Anda di halaman 1dari 6

Properties of Stainless Steel

Sifat Teknis dan Mekanis (Temperatur Ruangan)


1. Austenitic Stainless Steel
Baja tahan karat austenitik (Austenitic Stainless Steel) tidak bisa diperkeras dengan
perlakuan pemanasan, tetapi bisa diperkuat dengan pendinginan. Pada suhu kamar, baja
tahan karat austenitik menunjukkan nilai yield strength antara 30 dan 200 ksi (207-1379
MPa), tergantung komposisi dan pendinginan. Baja tahan karat austenitik dapat dilakukan
pengerjaan pendinginan hingga memiliki nilai tensile dan yield strength yang tinggi, sambil
secara bersamaan dipertahankan daktilitas dan kekuatannya, sehingga dapat memenuhi
berbagai kriteria desain.
Pengaruh perbedaan hasil kerja pendinginan pada Tipe 301 dan Tipe 304
ditunjukkan pada diagram stress-strain pada Figure 11.

Pengaruh komposisi kimia dan nilai pada sifat-sifat mekanis tertulis pada tabel berikut ini:
Tensile Strength
Yield Strength Minimum
Temper Minimum
ksi MPa ksi MPa
1/4-
125 862 75 517
Hard
1/2-
150 1034 110 758
Hard
3/4-
175 1207 135 931
Hard
Full-
185 1276 140 965
Hard

Dalam aplikasi sturkturalnya, sifat ketangguhan serta kekuatan daya tahan dari baja
tahan karat ini sangatlah penting. Pada suhu ruangan dengan kondisi anil, baja tahan karat
austenitik mampu mengabsorpsi energi sampai dengan nilai yang melebihi 100 ft. –lb.
Batas daya tahan pada pelengkungan yang dilakukan terhadap baja tahan karat
austenitik pada kondisi anil ditunjukkan pada Table 9., yaitu sekitar satu-setengah kekuatan
tensile-nya.
Table 9
TYPICAL ENDURANCE LIMITS OF ANNEALED CHROMIUM-NICKEL
STAINLESS STEEL SHEET
AISl Type Endurance limit, ksi MPa
301 35 241
302 34 234
303 35 241
304 35 241
316 39 269
321 38 262
347 39 269

Beberapa sifat fisika dari baja tahan karat austenitik mirip dengan sifat yang dimiliki baja
tahan karat martensitik dan ferritik. Modulus elastisitas, misalnya, nilainya adalah 28x106 psi
(183 GPa) dan densitasnya 0,29 lb. per cu. in. (8060 Kg/m^3).

Berikut beberapa variasi dari baja tahan karat austenitic:


201 sedikit nickel diganti dengan manganese dan nitrogen
202 kandungan manganese lebih besar daripada variasi 201
205 kandungan manganese dan nitrogen lebih besar daripada variasi 202
301 kandungan nickel dan chromium yang lebih rendah untuk meningkatkan
kemampuan kerja pengerasan
302 baja tahan karat yang dapat diterapkan secara umum
302B mampu menahan proses terbentuknya kerak dengan penambahan silicon
303 machinability meningkat dengan penambahan sulfur
303Se permukaan hasil penyayatan ditingkatkan dengan penambahan selenium
304 kandungan karbon lebih rendah dari variasi 302
304L kandungan karbon lebih rendah dari variasi 304, untuk meningkatkan ketahanan
karat
304LN kandungan karbon lebih rendah dari variasi 304 dengan penambahan nitrogen
untuk meningkatkan kekuatan
304H kandungan karbon lebih tinggi daripada variasi 304
304Cu penambahan tembaga untuk meningkatkan kemampuan pengerjaan dingin
304N penambahan nitrogen untuk meningkatkan kekuatan
305 peningkatan kandungan nickel untuk mengurangi kerja pengerasan
308 peningkatan chromium dan nickel untuk meningkatkan sifat mampu las
309 kandungan chromium dan nickel yang tinggi untuk meningkatkan ketahanan panas

309S kandungan karbon lebih rendah daripada variasi 309


309Cb penambahan niobium (columbium)
310 kandungan chromium dan nickel lebih tinggi daripada variasi 309 untuk
meningkatkan ketahanan panas
310S kandungan karbon lebih rendah daripada variasi 310
310Cb penambahan niobium (columbium)
314 peningkatan kandungan silicon untuk meningkatkan ketahanan panas
316 penambahan molybdenum untuk meningkatkan ketahanan karat
316F peningkatan sulfur dan phosphorus untuk machinability (mampu mesin atau
mampu sayat)
316L kandungan karbon yang lebih rendah untuk meningkatkan ketahanan karat dan
sifat mampu las
316LN kandungan karbon yang lebih rendah dan nitrogen yang lebih tinggi untuk
meningkatkan kekuatan
316H kandungan karbon lebih tinggi daripada variasi 316
316N penambahan nitrogen untuk meningkatkan kekuatan
316Ti penambahan titanium
316Cb penambahan niobium (columbium)
317 peningkatan chromium dan molybdenum untuk meningkatkan ketahanan karat

317L kandungan karbon lebih rendah dari variasi 317 untuk meningkatkan sifat mampu
las
321 penambahan titanium untuk mengurangi timbulnya chromium carbide
330 kandungan nickel tinggi untuk mengurangi karburisasi dan meningkatkan thermal
shock
347 niobium dan tantalum ditambahkan untuk mengurangi timbulnya chromium carbide

347H kandungan karbon lebih tinggi daripada variasi 347


348 tantalum dan cobalt ditambahkan untuk beberapa aplikasi nuklir
348H kandungan karbon lebih tinggi daripada variasi 348
384 peningkatan nickel untuk mengurangi kerja pengerasan

2. Ferritic Stainless Steel


Baja tahan karat ferritik (Ferritic Stainless Steel) merupakan baja-baja stainless
Kromium yang sederhana dengan kandungan Kromium 10,5 – 18 % seperti pada tipe 430
dan 409. Jenis Ferritic agak sedikit kurang mempunyai sifat kenyal daripada jenis austenitic.
Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi
kekurangan ini telah diperbaiki pada tipe 434 dan 444 dan secara khusus pada tipe 3Cr12.
Tiga tipe baja tahan karat ferritik, yaitu tipe 409, 430, dan 439 merupakan tipe-tipe
yang termasuk dalam pengelompokkan ASCE (American Society of Civil Engineers), yaitu
“Specification for the Design of Cold-Formed Stainless Steel Structural Members”. Ke-tiga
tipe baja tahan karat ini dalam pembuatannya harus memperhatikan beberapa catatan
penting, diantaranya:
1. Ketebalan maksimum untuk baja tahan karat ferritik tipe 409 yang digunakan dalam
standar dibatasi hingga 0,15 inci,
2. Ketebalan maksimum untuk baja tahan karat tipe 430 dan 439 ferritic terbatas pada
0,125 inci.
Secara umum, ketangguhan dalam kondisi anil berkurang ketika kandungan
kromium meningkat. Molibdenum cenderung meningkatkan keuletan, sedangkan karbon
cenderung menurunkan keuletan. Baja tahan karat feritik dapat digunakan untuk aplikasi
struktural, serta aplikasi tradisional seperti wastafel dan otomotif, yang membutuhkan
ketahanan yang baik terhadap korosi dan hasil akhir yang sangat halus.
Berikut beberapa variasi dari baja tahan karat ferritic:

405 rendah chromium dengan tambahan aluminium


409 rendah chromium, aplikasinya untuk pembuangan pada bidang otomotif
429 pengurangan chromium secara halus, meningkatkan sifat mampu las
430 baja tahan karat ferritic dengan kegunaan umum
430F peningkatan sulfur dan phosphorus untuk meningkatkan machinability
430Se penambahan selenium untuk meningkatkan kualitas permukaan hasil penyayatan

434 penambahan molybdenum untuk meningkatkan ketahanan karat


436 penambahan molybdenum, niobium, dan tantalum untuk meningkatkan ketahanan
karat dan ketahanan panas
439 kadar karbon rendah dengan penambahan titanium untuk mengurangi sensitization

442 peningkatan chromium untuk meningkatkan ketahanan pembentukan kerak oksida

444 kadar karbon rendah dengan penambahan molybdenum untuk ketahanan karat,
serta penambahan titanium dan niobium untuk mengurangi sensitization

446 kadar chromium paling tinggi untuk meningkatkan ketahanan pembentukan kerak

Komposisi kimia yang terdapat pada tipe-tipe tertentu ditunjukkan pada Table 11 berikut ini:
Table 11 FERRITIC STAINLESS STEEL
Chemical Analysis % (Max. unless noted otherwise)
Type C Mn P S Si Cr Ni Mo Other
405 0.08 1.00 0.040 0.030 1.00 11.50/14.50 0.60 0.10/0.30 Al
409 0.08 1.00 0.045 0.045 1.00 10.50/11.75 0.50 6xC/0.75 Ti
429 0.12 1.00 0.040 0.030 1.00 14.00/16.00 0.75
430 0.12 1.00 0.040 0.030 1.00 16.00/18.00 0.75
0.15
430F 0.12 1.25 0.060 (min) 1.00 16.00/18.00 0.60*
430F
Se 0.12 1.25 0.060 0.060 1.00 16.00/18.00 0.15 Se (min.)
434 0.12 1.00 0.040 0.030 1.00 16.00/18.00 0.75/1.25
436 0.12 1.00 0.040 0.030 1.00 16.00/18.00 0.75/1.25 5xC/0.70Cb+Ta
442 0.20 1.00 0.040 0.030 1.00 18.00/23.00 0.60
446 0.20 1.50 0.040 0.030 1.00 23.00/27.00 0.75 0.25N

3. Martensitic Stainless Steel


Paduan besi-krom. Memiliki kandungan karbon yang tinggi dan kromium lebih
rendah, yaitu terdiri dari 1% kromium dan 35% karbon. Termasuk dalam kelas 410 dan 416.
Karakteristik Martensitic Stainless Steel yaitu bersifat magnetik, ketahanan korosi pada level
sedang, dan kemampuan las yang buruk.
Martensitic Stainless Steel; jenis ini dinamakan martensitic dikarenakan fasa yang
terbentuk dalam baja ini adalah fasa martensit. Martensitic stainless steel mengandung 0%
nikel (Ni) dikarenakan nikel mempunyai sifat austenitic stabilizer. Jenis juga mempunyai sifat
hardneable (sifat yang mampu dikeraskan) dan heat treatable (mampu diperlakukan dengan
panas).
Pada Jenis ini terdapat berabagai macam tipe, yaitu:
- 410 : tipe ini adalah dasar dari martensitic stainless steel
- 410s : memiliki kandungan karbon (C) lebih rendah dari 410, memiliki sifat
weldability (kemampuan untuk di Las)
- 414 : memiliki sedikit kandungan nikel (Ni) yaitu sebesar 2% untuk sedikit
memberikan sifat ductility (kegetasan)
- 431 : ditambahkan kandungan kromium (Cr)
- 440 : ditambahkan kandungan kromium (Cr) dan karbon (C) untuk meningkatkan
ketangguhan
Nilai martensitik dinamai demikian karena ketika dipanaskan di atas suhu kritisnya
(1600ºF atau 870ºC) dan didinginkan dengan cepat, struktur metalurgi dikenal sebagai
martensit akan diperoleh. Dalam proses pengerasan, baja tersebut memiliki kekuatan dan
kekerasan yang sangat tinggi, tetapi untuk mendapatkan ketahanan korosi, keuletan, dan
dampak kekuatan yang optimal, baja diberi penghilang stres atau perawatan tempering
(biasanya dalam kisaran 300-700ºF (149-371ºC)).
Baja tahan karat martensit tidak boleh dipanaskan atau digunakan dalam kisaran 800
hingga 1050ºF (427-566ºC) jika sifat ketangguhan (toughness) adalah yang diinginkan. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa ketangguhan (toughness) cenderung menurun seiring
dengan naiknya kekerasan (hardness)

Precipitation Hardening Stainless Steel


Precipitation hardening stainless steel merupakan baja tahan karat yang
memiliki kekuatan dan keuletan tinggi melalui penambahan aluminium, titanium,
niobium, tantalum, vanadium, atau nitrogen. Pada baja tahan karat jenis ini,
pengendapan terbentuk selama proses perlakuan panas. Struktur mikro yang
terbentuk pada precipitation hardening stainless steel bisa martensitic maupun
austenitic tergantung dari komposisi dan proses pembuatannya.
Berikut beberapa variasi dari precipitation hardening stainless steel:
- Tipe 600 austenitic dengan penambahan molybdenum, aluminium, titanium,
vanadium, dan boron
- Tipe 630 martensitic dengan penambahan tembaga dan niobium
- Tipe 631 austenitic dengan penambahan aluminium
- Tipe 633 austenitic dengan penambahan molybdenum dan nitrogen
- Tipe 635 martensitic dengan penambahan aluminium dan titanium
High Temperature
Stainless steel memiliki beberapa jenis kelas yaitu: feritik, martensitik, precipitation
hardening dan austenitik. Ketahanan korosi dan kekuatan pada temperatur tinggi
stainless steel sangat baik setelah superalloys dibanding paduan baja lainnya.
• Stainless Steel Feritik
Tipe stainless steel feritik memiliki ketahanan oksidasi pada temperatur tinggi yang
baik. Jenis ini banyak digunakan pada aplikasi yang memiliki lingkungan yang
korosif. Salah satu jenis stainless steel feritik dengan kandungan Cr 17% memiliki
ketahanan korosi dan oksidasi sampai temperatur 815o C. Namun bila dalam
aplikasinya terdapat beban mekanik yang besar maka material ini tidak baik untuk
digunakan karena ketahanan terhadap creep yang kurang baik.
• Stainless Steel Martensitik
Stainless steel kelas martensitik yang biasa digunakan untuk temperatur tinggi
adalah super 12 chrome. Baja tersebut memiliki kandungan Mo sebesar 3 % dan W
sebesar 3,5 %. Baja ini dapat digunakan pada temperatur kerja 650o C.
• Stainless Steel Austenitik
Stainless steel kelas austenitik memiliki kekuatan yang paling baik untuk aplikasi
diatas temperatur 540o C. Tipe 304 dengan 18% Cr dan 8 % Ni merupakan jenis
stainless steel yang paling banyak dikenal dan digunakan secara umum. Tipe 304
dapat digunakan pada temperatur 815 derajat C.
• Stainless Steel Precipitation Hardening
Stainless steel kelas ini memiliki kekuatan yang paling tinggi pada temperatur
kamar dibanding kelas yang lain. Penggunaannya pada temperatur 620 derajat C.

Low Temperature
Paduan untuk layanan suhu rendah harus memiliki sifat teknik yang sesuai, seperti
yield strength dan tensile strength dan daktilitas. Berdasarkan pengalaman pada Perang
Dunia 2 menunjukkan bahwa beberapa baja memiliki karakteristik pada suhu ruangan
yang cukup memuaskan, namun tidak bekerja cukup baik pada suhu rendah.
Kerapuhan pada suhu rendah dapat terjadi, terkadang tanpa adanya indikasi terlebih
dahulu. Paduan yang umumnya memiliki sifat ulet pun terkadang dapat rusak/rapuh
secara tiba-tiba pada tingkat tekanan (stres) yang sangat rendah.
Dalam penanganan dan penyimpanan gas-cair pada suhu kriogenik, beberapa baja
dapat digunakan, seperti baja tahan karat Austenitik (Austenitic Stainless Steel) karena
mereka menunjukkan keuletan (ductility) dan ketangguhan yang baik pada suhu
kriogenik yang paling parah, hingga minus 423ºF (253ºC) dan lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai