Anda di halaman 1dari 27

STRUKTUR

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung
keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur
sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai
fungsi dan peranannya masing-masing.

Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan
aman.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :

Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan
tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.

Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan
di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya
dinding, kolom, dan ring.

Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke atas
untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.
KLASIFIKASI STRUKTUR

1.Klasifikasi struktur berdasarkan geometri dan bentuk dasarnya :

 Elemen garis adalah elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintang nya
lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya.Elemen garis dapat dibedakan menjadi elemen lurus
dan elemen melengkung.

 Elemen permukaan adalah elemen yang ketebalannya lebih kecil dari pada ukuran panjang
nya.Elemen datar dapat berupa datar atau lengkung.Elemen lengkung bisa berupa lengkung
tunggal atau lengkung ganda.

2.Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuan elemen :

 Elemen kaku, biasanya sebagai elemen yang tidak mengalami perubahan bentuk yang
cukup besar apabila mengalami tekanan beban.

 Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang berubah menjadi bentuk tertentu
pada suatu kondisi pembebanannya.Struktur fleksibel akan mempertahankan keutuhan fisik nya
meskipun bentuknya berubah-ubah.

3.Berdasarkan susunan elemen :

 System satu arah, dengan mekanime transfer beban dari struktur untuk menyalurkan
ketanah merupakan aksi satu arah saja.Sebuah balok yang terbentang pada dua titik tumpuan
adalh contoh system satu arah.

 System dua arah dengan system bersilang yang terletak diantara dua titik tumpuan dan
tidak terletak diatas garis yang sama.
Gambar 1. Mengkategorikan elemen berdasarkan transfer beban

Gambar 2. Klasifikasi elemen struktur

4.berdasarkan material pembentuknya di bedakan :

 Struktur kayu
 Struktur baja

 Struktur beton,dll

C.Elemen-elemen utama struktur

Elemen-elemen struktur utama seperti pada gambar 3 di kelompok kan menjadi 3 kelompok
utama yaitu :

 Elemen kaku yang umum digunakan yaitu balok, kolom, pelengkung, pelat datar, pelat
berpelengkungan dan cangkang.

 Elemen tidak kaku atau fleksibel seperti kabel, membrane atau kabel berpelengkung
tunggal maupun ganda.

 Elemen elemen yang merupakan rangkaian dari elemen elemen tunggal : rangka, rangka
batang, kubah dan jaring.

Gambar 3. Jenis-jenis elemen struktur

1.Balok dan kolom

struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horizontal diatas elemen kaku
vertical.Elemen horizontal memikul elemen yang bekerja secara tranfersal dari panjangnya dan
menyalurkan beban tersebut ke elemen vertical yang menumpunya.Kolom di bebani secara
aksial oleh balok dan akan meyalurkan beban tersebut ketanah.Balok akan melentur sebagai
akibat dari beban yang bekerja secara transveral sehingga balok sering disebut memikul beban
secara melentur.Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umum nya mengalami
gaya aksial saja.Pada suatu bangunan struktur balok dapat berupa balok tunggal di atas tumpuan
sederhana ataupun balok menerus.Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih
menguntungkan di banding balok bentangan tunggal diatas dua tumpuan sederhana.

2.Rangka

Struktur rangka secara sederhana sama dengan balok.Tetapi dengan aksi struktur yang berbeda
karena adanya tititk hubung kaku antara elemen vertical dan elemen horizontalnya.Kekauan tititk
hubung ini memberi kestabila terhadap gaya lateral.Pada system rangka ini balok maupun kolom
akan melentur sebagai akibat dari adanya aksi pada struktur.Pada struktur rangka panjang setiap
elemen terbatas, sehingga biasanya akan dibuat dengan pola berulang.

3.Rangka batang

Rangka batang adalah struktur yang di buat dengan menyusun elemen linier berbentuk batang-
batang yang relative pendek dan lurus menjadi pola pola segitiga.Rangka batang yang terdiri atas
elemen elemen diskrit yang melendut secarakeseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti
yang hal nya di alami balok yang terbebani tranversal.Setiap elemen batangnya tidak melentur
tetapi hanya akan mengalami gaya tarik atau tekan saja.

4.Pelengkung

Pelengkung adalah struktur yang di bentuk oleh elemen garis yang melengkung dan membentang
antara 2 titik.Struktur itu umumnya terdiri atas potongan potongan kecil yang mempertahankan
posisinya akibat adanya pembebanan.Bentuk lengkung dan perilaku beban merupakan hal pokok
yang mementukan apakah struktur tersebut stabil atau tidak.Kekuatan struktru tergantung dari
bahan penyusun nya serta beban yang akan bekerja padanya.contoh struktur pelengkung adalah
struktur yang berbenuk dari susunan bata.Bnetuk struktur pelengkung yang banyak digunakan
pada banguna modern adalah pelengkung kaku.

5.Dinding dan plat

Plat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan suatu dinding pemikul beban
dapat memikul beban baik beban yang bekerja dari arah vertical maupun arah horizontal.Jika
struktur dinding terbuat dari material kecil maka kekuatan terhadap beban dalam arah tegak lurus
menjadi sangat terbatas.Struktur pelat datar digunakan secara horizontal dan memikukl beban
sebagai lentur dan meneruskanya ketumpuan.Struktur pelat dapat terbuat daribeton bertulang
ataupun baja.Pelat horizontal apat dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku dan
pendek dan bentuk segitiga tiga demensi digunakan untuk memperoleh kekakuan yang lebih
baik.
6.Cangkang dan terowongan

Cangkang dan terowongan merupakan struktur pelat satu kelengkungan.Struktur cangkang


memiliki bentang longitudonial dan kelengkungan nya tegak lurus terhadap diameter
bentang.Bentuk cangkang harus terbuat dari material kaku seperti beton bertulang atau baja.

7.Kubah

Kubah merupakan bentuk struktur berlangkungan ganda.Bentuk kubah dapat dipandang sebagai
bentuk cengkung yang berputar.Umumnya dibentuk dari material kaku seperti beton bertulang
tetapi dapat pula dibuat dari tumpukan bata.

Kubah adalah struktur yang sangat efsien bila di gunakan pada bentang besar dengan
penggunaan material yang lebih sedikit.

8.Kabel

Merupakan elemen struktur yang fleksibel.Bentuk kabel bergantung pada beban yangbekerja
padanya.Struktu kabel yang di tarik pada kedua ujungnya berbentuk lurus saja di sebut
tierod..Jika pada bentangan kabel terdapat beban titik eksternal maka bentuk kabel akan berupa
segmen segmen garis .Jika yang di pikul adalah beban yang terbagi merata maka kabel akan
berbentuk lengkungan sedangkan berat sendri struktur kabel akan menyebabkan bentuk lengkung
yang disebut catenary-curve.

9.Membran, tenda dan jaring.

Membran adalah lembaran tipis yang fleksibel.Tenda biasanya dibentuk dari permukaan
membrane.Bentuk srtuktur nya dapat berbentuk sederhana maupun kompleks dengan
menggunakan mebran-membran.Untuk permukaan dengan lengkungan ganda permukaan actual
harus tersusun dari segmen yang jauh lebih kecil karena pada umumnya membrane dengan
permukaan dengan menggantungkan pada sisis cembung berarah kebawah itupun jika berarah
keatas harus ditambahkan mekanisme tertentu agar bentuknya tetap.
KONTRUKSI

Konstruksi dapat diartikan sebagai gabungan dari elemen struktur dan elemen nonstruktur.
Dengan kata lain, konstruksi bangunan adalah objek bangunan secara keseluruhan yang
terbentuk atas kesatuan struktur-struktur. Contoh konstruksi antara lain rumah, gedung,
jembatan, dan jalan raya.

Konstruksi bisa didefinisikan pula sebagai kegiatan membangun sarana dan prasarana sehingga
dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Aktifitas konstruksi bukan hanya sebatas membangun,
tetapi juga kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan proses pendirian bangunan seperti
perencanaan rancang bangun, penelitian AMDAL, penyusunan RAB, penyediaan material, dan
pengawasan proyek pembangunan. Biasanya pekerjaan konstruksi di lapangan dilakukan oleh
buruh bangunan, tukang, dan ahli bangunan lainnya yang diawasi mandor proyek. Sementara itu,
keseluruhan dari kegiatan konstruksi ini akan dipantau secara berkala oleh manajer proyek,
insinyur desain, atau arsitek proyek.

Konstruksi dalam pengertian bangunan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yakni :

Konstruksi gedung yaitu konstruksi yang digunakan untuk mendukung kebutuhan hidup
manusia. Konstruksi ini meliputi rumah, hotel, apartemen, kantor, rumah sakit, dan lain-lain.

Konstruksi transportasi ialah konstruksi yang dibuat untuk memenuhi sarana dan prasarana
transportasi. Contoh konstruksi ini yaitu jalan raya, jembatan, rel, terminal, pelabuhan, stasiun,
bandara, dan sebagainya.

Kontruksi air merupakan konstruksi yang dibangun dengan tujuan mengelola air di atas tanah.
Yang termasuk konstruksi air misalnya bendungan, waduk, irigasi, drainase, parit, got, gorong-
gorong, dan lain sebagainya.

Konstruksi khusus adalah konstruksi bangunan yang didirikan untuk tujuan khusus. Sebagai
contoh konstruksi menara pemancar gelombang radio, menara jaringan listrik, menara pemancar
televisi, anjungan minyak lepas pantai, dan lain-lain.
Perancangan konstruksi bangunan yang ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Di
antaranya konstruksi harus kuat dan awet sehingga dapat berfungsi sesuai tujuan pembuatannya.
Selain itu, konstruksi juga sebaiknya dibuat dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika
sehingga terlihat menarik dan indah dipandang mata. Tak kalah pentingnya, konstruksi harus
dijaga kebersihannya agar penghuni merasa sehat dan nyaman, termasuk mengatur sirkulasi
udara dan cahaya dengan baik. Terakhir, pembangunan konstruksi ini juga wajib dilakukan
efektif dan efisien.

KLASIFIKASI KONTRUKSI

Dalam kehidupan sehari-hari kata konstruksi sering disamakan dengan kata struktur seperti
struktur kayu dengan konstruksi kayu, struktur baja dengan konstruksi baja, dan lain-lain. Kata
struktur berarti susunan dari beberapa elemen (benda) yang membentuk suatu kesatuan yang
utuh. Jadi kata struktur berarti benda sedangkan konstruksi berarti teknik atau cara membuat
(rekayasa).

Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:

1). Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.

2) Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan,

lapangan terbang dan sebagainya.

3) Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi, gorong-

gorong dan sebagainya.

4) Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik tegangan tinggi,

menara pemancar radio, TV dan sebagainya.

Secara umum konstruksi bangunan harus memenuhi 5 syarat yaitu:

1. Kuat dan awet, dalam arti tidak mudah rusak sehingga biaya pemeliharaan relatip

menjadi murah.

2. Fungsional, dalam arti bentuk, ukuran dan organisasi ruangan mememihi kebutuhan

sesuai dengan fungsinya.

3. Indah, dalam arti bentuknya enak dipandang mata .

4. Hygienis, dalam arti sirkulasi udara dan cahayanya cukup sehingga penghuninya merasa
nyaman dan sehat.

5. Ekonomis, dalam arti tidak terdapat pemborosan sehingga pembiayaan menjadi relatif

efisien dan efektif.

Sistem Bangunan

Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai suatu susunan bagian-bagian yang saling berhubungan
atau saling tergantung satu sama lain yang membentuk sebuah kesatuan kompleks dan berlaku
untuk satu fungsi. Sebuah bangunan dapat diartikan sebagai wujud fisik dari beberapa sistem dan
subsistem yang saling berhubungan, terkoordinasi, terintegrasi satu sama lain sekaligus dengan
wujud tiga dimensinya, serta organisasi spasialnya secara utuh.

Sistem Struktural

Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong
dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban
yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri.

a) Substruktur atau struktur bawah: adalah struktur dasar yang membentuk fondasi sebuah

bangunan.

b) Struktur: berupa kolom, balok, dan dinding penopang menyokong struktur lantai dan

atap.

c) Superstruktur atau struktur atas: adalah perpanjangan vertikal bangunan di atas fondasi.

Dari elemen-elemen bangunan tersebut diatas, selanjutnya dapat disusun sedemikian sehingga
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan seefisien mungkin, karena elemen yang satu
terhadap yang lain saling berkaitan menjadi satu kesatuan yaitu yang disebut gedung atau rumah.

Sistem Selubung

Sistem selubung merupakan cangkang atau selimut bangunan yang terdiri dari atap,
dinding eksterior, jendela, dan pintu.

ü Atap dan dinding eksterior melindungi ruang-ruang interior dari cuaca, mengkontrol

kelembaban, panas, dan aliran udara dengan susunan lapisan komponen konstruksi.

ü Dinding eksterior dan atap juga meredam kebisingan, serta memberikan keamanan dan
privasi bagi penghuni bangunan.

ü Pintu memberikan akses fisik.

ü Jendela memberikan akses terhadap cahaya, udara, dan pemandangan.

ü Dinding interior dan partisi membagi ruang interior bangunan menjadi satuan ruang-

ruang yang lebih kecil.

Sistem Mekanikal

Sistem mekanikal bangunan memberikan pelayanan yang penting bagi bangunan, diantaranya:

a Sistem pasokan air menyediakan air untuk konsumsi dan sanitasi penghuni.

b Sistem pembuangan air membuang limbah cair dan zat organik ke luar bangunan.

c Sistem pemanas, ventilasi, dan AC (air conditioning) mengkondisikan keadaan ruang

interior untuk kenyamanan penghuni.

d Sistem elektrikal mengendalikan, mengukur, melindungi sumber daya listrik bangunan

dan mendistribusikannya dengan aman untuk memenuhi kebutuhan

e. Sistem penerangan, keamanan, dan komunikasi Sistem transportasi vertikal (lift)


membawa crane dan barang dari satu lantai ke lantai lain dalam bangunan bertingkat sedang Ban
tinggi.

f. Sistem kebakaran mendeteksi dan memadamkan api.

g. Struktur bangunan bertingkat tinggi mungkin memerlukan sistem pembuangan limbah

serta sistem daur ulang.

2. Jenis-jenis Bangunan

Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang umumnya besar dan mempunyai bobot yang
tinggi serta dikerjakan oleh orang banyak. Mengingat banyaknya macam bangunan dalam bidang
teknik, maka dapat dibedakan menjadi jenis-jenis sebagai berikut :

A. Bangunan kering, yang diantaranya adalah gedung, rumah, jalan, pabrik, tempat ibadah ,
dan
lain-lain.

B. Bangunan basah, yang diantaranya adalah saluran air, menara air, dermaga, pelabuhan,
bendungan, saluran irigasi dan lain sebagainya.Mengingat ruang lingkup dan jenis bangunan
yang cukup luas, maka dalam materi ini hanya akan dibahas ilmu bangunan gedung saja.

3. Bagian-bagian Bangunan Gedung

Setiap bangunan merupakan susunan sesuatu yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan antara satu dengan lainnya agar mendapatkan konstruksi yang stabil.

Ditinjau dari sisi susunannya, bagunan gedung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu sebagai
berikut:

Bagian bawah

Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan lantai atau bagian bangunan
yang ada di dalam tanah, seperti balok beton (sloof), kolom beton dan pondasi. Bangunan bagian
bawah ini berfungsi untuk menahan semua beban bangunan yang berada diatasnya termasuk
beratnya sendiri.

Bagian tengah

Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas balok beton (sloof), seperti dinding, pintu dan
jendela.

Bagian atas

Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas dinding (pasangan bata), seperti
plafond, balok cincin (ring balk), rangka atap dan penutup atap.

Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur.

Untuk melindungi suatu ruang terhadap iklim dan bahaya –bahaya yang ditimbulkan oleh alam.

Menyalurkan beban ke dalam tanah

Struktur adalah sebuah sistem, artinya gabungan atau rangkaian dari berbagai macam elemen-
elemen yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Beban dibedakan dalam beberapa arti :


Beban Gravitasi : Tegak Lurus Kebumi, vertikal ke bumi, beban yang secara alami dimiliki oleh
setiap benda di muka bumi.
Beban Lateral atau Horizontal :Tegak Lurus terhadap beban gravitasi atau mendatar
relatif sejajar permukaan bumi.
Pembagian beban berdasarkan sebabnya :

1. Beban yang disebabkan Alam (Geofisika)


Arus dan Gelombang air, geothermal-uap dan gas, angin, gempa tektonik dan vulkanik,
hujan,salju, dsb.
2. Beban yang disebabkan Buatan Manusia (Man Made)
getaran kendaraan, suara buatan, ledakan bom, nuklir, benturan, pukulan, dsb.

Perbedaan beban hidup dan beban mati

Beban Mati

Berat Sendiri – Struktur dan Seisinya

Sifatnya Permanen – Tetap, Statik

Beban mati dapat dihitung dengan akurat – material dan komponennya jelas.

Contoh :
Struktur dinding, lantai, atap, plafon, perlengkapan Sistem Mekanikal Elektrikal

Beban Hidup

Salju, Air hujan, Es

Tekanan Air,Tanah, dan Air Tanah

Beban Angin

Beban Gempa ;

Pergeseran pada Patahan/plate

Tanah Longsor, Tanah Turun pada lapisan bawah

Tsunami

Beban Termis – Panas, Memuai dan Pemuaian

Beban Ledakan – Nuklir, Super Sonic


Sifatnya Berubah atau Temporari atau Semi Permanen

Beban Hidup terkadang sukar diprekdiksi arah dan besarnya

Besaran dapat berubah menurut Waktu dan Tempat

Beban Hidup dapat bekerja secara Statik ataupun Dinamik

Contoh :
Orang, Perabot Interior-Furnitur, Dinding Partisi, Sebagian Perlengkapan Mekanikal (tangki air,
pipa, dll).

Konsep dasar sistem struktur :


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mendisain struktur adalah
Pola Geometrikbentuk geometrik diperlukan untuk kemudahan dalam hal ;
a. organisasi fungsi ruang,
b. visual,
c. stabilitas,

d.distribusi beban.

Pola dan Koordinasi Modul


untuk memudahkan dalam mendisain, pelaksanaan lapangan dan perhitungan-perhitungan
sruktur

Modul Perencanaan (Ruang/Arsitektural)

Modul Struktur

Modul Bahan/Material

Modul Utilitas

Modul Perlengkapan Furnitur

Pola Struktur

Pola/Modul Grid, garis-garis kotak lurus

Pola Radial/Memusat

Pola Abstrak/tidak berbentuk

Pola Gabungan
Elemen – elemen dasar struktur :

Struktur Vertikal ;
a.Kolom Murni ; perletakan kolom (Lihat Lampiran Gambar)

b.Letak kolom dengan pengulangan secara merata


c.Letak kolom ditepi,
d.Ditepi dan ditengah
e Letak kolom terpusat
f Dinding Murni ; Lihat Lampiran Gambar)
g Dinding Lurus/Linear
h Dinding Siku/Tekuk
i Dinding Core Terbuka
j Dinding Core Tertutup
k Gabungan/Kombinasi
l Kombinasi antara kolom, dinding-dinding
m. Dapat diletakkan tegak, miring atu kurva

Elemen Struktur Horizontal ;

Plat Lantai ; (Lihat Lampiran Gambar)

Plat Beton Slab (Solid)

Plat Wafel

Plat Komposit (Steel Deck - Bondex)

Plat Berongga (Hollow-core concrete slabs)

Atap Datar

Dak Beton

Steel Deck

Komposit/Kombinasi

Balok-Balok ; (Lihat Lampiran Gambar)

Balok Paralel; satu arah (oneway) dan dua arah (two way system)

Balok dengan susunan Radial

Balok dengan susunan Diagonal


Balok dengan susunan Kombinasi (Hibrid)

Elemen Dasar Struktur menurut Bentuk Geometrik


a.Elemen Garis Lurus (Balok dan Kolom) – merupakan elemen struktur satu dimensi.
b.Elemen Bidang Datar (Flat Surface Structure/Slab)
c.Elemen Lipat/Patah dan Lipat Kurva ( “Folded and Curved Line“)
d.Elemen Dinding Lengkung dan Dinding Miring
e.Elemen Permukaan Lengkung (“Curved Surface“)

Sistem Struktur Penahan Beban Lateral


Pada dasarnya untuk menahan beban vertikal ; kolom struktur dan sistem pondasi adalah yang
utama.
Dasar untuk menahan beban lateral/horizontal dapat dipecahkan dengan cara ;
o Membuat sambungan jepit sempurna (rigid frame) pada sistem struktur rangka ;
o Mendisain sambungan jepit sempurna pada bagian kolom dengan sistem pondasi/tanah.
o Mendisain sambungan jepit sempurna pada kolom dan balok, baik sebagian maupun
keseluruhan

sistem portal.
o Menggunakan ikatan diagonal (bracing) pada struktur rangka.
o Menggunakan dinding panel (dinding geser/“shear wall“) pada sistem struktur rangka atau
dinding

geser murni (menerus)


o Menggunakan Kombinasi dari ketiga sistem diatas

Sistem Struktur Portal (Single-Storey Skeleton Structure)

Elemen dasar struktur portal adalah berupa elemen batang yang disusun/dirakit sedemikian rupa
menjadi “Balok dan Kolom” (“Post and Lintel/Beam”). Elemen Batang disebut juga sebagai
elemen garis /satu dimensi.

Hubungan Sistem Rangka dapat dibentuk atas dasar :


o Susunan rangka dengan ikatan jepit sempurna/hubungan kaku (“rigid”)antara elemen-elemen

batang yang tersusun.


o Susunan rangka dengan ikatan sendi/engsel (“pin”, “hinge”) dengan konsep dasar susunan
berupa

‘truss”segi tiga.
o Susunan kombinasi keduanya
Sistem portal dapat disusun satu buah (“single”) atau multi level(“multibay”-bersusun
dengan mengulangan). Sistem rangka dapat disusun dan dikembangkan dengan arah susunan ;
n Paralel
n Radial, dengan cara dirotasi
n Bentuk-bentuk susunan bebas
Tahapan-tahapan Pembangunan

Seringkali sebagai pelaku Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, apalagi yang tidak
memiliki pengetahuan mengenai keteknikan, tiba-tiba diminta menangani atau merencanakan
suatu pengadaan pekerjaan Konstruksi, walaupun pekerjaan konstruksi tersebut berupa bangunan
sederhana 3 lantai namun cukup membuat kami bingung,

Secara garis besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 4 tahapan, yakni :

1) Tahap perencanaan (planning);


2) Tahap perancangan (design);
3) Tahap pengadaan/pelelangan;
4) Tahap pelaksanaan (construction)

1. Tahap perencanaan (planning)

Tahapan perencanaan merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, meliputi :


Rekruitment konsultan (MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik, membuat
TOR, survey, feasibility study kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program
dan budget, financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan
program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan dan lain-lain. Hasil dari tahap ini
adalah:

1) Laporan survey;
Laporan ini berupa lapora tertulis yang menggambarkan hasil survey di lapangan,
laporan ini sangat menentukan keberlanjtan proyek yang akan dikerjakan.

2) Studi kelayakan;

Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan Pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek
ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah :


a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut.
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial);
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.

3) Program dan budget;


Penyusunan program dan budget merupakan langkah selanjutnya yang harus disusun
untuk menentukan besaran biaya yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut.
4) TOR (Term Of Reference)
Penyusunan TOR merupakan hal yang harus dilakukan sebelum memulai pekerjaan.
Agar pekerjaan yang dilakukan dapat terarah dan terukur.
5) Master plan
Setelah semua tahap dilakukan maka langkah selanjunta adalah pembuatan master plan.

Setelah menyusun tahapan-tahapan diatas, maka langkah selanjutnya adalah


melaksanakan tahapan Penjelasan (Briefing). Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk
memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga
konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat
taksiran biaya yang diperlukan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli;
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan
rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.
c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya, serta
rencana pelaksanaan
d. Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan batas-batas
proyek.
2. Tahap Desain /Perancangan (Design)

Tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu :

1. Tahap Pra-Desain (Preliminary Design)


Kegiatan Pra Design mencakup kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok
plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost
2. Tahap pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail Design),
Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitungan-
perhitungan yang lebih detail, mencakup :
a. Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci
b. Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanal, dsb)
c. Outline specification (garis besar)
d. Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci

A. Desain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan (final design & construction
document)
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan, mencakup :
1. Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan
2. Detail spesifikasi
3. Bill of quantity (daftar volume)
4. Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
5. Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)

Tujuan dari tahap ini adalah :

1) Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda
konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak
berwenang yang terlibat.
2) Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan
spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah :
1. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.
2. Memeriksa masalah teknis
3. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek
4. Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya, rancangan
terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume, taksiran baiaya
akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.

3. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai pelaksanan atau sejumlah
kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :


1. Prakualifikasi
Seringkali dalam tahap pelelangan diadakan beberapa prosedur agar kontraktor yang
berpengalaman dan berkompeten saja yang diperbolehkan ikut serta dalam pelelangan. Prosedur
ini dikenal sebagai babak prakualifikasi yang meliputi pemeriksaan sumber daya keuangan,
manajerial dan fisik kontraktor yang potensial, dan pengalamannya pada proyek serupa, serta
integritras perusahaan. Untuk proyek-proyek milik emerintah, Kontraktor yang memenuhi
persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM)

2. Dokumen Kontrak

Dokumen kontrak sendiri didefinisikan sebagai dokumen legal yang menguraikan tugas dan
tangjung jawab pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dokumen kontrak akan ada setelah terjadi
ikatan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Sebelum hal itu terjadi terdapat proses pengadaan
atau proses pelelangan dimana diperlukan Dokumen lelang atau dokumen tender.
4. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsuktan Perencana dalam batasan biaya dan waktu
yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional
di lapangan.

Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi :


a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b. Perencanaan dan pengendalian organisasai lapangan
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Sedangkan koordinasi seluruh operasi di lapangan meliputi :


1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan sementara
maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang terpasanag.
2. Mengkoordinasikan para Sub-Kontraktor
3. Penyeliaan umum.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk gedung berbeda dengan pekerjaan konstruksi jalan
atau konstruksi bendungan, pelabuhan dsb. Pada pekerjaan konstruksi, 4 (empat) target yang
harus dicapai oleh kontraktor, yakni :
a. Selesai dengan mutu/kualitas paling tidak sama dengan yang ditentukan dalam
spec/perencanaan
b. Selesai dengan waktu lebih kecil atau sama dengan waktu perencanaan
c. Selesai dengan biaya paling tidak sama dengan biaya yang direncanakan
d. Selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan administratif)

Pekerjaan lain yang harus dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan lab/testing
2. Penyerahan pertama
3. Masa pemeliharaan
4. Penyerahan kedua.

6. Hak dan Kewajiban Pengampuh Proyek

1. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan
pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta
maupun pemerintah. Berikut peran konsultan perencana :

a. Persiapan Dokumen lelang : penggandaan dokumen lelang yang sudah diverifikasi


dan divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang tertera di
kontrak awal.
b. Prakualifikasi konsultan perencana : bersama dengan klien/pemilik proyek
membuat pengumuman lelang dan menyeleksi peserta yang mendaftar.
c. Mengundang peserta lelang : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang
peserta untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
d. Pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek
mengurus pengambilan dokumen lelang oleh peserta lelang.
e. Penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek,
mengadakan rapat dengan para konsultan perencana yang lolos prakualifikasi,
menjelaskan secara detail tata cara pelelangan dan detail teknis pekerjaan proyek
yang harus dilaksanaan.
f. Pemasukan penawaran: bersama dengan klien/pemilik proyek, menerima dokumen
penawaran yang diajukan oleh kontraktor.
g. Memberikan masukan pemilihan konslutan perencana dengan pertimbangan-
pertimbangan dari aspek rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran yang
diajukan.
h. Membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan konsultan perencana:
mengawa klien/pemilik proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan
kontraktor terpilih.

2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau
perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik
sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat
dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.


b. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.
a. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik
proyek.
b. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek
maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai
pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
d. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap
berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala besar seperti
gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangkap dalam hal management
konstruksi didahului dengan kalimat yang disingkat MK namun perbedaannya adalah MK
mengelola jalanya proyek dari mulai perencanaan,pelaksanaan sampai berakhirnya proyek
sedangkan konsultan pengawas hanya bertugas mengawasi jalanya pelaksanaan proyek saja.

3. Kontraktor
Kontraktor adalah sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain “Kontraktor” berasal
dari kata “kontrak” artinya surat perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa juga berarti sewa, jadi
kontraktor bisa disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di
kontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang
dimenangkannya dari pihak pemilik proyek yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan,
badan hukum, badan usaha, maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara
resmi Berikut aturan-aturan penunjukan, dan target proyek ataupun order/pekerjaan yang di
maksud tertuang dalam kontrak yang di sepakati antara pemilik proyek (owner) dengan
kontraktor pelaksana.

A. Prosedur Mendapatkan Proyek


1. Pemilihan Langsung
a. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
b. Penyedia harus memiliki dukungan keuangan dari bank.
c. Dilakukan melalui proses pascakualifikasi. Pengertian fascakualifikasi adalah proses
penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu
lainnya dari penyedia baran/jasa setelah memasukkan penawaran.
d. Harus diumumkan di LPSE
e. Tidak ada negosiasi teknis dan harga

Prosedur untuk melaksanakan pemilihan langsung jasa konstruksi dilaksankan dengan


tahapan berikut:
a. Pengumuman
b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan.
c. Pemberian Penjelasan.
d. Pemasukan dokumen penawaran.
e. Pembukaan dokumen penawaran.
f. Evaluasi penawaran.
g. Evaluasi kualifikasi.
h. Pembuktian kualifikasi.
i. Pembuatan berita acara hasil pelelangan.
j. Penetapan Pemenang.

2. Pengadaan Langsung
Pengadaan Jasa Konstruksi dengan Penunjukan Langsung. Prosedur untuk melaksanakan
pengadaan jasa konstruksi dengan penunjukan langsung dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan harga / nilai pekerjaan yang akan dilelangkan berdasarkan hasilsurvey.
b. Penentuan calon pelaksana konstruksi oleh panitia lelang melalui mekanismerembug
warga. Hasil rembug warga tersebut harus dituangkan dalam beritaacara.
c. Mengundang calon pelaksana konstruksi yang ditunjuk.
d. Penjelasan pekerjaan oleh PP.
e. Penawaran secara tertulis oleh calon pelaksana
f. Negosiasi pekerjaan yang akan dilakukan, baik itu mengangkut biaya maupunteknis
pelaksanaan. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara.
g. Penetapan / penunjukan penyedia jasa.
h. Penandatanganan kontrak.

Peserta Dinyatakan Gugur Apabila :


a. Didalam Dokumen Penawarannya tidak terdapat rincian harga penawaran;
b. Dinyatakan gugur berdasarkan prosedur poin 8 diatas.
c. Ketiadaan salah satu atau ketiga-tiganya dari surat pernyataan tidak menuntut ganti
rugi, pernyataan kesanggupan penyediaanbahan/alat yang diadakan dan surat Pernyataan
Kebenaran Usaha, tidak dapat menggugurkan pemasok, kecuali bila pemasok yang
bersangkutan tidak dapat menyediakan surat-surat tersebut dalam waktu 2 jam (waktu
ini hendaknya disepakati bersamaoleh semua peserta).
d. Peserta/Pemasok yang tidak mengambil dokumen dan atau tidak mengikuti Acara
PenjelasanKantor/Lapangan tidak dapat dijadikan alasan untuk digugurkan.

3. Tender Sistem Lelang


Istilah “lelang” berasal dari bahasa latin “auctio” yang berarti peningkatan harga secara
bertahap. Lelang telah dikenal sejak 450 tahun sebelum masehi. Beberapa jenis lelang yang
populer pada saat itu antara lain; lelang karya seni, lelang tembakau, kuda dan lain-lain. Di
Indonesia lelang secara resmi dikenal pada tahun 1908 dengan berlakunya vendu reglement
(peraturan lelang). dalam sistem perundang-undangan indonesia, lelang digolongkan sebagai
suatu cara penjualan khusus yang prosedurnya berbeda dengan jual beli pada umumnya.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No.304/KMK.01/2002 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Lelang bahwa lelang adalah Penjualan barang yang terbuka untuk umum baik
secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan
atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat.

7. Dasar Hukum Terkait Proyek Kerja Praktek

Dasar Hukum dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4849);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5070);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);

Anda mungkin juga menyukai