuhan Royal Park dan Seya Sadewmi’s
yang menggunakan database DNA sebagai identifikasi bukti forensik. Dengan
adanya database DNA ini dapat mempermudah dalam identifikasi yang mana pada
mulanya dengan menggunakan metode elektroforesis yang membutuhkan biaya
yang besar dalam hal pemeliharan maupun penerapannya, kini dengan
menggunakan sistem database DNA dapat dilakukan dengan praktis yaitu profil
DNA pada individu dan tindak kejahatan yang terjadi disimpan dalam sistem
komputerisasi sebagai data informasi pribadi dalam database untuk dilakukan
identifikasi dan manipulasi lebih lanjut.
2
Dengan demikian, ini akan menghemat waktu yang dibutuhkan untuk
investigasi. Teknik dengan pembelajaran mesin ini akan terintegrasi ke sistem untuk
meningkatkan efisiensi proses pencocokan hubungan keluarga. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan aplikasi teknologi web yang dapat dikombinasikan dengan solusi
untuk mempercepat proses yang ada. Sehingga ini akan menjadikan keuntungan
dalam penggunaannya pada teknik otentikasi biometrik yang mana untuk
memastikan tingkat keamanan data yang sensitif yang harus ditangani dalam
sistem.
3
Database ini akan terisi profil DNA pada setiap waktu dengan ini akan
menjadikan profile DNA yang tersimpan dari database DNA akan meningkat sekitar
75% setiap tahunnya. Oleh karena itu dengan dilakukan teori integrasi big data dan
teknologi data warehousing untuk dapat ditangani sejumlah data yang besar pada
proses identifikasi. Penggunaan sistem database DNA ini sudah dilakukan
diberbagai negara diantaranya yaitu Inggris, Belanda, Australia, Jerman, Finlandia,
Norwegia, dan masih banyak negara lainnya yang sedang mengembangkan sistem
basis data DNA ini untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses investigasi
kasus forensik. Dengan penggunaan sistem data DNA ini dapat juga mempercepat
dalam pengambilan serta manipulasi data yang dapat ditingkatkan dengan
merepresentasikan profil DNA yang ada.