Keputusan adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula.
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila suatu fakta dapat
diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati
hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang
tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi
Dari pengertian- pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah.Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilah yang prosesnya melalui
mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik
(Wahab, 2013: 163). Satu tahapan yang paling sulit dihadapi pengambilan keputusan
adalah dalam segi penerapannya karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang
terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan
merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini, adalah proses tersulit.
Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap,
sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikut sertakan semua
pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang terbaik.
Kebijakan adalah pilihan-pilihan (opsi) yang didasari pemikiran akal budi dalam sebuah
kepengurusan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu. Dari definisi di atas jelaslah
bahwa kebijakan bukanlah “keputusan” melainkan “bahan” dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan kebijaksanaan adalah kepandaian menggunakan akal budi. Analisa
kebijakan; produk dari analisa kebijakan adalah saran, sedalam dan seluas apapun analisa
kebijakan dimaksudkan untuk menghasilkan beberapa pilihan keputusan. Analisa
kebijakan bertujuan untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk bahan
pertimbangan yang berdasar pada pemecahan masalah kepada para pembuat keputusan
Kesimpulan
Pengambilan keputusan sebagai proses memilih satu pilihan di antara dua pilihan atau
lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah menetapkan alternatif secara nalar dan
menghindari dari pilihan yang tidak rasional, tanpa alasan atau data yang kurang akurat.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.Kebijakan
merupakan pilihan-pilihan (opsi) yang didasari pemikiran akal budi dalam sebuah
kepengurusan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu. Dari definisi di atas jelaslah
bahwa kebijakan bukanlah “keputusan” melainkan “bahan” dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan kebijaksanaan adalah kepandaian menggunakan akal budi. Analisa
kebijakan; produk dari analisa kebijakan adalah saran, sedalam dan seluas apapun analisa
kebijakan dimaksudkan untuk menghasilkan beberapa pilihan keputusan.
PERBEDAAN
- Keputusan biasanya akan spesifik untuk suatu situasi, meskipun akan dikaitkan
dengan keputusan lain dalam situasi lain. Namun sebuah kebijakan mungkin berlaku
lebih umum.
PERSAMAAN
1.RumusanKebijakanPublik
Untuk mengatasi permasalahan itu, akhirnya sepakat untuk guru-guru dan kepala
sekolah SDN BRINGIN 01 agar merumuskan suatu kebijakan publik, diantaranya
adalah :
1). Siswa yang membuang sampah sembarangan akan ditegur terlebih dahulu dan
apabila ada siswa
yang keras kepala dan masih membuang sampah sembarangan akan dikenakan
denda sebesar Rp
20.000,-
2). Siswa yang masih membuang sampah sembarangan akan terkena sanksi yaitu
memungut dan atau
membersihkan sampah di lingkungan sekolah.
2.EvaluasiKebijakanPublik
Setelah semua siswa melaksanakan kebijakan itu, maka hasil evaluasinya
menyatakan :
Hasil evaluasi dari pelaksanaan kebijakan tersebut adalah kebijakan itu membuat
siswa mentaati tata
tertib sekolah, sehingga permasalahannya terselesaikan, dan tidak timbul masalah
yang baru.
B. KENDALA APA YANG ANDA ALAMI DALAM MEMFORMULASIKAN
KEBIJAKAN ITU!!!!
Kendala yang mungkin dialami dalam memformulasikan kebijakan tersebut adalah
masih belum adanya 100% siswa yang bisa menaati peraturan tersebut terutama
mengenai denda 20.000 rupiah kepada siswa yg melanggar aturan dan jarang
terealisasikan secara langsung,sehingga dengan dibuatnya aturan denda tersebut
mungkin yg bisa diterapkan dan dilaksanakan yaitu aturan “siswa yang membuang
sampah sembarangan ditegur dan disuruh membuang sampah pada tempatnya”
C. APA USULAN TENTANG MENGATASI KENDALA TERSEBUT !!!
Menurut saya dengan dilakukan denda terutama anak didik kualifikasi sekolah dasar
masih belum tepat dengan berapapun nilai nominalnya, karateristik anak dibangun dan
diberikan stimulasi itu tidak instan , harus melalui beberapa tahap , jika ada anak yg
buang sampah sembarangan dan kita sebagai pendidik tahu akan hal tersebut,maka kita
selalu mencontohkan serta mengingatkan kepada anak tersebut bahwa buang sampah
jangan sembarangan dan kita bisa juga menjelaskan dampak efek buang sampah
sembarangan sehingga siswa juga akan sadar dan mengerti dengan stimulasi yg kita
berikan secara langsung.
3. Identifikasi masalah
Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali
dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada perbuatan tidak terduga. Apabila setiap
keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat
macam-macam derajat kesulitan. Masalah yang sering terjadi di sekolah adalah
pertengkaran fisik antar anak.
Analisis Masalah
Terkadang orang tua lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja sehingga anak tidak
mendapatkan perhatian dari orang tuanya sehingga anak mencari perhatian orang tua dengan
perilaku-perilaku yang menurut anak efektif untuk mendapatkan perhatian, yakni dengan
perilaku negative
Penetapan Alternatif
Harus ada koordinasi dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah kenakalan
siswa yaitu sebagai berikut:
Pertama, pendidikan keluarga pertama dan utama. Pendidikan keluarga merupakan hal yang
sangat peting karena disinilah pondasi dasar karakter anak terbentuk. Kesibukan kerja, masalah
ekonomi bukan jadi alasan untuk tidak memperhatikan anak. Anak adalah amanah yang sangat
berat diberikan tuhan. Jika anak menjadi tidak bermoral atau tidak berahklak, maka orang tua
dimintai pertanggung jawaban terlebih dahulu diakhirat nanti. Orang tua harus ‘belajar’ mendidik
seorang anak atau dikenal dengan istilah ilmu parenting. Belajar disini bukan harus dimaknai
dengan sekolah dan membaca buku, tetapi belajar bisa dilakukan dengan cara memberikan yang
terbaik untuk calon generasi penerus, Kedua, kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak
keluarga. Kerberhasilan dalam dunia pendidikan tidak bisa di bebankan oleh pihak sekolah saja,
tetapi perlu kerjasama dengan pihak keluarga dirumah
Pertimbangan konsekwensi
Konsekwensi bisa diberikan dengan berbagai macam cara dengan contoh kita
sebagai pendidik memberikan teguran kepada kedua anak tersebut dengan cara yang tidak
merusak psikis anak
Ø Pertama adanya kerjasama antara pihak keluarga, kita tidak dapat menyalahakan
langsung anak tersebut karena yang berperan utama dalam pendidikan anak usiah dini
adalah keluarga(orang tua) dengan cara memberi pemahaman kepada orang tua tentang
kasih saying kepada anak.
Ø Kedua adanya kerjasama antara pihak keluaga dan sekolah(guru). Jangan menyalahkan
sekolah tentang kelakuan anak sendiri, tetapi koreksilah bagamana cara anda medidik anak
anda kerena sekolah hanya memberikan pendidikan selama kurang lebih delapan jam,
sehingga perlu adanya kerjasama dari kedua belah pihak.
Ø Ketiga meberika pemahaman kepada anak tentang perilakunya, dalam hal ini kita tidak
dapat langsung memberi pemahaman kepada anak tetapi kita haru menjalin suatu
pertemanan atau hal yang membuat anak tersebut menurut atau mendengarkan apa yang
kita bicarakan.
Evaluasi Keputusan
Kenakalan anak adalah perbuatan yang melanggar noema-norma, baik norma sosial, norma
hukum, norma kelompok, mengganggu ketentraman masyarakat sehingga dapat mengambil
tindakan pengobatan atau penanganan terhadap anak tersebut
Faktor yang menyebabkan kenakalan anak pada sekolah dasar yaitu: kurang kasih saying dari
orang tua, pergaulan dengan teman yang tdak sebaya, peran dari perkembangan iptek yang
berdampak negatif, tidak adanya bimbinagan kepribadian dari sekolah, dasar-dasar agama yang
kurang, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya, dan kebebaasan yang berlebihan.
Sehingga untuk menangani kenakalan anak pada sekolah dasar yaitu pentingnya peran orang tua
dalam memberikan perhatian dan kasih saying kepada anak, adanya kerjasama antara keluarga atau
orang tua anak dengan sekolah, memberika arahan atau pemahaman terhadap perlakuan anak
tersebut dan memberikan kesibukan yang berupa penyaluaran bakat dan hobi yang disukai anak
agar mengurangi pergaulan yang berdampak negatif.Untuk sanksi yang diberikan apabila sangsi
teguran masih belum memungkinkan , jalan selanjutnya adalah kepala sekolah bisa
mempertemukan kedua orang tua dan anak tersebut di sekolah serta memberikan peringatan dan
masukan kepada siswa yang berkelahi tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Sisi positif :
- Adanya pemerataan sekolah
- Siswa lebih dekat dengan sekolah yang dituju
c. Solusi
salah satu solusi jangkah menengah yang coba dilaksanakan adalah, memperbolehkan siswa
yang tinggal di luar zonasi, untuk menumpang tinggal di rumah keluarga yang berdekatan
dengan sekolah yang diinginkan,dengan menumpang tinggal di rumah keluarga yang
dibuktikan dengan surat keterangan domisili, maka sistem zonasi bisa terpenuhi.
"Tapi ingat, hanya yang tinggal dengan keluarga. Bukan kos-kosan,",pemerintah pusat agar
juga bisa menambah ruangan belajar untuk sekolah-sekolah yang banyak dituju dalam
sistem zonasi.
"Salah satu masalah yang timbul dalam sistem zonasi ini adalah keterbatasan kemampuan
ruangan sekolah. Artinya, ada sekolah yang di zonasinya banyak siswa mendaftar, tapi tak
bisa menampung semua siswa.