Anda di halaman 1dari 9

Critical Review

Judul Jurnal : Analisis Birokrasi Pelayanan Publik di Kantor BPJS Kota Makassar

Penulis : M. Amril Pratama Putra, Rabina Yunus, Andri M.Rusli

Publikasi : Government : Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 7, Nomor 2, Juli 2014

ISSN : 1979-5645

Reviewer : Satria Al-Purqon (1801113477)

Tanggal Review : 9 September 2019

Pendahuluan

Jurnal ini berisi tentang birokrasi pelayanan public di kantor BPJS Kota Makassar yang
ditulis oleh M. Amril Pratama Putra, Rabina Yunus dan Andri M.Rusli. Pelayanan publik
dibidang kesehatan merupakan fungsi pemerintah dalam menjalankan dan menberikan hak dasar
yang dipahami seluruh komponen masyarakat sebagai hak untuk dapat menikmati kehidupan
yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan perundang-undangan, dalam peranannya
pemerintah selaku penyedia layanan publik harus secara profesional dalam menjalankan aktivitas
pelayanannya ,tidak hanya menjalankan begitu saja tetapi dituntut harus berdasarkan prinsip-
prinsip Good Governance. Hal yang paling penting dalam proses pemenuhan hak dasar
kebijakan – kebijakan yang di susun atau direncanakan hendaknya benar-benar dapat dirasakan
oleh semua golongan masyarakat.

Kenyataannya kebijakan ini dalam pelaksanaannya belum optimal, birokrasi pelayanan di


kantor BPJS masih jauh dari harapan ditemukan banyak keluhan dan komplain dari peserta BPJS
antara lain pelayanan pengurusan kartu BPJS, yang kurang memuaskan, pemberian pelayanan
yang berbeda-beda, sistem administrasi yang kurang teratur, kurangnya tenaga yang melayani
masyarakat, sehingga antrian yang sangat panjang dan memakan waktu berjam-jam. Hal ini
menggambarkan bahwa masih kurang profesionalnya birokarsi pelayanan publik. Argumen
utama yang diberikan oleh penulis didalam jurnal memang benar jika dilihat dari kondisi
pelayanan public yang ada di Indonesia saat ini, masalah utamanya adalah para birokrat yang
belum professional dalam menjalankan pekerjaannya dan masalah-masalah lain yang telah
dipaparkan di jurnal. Jurnal ini penting karena bisa menjadi masukan atau kritik yang penting
untuk memajukan dan memperbaiki birokrasi di Indonesia, khususnya di Kota Makassar, tempat
penelitian jurnal ini sendiri.
Analisis

Jika dilihat dari subjek penelitian, tulisan ini valid karena memakai 15 orang responden
dari masyarakat umum dan 15 orang karyawan dengan umur 30 sampai lebih 60 tahun terbanyak
pada kisaran 41 sampai 50 Tahun ( 53,3%) dengan usia termuda 30-40 tahun (33,3%). Kemudian
Pendidikan responden pada masyarakat umur bervariasi dari SMP sampai Perguruan tinggi dan
terbesar adalah Pendidikan SMA( 66,6%), Sedangkan pada responden Pegawai/karyawan yang
terbanyak diwawancarai adalah tamatan perguruan tinggi ( 46,66%) dan SMA (40%). Dalam
prosedur pengambilan data kurang spesifik karena penulis hanya mengatakan metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Tetapi jika dilihat dari jumlah
responden, ini kurang bisa digeneralisasi karena jumlah responden yang digunakan terlalu sedikit
jika untuk ukuran kota sebesar Makassar.

Seperti tujuan dari dilakukannya penelitian oleh penulis yang bertujuan untuk
menganalisa pelayanan public di kantor BPJS kota Makassar, penulis sukses mencapai tujuannya
dibuktikan dengan kepuasan para responden terhadap pelayanan yang dilakukan, seperti
pengurusan kartu BPJS yang tergolong cepat yaitu sekitar 1 minggu dan fasilitas yang ada
didalamnya termasuk WC dan AC ruangan. Tetapi kekurangannya adalah antrian yang cukup
lama dikarenakan sebagian masyarakat belum melengkapi format atau formulirnya sehingga
harus dibantu oleh petugas terlebih dahulu.

Informasi yang dipaparkan oleh penulis penting karena dapat memberikan masukan yang
penting kepada pelayan public tentang kekurangan mereka dan bisa memperbaikinya
kedepannya. Penulis juga menggunakan kata-kata sederhana sehingga para pembaca mudah
memahaminya, dan tidak banyak menggunakan istilah-istilah yang bisa menyulitkan pembaca
dalam membaca hasil penelitiannya. Argumen yang diberikan oleh penulis juga logis karena
sejalan dengan hasil penelitiannya yang menyatakan kalau pelayanan public masih memiliki
kekurangan dalam hal antrian walaupun dari sisi lain sudah termasuk baik pelayanannya.

Saya menyetujui pernyataan penulis tentang analisis pelayanan public di kota Makasssar
karena telah dibuktikan oleh penelitian yang langsung dilakukan oleh penulis, kemudian jurnal
ini akan berguna untuk kedepannya sebagai masukan untuk para pelayan public dalam
memperbaiki kualitasnya kedepannya dan menciptakan ide-ide baru yang bisa menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam birokrasi pelayanan public. Saya sangat terhibur
dengan tulisan ini karena menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, sehingga
para pembaca tidak kesulitan untuk memahaminya.

Saya ingin mengatakan bahwa tulisan ini sangat bermanfaat bagi para pelayan public dan
para akademisi yang ingin mencari kekurangan dan mencoba memecahkan permasalahan yang
terjadi didalam lingkungan birokrasi pelayanan public di Indonesia. Tujuan dari artikel ini adalah
menganalisa birokrasi pelayanan public dan telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang
menyatakan bahwa birokrasi pelayanan public masih memiliki kekurangan. Poin utamanya
adalah kekurangan dari birokrasi pelayanan public yang harus dicari solusinya agar kedepannya
menjadi lebih baik lagi.

Kesimpulan

Kualitas dari tulisan ini baik karena menunjukkan kekurangan dari birokrasi pelayanan
publik di Indonesia, yang bisa jadi kritik bagi para birokrat. Saya sangat merekomendasikan
jurnal ini dibaca karena isi yang sangat mudah untuk dipahami para pembaca karena
menggunakan bahasa yang ringan. Tetapi tulisan ini memiliki kekurangan dalam hal subjek
penelitian yang terlalu sedikit dan kurang spesifiknya metode penelitian yang dilakukan.
Critical Review

Judul Jurnal : Persepsi Birokrasi Terhadap Kepemimpinan Bupati Ahmad Marzuqi di


Kabupaten Jepara

Penulis : Akhsan Fakih

Publikasi : Jurnal Studi Politik dan Pemerintahan

Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017

Reviewer : Satria Al-Purqon (1801113477)

Tanggal Review : 9 September 2019

Pendahuluan

Tulisan ini berisi tentang persepsi Birokrasi selama kepemimpinan Bupati Ahmad
Marzuki yang ditulis oleh Akhsan Fakih. Indikator untuk melihat persepsi birokrasi terhadap
kepemimpinan pemimpin dalam suatu wilayah adalah: agama, pendidikan pekerjaan sosial,
pengambilan keputusan, mengembangkan informasi, motivasi bawahan, mengelola bawahan
berkomunikasi, mengelola konflik, bertanggung jawab atas semua aktifitas kegiatan,melakukan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan. Ini memang adalah hal-hal yang sangat penting dan kita
bisa menilai baik buruknya kepemimpinan di suatu wilayah menggunakan indicator-indikator
tersebut.

Latar belakang tulisan ini adalah visi misi yang diberikan oleh bupati Ahmad Marzuki,
latar belakang, dan pengalamannya sebagai wakil bupati sebelumnya, apakah sudah baik
menjaadi bupati atau belum. Yang kemudian artikel ini sangat penting untuk masyarakat
khususnya di jepara, di tempat penelitiannya berlangsung.

Analisis

Dilihat dari subjek penelitian, penelitian ini tidak valid karena jumlah responden tidak
disebutkan, hal ini juga membuat tulisan ini tidak bisa digeneralisasi. Tetapi jika dilihat dari
metode penelitiannya, tulisan ini sengat rinci dalam menjelaskan metodenya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi birokrasi terhadap kepemimpinan bupati Ahmad
Marzuqi di kabupaten Jepara. Penulis sukses mencapai tujuan penulisan tulisan tersebut dan
telah dipaparkan langsung dalam table dengan melihat dari figure, kemampuan komunikasi,
kemampuan mengambil kebijakan, kemampuan memotivasi bawahan, dan menjalin kerjasama
dengan pihak luar. Informasi yang diberikan oleh penulis juga penting sebagai masukan bagi
para pemimpin agar diambil sisi positifnya agar bisa memimpin lebih baik kedepannya.
Kemudian dari istilah-istilah yang digunakan, penulis menjelaskan istilahnya tetapi
penjelasannya berbelit-belit dan sulit dipahami.

Interpretasi yang digunakan penulis terlalu banyak tetapi tidak digunakan secara baik
karena tulisan ini memiliki lebih banyak teori dan pembahasan penelitiannya yang terlalu sedikit,
kemudian argument yang diberikan oleh penulis tidak logis karena penulis tidak memberikan
bukti atau dasar dari argument yang diberikan. Saya setuju dengan pernyataan penulis tentang
indikator untuk melihat persepsi birokrasi terhadap kepemimpinan pemimpin dalam suatu
wilayah adalah: agama, pendidikan pekerjaan sosial, pengambilan keputusan, mengembangkan
informasi, motivasi bawahan, mengelola bawahan berkomunikasi, mengelola konflik,
bertanggung jawab atas semua aktifitas kegiatan,melakukan pengawasan atas pelaksanaan
kegiatan. Jadi artikel ini berguna untuk memperbaiki kepemimpinan birokrasi di Indonesia.
Tetapi teori yang terlalu panjang membuat pembaca kurang terhibur dengan tulisan ini.

Saya ingin mengatakan bahwa artikel ini sangat cocok untuk para birokrat untuk
memperbaiki kemampuan individunya dalam memimpin, kemudian para mahasiswa yang
nantinya juga akan terjun ke pemerintihan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui
persepsi dari seorang pemimpin daerah yang kemudian bisa diambil sisi positifnya.

Kesimpulan

Artikel ini dapat dipakai sebagai bacaan untuk para birokrat, tetapi tujuan dari penulisan
artikel ini belum tercapai karena penulis tidak rinci dalam menjelaskan penelitiannya di bagian
pembahasan. Kemudian teori yang terlalu panjang juga membuat tulisan ini semakin terkesan
berbelit-belit dan juga kurangnya kemampuan penulis dalam menjelaskan.
Critical Review

Judul Jurnal : Optimalisasi Pengelolaan Aset Sebagai Wujud Reformasi Birokrasi di


Daerah

Penulis : Sri Maulidiah, M.Si

Publikasi : Jurnal Kajian Pemerintahan, Politik dan Birokrasi WEDANA

Volume 3, Nomor 1, April 2017

Reviewer : Satria Al-Purqon (1801113477)

Tanggal Review : 10 September 2019

Pendahuluan

Tulisan ini ditulis oleh Sri Maulidiah yang berisi tentang Pengoptimalisasian pengelolaan
asset sebagai wujud reformasi birokrasi daerah. Problema dari pengelolaan aset/barang milik
daerah secara umum mencakup belum semua daftar aset daerah yang tercatat diketahui fisik dan
keberadaannya, dan belum dilakukannya suatu penilaian. Hal ini tentu akan dapat
mengakibatkan penyajian nilai aset tetap sebagai komponen aset terbesar dalam neraca belum
diyakini nilai-nilai kewajarannya. Selain itu juga, sering ditemukan adanya perbedaan pencatatan
aset tetap menurut unit akuntansi keuangan dengan unit akuntansi barang.

Faktor yang tak kalah penting dalam pengelolaan aset pemerintahan daerah adalah dalam
bentuk sistem informasi data. Dengan sistem informasi data aset yang lebih memadai, maka
pemerintah daerah akan dapat memperoleh data aset yang dibutuhkan secara lebih cepat dan
benar. Selain itu, dengan kondisi sistem informasi data yang lebih memadai dan benar, maka
pemerintah daerah juga akan dapat menyusun laporan aset daerah secara lebih mudah dan tepat.
Latar belakang dari tulisan ini adalah karena belum optimalnya pengelolaan asset daerah
sehingga reformasi dari birokrasi belum terwujud. Tulisan ini penting untuk pengoptimalan
pengelolaan aset untuk daerah-daerah di Indonesia yang pengelolaan asetnya belum optimal.

Analisis

Tulisan ini valid karena sesuai dengan yang terjadi saat ini, kemudian tulisan ini juga
didukung oleh beberapa sumber sebagai penguat kevaliditasannya. Penulis juga sukses dalam
mencapai tujuan dari tulisan tersebut karena penulis menganalisis bagaimana pengelolaan asset
daerah dengan baik dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengamanan dan pemeliharaan,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian asset milik daerah. Informasi yang dipaparkan
penulis juga akurat dan penting untuk pengelolaan asset di daerah. Selain itu, istilah yang dipakai
juga tidak terlalu banyak sehingga masih mudah dimengerti oleh para pembaca. Interpretasi juga
digunakan dengan baik karena teori dan argument yang dikemukakan juga logis dan seimbang.

Saya sangat setuju dengan pernyataan penulis karena tulisan ini sangat bermanfaat bagi
para birokrat dalam hal pengelolaan asset yang lebih baik kedepannya sehingga tindakan dan
laporan menjadi sama dan tidak ada kesalahan lagi. Selain itu saya juga bisa belajar cara
mengelola asset yang baik dan dasar hokum dari pengelolaan asset tersebut, sangat terhibur
ketika membacanya disamping bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti.

Tujuan dari tulisan ini adalah menunjukkan bahwa asset daerah harus dikelola dengan
baik dan optimal untuk kemajuan daerah dan juga mewujudkan reformasi birokrasi dengan salah
satu caranya adalah melalui sistem informasi data.

Kesimpulan

Artikel ini sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan tentang
bagaimana cara mengelola asset daerah, sehingga para birokrat pun nantinya tidak akan
melakukan kesalahan lagi dalam tindakan maupun dalam laporannya. Kemudian tujuan dari
tulisan ini pun tercapai karena memberikan ide atau gagasan baru tentang bagaimana cara
pengoptimalisasian asset daerah. Kekurangan dari tulisan ini adalah dalam penulisan
kesimpulannya, penulis hanya membuat teori lama. Tetapi, tulisan ini sangat mudah dipahami
karena bahasanya yang ringan.
Critical Review

Judul Jurnal : Politisasi Birokrasi Penataan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di


Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2012-
2014

Penulis : Raja Rona Monika, Baskoro Wicaksono, S.IP., M.IP

Publikasi : Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Volume 4, Nomor 2, Oktober 2017

Reviewer : Satria Al-Purqon (1801113477)

Tanggal Review : 10 September 2019

Pendahuluan

Jurnal ini ditulis oleh Raja Rona Monika dan Baskoro Wicaksono yang berisi tentang
Politisasi birokrasi penataan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan daerah Kabupaten
Indragiri Hulu tahun 2012-2014. Dalam suatu organisasi, pengembangan sumber daya manusia
merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pimpinan, karenanya kualitas Sumber
Daya Manusia dari setiap personil atau pegawai mempunyai hubungan yang signifikan terhadap
pencapaian tujuan organisasi.Maka pegawai dituntut untuk mempunyai skill, knowlegde, ability,
(keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan) serta dedikasi terhadap pekerjaan serta human
relation yang baik harus dapat diwujudkan. Jika dilihat saat ini, masih banyak para birokrat yang
belum professional dibidangnya yang membuat banyak sekali kekurangan dalam birokrasi di
Indonesia. Selain itu, penulis juga memberikan informasi mengenai Fenomena-fenomena yang
terjadi dalam politisasi birokrasi di Kabupaten Indragiri Hulu, diantaranya: Mempolitisir fasilitas
Negara, memobilisasi pegawai pada saat pemilu dan pilkada dan adanya kompensasi jabatan.
Tulisan ini penting untuk dibaca agar kita mengetahui bagaimana sikap para birokrat atau
pemerintah seharusnya dan tidak memakai jabatannya dengan salah. Selain itu, kita juga diberi
info tentang mekanisme atau proses dan persyaratan seperti mutasi, dan lainnya. Tulisan ini
dilatarbelakangi oleh birokrat Kabupaten Indragiri Hilir yang tidak netral dan menyalahgunakan
jabatannya.

Analisis

Tulisan ini valid karena metode penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang dijelaskan
di hasil penelitian. Tetapi jika dilihat dari subjek penelitian, peneliti hanya memakai tiga
informan untuk penelitian, sehingga tidak bisa digeneralisasi. Penulis juga sukses mencapai
tujuan dari penelitiannya karena menjelaskan secara rinci bagaimana proses dan persyaratan
mutasi pegawai negeri yang sebenarnya dan telah tercantum dalam undang-undang. Informasi
yang disampaikan oleh penulis juga akurat dan sangat penting diketahui oleh para pembaca dan
para birokrat agar mengetahui bagaimana mekanisme dan proses mutasi yang sebenarnya, bukan
dengan cara penyalahgunaan jabatan. Penulis juga menjelaskan istilah-istilah dengan jelas
sehingga lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Interpretasi juga dilakukan secara baik dan
argument yang logis karena didasari oleh survey dari penulis.

Tulisan ini sangat berguna bagi para birokrat dan akademisi yang masih belajar tentang
birokrasi karena memberikan informasi yang jelas tentang proses mekanisme dan persyaratan
mutasi. Selain itu, kita juga terhibur membacanya karena bahasa yang mudah dimengerti dan
pembahasan yang menarik.

Saya ingin mengatakan bahwa tulisan ini menarik untuk dibaca untuk menambah
wawasan tentang birokrasi khususnya tentang mekanisme mutasi pegawai. Selain itu, tujuan
artikel ini adalah untuk mengingatkan para birokrat bagaimana proses mutasi yang seharusnya
memakai merit system atau berdasarkan kepatutan, kecakapan, kepantasan, kapasitas dan
profeionalitas. Bukan memakai spoil system yang berdasarkan kekerabatan, kekeluargaan, atau
balas budi dari atasan. Poin utama dari tulisan ini adalah bagaimana proses dan persyaratan
mutasi pegawai menurut Undang-Undang. Dengan argumen bahwa Birokrasi di Kabupaten
Indragiri Hilir memakai spoil system dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan dasar dari wawancara dan survey yang dilakukan.

Kesimpulan

Tulisan ini sangat menarik untuk dibaca, saya merekomendasikannya untuk para
pembaca terutama para mahasiswa agar lebih memahami birokrasi, khususnya proses mutasi
para pegawai. Peneliti juga telah mencapai tujuannya yaiut menjelaskan tentangbagaimana
proses mekanisme dan persyaratan dari mutasi pegawai dan bagaimana seharusnya sikap
pemerintah dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dalam memakai jabatannya
dalm birokrasi, bukan menyalahgunakan jabatannya. Kekuatan dari artikel ini adalah penjelasan
yang sangat rinci dan penjelasan dari istilah-istilahnya yang memudahkan para pembaca
mengetahuinya. Tetapi kekurangan dari jurnal ini adalah terlalu sedikitnya informan yang
dipakai dan keterangan survey yang tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai