PENDAHULUAN
1.4.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Renja Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2018 adalah untuk mewujudkan sinergi antara
perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan
kesehatan antar wilayah, antar bidang pembangunan kesehatan dan
antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai
sumber daya dalam pembangunan kesehatan sehingga Renja SKPD
Tahun 2018 dapat menjadi dasar penyusunan APBD Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2018.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Visi dan Misi
1.3. Landasan Hukum
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
5.1. Catatan Penting yang Perlu Mendapat Perhatian
5.2. Kaidah-Kaidah Pelaksanaan
5.3. Rencana Tindak Lanjut
Mortalitas:
1. Angka Kematian Bayi
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan Derajat
3. Angka Kematian Balita Kesehatan Makro
yang merupakan
indikator kinerja
Morbiditas: dampak
1. Angka Kesakitan
Status Gizi
2. Angka Kesembuhan
3. Prevalensi Penyakit
Derajat
KEADAAN PERILAKU HIDUP AKSES & MUTU Kesehatan
LINGKUNGAN MASYARAKAT PELAYANAN Mikro
Gambar 2.
69.87
70.00 69.76
69.80 69.66
69.60 69.46
69.40 69.26
69.20 69.06
69.00
68.80
68.60
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 1.
Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru 2010-2015
Gambar 3.
Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar dan Nasional,
2010-2015
72
70
69.55
68.9
68 68.31
67.70
67.09
66.53
66
65.59 Nasional
64.89
64 64.30
63.41 Kalbar
62 61.97 62.35
60
58
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 2.
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalbar
dan Kabupaten/Kota Tahun 2010-2015
57
46
97
35 34
70
32
47 46
31
Gambar 5.
Perbandingan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kalbar
dan Nasional Tahun 1994-2012
100
90 93
88
80 79
70
60 63 63
59
50 Kalbar
46 44 40
40 Nasional
30 37
20
10
0
1994 1997 2002 2007 2012
Tabel 3.
AKABA di Indonesia Tahun 1990-2012
Tahun
Provinsi
1990 1994 1997 1999 2007 2012
Aceh 78 79 59 48 45 52
Sumatera Utara 82 97 72 52 67 54
Sumatera Barat 103 98 95 62 62 34
Riau 89 94 82 48 47 28
Gambar 6.
Prevalensi Balita Gizi Buruk (%) Kalbar Tahun 2013-2016
7
6.7
7
6 5 5 5 5
5
4 3.4 Target
2.5
3 Realisasi
2
1
0
2013 2014 2015 2016
Cakupan Kunjungan
90% 76,04% 84,4
Nifas (KF3)
Persentase Akreditasi
20% 0% 0
Laboratorium Klinis
Jumlah Pemeriksaan 45.000 60.000
Laboratorium Pemeriksaa Pemeriksaa 133,3
Kesehatan Upelkes n n
Meningkatnya
Persentase Puskesmas
98% 119% 121,4
yang memiliki Tenaga
Dokter
Meningkatnya 100% 100% 100
Jumlah Dokumen
Perencanaan, Anggaran,
15 Dok 3 Dok 20
Laporan Kinerja dan
Administrasi
Persentase Perencanaan 7% - -
Tabel 6.
Rekapitulasi Hasil Realisasi Fisik dan Keuangan
Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan UPT Tahun 2016
REALISASI
NO JENIS BELANJA APBD APBD-P
JUMLAH (Rp.) %
1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG 34.496.620.300 32.829.981.700 31.019.341.598 94,48
JUMLAH
BELANJA TIDAK 34.496.620.300 32.829.981.700 31.019.341.598 94.48
LANGSUNG
2 BELANJA
LANGSUNG
1 DINAS
24.171.680.000 17.997.335.750 14.107.414.281 78,39
KESEHATAN
2 AKPER SINTANG 6.300.000.000 5.908.493.000 5.763.942.807 97,55
3 UPELKES 4.000.000.000 3.098.000.000 2.931.242.950 94,62
4 ULABKES 3.000.000.000 2.923.660.000 2.695.872.039 92,21
5 UP4 3.000.000.000 2.603.708.000 2.521.124.119 96,83
6 POLIKLINIK 1.800.000.000 1.468.047.500 1.440.918.782 98,15
PEMDA
JUMLAH
BELANJA 42.271.680.000 33.999.244.250 29.460.514.978 86,65
LANGSUNG
JUMLAH TOTAL 76.768.300.300 66.809.245.950 60.480.054.176 90,53
Gambar 7.
Alokasi APBD (Belanja Langsung) Dinas Kesehatan
Provinsi Kalbar Tahun 2011 – 2016
24
25 22
20
20 17
15 Miliar Rupiah
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel 2.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
3.1. Tujuan
a. Menyempurnakan dan menyelaraskan perencanaan program dan
rencana kerja prioritas pembangunan kesehatan tahun 2018, guna
menjamin terwujudnya perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja yang lebih akuntabel, efisien dan efektif serta menjaga
konsistensi antara kebijakan berdasarkan rancangan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat 2013-2018 dengan
Rancangan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2013-2018.
Gambar 8.
TREND JUMLAH KASUS KEMATIAN IBU
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
160
152
140
123 130
120
113 116
100
80 86
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
35
31 31 31
30
26
24
25 22
19
20 18
Target
Realisasi
15
10
0
2013 2014 2015 2016
Gambar 11.
33
29.2
27.4
26.5
23.3
16.6
13.2
NTT
Kalsel
Kalbar
Kalteng
Kaltim Bali
2013 2010
7.00 6.70
3.80
3.09 3.20 3.29 3.30
2.50
1.13
c. Diare
Untuk Kasus Kematian yang diakibatkan oleh diare
sampai dengan bulan Desember 2016 berdasarkan laporan
dari kabupaten/kota masih 0%. Kondisi ini sejalan dengan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang
menargetkan untuk indikator ini 0%.
0.02% 1.40%
100%
80%
60%
40%
20% 0%
0%
2014 2015 2016
Sumber: Data Rutin Seksi Bimdal Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
Tahun 2014-2016
d. Malaria
Untuk Kasus Kematian yang diakibatkan oleh
Malaria sampai dengan bulan Desember 2016 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota masih 0% sedangkan target
indikator yang ditetapkan di Provinsi Kalimantan Barat 0,3%.
Angka kesakitan Malaria di Kalimantan Barat yang
dilaporkan dari kabupaten/kota terus mengalami penurunan
secara signifikan. Selama dua tahun terakhir tidak ditemukan
data kematian dari kabupaten/kota.
Adanya program pembagian kelambu massal
Malaria yang dimulai sejak tahun 2010 berperan besar
terhadap penurunan kasus.
Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi
perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLB,
berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta
dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat bersifat
akut, laten atau kronis.
Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun
2013 adalah 1,9 persen menurun dibanding tahun 2007
e. HIV/AIDS
Prevalensi kasus HIV pada usia 15-24 tahun di tahun
2016 ini ditargetkan 0,23% dan realisasi capaiannya 0,21%.
Sehingga untuk capaian kinerjanya mencapai 91,3%. Hal ini
sejalan dengan persentase penduduk 15-24 tahun yang
mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV dan
AIDS yang mencapai 93,8% yang tentunya kedepan
diharapkan mereka dapat meminimalisir risiko penularan
terhadap orang lain. Prevalensi kasus pada usia 15-24 tahun
sudah tercapai jika dibandingkan dengan target nasional
0,5% karena realisasi capaian dibawah target nasional yakni
0,21% ini berarti kasus HIV pada usia tersebut di Kalimantan
Barat masih relatif kecil.
Usia 15-24 tahun merupakan usia remaja yang
menjadi harapan bangsa kedepan, namun dalam
kenyataannya paling banyak tertular HIV oleh karenanya
pemerintah provinsi melalui kerja sama lintas sektoral dan
lintas program sudah menggalang dan melakukan upaya
pencegahan seperti memperbanyak penyuluhan atau
sosialisasi, promosi dengan penyebaran leaflet, buklet dan
poster baik melalui unit-unit pelayanan kesehatan, outlate-
Tabel 7.
Jumlah Kasus Baru AIDS dan
Kasus Kumulatif AIDS (Kasus)
Provinsi
Kasus Baru Kasus Kumulatif
2013 2013
ACEH 47 165
SUMATERA UTARA - 1.301
SUMATERA BARAT 150 952
RIAU 163 992
1.02.01.06. POLIKLINIK
01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
2) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
3) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
4) Penyediaan Alat Tulis Kantor
5) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
6) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
7) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor