Anda di halaman 1dari 5

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU

Terbesar Dalam Hidupku Bicara sukses berarti bicara ukuran.


Sebuah ukuran yang akan digunakan untuk mengukur sukses itu sudah
tercapai atau belum. Ukuran tersebut akan berbeda-beda tiap orangnya.
Seorang karyawan mungkin mematok ukuran suksesnya melalui
pencapaian karir. Seorang mahasiswa mungkin menentukan ukuran
suksesnya dengan perolehan IPK-nya. Seorang pengusaha merasa
sukses ketika omzet penjualannya mencapai angka tertentu, dan
sebagainya. Dengan demikian, sukses itu bisa dibilang subjektif. Lain
orang, lain pula ukurannya. Bagi saya, sukses dalam hidup itu bersifat
diskrit, terdiri dari elemen-elemen berbeda dan kadang tidak
berhubungan. Dengan demikian, seseorang sebenarnya telah, sedang,
dan akan terus mengalami banyak kesuksesan dalam hidupnya. Tinggal
bagaimana persepsi seseorang dalam menilai setiap peristiwa dalam
hidupnya, apakah dinilai sebagai sebuah kesuksesan atau sebaliknya.
Masalahnya, seringkali ukuran sukses itu adalah sesuatu yang terlalu
mainstream. Kekayaan, jabatan, karir, dan status sosial seringkali menjadi
ukuran utama kesuksesan seseorang. Padahal, seseorang bisa saja
membuat ukuran sukses yang sederhana. Bagi mahasiswa misalnya, tidak
menyontek dalam ujian adalah kesuksesan. Bagi seorang karyawan,
mampu menyelesaikan setiap tugasnya dengan baik juga merupakan
kesuksesan. Jika dalam kehidupan seseorang itu berisi kesuksesan-
kesuksesan sederhana yang berbeda-beda, maka pertanyaan tentang
“sukses terbesar dalam kehidupan” akan menjadi pertanyaan yang cukup
menantang.Mana yang menjadi sukses terbesar? Tidak menyontek saat
ujiankah? Lulus dengan IPK cum laude-kah? Memiliki karir yang
baguskah? Atau yang mana?Lagi-lagi suatu hal yang subjektif.
Saya teringat dengan sabda Nabi Muhammad shollallahu „alaihi wa
sallam yang mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain”. Untaian kalimat ringkas nan indah itu menginspirasi saya
dalam menentukan mana yang menjadi kesuksesan terbesar dalam hidup.
Bagi saya, sukses terbesar adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang
lain. Terdengar klise memang, tetapi tidak jika dipahami lebih dalam. Bagi
saya, ukuran sukses yang cenderung mainstream tidaklah bemasalah.
Namun, semata-mata menjadi sukses dengan ukuran mainstream saja
rasanya ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam, kurang sedap
dirasa. Oleh sebab itu, menambahkan bumbu “bermanfaat bagi orang
lain” akan menambah sedap kesuksesan tersebut. Menjadikan asas
kebermanfaatan bagi orang lain sebagai pondasi kesuksesan akan
menambah kokoh kesuksesan itu sendiri. Sebaliknya, menafikannya akan
membuat bangunan kesuksesan itu berpotensi runtuh sewaktu-waktu.
Saya merasakan betul hal ini ketika berstatus sebagai mahasiswa.
Mahasiswa, apalagi di jurusan dan perguruan tinggi negeri favorit, adalah
sebuah kesuksesan tersendiri bagi saya. Hal ini ditambah kenyataan
bahwa kesempatan untuk berkuliah adalah sesuatu yang agak langka
bagi sebagian orang di negeri ini. Pada saat itulah, nilai sesungguhnya
dari kesuksesan itu diuji. Seberapa bermanfaatkah saya ketika menjadi
mahasiswa? Apalagi, menjadi mahasiswa adalah momentum yang sangat
tepat dalam melatih diri untuk menjadi bermanfaat bagi sesama.
Selanjutnya, bagian terpenting dari sebuah kesuksesan yang bermanfaat,
menurut saya, adalah usaha seseorang dalam menjadikan kesuksesan
itu bermanfaat, bukan hasilnya. Maksudnya, seberapa terasa manfaat dari
sebuah kesuksesan bagi sesama itu penting, namun usaha dan proses
menuju ke arah itu justru lebih penting. Sebagaimana petuah yang sering
disampaikan, “yang penting itu prosesnya, bukan hasilnya”, maka begitu
pula berlaku dalam hal ini. Dengan demikian, sejauh mana usaha saya
untuk menjadikan kesuksesan yang telah diraih bisa dinikmati pula oleh
sesama merupakan bagian yang saya anggap paling penting. Adapun
masalah hasil dari usaha itu, biarlah orang lain yang menilai. Dengan
menyadari hal ini, saya termotivasi untuk selalu berbuat yang terbaik
tanpa sibuk memikirkan hasilnya. Saya tidak mengatakan bahwa hasil itu
tidaklah penting. Hasil itu penting, karena hal itulah yang biasanya kasat
mata dan bisa dinikmati oleh orang lain. Akan tetapi, saya berkeyakinan
bahwa hasil terbaik akan lahir dari usaha yang terbaik pula. Dengan
melakukan yang terbaik, maka hasil yang terbaik tinggal masalah waktu.
Oleh karena itu, lakukanlah yang terbaik dalam upaya menjadikan
kesuksesan kita bermanfaat bagi sesama, maka manfaat terbaik dari
kesuksesan kita itu akan benar-benar bisa dirasakan oleh sesama.
Sebagai penutup tulisan singkat ini, saya mengajukan sebuah definisi
tentang sukses. Menurut saya, sukses adalah ketika Anda bisa
bermanfaat bagi orang lain. Kata “ketika” yang merupakan preposisi
waktu, menandakan bahwa sukses bisa terjadi kapan saja, tidak ada
batasan waktu tertentu. Satu-satunya yang menjadi tolok ukur adalah
“bermanfaat bagi orang lain”.
Oleh karena itu, setiap kali anda bisa bermanfaat bagi orang lain,
setiap kali itu pula anda telah sukses. Saat anda membantu orang lain
banyak yang akan bermanfaat, anda bisa menemukan banyak teman dan
anda bisa dikenal banyak orang dengan anda berguna bagi orang lain
tetapi hal yang terpeting saat kita bisa membahagiakan orang lain kita
juga harus bisa membahagiakan kedua orang tua kita, kenapa? Karena
hal terpenting dalam hidup saya dan kesuksesan saya agar bisa melihat
orangtua saya bahagia melihat saya bermanfaat bagi orang lain karena
apapun yang saya lewati sesulit apapun itu orang tua saya lah yang selalu
ada dalam segala hal yang mensuport saya agar saya bisa menjadi orang
yang berguna bagi orang lain, ibu saya pernah mengatakan “jika ada
sedikit uang mu sisakan lah untuk orang yang membutuhkan” itu yang
saya ingat. Banyak orang lain yang motto dalam hidupnya ingin menjadi
orang yang sukses dalam materi saja, bahkan banyak yang sudah sukses
dalam materi tetapi lupa dengan orang yang sudah membantunya
mendapatkan segalanya, banyak orang yang sukses materi nya lupa
dengan teman-teman dan saudara-saudaranya adapun juga ada yang
sukses lupa dengan orang tua yang membesarkannya. Jangan sampai
kita menjadi orang yang seperti itu, banyak orang yang sukses tapi tidak
merasa bahagia karna harta yang dia cari sebanyak mungkin tidak ada
artinya ketika hanya untuk disimpan dan dihambur-hamburkan tidak ada
manfaat yang didapat dari harta yang mereka cari susah payah itu.
Banyak teman, kerabat, saudara, orangtua, yang menjauhi lalu apalah arti
semua itu lalu apalah arti kata sukses dalam hidup kita jika kita saja
menyakiti hati orang tua, saudara dan kerabat kita, maka dari semua itu
saya tanamkan dalam diri saya jika saya ingin menjadi orang sukses saya
harus menghargai orang disekitar saya termaksuk orang tua saya sendiri.
Karena jika saya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain saya
harus berguna juga bagi orang tua saya apapun yang kita lakukan demi
orangtua kita agar dia bahagia itu pun tidak bisa digantikan dengan apa
yang sudah dia lakukan dalam hidup kita, ibu yang mengandung selama 9
bulan melahirkan dengan susah payah, menjaga kita sampai tidak tidur
kadang lupa makan, setelah itu dia menjadi seorang istri, selayaknya
menjadi seorang istri menyiapkan makanan untuk suaminya merawat
suaminya dan merawat kita dari kecil sampai besar dan selalu
menyayangi kita walaupun dia tidak pernah mengatakan bahwa iya
menyayangi kita.
Bagiku, Ibu adalah inspirasi semangat dalam hidup. Meski dalam
segala keterbatasannya, Ibu selalu berusaha tampil menjadi sosok
panutan bagi anak-anaknya. Ibu tak pernah menjadi perempuan yang
malas-malasan. Seorang Ibu selalu menginginkan yang terbaik bagi
anaknya. Sampai ia rela berkorban apa saja demi kebahagiaan anaknya.
Ibu selalu menabung, menyisakan sebagian hasil jerih payahnya. Kata Ibu
“Ini bekal untuk masa depan kamu.” Yah, sampai seperti itu, Ibuku tak
pernah sedikitpun berpikir tentang kebahagiaan dirinya pribadi, ia hanya
ingin jika ia bahagia maka anaknya juga harus bahagia.Saat melihat ibu
bahagia itulah yang membuat aku menjadi lebih bersemangat dalam
menjalani hidup. Meski kegagalan demi kegagalan sering menyertai
hidupku. Dengan melihat senyum seorang Ibu, aku lebih bisa bangkit
untuk bertahan dan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik. Ayah yang
tidak pernah lelah pagi, siang dan malam banting tulang mencari nafkah
agar kita bisa hidup dengan nyaman hingga kita tidak kelaparan.
Memberikan apa yang kita ingin kan dan kita butuhkan terkadang sampai
lupa makan hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan
tidak pernah mengatakan bahwa “ayah lelah nak” serta tidak pernah kata
kata itu keluar dari mulutnya. Lalu, apakah kita rela melihat orang tua kita
kecewa atas apa yang kita lakuakan kepada mereka

KESIMPULAN

Kesuksesan terbesar dalam hidup saya yaitu ketika kita bisa bermanfaat
bagi orang tua dan orang lain. Karena hal terpenting dalam hidup saya
adalah membahagiakan kedua orang tua dan berguna bagi orang lain.
Menuru sabda Nabi Muhammad SAW mengatakan. “bahwa sebaik
baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”

Anda mungkin juga menyukai