SOLID WASTE *)
Oleh : Amin Nugroho **)
RINGKASAN / PENGANTAR
I. PENDAHULUAN
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, sehingga penggunaannya harus
memperhitungkan generasi sekarang dan yang akan datang.
1
pertumbuhan penduduk jelas akan menghasilkan limbah, baik limbah cair, padat
maupun gas. Limbah tersebut dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan pencemaran
air dan tanah. Dengan demikian, limbah tersebut perlu dikendalikan melalui prinsip-
prinsip pembangunan secara berkelanjutan agar dampak terhadap kualitas air dan
tanah masih dalam kategori layak (masih mempunyai daya dukung lingkungan), baik
secara teknis maupun ekonomis, sehingga masih dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan manusia. Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan tersebut meliputi
antara lain : pembangunan berdasarkan pemikiran aspek lingkungan sedini mungkin,
pembangunan yang menekankan pengelolaan sumberdaya alam secara bijaksana,
dan pembangunan yang memperhitungkan dayadukung lingkungan serta
pembangunan di bawah nilai ambang batas. Hal tersebut harus dilakukan mengingat
kapasitas dan daya pulih lingkungan relatif tetap, sementara kontribusi limbah semakin
lama semakin besar. Oleh karena itu proses pencemaran air dan tanah harus dapat
dicegah dan ditanggulangi melalui pengendalian lingkungan sejak dini.
Pada awalnya strategi pengelolaan didasarkan pada pendekatan dayadukung
lingkungan (environmental carrying capacity) dengan cara memperbaiki lingkungan
agar masih lingkungan tersebut masih mempunyai dayadukung. Namun dengan
peningkatan kegiatan pembangunan dan populasi penduduk yang semakin tinggi,
maka dayadukung lingkungan sangat sulit dipertahankan, apalagi ditingkatkan dengan
pendekatan tersebut. Pendekatan pengelolaan selanjutnya bergeser pada pengolahan
limbah, namun hal ini cenderung berbiaya tinggi, sehingga saat ini strategi pengelolaan
justru ditekankan pada upaya pencegahan yang dilakukan secara internal proses,
disamping juga dilakukan pengolahan limbah, namun bebannya sudah tidak terlalu
tinggi.
Pencegahan pencemaran merupakan aktivitas atau kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi produk limbah dan pelepasan cemaran ke lingkungan. Kegiatan tersebut
meliputi antara lain : pemilihan bahan baku, proses, dan produk yang ramah
lingkungan, rancang bangun, operasi, perawatan dan perbaikan (maintenance).
Pendekatan tersebut harus menjadi komitmen pada setiap organisasi, mulai dari top
manajemen, tenaga ahli, dan operator pada setiap unit kegiatan. Hal ini pada gilirannya
akan melibatkan pemasok barang, pelanggan, dan masyarakat pengguna produk.
Keterkaitan audit lingkungan dalam sistem pengelolaan lingkungan secara lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan strategi sistem pengeloaan lingkungan dapat
dilihat pada Gambar 2.
2
pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan juga mengandung arti pencegahan
dan penanggulangan terhadap dampak lingkungan.
Air dan tanah merupakan bagian dari sumberdaya alam berbentuk cair (air) dan padat
(tanah) yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Kegunaan air antara lain untuk diminum, irigasi pertanian, proses industri, pelarut,
pembersih, dan sebagainya. Sedangkan kegunaan tanah antara lain untuk bercocok
tanam, permukiman penduduk, dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaannya perlu
dilindungi, sehingga pemanfaatannya untuk berbagai kepentingan harus dilakukan
secara bijaksana yaitu dengan memperhitungkan generasi sekarang dan yang akan
datang.
Limbah cair adalah buangan berbentuk cair yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan
manusia, makhluk hidup lainnya, dan proses-proses alam yang pada saat ini belum
dapat dimanfaatkan karena bila diolah belum bernilai / tidak ekonomis. Jika nantinya
buangan cair tersebut dapat dimanfaatkan lagi secara ekonomis karena adanya
perkembangan teknologi yang memungkinkan, maka buangan cair tersebut sudah
tidak dapat dikatakan lagi sebagai limbah cair. Di dalam limbah cair terkandung zat-zat
pencemar dengan konsentrasi tertentu yang bila dimasukkan ke dalam badan air akan
dapat mengubah kualitas airnya.
Karakteristik limbah cair merupakan ciri khusus limbah cair yang yang dinyatakan
dalam parameter-parameter kualitas air yang dihasilkan oleh kegiatan yang khusus
pula seperti kegiatan industri, domestik/rumah tangga, pertanian, dan sebagainya.
Baku mutu air dan tanah merupakan batas kadar atau makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain yang ada atau unsur pencemar yang dapat ditenggang adanya
dalam air dan tanah pada sumber air dan tanah tertentu sesuai dengan
peruntukannya.
Beban pencemaran air adalah jumlah kadar dari parameter kualitas air atau limbah
cair yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah cair.
3
maka tidak dapat dikatakan terjadi pencemaran air dan tanah, tetapi hanya mengalami
penurunan kualitas air dan tanah.
1. Sifat-Sifat Fisik
a. Padatan Total
Padatan total dari air adalah semua zat yang tinggal sebagai residu saat
diuapkan pada suhu 103 - 105 o C. padatan total terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang ada dalam air dalam bentuk tersuspensi, koloid, dan terlarut.
padatan tersuspensi dan koloid hanya dapat terendapkan oleh oksidasi biologi
dan pengendapan kimia melalui koagulasi, sedangkan padatan terlarut dapat
terendapkan dengan cara gravitasi. Zat padat tersuspensi mempunyai diameter 1
mikron, koloid 1 mm mikron - 1 mikron, dan padatan terlarut < 1 mm mikron.
b. Bau
Bau dalam air ditimbulkan oleh gas akibat peruraian mikroba. Gas penimbul bau
busuk (seperti telur busuk) yang khas adalah H2S yang ditimbulkan oleh mikroba
anaerobik yang mereduksi sulfat menjadi sulfida.
c. Warna
Warna air merupakan identitas dari kualitasnya. Limbah cair yang berwarna abu-
abu biasanya merupakan limbah yang baru, sedangkan yang sudah lama
berwarna hitam, karena oksigennya direduksi sampai dengan nol.
d. Konduktivitas
Konduktivitas air adalah daya hantar listrik di dalam air. Air dengan daya hantar
yang tinggi berarti mengandung garam-garam terlarut yang tinggi pula atau
sebaliknya.
a. pH
pH disefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen (mol/l).
Air murni pada suhu 25 oC mengandung ion H- dan OH - 10-7 (mol/l). pH air
merupakan indikator kondisi asam dan basa dari air. Air dikatakan bersifat asam
apabila mempunyai pH < 7 dan dikatakan basa bila mempunyai pH > 7.
Sedangkan air dikatakan bersifat netral bila mempunyai pH 7 dan pada pH inilah
merupakan media yang baik untuk kehidupan biota air.
c. Logam Berat
4
Logam berat dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh air untuk kehidupan biota air,
namun dalam jumlah yang besar akan bersifat racun. Logam berat antara lain :
Pb, Cr, Fe, Mn, Zn, dan Hg.
d. Nitrogen
Unsur Nitrogen sangat dibutuhkan oleh protista dan tanaman. Unsur ini
merupakan makanan perangsang pertumbuhan. Nitrogen dalam limbah cair
merupakan gabungan protein dan urea yang oleh mikroba diubah menjadi
amonia, sehingga kondisi kualitas air dapat ditunjukkan oleh kandungan amonia
yang ada. Dalam kondisi aerob, amonia dapat dioksidasi oleh mikroba menjadi
nitrat dan nitrit. Nitrit (NO 2-) kurang begitu stabil dan penting, sehingga mudah
dioksidasi menjadi nitrat (NO3-). Adanya unsur Nitrogen yang terlalu banyak akan
menyebabkan gangguan terhadap kehidupan biota air.
e. Phosphor (P)
Unsur P dalam air juga merupakan unsur penting untuk pertumbuhan protista dan
tanaman. Unsur P merupakan penyubur algae dan biota air lainnya, sehingga
dapat dijadikan tolok ukur kualitas air. Namun bila terlalu banyak juga akan
mengganggu kehidupan biota air.
f. Sulfur (S)
Unsur S dibutuhkan untuk sintesa protein dan dibebaskan saat terurai. Sulfat
(SO4) dapat direduksi menjadi sulfida dan gas H2S oleh mikroba dalam kondisi
anaerob. H2S kemudian dioksidasi menjadi sulfat. Sulfat direduksi menjadi sulfida
yang akan mengganggu lumpur biologis apabila konsentrasinya > 200 ppm. H2S
yang dibebaskan akan bergabung dengan gas-gas CH4 dan CO2 dalam air
buangan.
5
Bahan ini banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk mencuci.
Bahan aktif deterjen di Indonesia sebelum tahun 1993 masih menggunakan ABS
(Alkyl Benzene Sulfonat) yang bersifat sulit terurai dalam air, sehingga dapat
menimbulkan pencemaran air. Setelah tahun 1993 bahan aktif tersebut telah
diganti oleh bahan yang relatif mudah terurai yaitu ALS (Alkyl Linier Sulfonat),
namun harganya relatif lebih mahal.
e. Phenol
Bahan ini merupakan unsur bahan organik yang bersifat racun terhadap kulit dan
tenggorokan serta merupakan bahan yang dapat menyebabkan iritasi yang kuat
pada kulit. Toleransi maksimum dalam air adalah 2 mg/l.
6
tapak kegiatan dan di lokasi terkena dampak. Metoda analisis sifat fisik dan kimia tanah
disajikan pada Tabel 2.
Proses pencemaran air dan tanah terjadi akibat adanya kehadiran atau
penambahan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain secara sengaja atau
7
tidak disengaja ke dalam air dan tanah oleh manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air dan tanah menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air dan
tanah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Sedangkan sumber-sumber
pencemaran air dan tanah antara lain : limbah cair industri, limbah cair hasil
pencucian tambang (asam dan logam berat), pertanian (pupuk dan pestisida),
pertambahan penduduk yang menghasilkan limbah rumah tangga/domestik (cuci,
mandi, MCK, sampah), dan kegiatan alami meliputi : limbah cair akibat pembusukan,
sedimentasi dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran air dan tanah antara lain sebagai
berikut :
1. Jenis Pencemar Air dan Tanah
Jenis limbah cair dan pencemar tanah yang berbeda akan menyebabkan penurunan
dan pencemaran kualitas air dan tanah yang berbeda pula. Limbah cair industri
akan berbeda pengaruhnya terhadap kualitas air dan tanah dibandingkan dengan
limbah domestik/rumah tangga, pertanian atau pertambangan. Disamping jenis
limbah cair, kapasitas produksi dan cara memproses kegiatan juga berpengaruh
terhadap perbedaan penurunan dan pencemaran kualitas air dan tanah.
2. Perubahan Tataguna Lahan
Perubahan tataguna lahan akan berpengaruh terhadap penurunan dan kualitas air
dan tanah. Sebagai contoh : lahan tambak, pertanian, hutan dan perkebunan
berubah menjadi industri, perumahan, dan perdagangan akibat pembangunan.
Perubahan tersebut akan mengakibatkan peningkatan air larian yang sebelumnya
dapat tertampung dan disaring oleh lahan tersebut. Air larian akan membawa bahan
pencemar dan akan langsung masuk ke badan air tanpa hambatan, sehingga
jumlah air yang masuk ke badan air menjadi semakin banyak dengan kualitas air
yang semakin menurun. Dengan semakin banyaknya kegiatan penghasil pencemar
air tersebut di atas, maka limbah cair yang dihasilkan juga semakin banyak,
sehingga kualitas air di badan air semakin lama juga semakin menurun, demikian
pula dengan kualitas tanah yang dilewati limbah cair tersebut juga akan menurun.
3. Dayadukung Lingkungan
Dayadukung lingkungan didefinisikan sebagai daya pulih (self purification) kondisi
lingkungan terhadap pengaruh limbah cair. Kondisi lingkungan tersebut antara lain
meliputi : kondisi hutan, tanaman, rawa, tambak, sungai, tanah, gunung, perbukitan
dan lain sebagainya yang akan berpengaruh terhadap penurunan atau pencemaran
kualitas air dan tanah. Bila kondisi dayadukung alamnya masih baik, maka
dayapulih kondisi lingkungan terhadap penurunan dan pencemaran kualitas air dan
tanah juga akan baik pula. Namun bila dayadukung alamnya sudah jelek, maka
akan terjadi sebaliknya.
4. Curah Hujan
Curah hujan di suatu daerah akan berbeda denga daerah lainnya. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kualitas air dan tanah di sekitarnya. Daerah yang mempunyai
curah hujan yang tinggi relatif mempunyai dayadukung terhadap kualitas air dan
tanah yang relatif tinggi pula. Namun hal ini tidak berlaku bila di daerah tersebut
mempunyai tingkat polusi udara yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh air hujan yang
membawa pencemar udara ke dalam air dan tanah berupa hujan asam yang
membahayakan kehidupan biota air dan biota tanah.
8
VII. DAMPAK PENCEMARAN AIR DAN TANAH
9
Pengendalian pencemaran air dan tanah pada dasarnya dilakukan melalui upaya-
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
10
Pencegahan pencemaran air dan tanah dari kegiatan domestik dapat dilakukan
dengan beberapa hal yakni : penggunaan bahan-bahan cuci dan mandi yang ramah
lingkungan; jangan buang sampah di badan air; meningkatkan budaya sadar
lingkungan; pembinaan dan penegakan hukum.
a. Rancangan Produk
Produk industri dirancang agar kurang beracun, kurang mobil, sedikit hasil
limbahnya, limbahnya mudah di daur ulang dan mudah pengolahannya.
b. Rancangan Proses
Proses dirancang agar : bahan baku tak mudah bereaksi, impuritas reaktan kecil,
tidak menghasilkan hasil samping yang tidak diinginkan, buangan bahan pembantu
kecil (katalis, minyak, pelarut, dsb), produk on spec., tak ada bahan terbuang saat
start – up dan shut – down, menghasilkan limbah dan produk yang mudah
diperbaiki, tidak menghasilkan tumpahan selama proses, dan sebagainya. Proses
dirancang agar terjadi eliminasi limbah pada proses produk utama dan produk
samping. Program pencegahan pencemaran dapat dilakukan antara lain dengan :
pelaksanaan standard operating procedure (SOP) operasional seperti
housekeeping yang baik, modifikasi (proses, peralatan, pengendalian) atau
pengembangan yang secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
e. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia harus mempunyai dedikasi, terlatih, dan diberikan insentif
atau bonus bagi yang berprestasi dalam upaya pencegahan pencemaran.
11
Penelitian dan pengembangan agar selalu dilakukan dalam rangka : modifikasi
proses pengurangan limbah, modifikasi proses daur ulang, dukungan operasi untuk
peningkatan pencegahan pencemaran.
h. Organisasi
Dukungan dan komitmen organisasi perusahaan dari semua tingkatan juga dapat
meningkatkan upaya pencegahan pencemaran.
12
Kondisi proses Produksi dan masyarakat
Teknologi proses pemanfatan produk Pelaporan upaya
Peralatan Perbaikan samping Pelaks. pencegahan
dan perawatan SOP Pengolahan pencemaran
limbah Minimisasi lingkungan
kebocoran
Konfigurasi Pabrik Tata letak lokasi Ukuran lebih kecil Pembatasan
Integrasi dan terintegrasi buangan
Ukuran yang dapat Konfigurasi Evaluasi resiko
diterima kembali operasi
Pengolahan
produk samping
Sistem Informasi Komputerisasi yang Pemantauan dan Masyarakat
dan Pengendalian terintegrasi pengendalian diperbolehkan
proses mengakses data
limbah
Sumberdaya Training, motivasi Pemahaman staf. Penghargaan
Manusia dan insentif Pelaksanaan masyarakat
pengelolaan terhadap
Pemberian insentif perusahaan yang
proaktif
Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Kerjasama
Pengembangan proses dan produk alternatif Industri,
Evaluasi proses Pemanfaatan Universitas dan
Uji skala kecil produk samping masyarakat
Peranan Supplier, Penyediaan bahan Manajemen limbah Analisis daur
Pelanggan baku dan peralatan Informasi limbah ulang
yang berkualitas
Organisasi Analisis teknologi Visi lingkungan Biaya sosial
dan ekonomi Dukungan Dukungan
Sasaran strategik manajemen pemerintah dan
puncak masyarakat
Manajemen
strategik
13
1. Pengolahan Secara Fisik
Pengolahan secara fisik bertujuan untuk memisahkan zat padat tersuspensi, zat
padat terlarut, zat koloid, dan zat emulsi yang ada dalam air limbah.
a. Penyaringan Kasar (Screening)
Penyaringan kasar bertujuan untuk memisahkan zat padat kasar dalam air
limbah, seperti : sampah daun, plastik, sedangkan penyaring kasar antara lain :
kawat, kisi-kisi, dan pelat berlubang.
b. Pengendapan (Precipitation/Sedimentation)
Pengendapan ini bertujuan untuk memisahkan partikel-patikel tersuspensi dalam
air limbah dengan cara membiarkan air tidak bergerak untuk kemudian
kotorannya akan terendapkan dengan sendirinya akibat gaya berat atau
gravitasinya sendiri.
c. Pengapungan (Flotation)
Pengapungan ini bertujuan untuk memisahkan partikel padat maupun cair
dengan cara memasukkan gelembung gas dalam fase cair. Partikel yang sudah
terapung dihilangkan dengan cara skimming.
d. Penyaringan halus (Filtration)
Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat tersuspensi dengan cara
mengalirkan zat cair tersebut ke dalam suatu media berpori (pasir, kerikil).
2. Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan penambahan zat kimia ke dalam air
limbah, sehingga dapat dipisahkan antara lain : zat-zat organik tak terdekomposisi,
zat-zat aorganik, logam berat, phosphat, merkuri, sianida. Disamping itu,
pengolahan kimia juga ada yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang
dapat menimbulkan penyakit yaitu dengan cara desinfektasi menggunakan khlor.
a. Penetralan pH
Proses penetralan pH merupakan pengolahan awal (pre treatment) agar dapat
memudahkan proses selanjutnya. Bila larutan bersifat asam ditambah dengan
basa (misal CaCO 3), bila larutan bersifat basa ditambah dengan asam atau gas
CO2.
14
3. Pengolahan Secara Biologi
Pengolahan secara biologi dilakukan dengan cara pemberian mikroorganisma ke
dalam air limbah, sehingga zat-zat pencemar di dalam air limbah dapat terurai.
Secara umum pengolahan secara biologi meliputi : proses aerobik, anaerobik, dan
fakultatif.
a. Proses Aerobik
Proses aerobik (dengan oksigen) secara umum menggunakan proses lumpur
aktif. Proses ini menggunakan metode yang sederhana, yaitu dengan
menumbuhkan massa sel mokroba sampai konsentrasi yang cukup tinggi.
Dengan demikian sel mikroba tersebut mampu mengubah bahan organik menjadi
bahan yang lebih aman untuk lingkungan yaitu CO 2 dan H2O dengan laju yang
tinggi. Pada proses lumpur aktif secara aerobik, oksigen berfungsi sebagai
penerima elektron akhir untuk reaksi bio-oksidasi yang harus dicatu dari fase gas.
Bahan organik dalam dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan
maupun dioksidasi menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu CO 2 dan H2O.
Selain itu agar pertumbuhan mikroorganisme menjadi optimum, maka harus
ditambah unsur hara ke dalam air limbah tersebut. Keuntungan proses ini adalah
hasil olahan air limbah menjadi tidak terlalu berbau. Proses aerobik sangat cocok
untuk menguraikan air limbah yang mempunyai kandungan COD yang tidak
terlalu tinggi < 1000 mg/l dengan ratio COD/BOD sekitar 2 - 3
b. Proses Anaerobik
Proses anaerobik menggunakan mikroorganisme yang bersifat anaerob (tanpa
oksigen). Proses ini akan menguraikan bahan organik dan anorganik yang ada
dalam air limbah tanpa adanya oksigen. Pada tahap pertama terjadi proses
hidrolisa dan fermentasi senyawa organik kompleks menjadi sederhana, misalnya
asam asetat. Pada tahap kedua terjadi proses pengubahan asam organik
sederhana menjadi gas methane dan CO 2. Keuntungan proses ini antara lain :
dapat menangani air limbah dengan beban yang tinggi, prosesnya sederhana,
menghemat listrik, namun timbul bau dan waktunya lebih lama. Proses anaerobik
sangat cocok untuk menguraikan air limbah yang mempunyai kandungan COD
yang tinggi > 1000 mg/l dengan ratio COD/BOD > 3
c. Proses Fakultatif
Proses fakultatif merupakan proses antara aerobik dan anaerobik yaitu dengan
menggunakan mikroorganisme yang bersifat aerob (dengan oksigen) dan
anaerob (tanpa oksigen). Proses ini akan menguraikan bahan organik dan
anorganik yang ada dalam air limbah tanpa dan dengan adanya oksigen.
Mikroorganisme yang berada di bak atau tangki air limbah bagian atas bersifat
aerobik, sedangkan pada bagian bawah atau bagian dalam akan bersifat
anaerobik.
4. Pengolahan Lanjutan
Pengolahan ini dilakukan apabila beberapa komponen pencemar tidak dapat diolah
dengan cara-cara di atas, misalnya Ca, K, SO 4. Proses tersebut antara lain : proses
ion exchange dan adsorbsi dengan menggunakan karbon aktif.
5. Pengolahan Secara Gabungan
Pengolahan ini dilakukan dengan cara menggabungkan pengolahan secara fisik,
kimia, biologi,dan lanjutan. Pengolahan secara gabungan biasanya dilakukan di
industri yang sangat kompleks air limbahnya.
15
IX. PENUTUP
Dengan mengetahui, mendalami dan memahami tentang proses pencemaran air dan
tanah serta pengendaliannya, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta dan
dapat diimplementasikan di daerah masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
16
7. Nugroho, A. 1997. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Lanjut Bagian I. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Semarang.
8. Shah, G.C. Use ISO 14000 as a Compliance and Productivity Tool, Hydrocarbon
Processing. August 1997, pp. 75 - 77.
9. Sumarno. 2003. Pencegahan dan Pengendalian pencemaran Air dan Tanah,
Kursus Audit Lingkungan, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
(PPLH) Lembaga Penelitian Universitas Indonesia Diponegoro,
Semarang.
10. Sugiarto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Limbah Cair., Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
11. Suratmo, F. Gunarwan. 1991. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
17