Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak


hanya terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan,
akibat adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
sel. Salah satu sebab kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen
adalah suatu keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai akibat adanya
paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang
berasal dari alam (Sukardja, 2000).
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
menimbulkan kesakitan dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian
akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya
ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di
seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang
berkembang (Anonim, 2010).
Kanker payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang ditandai dengan
adanya benjolan di payudara (Sihombing dan Aprildah, 2014). Kanker payudara
merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel
duktus atau lobulusnya (Kemenkes RI, 2017). Kanker payudara merupakan salah
satu jenis kanker terbanyak di Indonesia (Kemenkes RI, 2017

Berdasarkan WHO (2013), kasus kematian kanker payudara pada tahun


2011 menyebabkan kematian lebih dari 508.000 wanita diseluruh dunia. Menurut
Kemenkes RI (2017), kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak
di Indonesia yang menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar
18,6% dengan perkirakan angka kejadian 12 per 100.000 wanita. Penyakit ini
juga dapat diderita pada pria dengan frekuensi sekitar 1%. Wanita yang berusia
lebih dari 35 tahun sering terkena kanker payudara dan yang tertua berumur 80-89
tahun (Rahmah dan Erlina, 2011). Berdasarkan DINKES PROV JATENG (2012),
terdapat 11.341 kasus kanker yang terdiri dari kanker serviks 2.259 kasus (19,92%),
kanker payudara 4.206 kasus (37,09%), kanker hati 2.755 kasus (24,29%), dan
kanker paru 2.121 kasus (18,70%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
kasus kanker payudara memiliki persentase paling tinggi diantara kanker yang lain
di provinsi Jawa Tengah.
Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan oleh berbagai
faktor. Salah satunya adalah rendahnya pemahaman penderita kanker akan
kondisinya, sehingga penderita kanker mengalami keterlambatan dalam mengakses
pelayanan kesehatan (Gusti, 2016). Keterlambatan ini menyebabkan banyaknya
penderita kanker payudaradatang ke pelayanan kesehatan pada kondisi stadium
lanjut, bahkan dengan kondisi tidak baik lainnya seperti datang dengan luka kanker
yang telah meluas. Pertumbuhan sel kanker yang menembus lapisan dermis dan
epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak beraturan
menjadi penyebab utama luka kanker. Luka kanker merupakan luka kronik yang
berhubungan dengan kanker stadium lanjut.
Hoplamazian (2006) menyebutkan definisi luka kanker sebagai kerusakan
integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker. Pertumbuhan tumor biasanya
akan mengganggu sirkulasi mikro dan mengganggu proses pembekuan darah yang
akan menimbulkan perfusi yang buruk menuju kulit, edema, dan nekrosis (Naylor,
2002). Sel kanker yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang keras,
sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah terinfeksi sehingga
menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak sedap (Schiech, 2002). Oleh
sebab itu gejala yang paling sering ditemukan pada luka kanker adalah malodor,
eksudat, nyeri, dan perdarahan.

Penatalaksanaan luka kanker sedikit berbeda dengan luka pada umumnya.


Tujuan perawatan luka kanker bukan hanya untuk menyembuhkan luka, tetapi untuk
mempertahankan kenyamanan, menghindari isolasi sosial, dan meningkatkan
kualitas hidup. Gitaraja (2007) mendeskripsikan luka kanker sebagai luka yang sulit
sembuh, dengan bentuk luka yang tidak beraturan, memiliki jaringan nekrotik dan
sangat mudah terkontaminasi bakteri, mengeluarkan bau tidak sedap dancairan
berlebih bahkan disertai perdarahan. Perawatan luka kanker berfokus pada mencegah
dan mengatasi infeksi, mengatasi malodor dan eksudat yang seringkali menyebabkan
ketidaknyamanan tidak hanya pada pasien, namun juga lingkungan pasien (Naylor,
2002).

Anda mungkin juga menyukai