Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia usaha terdapat dua jenis pendanaan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal
biasanya menggunakan saldo laba (retained earnings) perusahaan yang didapatkan dari
hasil operasi perusahaan. Sedangkan, pendanaan eksternal biasanya dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau menerbitkan saham (equity).
Keputusan perusahaan untuk menggunakan salah satu dari kedua sumber pendanaan
tersebut secara langsung akan mempengaruhi nilai dari perusahaan (valueof the firm).
Masing-masing dari jenis pendanaan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang
nantinya juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan akan sumber pendanaan yang
akan dilakukan perusahaan.
Oleh sebab itu, diperlukan komposisi yang tepat antara jumlah utang dan jumlah
saham yang akan diterbitkan oleh perusahaan agar mendapatkan nilai perusahaan (value
of the firm) yang optimal, tetapi tetap bisa memenuhi kepentingan shareholder dan juga
bondholder. Untuk mendapatkan dana dari pihak luar, tentunya ada biayayang harus
dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk pembayaran dividen untuk pemegang saham
dan juga pembayaran bunga serta pokok pinjaman kepada pemegang obligasi. Biaya yang
timbul tersebut juga harus menjadi pertimbangan perusahaan saat mengambil keputusan
dalam menentukan struktur modal mereka. Perusahaan tentunya menginginkan biaya
yang paling minimum dalam penyediaan sumber dana ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Struktur Modal?
2. Apa Saja Teori Struktur Modal?
3. Apa Pengertian dari Struktur Modal Optimal?
4. Apa Saja Pendekatan – Pendekatan Struktur Modal?
5. Apa Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik?
6. Apa Saja Komponen Struktur Modal?
7. Apa Tujuan Struktur Modal?
8. Apa Sasaran Struktur Modal?
9. Apa Saja Penentuan Struktur Modal?
10. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Struktur Modal.
2. Untuk mengetahui Teori Struktur Modal
3. Untuk Mengetahui Pengertian dari Struktur Modal Optimal
4. U ntuk mengetahui Pendekatan – Pendekatan Struktur Modal
5. Untuk mengetahui Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik
6. Untuk mengetahui Komponen Struktur Modal
7. Untuk mengetahui Tujuan Struktur Modal
8. Untuk mengetahui Sasaran Struktur Modal
9. Untuk mengetahui Penentuan Struktur Modal
10. Untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).

Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan
modal Pasif (Kredit).
Berikut ini pengertian struktur modal menurut para ahli:

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa


struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang,
saham preferen, dan modal pemegang saham.

Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the
combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital structure of
a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.

Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi
sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.

Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan


permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka panjang dengan
modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur
modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-
jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur

3
modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal
berasal dari laba ditahan dan depresiasi.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian.
Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).

Struktur Modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang
dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan.

Struktur Modal ini penting karena struktur permodalan ini akan mempengaruhi
nilai dari perusahaan tersebut (value of the firm). Nilai perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaa (James C. Van Home dan John M. Wachowicz, 2006:176).

V=B+S

Keterangan:

V= Nilai perusahaan (Value of the firm)

B= Jumlah utang perusahaan (Debt)

S= Nilai ekuitas perusahaan (Equity)

Bentuk keputusan yang dapat diambil untuk mengubah struktur permodalan adalah:

1. Mengubah bentuk debt atau equity


2. Mengubah proporsi antara debt dan equity

4
Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam strutur permodalan akan
mempengaruhi pula arus kas perusahaan, karena dengan mengubah bentuk ataupun
jumlah debt atau equity akan mengubah pula bentuk dan jumlah pembayaran yang
dilakukan perusahaan kepada shareholder maupun bondholder.

Beberapa teori struktur modal telah dikembangkan khususnya untuk menganaisis


pengaruh penggunaan utang terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. 2 pertanyaan
mendasar yang ingin dijawab oleh teori struktur modal ini: pertama, dapatkah satu
perusahaan meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan cara menggantikan
sebagian modal sendiri dengan utang?; jika dapat, pertanyaan kedua adalah berapa besar
utang harus dipergunakan oleh perusahaan? Dalam pembahasan selanjutnya perlu diingat
beberapa terminologi yang akan dipergunakan dalam berbagai formula.

E = Nilai pasar saham biasa perusahaan yaitu sebesar harga perlembar saham dikalikan
dengan jumlah saham yang beredar.

D = Nilai pasar utang perusahaan; dan untuk menyederhanakan dianggap perusahaan


hanya menggunakan satu kelas utang.

V = Total nilai perusahaan yang tidak lain adalah merupakan penjumalahan nilai modal
sendiri (E) dan nilai utang(D)

EBIT = adalah laba sebelum bunga dan pajak atau disebut juga dengan laba operasi
bersih (NOI). Perlu diingat bahwa diasumsikan bahwa EBIT yang diharapkan dimasa
datang adalah konstan, meskipun dalam kenyataannya EBIT ini dapat berubah.

Kd = Tingkat bunga utang perusahaan atau biaya utang.

Ke = Biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas saham biasa.

Ko = Adalah biaya modal rata-rata tertimbang.

T = Adalah tingkat pajak perusahaan.

Pertama diasumsikan bahwa perusahaan tidak mengalami pertumbuhan sehingga


EBIT diharapkan konstan dan seluruh keuntungan dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk pembayaran deviden. Oleh karena itu nilai total saham biasa (E) dapat
ditentukan dengan menggunakan formula:

5
E = Deviden E = Laba bersih(NI) Vs = D
Ke Ke Ke

(EBIT-KdD) (1-T) (9.1)


Ke

Persamaan 9.1 tidak lain merupakan nilai modal sendiri dimana pembilangnya
merupakan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dan diasumsikan akan
dibagiikan seluruhnya dalam bentuk deviden. Persamaan 9.1 digunakan untuk
mengevaluasi pengaruh penggunaan utang terhadap nilai saham dalam berbagai teori
struktur modal.

Ke = (EBIT-KdD) (1-T) (9.2)


E

Persamaan 9.2 digunakan untuk membahas pengaruh leverage atau penggunaan


utang terhadap biaya modal sendiri.

Ko = D Kd(1-T)+E Ke (9.3)
(D+E) (D+E)

Persamaan 9.3 akan dipergunakan untuk mengevaluasi bagaimana perubahan


rasio utang akan mempengaruhi biaya modal rata-rata tertimbang.

2.2 Teori Struktur Modal

1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada
tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang menyebutkan
bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik
perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan
mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan
dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi

6
menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen
bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur
dan pemegang saham.

2) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk
penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan
menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya
akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

3) Pecking Order Theory


Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan
sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan
terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory
memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan
internal.
Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan
pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan
persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan
pada penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) :

1. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar,
namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka
adalah undervalued.

7
2. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka
mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
3. Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas
sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga
discount.
4. Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan
membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan
kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.

2.2.1 Teori-teori kapitalisasi


Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1. Berdasarkan pendapatan atau earning Niali suatu perusahaan dapat
ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya
dikalikan dengan multiplayer tertentu.
2. Berdasarkan pengeluaran atau cost Kapitalisasi perusahaan didasarkan
pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan.

- Over dan under capitalization


Over capitalization akan terjadi apabila :
1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari
jumlah modal yang di investasikan , atau dengan kata lain average
rate of return lebih kecil dari pada fair rate of return.
2. Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar
daripada nilai riil dibandingkan dengan nilai assetnya.
- Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan
dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil
daripada nilai riil daripada assetnya.

8
2.3 Pengertian Struktur Modal Optimal

Struktur Modal Optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan


keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga
saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai variabel yang memperngaruhinya.

Suatu perusahaan dalam pemenuhan kebutuhannya harus mengutamakan


sumber internal perusahaan sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap pihak
luar. Namun apabila kebutuhan dana sudah meningkat dan tidak dapat dipenuhi dari
modal internal, maka tidak ada pilihan selain menggunakan dana dari luar baik dari
hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity
financing).Apabila dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber eksternal tersebut
lebih mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan pada perusahaan pada
pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya akan semakin besar. Sebaliknya
jika perusahaan hanya menggantungkan pada saham saja, karena biayanya akan
semakin mahal. Untuk mengatisipasi hal tersebut, perusahaan perlu mengusahakan
adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber pendanaan tersebut.
Perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal yang optimal.
Perusahaan dalam keadaan apapun jangan sampai jumlah hutang lebih besar daripada
jumlah modal sendiri atau dengan kata lain jangan sampai lebih besar dari 50%
sehingga modal yang dijamin (hutang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi
jaminannya (modal sendiri). Berdasarkan konsep cost of capital, perusahaan berusaha
memiliki struktur modal yang optimal dalam arti bahwa struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital) (Riyanto,
2013:294).
Pada penghitungan cost of capital, besar kecilnya average cost of capital
adalah ketergantungan pada proporsi masing-masing sumber dana beserta biaya dari
masing-masing komponen sumber dana tersebut. Menurut Sartono (2012:254),
struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimal atau
struktur modal yang mengakibatkanbiaya rata-rata tertimbang turun.

2.4 Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal

1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach) NI

9
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai
laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan
dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga
konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya
utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya
modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil

2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan,
berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor
mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena
itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat,
konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur
modal menjadi tidak penting

2.5 Keputusan Struktur Modal dalam Praktik

a. Analisis EBIT – EPS.


Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai
alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT (
Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS
adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah
lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu ,
dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya
kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam


memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference

10
point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan
saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah
jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil
keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat
variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang
beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar,
manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat
dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila
ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point.

EAT ( saham ) EAT ( hutang )


= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

b) Perbandingan Rasio – Rasio Leverage


Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen
kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio
pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio
Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege
ratio ).
- Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk
membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung

11
rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk
menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang
dipergunakan.

- Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :


1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri

- Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok
pinjman/1 – pajak) ]

- Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan :


(1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan
perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 %
modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian
dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen
dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal
ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama
dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri
adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.

c) Analisis Arus Kas Perusahaan


Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus
kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini
melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang
berbeda, (2) struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang
berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan (
pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi

12
perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar
beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.

2.6 Komponen Struktur Modal


Komponen struktur modal tersusun atas modal asing dan modal sendiri:

- Modal Asing

Modal asing atau utang merupakan modal yang asalnya dari luar
perusahaan yang bersifat sementara. Bekerja pada perusahaan dan untuk
perusahaan yang terkait modal tersebut adalah hutang yang suatu waktu harus
dibayar kembali.

Pada saat pengambilan keputusan akan pemakaian utang ini, besarnya


biaya tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga harus dipertimbangkan,
karena akan menyebabkan semakin tingginya leverage keuangan, dan semakin
tidak pastinya tingkat pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal
asing atau utang bisa dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain:

1. Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)

Utang jangka pendek merupakan modal asing yang pengembalian


waktunya paling lama adalah satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek
terdiri atas kredit perdagangan, yakni kredit yang dibutuhkan untuk bisa
terselengaranya perusahaan.

2. Utang Jangkah Menengah (Intermediate-term Debt)

Utang jangka menengah adalah utang yang jangka pengembalian


waktunya lebih dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah
dibagi menjadi dua yakni Term Loan dan Leasing Term Loan. Leasing adalah
suatu alat atau cara untuk memperoleh layanan dari sebuah aktiva tetap, yang pada
dasarnya merupakan sama seperti halnya, jika kita melakukan penjualan obligasi
untuk memperoleh servis dan hak milik atas aktiva tersebut. Yang membedakan,
pada leasing, tidak diikuti dengan hak milik.

13
3. Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya


adalah panjang, biasanya lebih dari 10 tahun. Bentuk utang jangka panjang
diantaranya pinjaman obligasi dan pinjamam hipotek. Pinjaman obligasi adalah
pinjaman dalam jangka waktu yang panjang, untuk debitur menerbitkan surat
pengakuan utang yang memiliki nominal tertentu.

Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang yang mana pemberi


uang (kreditor) diberikan hak hipotek di sebuah barang tidak bergerak, supaya jika
pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut bisa dijual dan dari
hasi penjualan itu bisa dipakai untuk menutup tagihannya.

- Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang asalnya dari pemilik perusahaan
dan ditanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya.

Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu
yang tidak mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo.
Dalam suatu perusahaan, modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis, antara
lain:

1. Modal Saham

Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta


dalam sebuah perusahaan. Terdapat jenis-jenis dari saham, yakni saham biasa
(common stock), saham preferen (prefered stock) dan saham kumulatif
(cummulative prefered stock).

2. Cadangan

Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan, yang dibuat dari
perolehan keuntungan yang didapat oleh perusahaan selama rentang waktu yang
lalu atau dari tahun yang berjalan.

14
Cadangan yang masuk dalam modal sendiri, antara lain cadangan
ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, cadangan untuk
menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga sebelumnya
(cadangan umum).

3. Laba Ditahan

Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa sebagian


dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Jika
perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan tujuan tertentu, maka
dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah diuraikan.

Jika perusahaan belum memiliki tujuan tertentu tentang pemakaian


keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut adalah keuntungan yang ditahan.

2.7 Tujuan Struktur Modal

Tujuan Struktur Modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen


yang digunakan perusahaan untuk operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai
perusahaan itu sendiri.

Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit,
karena adanya konflik yang mengarah kepada biaya agency.

2.8 Sasaran Struktur Modal

Yaitu suatu struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan atau
nilai perusahaan

- Tingkat sasaran bisa dalam rentang nilai, misal Utang 40% – 50%
- Atau bisa berupa angka tetap, misal Utang 45%

Jika rasio utang aktual di bawah tingkat sasaran, maka perusahaan akan
menghimpun modal dengan menerbitkan utang, dan sebaliknya, jika ternyata rasio
utang aktual di atas tingkat sasaran maka perusahaan akan menggunakan ekuitas
(modal sendiri)

15
2.9 Penentuan Struktur Modal

2 Penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara risiko dan


pengembalian (return):

1. Menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan risiko
yang ditanggung pemegang saham
2. Namun di sisi lain, Menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan
meningkatkan perkiraan pengembalian (return) atas ekuitas

3.0 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Hal ini merupakan masalah yang cukup penting, khususnya bagi perusahaan.
Faktor ini disebabkan adanya efek langsung terhadap posisi finansial dari perusahaan
terkait. Khususnya, jika ada utang yang jumlahnya sangat besar, yang memberikan
beban pada perusahaan.

Struktur modal dibuat untuk memadukan beberapa sumber dana yang


permanen, yang digunakan untuk operasional perusahaan yang bisa meningkatkan
nilai dari perusahaan itu sendiri. Lalu faktor apa saja yang mempengaruhi struktur
modal, berikut adalah ulasanya:

1. Struktur Aktiva

Factor yang pertama adalah tangibility atau struktur aktiva, dimana pada
perusahaan industry sebagian besar modalnya akan tertanam di aktiva tetap, sehingga
pemenuhan modal adalah dari modal sendiri.Adapun utang yang dimiliki, hanya
sebagai pelengkap. Pemenuhan kebutuhan dana akan dipenuhi dengan utang.

2. Growth Opportunity

Growth opportunity yang dimaksud adalah penggabungan hubungan negative


dengan leverage, yang mana jika leverage di suatu perusahaan tinggi, maka
kesempatan untuk investasi akan baik dan menguntungkan. Hal ini juga dapat
mempengaruhi struktur pada permodalan perusahaan.

3. Profitabilitas

16
Suatu perusahaan dengan profitabilitas tinggi, akan memiliki dana internal
yang juga lebih banyak. Perusahaan yang tingkat pengembalianya tinggi, akan
berinvestasi dengan utang yang kecil. Dengan begitu, pembiayaan kebutuhan
pendanaan adalah dengan dana internal. Maka dari itu, hal ini berpengaruh terhadap
struktur modal perusahaan.

4. Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang besar, akan melakukan diversifikasi usaha yang lebih


banyak, maka kemungkinan gagal dalam menjalankanya usahanya atau bangkrut itu
akan lebih kecil. Perusahaan besar bisa saja mengalami bangkrut, namun
bagaimanapun perusahaan besar dianggap mampu untuk menghadapi krisis.

5. Risiko Bisnis

hal lain yang juga mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah faktor
risiko bisnis, dimana dengan adanya risiko bisnis ini akan mempersulit perusahaan
dalam pendanaan eksternal. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada leverage dari
perusahaan terkait.

17
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Struktur modal merupakan salah satu hal yang penting dalam transaksi
akuntansi perusahaan atau bisnis Anda. Struktur Modal Optimal adalah struktur
modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu
perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang memperngaruhinya.
Selain itu, adanya struktur permodalan juga dapat membantu memonitor kesehatan
keuangan secara langsung, masuk dan keluarnya keuangan dalam bisnis dan
perusahaan.

4.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami lebih


dalam tentang teori struktur modal. Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini
sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Weston, J. Fred 1990. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga

Sulindawati, Ni Luh Gede Erni 2017. Manajemen Keuangan. Depok: PT.RajaGrafindo Persada

Sartono, Agus. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE -
Yogyakarta

https://cpssoft.com/blog/keuangan/ketahui-5-faktor-yang-mempengaruhi-struktur-modal/

https://www.academia.edu/35370080/STRUKTUR_MODAL OPTIMAL

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-struktur-
modal/

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Leverage
    Leverage
    Dokumen23 halaman
    Leverage
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen2 halaman
    Tugas 1
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugaas
    Tugaas
    Dokumen4 halaman
    Tugaas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugaa
    Tugaa
    Dokumen4 halaman
    Tugaa
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tugas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tugas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen4 halaman
    TUGAS
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugaa
    Tugaa
    Dokumen4 halaman
    Tugaa
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen7 halaman
    Tugas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tugas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen5 halaman
    Tugas
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat
  • Pengauditan
    Pengauditan
    Dokumen13 halaman
    Pengauditan
    Desy Purwaning
    Belum ada peringkat