Anda di halaman 1dari 2

UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2019

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu


Nama : GUNTUR
NIM : F2151191016

1. Mengapa filsafat dirasakan sebagai perkara rumit oleh sementara orang,


atau hanya bikin pusing oleh yang lainnya, dan bahkan dianggap subversive
dan berbahaya?
Jawaban:
Karena Dengan belajar filsafat, kita akan memikirkan suatu masalah secara
mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun
tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan
mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan
yang selalu tak terduga. Filsafat mengajak kita untuk memahami dan
mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan
tentang pengalaman kita sebagai manusia. Berbagai konsep yang akrab
dengan hidup kita, seperti tentang kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita
sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta mendalam.
Filsafat itu bersifat terbuka, tidak memberikan jawaban mutlak yang berlaku
sepanjang masa. Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan
mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengajarkan kita
untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan
dengan kekuatan otot, atau kekuatan otoritas politik semata. Filsafat adalah
komponen penting kepemimpinan. Dengan belajar berpikir secara logis,
seimbang, kritis, sistematis, dan komunikatif, anda akan menjadi seorang
pemimpin ideal, yang amat dibutuhkan oleh berbagai bidang di Indonesia
sekarang ini.

2. Apa tujuan akhir hidup anda? Jelaskan dengan rinci, termasuk bagaimana
menata untuk mencapai tujuan hidup tersebut?
Jawaban:
Tujuan akhir hidup saya adalah Kebahagian yang bermakna.
Menurut saya tujuan akhir hidup merupakan refleksi dari tujuan hidup.
Tujuan hidup saya adalah sesuatu yang menunggu untuk saya temukan
selama proses perjalanan hidup yang saya jalani. Saya hanya dapat
menemukan tujuan melalui proses perjalanan hidup yang saya jalani, dengan
mengikuti jalan, dengan belajar sambil saya berjalan dan dengan memperoleh
perspektif serta pemahaman yang lebih besar yang diperoleh. Saya yakin
semua orang memiliki jtujuan akhir yang sama dalam hidup, yaitu bahagia,
namun bahagia yang seperti apa?...Pertanyaan seperti apa inilah yang
menjadi kebermaknaan sebuah tujuan kebahagian tersebut. Bagaimana saya
menata untuk mencapai tujuan hidup saya?... Saya memulai dengan
perencanaan, perencanaan ini merupakan bagian dari proses yang saya jalani
dalam kehidupan, sebagai contoh: saya mulai mengerti makna dari
pendidikan begitu saya memasuki usia 11-12 tahun, sejak saya masuk SMP,
dari apa yang saya amati dilingkungan saya pada saat itu, bagaimana
berbedanya kehidupan seseorang dengan pendidikan dan tanpa pendidikan,
yang tentunya juga mendapat pemahaman dari orang tua saya sebagai
pembentuk rencana di kehidupan saya. Realisasinya adalah saya dapat
menyelesaikan pendidikan saya sampai jenjang S1 dan sekarang menuju S2.
Selain pendidikan formal yang saya tempuh, penanaman pengetahuan agama
yang saya anut dan karakter yang diberikan oleh orang tua saya merupakan
salah satu cara saya menata untuk mencapai tujuan hidup saya. Bagaimana
saya diajarkan membaca dan memahami kitab suci, cara beribadah sampai
dengan hidup mandiri dengan masuk sekolah berasrama. Dengan pendidikan
formal dan informal yang saya dapat dilingkungan keluarga sangat
mendukung apa yang menjadi tujuan akhir hidup saya yaitu Kebahagiaan
yang bermakna yang berarti Bahagia ketika bisa berbagi, Bahagia ketika bisa
membantu, Bahagia jika melihat orang lain bahagia, yang nantinya Bahagia-
bahagia itu terakumulasi menjadikan kebahagiaan yang hakiki bagi saya
secara pribadi.

Anda mungkin juga menyukai