Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak
hanya terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam (Sukardja, 2000). Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010). Kanker payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang ditandai dengan adanya benjolan di payudara (Sihombing dan Aprildah, 2014). Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus atau lobulusnya (Kemenkes RI, 2017). Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia (Kemenkes RI, 2017
Berdasarkan WHO (2013), kasus kematian kanker payudara pada tahun
2011 menyebabkan kematian lebih dari 508.000 wanita diseluruh dunia. Menurut Kemenkes RI (2017), kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia yang menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6% dengan perkirakan angka kejadian 12 per 100.000 wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada pria dengan frekuensi sekitar 1%. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun sering terkena kanker payudara dan yang tertua berumur 80-89 tahun (Rahmah dan Erlina, 2011). Berdasarkan DINKES PROV JATENG (2012), terdapat 11.341 kasus kanker yang terdiri dari kanker serviks 2.259 kasus (19,92%), kanker payudara 4.206 kasus (37,09%), kanker hati 2.755 kasus (24,29%), dan kanker paru 2.121 kasus (18,70%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kasus kanker payudara memiliki persentase paling tinggi diantara kanker yang lain di provinsi Jawa Tengah. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah rendahnya pemahaman penderita kanker akan kondisinya, sehingga penderita kanker mengalami keterlambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan (Gusti, 2016). Keterlambatan ini menyebabkan banyaknya penderita kanker payudaradatang ke pelayanan kesehatan pada kondisi stadium lanjut, bahkan dengan kondisi tidak baik lainnya seperti datang dengan luka kanker yang telah meluas. Pertumbuhan sel kanker yang menembus lapisan dermis dan epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak beraturan menjadi penyebab utama luka kanker. Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker stadium lanjut. Hoplamazian (2006) menyebutkan definisi luka kanker sebagai kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker. Pertumbuhan tumor biasanya akan mengganggu sirkulasi mikro dan mengganggu proses pembekuan darah yang akan menimbulkan perfusi yang buruk menuju kulit, edema, dan nekrosis (Naylor, 2002). Sel kanker yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah terinfeksi sehingga menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak sedap (Schiech, 2002). Oleh sebab itu gejala yang paling sering ditemukan pada luka kanker adalah malodor, eksudat, nyeri, dan perdarahan.
Penatalaksanaan luka kanker sedikit berbeda dengan luka pada umumnya.
Tujuan perawatan luka kanker bukan hanya untuk menyembuhkan luka, tetapi untuk mempertahankan kenyamanan, menghindari isolasi sosial, dan meningkatkan kualitas hidup. Gitaraja (2007) mendeskripsikan luka kanker sebagai luka yang sulit sembuh, dengan bentuk luka yang tidak beraturan, memiliki jaringan nekrotik dan sangat mudah terkontaminasi bakteri, mengeluarkan bau tidak sedap dancairan berlebih bahkan disertai perdarahan. Perawatan luka kanker berfokus pada mencegah dan mengatasi infeksi, mengatasi malodor dan eksudat yang seringkali menyebabkan ketidaknyamanan tidak hanya pada pasien, namun juga lingkungan pasien (Naylor, 2002).