Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Lokasi penelitian ini terletak di wilayah kerja Puskesmas Gambok yang

terletak di Kenagarian Muaro, Kecamatan Sijunjung yang terletak pada koordinat

0° 14’ 44" LS – 0° 39’ 36" LS dan 100° 55’ 9" BT – 101° 12’ 18" BT. Luas

wilayah Kecamatan Sijunjung ± 56,388 Ha.

Wilayah kerja Puskesmas Gambok terdiri dari 3 kenagarian yaitu Nagari

Muaro, Nagari Silokek dan Nagari Durian Gadang. Penelitian dilakukan di 5

jorong yang terletak di Kecamatan Sijunjung yaitu Jorong Batang Salosa, Jorong

Pematang Anjung, Jorong Sangkiamo, Jorong Koto Hilir dan Jorong Pinang.

Batas – batas wilayah kerja Puskemas Gambok adalah :

a. Utara : Provinsi Riau

b. Selatan : Kec. IV Nagari dan Kec. Tj Gadang

c. Timur : Kec. Kamang Baru

d. Barat : Kec. Sp Kudus, Kec. Koto VII dan Kec. IV Nagari

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Wilayah Kecamatan Sijunjung adalah 44.647 jiwa.

Jumlah penduduk laki – laki adalah 22.290 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

adalah 22.360 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sijunjung per

tahun adalah 1.54 % dengan kepadatan penduduk per km2 adalah 60 jiwa/km2.
B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang

Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12 – 24

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2016”

diperoleh 54 responden ibu yang memiliki anak umur 12 – 24 bulan dan hasilya

disajikan pada tabel – tabel distribusi sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Kelengkapan Imunisasi

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur
12 – 24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016

Kelengkapan Imunisasi
No Jumlah %
Dasar
1 Tidak Lengkap 35 64.8
2 Lengkap 19 35.2
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada

Anak Umur 12 – 24 Bulan diketahui dari 54 responden terdapat 35 orang

responden (64,8%) yang memiliki anak dengan status imunisasi tidak lengkap

dan 19 orang responden (35.2%) memiliki anak dengan status imunisasi

lengkap.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kelengkapan dan Ketidaklengkapan Berdasarkan
Jenis Imunisasi Dasar

Jenis
Kelengkapan % Ketidaklengkapan %
Imunisasi
HB0 45 83.3 9 16.7
BCG 46 85.2 8 14.8
DPT-HB-HiB 1 45 83.3 9 16.7
DPT-HB-HiB 2 45 83.3 9 16.7
DPT-HB-HiB 3 39 72.2 15 27.8
POLIO 1 43 79.6 11 20.4
POLIO 2 45 83.3 9 16.7
POLIO 3 43 79.6 11 20.4
POLIO 4 35 64.8 19 35.2
CAMPAK 29 53.7 25 46.3

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dari 54 orang responde sebagian besar belum

mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu 16,7% belum mendapatkan

imunisasi HB0, 14,8% belum mendapatkan imunisasi BCG, 16,7% belum

mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB 1 dan DPT-HB-HiB 2, 27,8% belum

mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB 3, 20,4% belum mendapatkan imunisasi

POLIO 1 dan POLIO 3, 16,7% belum mendapatkan imunisasi POLIO 2, 35,3%

belum mendapatkan imunisasi POLIO 4 dan 46,3% belum mendapatkan

imunisasi campak.

b. Gambaran Pengetahuan Responden

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Dasar
di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok
Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

No Pengetahuan Jumlah %
1 Kurang Baik 28 51.9
2 Baik 26 48.1
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang

imunisasi dasar, diketahui dari 54 orang responden terdapat 28 orang

responden (51,9%) yang memiliki pengetahuan kurang baik dan 26 orang

responden (48,1%) memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi dasar.


c. Gambaran Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Dasar 24 44.4
2 Menengah 16 29.6
3 Tinggi 14 25.9
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel distribusi tingkat pendidikan responden di wilayah kerja

puskesmas gambok, diketahui 24 orang responden (44,4%) dengan tingkat

pendidikan dasar, 16 orang responden (29,6%) dengan tingkat pendidikan

menengah dan 14 orang responden (25,9%) dengan tingkat pendidikan tinggi.

d. Gambaran Sikap Responden

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Imunisasi Dasar di
Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

No Sikap Jumlah %
1 Negatif 30 55.6
2 Positif 24 44.4
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi sikap responden terhadap imunisasi

dasar di wilayah kerja Puskesmas Gambok, diketahui dari 54 responden

terdapat 30 orang responden (55.6%) memiliki sikap negatif terhadap imunisasi

dasar dan 24 orang responden (44,4%) memiliki sikap positif terhadap

imunisasi dasar.
e. Gambaran Peran Tenaga Kesehatan

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pemberian
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok
Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

No Dukungan Keluarga Jumlah %


1 Tidak Berperan 16 29.6
2 Berperan 38 70.4
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap

pemberian imunisasi dasar diwilayah kerja Puskesmas Gambok, diketahui dari

54 responden terdapat 16 orang responden (29,6%) memiliki anggapan tenaga

kesehatan tidak berperan dan 38 orang responden (70,4%) memiliki anggapan

tenaga kesehatan berperan dalam imunisasi dasar.

Gambaran Dukungan Keluarga

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016
f.
No Dukungan Keluarga Jumlah %
1 Kurang Baik 20 37.0
2 Baik 34 63.0
Jumlah 54 100

Bedasarkan tabel distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap

pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Gambok, diketahui dari

54 orang responden terdapat 20 orang responden (37,0%) mendapatkan

dukungan yang kurang baik dari keluarga untuk imunisasi dasar dan 34 orang

responden (63,0%) mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga untuk

imunisasi dasar anaknya.


2. Analisi Bivariat

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur
12 – 24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok
Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

Tingkat Kelengkapan Imunisasi Dasar Jumlah


Pengetahuan Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Kurang Baik 27 77.1 1 5.3 28 64.8
Baik 8 22.9 18 94.7 26 35.2
Jumlah 35 100% 19 100% 54 100%
P = 0,000

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil analisis bivariat hubungan antara

pengetahuan responden tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada anak diperoleh bahwa dari 54 orang responden terdapat 26 orang

responden yang berpengetahuan baik, sebagian besar yaitu 18 orang responden

(94,7%) dengan status imunisasi anak lengkap, sebagian kecil yaitu 8 orang

responden (22,9%) dengan status imunisasi anak tidak lengkap.

Sebanyak 28 orang responden yang berpengetahuan kurang baik, sebagian

besar 27 orang responden (77,1%) dengan status imunisasi anak tidak lengkap,

sebagian kecil yaitu 1 orang responden (5,3%) dengan status imunisasi anak

lengkap.

Berdasarkan hasil analisi didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,000,

artinya lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada
taraf α=0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan kelengkapan imunisasi dasar anak.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12 – 24 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

Tingkat Kelengkapan Imunisasi Dasar Jumlah


Pendidikan Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Dasar 17 48.6 7 36.8 24 44.4
Menengah 11 31.4 5 26.3 16 29.6
Tinggi 7 20.0 7 36.8 14 25.9
Jumlah 35 100% 19 100% 54 100%
P=0,399
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil analisis bivariat hubungan antara

tingkat pendidikan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak

diperoleh bahwa dari 54 orang responden terdapat 24 orang responden (44.4%)

yang berpendidikan dasar sebagian besar yaitu 17 orang responden (48,6%)

dengan status imunisasi anak tidak lengkap dan sebagian kecil yaitu 7 orang

responden (36,8%) dengan status imunisasi anak lengkap. Sebanyak 16 orang

responden (29,6%) bependidikan menegah sebagian besar yaitu 11 orang

responden (31,4%) dengan status imunisasi anak tidak lengkap, sebagian kecil

yaitu 5 orang responden (26,3%) dengan status imunisasi anak lengkap.

Sebanyak 14 orang responden (25,9%) yang berpendidikan tinggi sebanding

antara yang memiliki status imunisasi lengkap dan tidak lengkap, yaitu 7 orang

responden (20%) dengan status imunisasi lengkap dan sebanyak 7 orang

responden (36,8%) pula dengan status imunisasi tidak lengkap.


Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,399,

artinya lebih besar dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada

taraf α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar, maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

c. Hubungan Sikap Responden dengan Kelengakapan Imunisasi Dasar

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Responden Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12 – 24 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

Kelengkapan Imunisasi Dasar


Sikap Jumlah
Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Negatif 24 68.6 6 31.6 30 55.6
Positif 11 31.4 13 68.4 24 44.4
Jumlah 35 100% 19 100% 54 100%
P=0,020

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hasil analisis bivariat hubungan antara

sikap responden terhadap pelaksanaan imunisasi dasar untuk anak dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada anak diperoleh bahwa dari 54 orang

responden terdapat 30 orang responden (55,6%) dengan sikap negatif terhadap

pelaksanaan imunisasi dasar, sebagian besar yaitu 24 orang responden (68,6%)

dengan status imunisasi anak tidak lengkap dan sebagian kecil yaitu 6 orang

responden (31,6%) dengan status imunisasi anak lengkap.

Sebanyak 24 orang responden (44,4%) memiliki sikap positif terhadap

pelaksanaan imunisasi, sebagian besar yaitu 13 orang responden (68,4%)

dengan status imunisasi anak lengkap dan 11 orang responden (31,4%) dengan

status imunisasi anak tidak lengkap.


Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien (p) sebesar 0,020, artinya

lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf

α=0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap

pelaksanaan imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi anak.

d. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar

Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12 – 24 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung
Tahun 2016

Peran Tenaga Kelengkapan Imunisasi Dasar


Jumlah
Kesehatan Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Tidak Berperan 11 31.4 5 26.3 16 29.6
Berperan 24 68.6 14 73.7 38 70.4
Jumlah 35 100% 19 100% 54 100
P=0,936

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil analisis bivariat hubungan antara

peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan imunisasi dasar dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada anak diperoleh bahwa dari 54 orang responden terdapat

sebanyak 38 orang responden (70,4%) yang mengatakan bahwa tenaga

kesehatan berperan memberikan advokasi, sosialisasi, promosi, dan edukasi

tentang imunisasi dasar untuk anak, akan tetapi sebagian besar yaitu sebanyak

24 orang responden (68,6%) tetap dengan status imunisasi anak tidak lengkap

dan sebagian kecil yaitu 14 orang responden (73.2%) dengan status imunisasi

anak lengkap.

Sebanyak 16 orang responden (70,4%) lainnya mengatakan bahwa tenaga

kesehatan tidak pernah memberikan advokasi, sosialisasi, promosi, dan edukasi


tentang imunisasi dasar untuk anaknya, sebagian besar yaitu 11 orang responden

(31,4%) dengan status imunisasi anak tidak lengkap, dan sebagian kecil yaitu 5

orang responden (26,3%) dengan status imunisasi anak lengkap.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,936,

artinya lebih besar dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada

taraf α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara peran

tenaga kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar, maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

e. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar

Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12 – 24 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Tahun 2016

Dukungan Kelengkapan Imunisasi Dasar


Jumlah
Keluarga Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Kurang Baik 18 51.4 2 10,5 20 37.0
Baik 17 48.6 17 89.5 34 63.0
Jumlah 35 100% 19 100% 54 100%
P=0,007

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat hasil analisis bivariat hubungan antara

dukungan keluarga dalam pelaksanaan imunisasi dasar dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada anak diperoleh bahwa dari 54 orang responden terdapat

sebanyak 34 orang responden (63.0%) yang mendapat dukungan keluarga yang

baik dalam pelaksanaan imunisasi dasar anak, diantara 34 orang tersebut jumlah

responden dengan status imunisasi anak lengkap dan tidak lengkap sebanding
yaitu lengkap sebanyak 17 orang responden (89.5%) dan tidak lengkap

sebanyak (48,6%).

Terdapat sebanyak 20 orang responden (37,0%) yang tidak mendapat

dukungan keluarga yang baik dalam pelaksanaan imunisasi dasar anak, sebagian

besar yaitu 18 orang responden (51,4%) dengan status imunisasi anak tidak

lengkap dan sebagian kecil yaitu 2 orang responden (10,5%) dengan status

imunisasi anak lengkap.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien (p) sebesar 0,007, artinya

lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf

α=0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga

terhadap pelaksanaan imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi anak.

Anda mungkin juga menyukai