PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Struktur Modal?
2. Apa Saja Teori Struktur Modal?
3. Apa Pengertian dari Struktur Modal Optimal?
4. Apa Saja Pendekatan – Pendekatan Struktur Modal?
5. Apa Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik?
6. Apa Saja Komponen Struktur Modal?
7. Apa Tujuan Struktur Modal?
8. Apa Sasaran Struktur Modal?
9. Apa Saja Penentuan Struktur Modal?
10. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Struktur Modal.
2. Untuk mengetahui Teori Struktur Modal
3. Untuk Mengetahui Pengertian dari Struktur Modal Optimal
4. U ntuk mengetahui Pendekatan – Pendekatan Struktur Modal
5. Untuk mengetahui Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik
6. Untuk mengetahui Komponen Struktur Modal
7. Untuk mengetahui Tujuan Struktur Modal
8. Untuk mengetahui Sasaran Struktur Modal
9. Untuk mengetahui Penentuan Struktur Modal
10. Untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
2
BAB II
PEMBAHASAN
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan
modal Pasif (Kredit).
Berikut ini pengertian struktur modal menurut para ahli:
Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the
combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital structure of
a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.
Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi
sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka panjang dengan
modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur
modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-
jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur
3
modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal
berasal dari laba ditahan dan depresiasi.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian.
Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).
Struktur Modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang
dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan.
Struktur Modal ini penting karena struktur permodalan ini akan mempengaruhi
nilai dari perusahaan tersebut (value of the firm). Nilai perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaa (James C. Van Home dan John M. Wachowicz, 2006:176).
V=B+S
Keterangan:
Bentuk keputusan yang dapat diambil untuk mengubah struktur permodalan adalah:
4
Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam strutur permodalan akan
mempengaruhi pula arus kas perusahaan, karena dengan mengubah bentuk ataupun
jumlah debt atau equity akan mengubah pula bentuk dan jumlah pembayaran yang
dilakukan perusahaan kepada shareholder maupun bondholder.
E = Nilai pasar saham biasa perusahaan yaitu sebesar harga perlembar saham dikalikan
dengan jumlah saham yang beredar.
V = Total nilai perusahaan yang tidak lain adalah merupakan penjumalahan nilai modal
sendiri (E) dan nilai utang(D)
EBIT = adalah laba sebelum bunga dan pajak atau disebut juga dengan laba operasi
bersih (NOI). Perlu diingat bahwa diasumsikan bahwa EBIT yang diharapkan dimasa
datang adalah konstan, meskipun dalam kenyataannya EBIT ini dapat berubah.
Ke = Biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas saham biasa.
5
E = Deviden E = Laba bersih(NI) Vs = D
Ke Ke Ke
Persamaan 9.1 tidak lain merupakan nilai modal sendiri dimana pembilangnya
merupakan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dan diasumsikan akan
dibagiikan seluruhnya dalam bentuk deviden. Persamaan 9.1 digunakan untuk
mengevaluasi pengaruh penggunaan utang terhadap nilai saham dalam berbagai teori
struktur modal.
Ko = D Kd(1-T)+E Ke (9.3)
(D+E) (D+E)
1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada
tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang menyebutkan
bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik
perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan
mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan
dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi
6
menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen
bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur
dan pemegang saham.
2) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk
penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan
menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya
akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
1. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar,
namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka
adalah undervalued.
7
2. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka
mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
3. Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas
sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga
discount.
4. Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan
membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan
kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.
8
2.3 Pengertian Struktur Modal Optimal
9
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai
laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan
dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga
konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya
utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya
modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil
2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan,
berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor
mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena
itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat,
konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur
modal menjadi tidak penting
10
point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan
saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah
jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil
keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat
variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang
beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar,
manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat
dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila
ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point.
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
11
rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk
menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang
dipergunakan.
- Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok
pinjman/1 – pajak) ]
12
perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar
beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.
- Modal Asing
Modal asing atau utang merupakan modal yang asalnya dari luar
perusahaan yang bersifat sementara. Bekerja pada perusahaan dan untuk
perusahaan yang terkait modal tersebut adalah hutang yang suatu waktu harus
dibayar kembali.
13
3. Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)
- Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang asalnya dari pemilik perusahaan
dan ditanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya.
Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu
yang tidak mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo.
Dalam suatu perusahaan, modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis, antara
lain:
1. Modal Saham
2. Cadangan
Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan, yang dibuat dari
perolehan keuntungan yang didapat oleh perusahaan selama rentang waktu yang
lalu atau dari tahun yang berjalan.
14
Cadangan yang masuk dalam modal sendiri, antara lain cadangan
ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, cadangan untuk
menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga sebelumnya
(cadangan umum).
3. Laba Ditahan
Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit,
karena adanya konflik yang mengarah kepada biaya agency.
Yaitu suatu struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan atau
nilai perusahaan
- Tingkat sasaran bisa dalam rentang nilai, misal Utang 40% – 50%
- Atau bisa berupa angka tetap, misal Utang 45%
Jika rasio utang aktual di bawah tingkat sasaran, maka perusahaan akan
menghimpun modal dengan menerbitkan utang, dan sebaliknya, jika ternyata rasio
utang aktual di atas tingkat sasaran maka perusahaan akan menggunakan ekuitas
(modal sendiri)
15
2.9 Penentuan Struktur Modal
1. Menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan risiko
yang ditanggung pemegang saham
2. Namun di sisi lain, Menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan
meningkatkan perkiraan pengembalian (return) atas ekuitas
Hal ini merupakan masalah yang cukup penting, khususnya bagi perusahaan.
Faktor ini disebabkan adanya efek langsung terhadap posisi finansial dari perusahaan
terkait. Khususnya, jika ada utang yang jumlahnya sangat besar, yang memberikan
beban pada perusahaan.
1. Struktur Aktiva
Factor yang pertama adalah tangibility atau struktur aktiva, dimana pada
perusahaan industry sebagian besar modalnya akan tertanam di aktiva tetap, sehingga
pemenuhan modal adalah dari modal sendiri.Adapun utang yang dimiliki, hanya
sebagai pelengkap. Pemenuhan kebutuhan dana akan dipenuhi dengan utang.
2. Growth Opportunity
3. Profitabilitas
16
Suatu perusahaan dengan profitabilitas tinggi, akan memiliki dana internal
yang juga lebih banyak. Perusahaan yang tingkat pengembalianya tinggi, akan
berinvestasi dengan utang yang kecil. Dengan begitu, pembiayaan kebutuhan
pendanaan adalah dengan dana internal. Maka dari itu, hal ini berpengaruh terhadap
struktur modal perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan
5. Risiko Bisnis
hal lain yang juga mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah faktor
risiko bisnis, dimana dengan adanya risiko bisnis ini akan mempersulit perusahaan
dalam pendanaan eksternal. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada leverage dari
perusahaan terkait.
17
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Struktur modal merupakan salah satu hal yang penting dalam transaksi
akuntansi perusahaan atau bisnis Anda. Struktur Modal Optimal adalah struktur
modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu
perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang memperngaruhinya.
Selain itu, adanya struktur permodalan juga dapat membantu memonitor kesehatan
keuangan secara langsung, masuk dan keluarnya keuangan dalam bisnis dan
perusahaan.
4.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Sulindawati, Ni Luh Gede Erni 2017. Manajemen Keuangan. Depok: PT.RajaGrafindo Persada
Sartono, Agus. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE -
Yogyakarta
https://cpssoft.com/blog/keuangan/ketahui-5-faktor-yang-mempengaruhi-struktur-modal/
https://www.academia.edu/35370080/STRUKTUR_MODAL OPTIMAL
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-struktur-
modal/
19