PENGGANTI PERKULIAHAN
Deskripsi Tugas;
1. Mahasiswa membuat MATRIK/BAGAN ekologi pemerintahan dari
trigatra/aspek alamiah yaitu dari aspek kondisi geografis dan kekayaan alam
(Contoh terlampir). Dengan indicator yang dibuat yaitu:
a. Makna kondisi geografis dan kekayaan alam dalam perspektif ilmu
pemerintahan
b. Kebijakan Pemerintahan terkait kondisi geografis dan kekayaan alam
c. Leading sector/instansi/lembaga yang memiliki kewenangan terkait
kondisi geografis dan kekayaan alam baik ditingkat nasional maupun
daerah.
d. Fenomena/permasalahan kependudukan
e. Program dan kegiatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
menangani fenomena/permasalahan terkait kondisi geografis dan
kekayaan alam.
2. Mencari literature atau referensi terkait dalam memperkuat pemahaman
mahasiswa khususnya kasus-kasus yang berkembang terkait trigatra/aspek
alamiah terkait kondisi geografis dan kekayaan alam, sertakan sebagai
sumber referensi.
3. Menambahkan narasi/penjelasan terkait matrik dihalaman yang berbeda
minimal 5 halaman. Khusus terkait kebijakan pemerintah menambahkan
penjelasan singkat dari masing-masing peraturan perundang-undangan
terkait dengan memperhatikan hierarki peraturan perundang-undangan.
4. Bahan perkuliahan telah diberikan sebelumnya dan bisa menjadi pedoman
dalam pembuatan tugas perkuliahan.
5. Portal akan otomatis menutup laman pengumpulan tugas diluar dari
deadline yang sudah diinformasikan diatas.
6. Silahkan menghubungi komting apabila ada yang tidak dipahami dan
komting yang akan langsung menghubungi dosen.
TERIMAKASIH
SELAMAT BEKERJA
TRIGATRA/ASPEK ALAMIAH
KONDISI GEOGRAFIS DAN
KEKAYAAN ALAM
Berdasarkan matrik diatas dapat dijelaskan bahwa Makna kondisi geografis dan
kekayaan alam dalam perspektif ilmu pemerintahan adalah Pembangunan
Nasional yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah di berbagai
bidang/sektor banyak membutuhkan anggaran/ biaya yang salah satunya
bersumber dari pemanfaatan dan penggunaan segala sumber daya yang ada
termasuk penggunaan sumber daya alam yang dimiliki untuk kesejahteraan
masyarakat.
1
Indra Nugraha. “Kebakaran Hutan dan Lahan Hingga Spetember 2019 Hingga 900 Ribu Hektar”.
Mongabay.com. 22 Oktober 2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 2.38 WIB
(https://www.mongabay.co.id/2019/10/22/kebakaran-hutan-dan-lahan-sampai-september-
2019-hampir-900-ribu-hektar/)
(BPS) mencatat, hanya 64,18 persen daerah perdesaan di Indonesia yang
memiliki akses terhadap air minum layak. Sementara di wilayah perkotaan
telah mencapai 81,55 persen. BPS juga menyebutkan, terdapat 17 provinsi
yang wilayah perdesaannya memiliki akses terhadap air minum layak di bawah
rata-rata nasional. Provinsi dengan akses air minum layak terendah terdapat di
Bengkulu sebesar 41,02 persen. Sementara provinsi lain adalah Kalimantan
Selatan sebesar 45,23 persen dan Papua sebesar 48,75 persen2.
3. Eksploitasi Laut. Eksploitasi laut adalah penangkapan secara besar-
besaran Sumber Daya Alam yang ada di laut. Ini bisa meliputi penangkapan
ikan menggunakan bom atau cantrang yang dapat merusak ekosistem laut.
Penggunaan alat seperti ini mengakibatkan banyak anak ikan ikt mati sehingga
perkembangbiakan ikan di laut akan terganggu. Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, POLRI, dan TNI
Angkatan Laut (AL) memproses sedikitnya 33 kasus kegiatan penangkapan
ikan dengan cara merusak (destructive fishing) sepanjang 5 bulan pertama
2019. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan (PSDKP) Agus Suherman menyebutkan kasus-kasus destructive
fishing ini umumnya dipahami sebagai kegiatan penangkapan ikan
menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan
bom, racun, dan setrum3.
4. Pencemaran Lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah salah satu
masalah yang paling berdampak pada Sumber Daya Alam. Karena,
pencemaran lingkungan ini mencakup seluruh lingkungan yang ada, baik darat,
laut, dan udara. Pencemaran lingkungan seperti limbah pabrik dan asap dapat
mempengaruhi pertumbuhan hewan dan tumbuhan. Kecacatan fisik yang
dialami hewan dan tumbuhan dapat terjadi dikarenakan adanya zat kimiawi
2
Databooks. “Akses Air Minum Penduduk Desa di Provinsi Ini Terendah”.
Databooks.katadata.co.id. 16 Oktober 2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 2.58 WIB.
(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/16/inilah-provinsi-dengan-akses-air-
minum-tidak-layak-di-perdesaan-indonesia).
3
Juli Etha Ramaida Manalu. “33 Aksi Destructive Fishing Diamankan Selama 2019”. Bisnis.com. 28
Mei 2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 4.06 WIB.
(https://ekonomi.bisnis.com/read/20190528/99/928244/33-aksi-destructive-fishing-diamankan-
selama-2019).
atau zat pencemar yang terkandung didalamnya. Ini akan merusak ekosistem,
kerusakan tanah, air dan laut. Indonesia akan menghasilkan sampah sekitar 66 - 67
juta ton sampah pada tahun 2019. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti
Nurbaya mengatakan jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah
organik yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15
persen. Sebelumnya, berdasarkan data The World Bank tahun 2018, 87 kota di pesisir
Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton.
Dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar
3,2 juta ton adalah sedotan plastik4.
4
Erric Permana. “Indonesia Hasilkan 67 Juta Ton Sampah pada 2019”. Aa.com.tr. 24 Januari
2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 4.19 WIB. (https://www.aa.com.tr/id/headline-
hari/indonesia-hasilkan-67-juta-ton-sampah-pada-2019/1373712).
5
Nurhadi Sucahyo. “Sekat Kanal Solusi Jangka Pendek Atasi Kebakaran Lahan Gambut”.
Voaindonesia.com. 18 Agustus 20166. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 4.40 WIB.
(https://www.voaindonesia.com/a/sekat-kanal-efektif-cegah-kebakaran-lahan-
gambut/3470121.html).
lingkungan6. Program PAMSIMAS ini mengutamakan penyediaan air bersih di
daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk mencegah penyakit dan memberikan
praktik hidup bersih kepada masyarakat.
3. Penenggelaman Kapal Ikan dan pelarangan penggunaan cantrang.
Kebijakan ini dimaksudkan sebagai peringatan keras bagi para pelaku illegal
fishing sekaligus juga bentuk komitmen Indonesia dalam pengawasan dan
penegakan hukum di wilayah laut Indonesia, yang akan terus dilakukan guna
menimbulkan efek jera kepada para pelaku. Namun demikian tindakan
penangkapan terhadap kapal ikan asing dilakukan, tetap berdasarkan kaidah
dan ketentuan yang berlaku, serta dipenuhinya bukti permulaan yang cukup.
Bukti permulaan yang cukup untuk melakukan penangkapan terhadap kapal
ikan berbendera asing adalah bukti yang menduga adanya tindak pidana di
bidang perikanan oleh kapal ikan berbendera asing7. Kemudian pelarangan
penggunaan cantrang. Cantrang adalah alat penangkap ikan yang berbentuk
kantong dan mempunyai cara kerja dengan menyapu ikan sampai dasar laut.
Pemakaian ini dapat merusak ekosistem laut. Pelarangan cantrang berguna agar
para nelayan tidak menggunakan alat cantrang yang dapat merusak ekosistem
laut karena mengambil ikan – ikan kecil di laut.
4. Pengurangan pemakaian Plastik Untuk Mengatasi Pencemaran
Lingkungan. Salah satu program pemerintah untuk mengatasi pengurangan
pemakaian plastik adalah dengan ‘Gerakan Seribu Tumbler’. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia. Pemakaian tumbler paling
tidak bisa mengurangi satu hari tidak membuang botol plastik. Rata-rata per
orang membuang sampah plastik 0,7 kg per hari 8.
6
Pamsimas.org. “Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS)”. Pamsimas.org [tanpa tahun]. Diakses pada tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 4.55
WIB. (http://pamsimas.org/profil/ringkas-program/).
7
Haryanto, Joko Setiono. “Kebijakan Penenggelaman Kapal Asing Pelaku Illegal Fishing Oleh
Pemerintah Indonesia Dalam Persfektif Hukum Pidana Internasional”. Jurnal Law Reform, Vol. 13
No. 1 (2017). Hal. 71-72
8
Muhammad Hendartyo. “Pemerintah Luncurkan Program 1 Juta Tumbler Untuk Kurangi
Sampah Plastik”. Tempo.co. 28 Juli 2019. Diakses pada tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 5.50
WIB (https://bisnis.tempo.co/read/1229368/pemerintah-luncurkan-program-1-juta-tumbler-
untuk-kurangi-sampah-plastik).
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Bphn.go.id. tanpa tahun. Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Diakses dari
https://www.bphn.go.id/data/documents/ae_tentang_pengelolaan_sda.pdf
pada tanggal 16 Maret 2020 pukul 20.31 WIB.
Erric Permana. “Indonesia Hasilkan 67 Juta Ton Sampah pada 2019”. Aa.com.tr.
24 Januari 2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada pukul 4.19 WIB.
(https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/indonesia-hasilkan-67-juta-ton-
sampah-pada-2019/1373712).
Indra Nugraha. “Kebakaran Hutan dan Lahan Hingga Spetember 2019 Hingga
900 Ribu Hektar”. Mongabay.com. 22 Oktober 2019. Diakses tanggal 17
Maret 2020 pada pukul 2.38 WIB
(https://www.mongabay.co.id/2019/10/22/kebakaran-hutan-dan-lahan-
sampai-september-2019-hampir-900-ribu-hektar/).
Juli Etha Ramaida Manalu. “33 Aksi Destructive Fishing Diamankan Selama
2019”. Bisnis.com. 28 Mei 2019. Diakses tanggal 17 Maret 2020 pada
pukul 4.06 WIB. (https://ekonomi.bisnis.com/read/20190528/99/928244/33-
aksi-destructive-fishing-diamankan-selama-2019).
Muhammad Hendartyo. “Pemerintah Luncurkan Program 1 Juta Tumbler Untuk
Kurangi Sampah Plastik”. Tempo.co. 28 Juli 2019. Diakses pada tanggal 17
Maret 2020 pada pukul 5.50 WIB
(https://bisnis.tempo.co/read/1229368/pemerintah-luncurkan-program-1-
juta-tumbler-untuk-kurangi-sampah-plastik).
Nurhadi Sucahyo. “Sekat Kanal Solusi Jangka Pendek Atasi Kebakaran Lahan
Gambut”. Voaindonesia.com. 18 Agustus 20166. Diakses tanggal 17 Maret
2020 pada pukul 4.40 WIB. (https://www.voaindonesia.com/a/sekat-kanal-
efektif-cegah-kebakaran-lahan-gambut/3470121.html).