Anda di halaman 1dari 8

Modul I

PENDAHULUAN

A. Kompetensi Dasar : Mengetahui sejarah & perkembangan ekologi,


serta integritas & pendekatan ekologi tumbuhan

B. Indikator

1. Menganalisis pendapat-pendapat ahli ekologi yang mendasari konsep


ekologi modern
2. Merumuskan masalah-masalah perkembangan studi-studi ekologi tumbuhan
3. Menemukan solusi pemecahan masalah pada pendekatan sinekologi dan
autekologi pada ekologi tumbuhan
4. Memilih satu solusi terbaik dalam memecahkan masalah pada pendekatan
sinekologi dan autekologi dalam memilih solusi pemecahan masalah

I.
1. Pengertian dan Ruamng Lingkup Ekologi Ekologi

Istilah ekologi pertamakali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel 1869,


Perkataan ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah
atau tempat tinggal atau tempat hidup. Jadi ekologi adalah kajian dari
organisme hidup ditempat tempat tinggalnya atau tempat hidupnya. Jadi
ekologi dapat diartikan sebagai kajian hubungan timbal balik antara tumbuh-
tumbuhan dan hewan dengan lingkungannya.

Dalam perkembangannya ekologi sangat dipengaruhi oleh


perkembangan ilmu dan teknologi atau Iptek. Abad ke XX yang dikenal
sebagai abad kemajuan dari Iptek yang luar biasa dan telah mempengaruhi
perubahan-perubahan tata kehidupan di muka bumi, seolah-olah dunia ini
tidak memiliki batas, sehingga tidak ada lagi tempat-tempat di muka bumi
yang tidak dapat dikunjungi. Penerbangan melintasi Atlantik dan antar benua
sudah menjadi rutin, bahkan penjelajahan ruang angkasa sudah menjadi
biasa. Rekaman fenomena alam oleh satelit sudah ditampilkan sebagai
sebuah gambaran global dalam waktu yang sangat singkat.

2. Sejarah Perkembangan Ekologi

Ekologi erat kaitannya dengan sistem kehidupan, sehingga


perkembangannya sangat erat dengan perkembangan biologi. Seperempat
abad yang silam, biologi di perkenalkan melalui “Natural History” atau
sejarah alam, yang kemudian lebih populer dengan kajian alam, ini terjadi
pada saat manusia baru sadar akan alam di sekitarnya. Pada saat itu hutan
banyak ditebang, padang-padang rumput dibuka sehingga banyak jenis-jenis

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 1


hewan yang biasanya merumput mulai hilang, seperti tupai, kijang, rusa, dan
berbagai burung.

Gerakan-gerakan mengenai konservasi mulai dibentuk pada tahun


1930-an, kajian alam menjadi bagian dari hampir seluruh kurikulum di
sekolah-sekolah, meskipun masih dalam konsep-konsep yang sangat
sederhana, yang diawali berupa kegiatan memberi warna pada gambar-
gambar burung, dan membuat paragrap singkat mengenai hewan-hewan
tersebut, hal ini telah menyadarkan orang-orang muda bahwa burung-burung
yang berwarna-warni dan indah itu mulai susah dijumpai di alam.

Pada saat itulah mulai ditulis buku-buku sebagai petunjuk di alam


bebas, seperti the Reed Birds Guides and the Comstock Handbook of Nature
Study oleh John Burrogh, sebagai pedoman bagi natural history.
Berdasarkan inilah biologi berkembang, dan kontak dengan alam, akan
tetapi ternyata alam lebih banyak tercipta sebagai daerah urban, dan hanya
sedikit yang tersisa sebagai daerah rural, sehingga manusia makin sulit
untuk kontak dengan alam bebas dan perhatian biologi terhadap alam makin
lama makin menurun, dan penelitian-penelitian biologi menjadi lebih
memperhatikan fungsi dari organisme dari pada hubungannya dengan alam
sekitarnya. Ahli biologi modern terbentur di jalan simpang dengan kimia,
fisika, dan matematika, disiplin yang dikaji tidak segera berhubungan dengan
lingkungan kehidupan.

Mereka memulai dan mengakhiri biologi dengan sekelompok


komponen kimia, dan berfikir bahwa jawaban dari kehidupan ini terletak
diantara atau dalam realisme ilmu fisika. Sebagian dari pola berfikir ini
kesalahannya terletak pada biologi itu sendiri, biologi tradisional dimulai dan
diakhiri dengan penamaan organisme hidup. Biologi yang dikaji di sekolah-
sekolah dan pendidikan tinggi hanya berupa pengulangan-pengulangan
bagian dari organisme, umumnya deskriptif, lemah dalam data kuantitatif,
dan tidak ada konsep-konsep dasar yang kuat seperti pada fisika, kimia, dan
matematika.

Keadaannya adalah seirama dengan pencinta alam amatir, pengamat


burung pengoleksi insekta atau kupu-kupu, kegiatannya tidak sampai pada
tahapan identifikasi yang mendalam. Perhatian untuk memahami kehidupan,
memahami bagaimana mereka hidup dan apa fungsinya di alam hampir tidak
ada atau sangat sedikit.

Di awal tahun 1970-an, timbul kesadaran baru dalam ekologi yang


lebih cenderung mengkaji lingkungan secara menyeluruh dan menyebabkan
timbulnya revolusi ekologi mengakhiri situasi semua ini, perhatian terhadap
kajian alam mulai bangkit lagi. Penduduk pun menjadi sadar akan
lingkungan, dan saat ini suatu moment yang baik untuk memahami alam
lingkungan. Buku-buku mengenai kajian alam dan ekologi menjadi terkenal,

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 2


dan laris, demikian pula buku-buku the Reed Bird Guides dan the
Comstock dari Burrogh kembali menjadi rebutan.

Kajian lingkungan kembali dipelajari di sekolah-sekolah dan perhatian


terhadap “wild life” dan hutan meningkat. Masyarakat berteriak, menentang
perburuan liar dan kerusakan-kerusakan lingkugan karena kegiatan
penebangan hutan, pembuatan jalan-jalan raya, pembuatan bendungan dam
sebagai pusat tenaga listrik, serta pertambangan. Orang-orang berusaha
lebih dekat dengan alam. Beberapa, angkatan muda, kembali
memperhatikan dunia dengan memantapkan kehidupan pedesaan dan
berupaya membuat pertanian subsistem sebagai falsafah hidup. Industri
mendapat tantangan, terutama akibat-akibat yang ditimbulkannya berupa
pencemaran air, udara dan penghancuran bentang alam.

Dengan demikian kajian alam atau sejarah alam berkembang menjadi


ekologi, dan ekologi menjadi ilmu yang memasuki kesadaran masyarakat.
Bila suara-suara lama menitik beratkan terhadap organisme, maka suara-
suara baru bertitik tolak terhadap sistem kehidupan alam. Maka bila biologi
molekuler berusaha mengungkapkan rahasia kehidupan dalam tahapan sel,
maka ekologi berusaha mengungkapkan rahasia kehidupan pada tahapan
organisme, populasi dan ekosistem..

Sesungguhnya sangat sulit untuk menelusuri kapan kajian ekologi ini


dimulai, meskipun peristilahannya diperkenalkan oleh Ernest Hackel pada
tahun 1866 dengan pengertian sebagai berikut : Ekologi adalah disiplin ilmu
yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian mengenai
hubungan timbal balik yang lengkap antara hewan dan lingkungan anorganik
serta lingkungan organik di sekitarnya, yang kemudian pengertian ini
diperluas.
Berdasarkan pengertian ini Theophrastus, sahabat dan teman kerja
Aristoteles, banyak menulis tentang hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya. Tetapi yang dianggap sebagai pemula yang
mengarah pada kajian yang bersifat modern adalah para akhli geografi
tumbuhan seperti Humboldt, De Candolle, Engler, Gray dan Kerner. Mereka
menulis tentang distribusi tumbuhan-tumbuhan, meskipun banyak hal yang
masih belum terjawab sampai sekarang.

Dasar-dasar dalam geografi tumbuhan ini merupakan pangkal


berkembangnya kajian komunitas tumbuhan atau ekologi komunitas.
Kajian ekologi komunitas ini kemudian berkembang ke dalam dua kutub,
yaitu di Eropa dipelopori oleh Braun-Blanquet (1932) yang kemudian
dikembangkan oleh para akhli lainnya, mereka tertarik pada studi komposisi,
struktur dan distribusi komunitas. Di Amerika, dipelopori ahli ekologi
tumbuhan Cowles (1899), Clements (1916) dan Gleason (1926) mereka
mempelajari perkembangan dan dinamika komunitas tumbuhan.

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 3


Sedangkan Shelford (1913, 1937), Adams (1909) dan Dice (1943) di
Amerika, serta Elton (1927) di Inggris mengungkapkan hubungan timbal balik
antara tumbuhan dan hewan.

Leibig (1840) adalah penggagas awal dari lingkungan nonbiotis


organisme yang kemudian berkembang menjadi ekoklimatologi dan
ekofisiologi. Beberapa kajian di lingkugan perairan yang kemudian
berkembang menjadi ekologi energetik didasari oleh penelitian Thienemann
(limnologis Jerman) pada tahun 1920, yang memperkenalkan konsep tingkat
trofik dalam pengertian konsumen dan produsen. Kemudian Birge dan Juday
(1940-an), Limnologis dari Amerika, dengan peralatannya menguraikan
budget energi dari danau, dan berkembang dengan pemikirannya mengenai
produktivitas primer yang kemudian mengeluarkan konsep-konsep ekologi
mengenai dinamika tingkat trofik. Konsep-konsep ini oleh Lindemann (1950-
an) diperluas sehingga menjadi pionir dalam aliran dan budget energi. Studi
awal mengenai siklus materi atau nutrisi dilakukan oleh Ovington (1957) di
Inggris dan Australia, sedangkan di Rusia dipelopori oleh Basilevic dan
Rodin pada tahun 1967.

3. Perkembangan Ekologi Tumbuhan


Ekologi berkembang melalui dua jalur, hewan dan tumbuhan. Para
akhli ekologi tumbuhan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara
tumbuhan dengan lingkungannya. Kajian ekologi tumbuhan juga bukan hal
yang baru, pada tahun 1305 Petrus de Crescentius sudah menulis suatu
karangan mengenai adanya sifat persaingan hidup dalam tumbuhan.
Berikutnya Warming (1891) mulai menguraikan tentang proses suksesi
tumbuhan yang terjadi di bukit pasir sepanjang pantai Denmark. Pada saat
itu memang ekologi tumbuhan telah diakui sebagai disiplin ilmu baru.

 Beberapa akhli ekologi yang mempelopori perkembangan ekologi


tumbuhan ialah Clements tahun 1905 yang menulis buku teks ekologi
yang menerangkan tentang metoda pengukuran dan pemasangan
kuadrat dalam kajian ekologi lapangan. Buku ini sampai sekarang
dihargai sebagai suatu karya ilmiah klasik dan sebagai dasar dalam
perkembangan baru para ilmuwan lainnya.
 Cowles terpengaruh oleh karya warming mengadakan kajian dan menulis
tentang suksesi tumbuhan di sepanjang bukit pesisir danau Michigan,
bahkan menguraikan pula peranan iklim, fisiografi dan biota lainnya
dalam suksesi. Seri bukuya telah dimulai semenjak tahun 1899.
 Tansley menyumbangkan karya ilmiah klasiknya yang tidak tertandingi
sampai sekarang dalam buku yang berjudul “The British Isles and their
vegetation”, 4. Tingkat intergrasi dalam ekologi tumbuhan

Sejalan dengan apa yang telah diuraikan terdahulu, ekologi tumbuhan


berusaha untuk menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan organisme

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 4


atau individu, populasi, dan ekosistem, ke tiga tingkatan utama ini
merupakan sistem ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan ini.
Masing-masing tingkatan adalah bersifat nyata, tidak bersifat hipotetik
seperti spesies, jadi dapat diukur dan diobservasi struktur dan
operasionalnya.
Individu, dikarakterisasi dengan dua sifat utamanya, yaitu mempunyai
kesatuan genetika yang uniform, dan tidak ada bagian-bagian yang dapat
hidup terpisah dari bagian-bagian lainnya dalam waktu yang sama,
membentuk apa yang disebut sistem ekologi individu, meskipun dalam
dunia tumbuhan karakteristik ke dua ini sering menjadi masalah, terutama
dengan adanya organ vegetatif untuk proses regenerasinya seperti rizoma,
bulbus, stolon, dll., sehingga kadang-kadang serumpun tumbuhan sulit untuk
ditentukan apakah termasuk satu individu, atau satu populasi, atau terdiri
dari clone, karena bagian-bagiannya dihubungkan dengan satu sistem
jaringan pembuluh dan bagian-bagiannya mempunyai sifat genetika yang
identik.

Ekologi individu didasarkan pada adanya interaksi antara individu


dengan lingkungannya, dan kompleks individu-lingkungan ini merupakan
suatu sistem yang dapat berubah berdasarkan perjalanan waktu. Lingkungan
sebagai bagian dari sistem menyediakan energi dasar yang akan
dimanfaatkan oleh komponen organik dari sistem tersebut, tingkat intergrasi
ini disebut juga ekofisiologi.

Populasi merupakan sekelompok organisme yang mampu melakukan


persilangan diantaranya, dan menempati suatu kawasan tertentu. Dalam
situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetik
terisolir, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota
kelompok itu sendiri, kelompok individu ini biasa disebut “populasi lokal”.

Populasi lokal adalah merupakan unit dasar dalam proses evolusi,


pertukaran gen terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang relatip lama
sehingga terjadi struktur gen yang khusus untuk kelompok tersebut dan akan
berbeda dengan struktur gen populasi lokal lainnya untuk species yang
sama. Hal ini dikarenakan adanya seleksi alam yang beroperasi
terhadapnya, sehingga menghasilkan individu-individu dengan susunan gen
yang memberi kemungkinan untuk bertahan terhadap lingkungan lokal, dan
akan berkembang dalam jumlah yang semakin banyak jika dibandingkan
dengan individu-individu yang tidak tahan.

Dengan demikian kehetrogenan struktur gen merupakan salah satu


cara yang ditempuh untuk mempertahankan hidup atau “survival”, sebagai
mekanisme teradaptasinya suatu populasi akibat seleksi alam. Berikut
diillustrasikan dalam sebuah digram.

seleksi

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 5


populasi lokal adaptasi genetik
alam thd. Lingkungan

melalui individu -individu


yang tahan melalui gen/
kombinasi gen tertentu
Gbr 1. Mekanisme adaptasi seleksi alam
Dalam suatu kawasan yang secara umum mempuyai kondisi iklim
yang relatif sama, populasi lokal dari species yang ada berkecenderungan
untuk memperlihatkan toleransi terhadap lingkungan yang relatif sama pula,
tetapi akan berbeda toleransinya dengan species lainnya pada kondisi iklim
yang berbeda. Populasi lokal seperti ini biasa dikenal dengan ras ekologi
(spesies ekologi), contoh yang terkenal dari ras ekologi adalah terdapat di
Skandinavia dua populasi yang secara sistematik dimasukkan dalam species
yang sama meskipun ke dua populasi ini mempunyai karakteristik yang
berbeda. Populasi di daerah pegunungan mempunyai bentuk morfologi yang
kerdil dan berbunga cepat, sedangkan populasi didaerah pantai bentuk
morfologinya tinggi tetapi berbunga lambat. Orang semula mengira bila
individu dari populasi di pegunungan dipindahkan atau ditumbuhkan di
pantai maka akan tumbuh dengan karakteristik populasi pantai, demikian
pula sebaliknya.

Akan tetapi setelah Gote Turesson mencobanya, yaitu individu dari populasi
pegunungan ditumbuhkan di pantai, dan individu dari populasi pantai
ditumbuhkan di pegunungan, ternyata masing-masing tumbuh sesuai dengan
karakteristiknya semula. Hal ini memperlihatkan bahwa masing-masing
anggota populasi sudah sedemikian rupa terseleksi oleh alam lingkungannya
dalam waktu yang cukup lama sehingga karakteristik susunan gennya
bersifat khusus, contoh lainnya biasanya akan diketemukan pada daerah
kontinental yang luas. Jadi suatu ras ekologi adalah juga populasi lokal yang
terbentuk oleh karakteristik individu-individunya.

Apabila perubahan lingkungan pada suatu kawasan yang luas


berubah secara teratur, maka adaptasi genetikannya akan terjadi secara
teratur pula, dengan demikian hasilnya tidak akan terjadi perbedaan yang
nyata seperti pada ras ekologi. Suatu seri tumbuhan, yang berurutan, yang
memperlihatkan keteraturan secara terus-menerus atau kontinu dalam sifat
genetiknya sebagai penentu dalam toleransi terhadap lingkungannya disebut
ekoklin.

Berdasarkan kejadian di atas, maka suatu species dapat merupakan


ras ekologi atau berupa kompleks dari ekoklin. Untuk memahami secara
mendalam proses-proses terjadinya ras ekologi dan ekoklin dilakukan
melalaui dua pendekatan dalam kajian populasi ini, yaitu(1) melalui ekologi
populasi, yang mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 6


diantara populasi-populasi yang berhubungan atau tidak berhubungan erat
didalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol
(2) ekologi fisiologi atau ekologi-gen yaitu mempelajari satu atau lebih
populasi lokal dari suatu species dalam usaha mempelajari “genetika
species” sebagai penentu toleransinya terhadap kondisi lingkungannya.
Individu dan populasi tidak hidup terpisah-pisah, mereka membentuk
asosiasi dan terorganisasi dalam pemanfaatan energi dan materi membentuk
suatu masyarakat atau komunitas dan berintergrasi dengan faktor
lingkungan di sekitarnya membentuk ekosistem. Ekologi dalam arti luas
adalah ilmu ekosistem
.
5. Pendekatan dalam kajian ekologi tumbuhan
Berdasarkan tingkat intergrasinya maka kajian ekologi tumbuhan
dapat dibagi dalam dua pendekatan, yaitu sinekologi dan autekologi.
Sinekologi, berdasarkan falsafah dasar bahwa tumbuhan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang dinamis. Vegetasi terpengaruh
oleh dua hal, yaitu keluar-masuknya unsur-unsur tumbuhan dan turun
naiknya berbagai variabel lingkungan hidup. Dalam sinekologi, vegetasi atau
komunitas tumbuhan dianggap mempunyai perilaku sebagai suatu
organisme utuh.
Vegetasi bisa lahir, tumbuh, matang dan akhirnya mati.
Dua bidang kajian utama dalam senekologi, yaitu :
 bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan, dan
 bidang kajian tentang analisis ekosistem.

Autekologi, falsafah yang mendasarinya adalah dengan memandang


tumbuhan sebagai ukuran yang menggambarkan kondisi lingkungan
sekitarnya. Clements menyatakan bahwa setiap tumbuhan adalah alat
pengukur bagi keadaan lingkungan hidup tempat mereka tumbuh.
Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud dengan alam lingkungannya
adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai bahwa
tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indikator lingkungan hidup.
Bidang kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi.

Perbedaan utama dari kedua bidang kajian ini secara ringkas dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel, 1 Perbedaan kajian sinekologi dan autekologi

Sinekologi/ Ekologi Komunitas  Autekologi/Ekologi Individu


 Bersifat filosofis  bersifat eksperimental
 Pendekatan secara dedukatif  pendekatan secara induktif
 Umumnya deskriftif  mutlak kuantitatif
 Sulit dengan pendekatan
Rancangan percobaan atau
 dapat dilakukan berdasarkan

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 7


eksperimental design  rancangan percobaan atau
eksperimental design

6. Keterkaitan anatara Ekologi dengan ilmu-ilmu lainnya


Ekologi sebagai ilmu tidak dapat berkembang tanpa dukungan ilmu-
ilmu lainnya, baik sinekologi maupun autekologi, keterkaitan antara ekologi
dengan ilmu-ilmu lainnya digambarkan secara sederhana pada diagram
berikut:

Ekologi Tumbuhan

Sinekologi Autekologi

Palaekologi` Evolusi Ekologi


(Sosdiologi tumbuhan (stabilitas,komunitas, Populasi
zaman geologi lampau) diversitas spesies) (ukuran populasi)

Sosiologi tumbuhan Ekologi fisiologi


(klasifikasi komunitas, (distribusi, batas toleransi
peta vegetasi) interkasi biotik, fenologi
adaptasi
Dinamika komunitas

Sistem Ekologi

Gbr. 2 Digram keterkaitan antara ekologi tumbuhan dengan beberapa ilmu


lainnya.

Chairani Hanum, 2009. Ekologi tanaman. Penerbit USU Press Medan.

Buku ajar Ekologi Tumbuhan 8

Anda mungkin juga menyukai