Anda di halaman 1dari 65

1.

TEMULAWAK

Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae),
Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman
Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik
Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa
tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya
panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup membentuk
batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 750 m diatas
permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri

daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna
kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan
sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek
moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal.
Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan
darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan
tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah
mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.

2. KUNYIT
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat
tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan
liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600
m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit
banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan,
mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama
tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan
kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu
juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti
tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

3. KEJI BELING

Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah
pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate
menyebutnya dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium,
kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat,
tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu
ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk
diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau
semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang
gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari tanaman ini
direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum. Sama juga prosesnya
untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan
cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai
penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.

4. SAMBILOTO
Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae,
yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya,
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus
Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah
satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun sambiloto banyak mengandung
senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa
kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911.
Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu
melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat
dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal memiliki
khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno yang
mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama
Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan
pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni
Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).

5. HANDEULEUM
HANDEULEUM (Graptopthyllum pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara pengobatan: Wasir:
10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½
gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut
dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun
lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

6. JAHE

Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat
sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai
komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi
lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan
tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal luas adalah seperti
berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih dan
memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan
lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain (sakit
kepala sebelah) Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas
air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah mabuk
kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan segelas
air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir Ramuan: Ambil jahe lebih
kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada
anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.

7. TEMPUYUNG
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di
tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak,
dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk
roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun berombak
memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal. Di dalam daun tersebut
terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah
yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan
menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang
merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar
bersama urine. Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun
tempuyung segar. Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan
sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak
tiga kali

8. BAWANG PUTIH

Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai
ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah
pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna
hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap
siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita
(pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm.
Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung.
Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut : a. Bawang putih
Flu dan Batuk. Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya
memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran
mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan
lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh
bakteri dan virus penyebab penyakit. Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang
putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih
pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang
dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan
minum hangat-hangat. b. Bawang Putih dan Kolesterol Sekarang ada lebih dari 12 studi yang
dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai
bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini
dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang
dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil
HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi
lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam
penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar
12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawata c. Bawang Putih
dan Kanker Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker
perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati
memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker
beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi
bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan
bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity
merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling
sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang
membantu memerangi kanker.

9. BELIMBING WULUH

Blimbing Wuluh menyebuhkanGusi berdarah v Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik


segar maupun manisan secara rutin tiap hari v Dua buah belimbing wuluh dimakan tiap hari
Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan v 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk
dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yg gondongan. v 10 ranting muda belimbing
wuluh berikut daun dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Balurkan ketempat yg sakit. Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik v Segenggam daun
belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih gosokkan ke bagian yg
sakit. v 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu
digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan
adonan bubur tadi ketempat yg sakit. v 5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantil
(Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus
diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai
utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Blimbing
Wuluh sebagai Obat Sariawan v 10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren
direbus dgn 3 gelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari. v Segenggarn bunga
belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin
disaring dipakai utk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. v 2/3 genggam bunga
belimbing wuluh dicuci lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah
dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang
merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari
dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring.
Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai
Obat Sakit gigi v Lima buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn garam.
Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya. Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu v
Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada digiling
halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit Blimbing Wuluh
sebagai Obat Penghilang Panu v Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus
tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk
menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari

10. BELUNTAS

Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa
mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun
muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun
3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah
Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di
perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang
berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar). Secara
tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun
panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk
mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai lalapan. Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para peneliti untuk
mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya secara ilmiah. Pada tulisan
ini akan dicoba pemaparan dua penelitian pemanfatan daun beluntas dalam bentuk ekstrak
sebagai komponen antibakteri dan minyak atsiri sebagai zat antioksidan

11. ALPUKAT

Buah alpukat kaya vitamin A dan karoten yang baik. Demikian juga dengan mineral kalium
dan rendah natrium. Dilaporkan, makanan yang kadar kaliumnya tinggi dan natriumnya
rendah adalah makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Menurut dr Samuel Oetoro, SpGK, ahli gizi dari Semanggi Spesialis Clinic, orang yang
menderita diabetes sangat disarankan untuk mengonsumsi buah alpukat. Buah alpukat juga
bisa dimanfaatkan untuk kecantikan, misalnya saja, mengatasi tumit pecah-pecah atau kulit
kering dengan cara diblender dan dijadikan masker. Potongan buah alpukat yang diiris tipis-
tipis mirip lempengan juga bisa digunakan untuk mengatasi mata lelah dan sembab.
Sementara itu, alpukat yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan jeruk bisa dimanfaatkan
sebagai penghitam rambut. Caranya, alpukat yang sudah halus tadi dibalurkan pada rambut,
lalu ditutup dengan topi mandi selama satu jam. Setelah itu keramas dengan sampo. Dengan
berbagai khasiat yang dimiliki buah lezat ini, rasanya kita perlu membiasakan diri untuk
memasukkan buah ini dalam daftar menu sehari-hari, baik itu sebagai jus, salad, maupun
minuman segar.

12. BUNGA KENOP


Bunga Kenop ditanam di pekarangan dan di tanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di
ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini
dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.300 m dpl. Rasanya manis, sifatnya netral. Bunga
kenop berkhasiat sebagai obat batuk, obat sesak napas, peluruh dahak dan obat radang mata.
Kandungan Kimianya yaitu Gomphrenin I, Gomphrenin II, Gomphrenin III, Gomphrenin V,
Gomphrenin VI dan amarathin. KAndungan minyak asiri, flavon atau saponin mempunyai
khasiat sebagai peluruh dahak. Bagian yang digunakan adalah bunga atau seluruh herba segar
atau herba kering. Indikasi: o Bunga berkhasiat untuk pengobatan o Batuk rejan (pertusus), o
TB Paru disertai batuk darah, o Sesak napas (Asma Bronkial), o Radang saluran napas akut
dan menahun, o Radang mata, o Sakit Kepala, o Panas dan kejang pada anak karena
gangguan hati, mimpi buruk pada anak, o Disentri, dan o tidak lancar buang air kecil

13. BROKOLI

kandungan vitamin C pada brokoli jumlahnya lebih banyak daripada jeruk Kandungan
kalsium brokoli juga lebih besar dibandingkan segelas susu, dan brokoli juga diketahui
mengandung lebih banyak serat daripada sepotong roti gandum Cara mengkonsumsinya pun
sangat mudah, bisa dimakan mentah, ditumis, dicampur sebagai salah satu bahan sop atau
dikukus sebagai lalapan. Meningkatkan daya kerja otak Peneliti dari Royal Pharmaceutical
Society membuktikan bahwa brokoli mengandung senyawa yang mirip dengan obat-obatan
penyakit Alzheimer. Alzheimer adalah bentuk dementia (berkurangnya ingatan) yang paling
umum dijumpai di kalangan orang tua yang disebabkan oleh enzim acetylcholinesterase.
Brokoli dianggap memiliki sifat anti-acetylcholinesterase paling kuat.
14. CENGKEH

Cengkeh adalah kuntum bunga kering yang dihasilkan dari pohon cengkeh, pohon cengkeh
banyak tumbuh di daerah tropis, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil
cengkeh. Tanaman banyak dihasilkan di daerah Maluku. Cengkeh dewasa ini sebagian besar
di manfaatkan untuk penyedap makanan sedangkan pemanfaatan untuk kesehatan sudah
dikenal selama berabad-abad. Di Cina cengkeh sudah dimanfaatkan untuk menghilangkan
bau mulut lebih dari 2000 tahun yang lalu, pada saat itu Kaisar sampai menyarankan apabila
rakyatnya ingin bertemu beliau harus mengunyah cengkeh terlebih dahulu sehingga pada saat
bicara akan tercium aroma yang harum. Bahkan cengkeh di Cina dan Persia juga dianggap
bisa merangsang pitalitas seksual. Cengkeh berkhasiat sangat kuat untuk obat karena dapat
merangsang. Anti bakteri, anti virus dan anti septic. Setelah diolah menjadi minyak Cengkeh
dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit untuk penderita sakit gigi karena
kandungan senyawa yang terkandung didalamnya dapat membantu sirkulasi peredaran darah
dan dan merangsang kulit apabila dioleskan langsung pada kulit. Bersama ini diinformasikan
beberapa manfaat Cengkeh untuk pengobatan, diantaranya : • Merangsang aromatik
pernapasan : Dimanfaatkan untuk mengatasi mual, muntah-muntah, perut kembung, lemas
dan gangguan pencernaan. Minyak cengkeh juga dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi
kuman yang ampuh dan penyembuh luka serta dapat melegakan tenggorokan. Cengkeh
banyak dimanfaatkan sebagai obat secara nyata diantaranya digunakan untuk melindungi dari
masuk angin dan perut kembung. Membantu merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu
tubuh. • Gangguan Pencernaan : Cengkeh dapat merangsang produksi enzymatic dan
meningkatkan berfungsinya percernaan. Cengkeh digunakan dalam mengatasi permasalahn
lambung, sakit perut dan gangguan pada pencernaan. Adapun cara pembuatanya obat untuk
mengatasi muntah-muntah, sakit perut dan tenggorokan adalah dengan menghaluskan
cengkeh dan dicampur madu kemudian dimimum. • Kolera : Cengkeh sangat ampuh untuk
mengatasi kolera karena dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah
darah putih, adapun caranya dengan mengambil 4 gram kuntum cengkeh dan 3 gelas air
kemudian di rebus sampai menjadi setengahnya. • Asma : Untuk pengobatan obat asma
caranya dengan mengambil 6 kuntum cengkeh dicampur 30 ml air dan sedikit madu, lakukan
hal tersebut 3 kali sehari. • Sakit Gigi : Untuk pemanfaatan mengatasi sakit gigi caranya
Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi
secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang
berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh. • Sakit Telinga : Untuk
mengatasinya caranya dengan mengoleskan minyak cengkeh ke telinga yang terasa sakit
dengan menggunakan katembat. • Sakit Kepala : Untuk mengatasi sakit kepala caranya
dengan mencampurkan cengkeh, garam dan susu, karena sifat garam dapat menyerap cairan
dan menurunkan tekanan darah. • Sirkulasi Darah : Minyak Cengkeh bermanfaat untuk
meningkatkan metabolisme tubuh Anda, dengan meningkatkan sirkulasi darah akan
menurunkan suhu tubuh.

15. DAUN DEWA

Daun dewa tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian 0-1.000 meter di atas
permukaan laut. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 50 cm. Daunnya tunggal bertangkai
pendek berbentuk bundar telur berujung lancip. Kedua permukaan daunnya berambut dengan
warna putih. Warna permukaan daun di bagian atas hijau tua, sedangkan di bawahnya
berwarna hijau muda. Bunganya terletak di bagian ujung batang, berwarna kuning berbentuk
bonggol. Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang
mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi
sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Daun
dewa mengandung zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis
didapatkan dari seluruh tanaman. daun dewa juga bisa mengatasi kejang pada anak dan
beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada
wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruh tanaman daun dewa
ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum. Bila anak-anak mengalami kejang beri minum
air dari satu batang daun dewa. Bagian daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kutil
dan tumor. Untuk kutil haluskan daun dan ditempelkan pada bagian yang sakit dan biarkan
hingga keesokkan harinya. Untuk mengatasi tumor, silakan makan daun dewa sebagai lalap.
Untuk kanker buatlah ramuan dari 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram
jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya
diminum.

16. DELIMA
Delima kaya akan antioksidan polyphenols, seperti tannin dan anthocyanin. Penelitian medis
telah menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi jus delima setiap hari dapat merasakan
berbagai keuntungan, yakni kadar kolesterol menurun, memeroleh vitamin C lebih banyak,
serta aliran darah ke jantung meningkat. Ini berarti jus delima juga efektif untuk menjaga
jantung supaya tetap sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebagai
minuman, jus delima juga dapat mencegah dan memperlambat efek penyakit Alzheimer,
menurunkan tekanan darah, menjaga agar arteri tidak tersumbat oleh penumpukan plak,
mencegah kerusakan tulang rawan, dan menjaga kesehatan gigi

17. CIPLUKAN

SINONIM: Nama Latin : Physallis angulata Linn. Atau physallis minima Linn Nama Daerah
: keceplokan, nyornyoran, cecenet, cecendet KLASIFIKASI : Bangsa : Solonales Suku :
Solonaceae Marga : Physallis Jenis : Physallis peruviana L KEGUNAAN : Dalam
pengobatan Alternatif Herbal Influenza, Sakit tenggorok, Batuk rejan, Bronchitis,
Gondongan, Pembekakan buah pelir, Bisul, Borok, Kencing manis, Sakit paru – paru, Ayan,
Pembekakan prostate.

18. JAMBU BIJI


Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin,
Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru; Pemanfaatan : 1. Diabetes Mellitus
Bahan: 1 buah jambu biji setengah masakCara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi
empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring
untukdiambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 2. Maag
Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum
3 kali sehari, pagi, siang dan sore. 3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) Bahan: 5 lembar daun
jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air
sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan: diminum 2
kali sehari pagi dan sore. 4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui Bahan:
jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.Cara menggunakan:dikunyah oleh ibu
yang menyusui bayi tersebut,airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 5. Masuk Angin Bahan:
10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1
potong gula kelapa, garam secukupnya Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama
dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara
menggunakan: diminum 2 kali sehari. 6. Beser (sering kencing) berlebihan Bahan: 1
genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa
minyak (sangan = Jawa).Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.Cara menggunakan:
diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.

19. JERUK NIPIS

Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, buah yang
sudah dikonsumsi ribuan tahun yang lalu ini juga bisa mencegah daan menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Memang ada begitu banyak jeruk, antara lain jeruk keprok, jeruk
manis, jeruk sitrun, jeruk sambal, jeruk nipis, jeruk mandarin, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Akan tetapi, dari segi manfaat tidak ada satu pun yang menyamai jeruk nipis. Jeruk
nipis merupakan tumbuhan perdu dengan banyak cabang. Tingginya bisa mencapai enam
meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan bertangkai. Bunganya berbentuk bintang berwarna
putih. Batangnya berkayu keras dan biasanya berbuah setelah 2,5 tahun. Buahnya berbentuk
bulat dengan permukaan yang licin, berkulit tipis, dan berwarna hijau kekuningan jika sudah
tua. Tanaman ini diduga berasal dari daerah India sebelah utara. Buah jeruk nipis
mengandung banyak air dan vitamin C yang tinggi. Daun, buah, dan bunganya, mengandung
minyak terbang limonin dan linalool. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di daerah
dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari. Masyarakat di Belanda terutama yang
berdiam di kota-kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, telah mengenal
manfaat jeruk nipis sejak beberapa abad lalu. Begitu pula masyarakat di Amerika Serikat.
Mereka mulai mengenal manfaat jeruk nipis sejak zaman Indian kuno. Ohio State
Biotechnology Centre di kota Columbus, Ohio, Amerika Serikat, pernah melakukan
penelitian terhadap jeruk nipis. Hasilnya, jeruk nipis kaya akan vitamin dan mengandung
sejumlah mineral. Jeruk nipis yang berkhasiat adalah jeruk nipis yang masih segar, berkulit
tipis, serta berwarna hijau kekuningan. Selain buah, akar, daun, dan bunga jeruk nipis sering
digunakan sebagai obat. Menurut dr Prapti Utami, buah jeruk nipis mengandung beberapa zat
yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain, asam sitrun, glukosa, lemak, minyak atsiri, vitamin
C, kalsium, fosfor, belerang, dan asam amino. “Banyaknya kandungan yang terdapat pada
jeruk nipis membuat buah ini banyak digunakan sebagai obat, Minyak atsiri daun jeruk nipis
dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus (kuman pada kulit). Air jeruk nipis
dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya
membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa
mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena
mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. Karena berbagai kandungnan minyak
dan zat yang ada di dalamnya, jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri,
sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak,
batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam,
terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan
radang hidung.

19. JARAK BALI

Nama Lokal : Jarak batang gajah. Penyakit Yang Dapat Diobati : Demam, bengkak terpukul,
digigit ular biasa. Pemanfaatan : BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman
KEGUNAAN: – Demam – Bengkak terpukul – Digigit ular berbisa PEMAKAIAN: Untuk
minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk ditempelkan pada tempat yang sakit.
Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin.
Menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan pembengkakan, menghilangkan racun dan
membersihkan panas.

20. JATI BELANDA

JATI BELANDA ( Guazuma ulmifolia Lamk ) SINONIM : Nama Latin : G. tomentosa


Kunth.Sun Nama Daerah : Jati londo atau jati sabrang KLASIFIKASI : Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae Marga : Guazuma Jenis : Guazuma ulmifolia Lamk. KEGUNAAN
Dalam pengobatan Alternatif HerbalDiare, Sakit perut, Kolera, Penyembelit, Menguruskan
badan, Adstringens, Batuk, Perut kembung, Rasa sesek lambung.

21. KEMUNING

Contoh Pemakaian Kemuning Untuk Obat : 1. Bisul, Akar kemuning kering sebanyak 30 g
dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air
rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-
masing 1/2 gelas. 2. Rematik, keseleo, memar, Akar kemuning kering sebanyak 15 – 30 g
dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 1/2 gelas,
lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum 2 kali sehari,
masing-masing gelas. 3. Memar, Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar,
sama banyak, dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di atas api.
Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 4. Nyeri rematik sendi, Akar
kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci, tambahkan 3 pasang kaki ayam.
Semua bahan dipotong-potong seperlunya lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam/
Semua bahan tersebut lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum sekaligus. 5. Sakit gigi,
Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar diteteskan ke dalam gigi yang
berlubang. 6. Melangsingkan badan, Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda
citrifolia) masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari kelingking
ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk merata. Peras dengan
sepotong kain. Air yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. 7.
Radang buah zakar, Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto sebanyak 35 g
dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan setiap hari sampai
sembuh. 8. Infeksi saluran kencing, Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu
tambahkan 3 gelas air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin disaring
dan diminum 3 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 9. Datang haid tidak teratur, Daun
kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing-masing bahan segar sebanyak 1/2
genggam, rimpang temulawak 1 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3
gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 10. Kulit kasar, Daun kemuning segar
sebanyak 30 g dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil
diaduk rata. Bahan tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.

22. KEMBANG KERTAS

Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak
manfaat. Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi,
dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India. Tarikan mempesona
bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya
dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti
jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai
campuran warna. Sedikit perawatan ringkas, penyiraman air dan pemupukan sempurna
mampu mengembalikan kesegaran tanaman bunga kertas ini dalam jangka waktu kurang dua
minggu. Dan jika ingin tanaman bunga kertas ini berbunga seterusnya, kita hanya perlu
mengurangi pemberian air dan pupuk lantas meletakkan pot tanaman di tempat yang terkena
sinar matahari.

23. KUMIS KUCING

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak.
Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-
giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng
(Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke
wilayah Asia dan Australia. Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing
(Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura). Spesies kumis kucing
yang terdapat di Pulau Jawa adalah O. aristatus, O.thymiflorus, O. petiolaris dan O.
tementosus var. glabratus. Klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia adalah Klon
berbunga putih dan ungu. Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat digunakan
sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat
yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga
bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan
penyakit syphilis.

24. KENCUR
Kencur adalah istilah Jawa untuk rimpang jenis panggilan, jika masyarakat Aceh disebut
Ceuko, nama ilmiahnya adalah Kaempferia galangal. Dia termasuk kerabat jahe-jahean
(gamilia Zingiberaceae), jadi masih saudaranya kunir, jahe, kunci, dan sebagainya. Seperti
saudaranya, nama lain yang masih saudara, kencur punya kemiripan di sana-sini tanpa
pertumbuhan batang dan membentuk rimpang di dalam tanah. Rimpang ini adalah bagian
tubuh yang paling penting, karena keuntungan. Kencur tanaman dapat hidup di mana saja,
selama tanah gembur dan subur, dengan sedikit teduh. Dengan melakukan proses
penyulingan maka dari kencur tersebut akan menghasilkan minyak Atsiri, Berdasarkan
analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23 jenis
senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan
seskuiterpena. Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah: • pati
(4,14%) • mineral (13,73%) • minyak astiri (0,02%) • berupa sineol • asam metal kanil • penta
dekaan • asam cinnamic • ethyl aster • asam sinamic • borneol • kamphene • paraeumarin •
asam anisic • alkaloid, dan • gom Dengan kandungan zat kimia tersebut maka banyak
dimanfaatkan sebagai obat, berikut adalah cara pemanfaatan kencur berdasarkan penyakit
yang dapat diatasinya : Influenza pada Bayi Komposisi: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari
dan dua lembar daun kemukus (lada berekor/cubeb). Cara menyajikan : kedua bahan tersebut
ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan:
dioleskan/dibobokkan diseputar hidung. Sakit Kepala Komposisi: 2-3 lembar daun kencur.
Cara menyajikan :daun kencur ditumbuk sampai halus. Cara menggunakannya: dioleskan
(sebagai kompres/pilis) pada dahi. Keseleo Komposisi: 1 potong rimpang kencur dan beras
yang sudah direndam air. Cara menyajikan : kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi
air secukupnya. Cara menggunakan: dioleskan/digosokkan pada bagian yang keseleo sebagai
bedak. Menghilangkan lelah Komposisi: 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng
tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah. Cara menyajikan :semua bahan tersebut
direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian
disaring Cara menggunakan: diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk pria
dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. Radang Lambung
Komposisi: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara menyajikan :kencur dikuliti sampai
bersih dan dikunyah. Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian
minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh. Batuk a. Komposisi: 1 rimpang kencur
sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara menyajikan :kencur diparut, kemudia ditambah
1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cari menggunakan: diminum dengan ditambah
garam secukupnya. b. Komposisi: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara menyajikan
:kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah. Cara menggunakan: airnya ditelan, ampasnya
dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin. Memperlancar Haid Komposisi: 2 rimpang
kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras
secukupnya. Cara menyajikan :kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan
direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian
disaring. Cara menggunakan: diminum sekali sehari 2 cangkir.

25. Manggis

MANFAAT TANAMAN Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah
kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir
dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan
bangunan, kayu bakar/ kerajinan
FARMAKOLOGI

A. Analgetik

Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
- Penyebab sakit/ nyeri.
Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan beberapa bahan
algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya terkandung dalam prostaglandin
dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan
prostaglandin ada 2 yang pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1,
E2, F2A) yang dapat menimbulkan efek algesiogenic.

- Mekanisame:
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.

- Karakteristik:
1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2. Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak mempengaruhi pernapasan
4. Gunanya untuk nyeri sedang, ex: sakit gigi

Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Analgesik Opioid/analgesik narkotika


Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memilikisifat-sifat seperti opium
atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri
seperti pada fractura dan kanker.

Macam-macam obat Analgesik Opioid:

a. Metadon.

- Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.


- Indikasi: Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
- Efek tak diinginkan:
* Depresi pernapasan
* Konstipasi
* Gangguan SSP
* Hipotensi ortostatik
* Mual dam muntah pada dosis awal

Methadon

b. Fentanil.

kanisme kerja: Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya.
- Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi
ringan.

Fentanil

c. Kodein
ekanisme kerja: sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan oleh
morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
- Indikasi: Penghilang rasa nyeri minor
tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan
nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.

Kodein

2. Obat Analgetik Non-narkotik

Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan
istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat
Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan
atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan
hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik
Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan
penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah,
kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:

a. Ibupropen

Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara.


Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek
analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
Ibuprofen

b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik.
Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong.
Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan
efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Acetaminophen

c. Asam Mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung.
Asam Mefenamat

B. Antipiretik

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur
tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat
menghambat prostatglandin pada CNS.
Macam-macam obat Antipiretik:
1. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan
sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini
bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang
terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak
yang mengidap Sindrom Reye.
2. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan
sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl
digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara
menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl
digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa
efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian
yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya
sesuai dengan aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga
untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap
dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat
manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui
menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu
penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.

NSAID (Anti-Inflamasi)
- Efek dari NSAID (Anti-Inflamasi)
Inflamasi adalah rekasi tubuh untuk mempertahankan atau menghindari faktor lesi. COX2
dapat mempengaruhi terbentuknya PGs dan BK. Peran PGs didalam peradangan yaitu
vasodilatasi dan jaringan edema, serta berkoordinasi dengan bradikinin menyebabkan
keradangan.

- Mekanisme Anti-Inflamasi
Menghambat prostaglandin dengan menghambat COX.

- Karakteristik Anti-Inflamasi
NSAID hanya mengurangi gejala klinis yang utama (erythema, edema, demam, kelainan
fungsi tubuh dan sakit). Radang tidak memiliki efek pada autoimunological proses pada
reumatik dan reumatoid radang sendi. Memiliki antithrombik untuk menghambat trombus
atau darah yang membeku.
- Contoh obat NSAID (Anti Inflamasi)
1. Gol. Indomethacine
- Proses didalam tubuh
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di hati, yang
dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan
efek antipiretic yang merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan,
dapat menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.
- Efek samping
a. Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting (mual), sakit
abdominal, diare.
b. Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat menyebabkan asma.
2. Gol. Sulindac
Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi lebih kuat dari aspirin, dapat
mengiritasi lambung, indikasinya sama dengan Indomethacine.
3. Gol. Arylacetic Acid
Selain pada reaksi aspirin yang kurang baik juga dapat menyebabkan leucopenia
thrombocytopenia, sebagian besar digunakan dalam terapi rematik dan reumatoid radang
sendi, ostheoarthitis.
4. Gol. Arylpropionic Acid
Digunakan untuk penyembuhan radang sendi reumatik dan ostheoarthitis, golongan ini
adalah penghambat non selektif cox, sedikit menyebabkan gastrointestial, metabolismenya
dihati dan di keluarkan di ginjal.
5. Gol. Piroxicam
Efek mengobati lebih baik dari aspirin indomethacine dan naproxen, keuntungan utamanya
yaitu waktu paruh lebih lama 36-45 jam.
6. Gol. Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek anti inflamasi
yang kuat dan sedikit efek samping.

ANALGESIK OPIOID DAN NON OPIOID


Analgesik: senyawa yang pada dosis terapetik meringankan atau menekan rasa
nyeri tanpa memiliki kerja anastesi umum. analgesik berasal dari kata Yunani an-
(“tanpa”) dan -algia (“nyeri”).

Patogenesis
Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda
bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-
infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga sesungguhnya rasa nyeri berguna sebgai
“alarm” bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja
menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri
pada kakinya dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang
merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila berlangsung dalam
waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.

Penyebab timbulnya rasa nyeri :


Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi (kalor/listrik) yang dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut
mediator-mediator nyeri.
Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-
prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor- reseptor nyeri pada
ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan, lalu dialirkan melalui saraf
sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke talamus
dan ke pusat nyeri di otak besar (rangsangan sebagai nyeri).

Penggolongan Nyeri
Umumnya nyeri digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Nyeri akut : nyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri, umumnya
nyeri ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Nyeri permukaan: sumbernya adalah luka luar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan
termal, yang hanya permukaan kulit saja.
• Nyeri somatis dalam: biasanya bersumber dari luka/iritasi dari dalam tubuh, seperti
karena injeksi atau dari ischemia.
• Nyeri viseral: nyeri ini berasal dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti hati, paru-
paru, usus, dll.
Acute pain of visceral origin is most often associated with inflammation.
2. Nyeri kronis: nyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang
sumbernya tidak diketahui. Nyeri kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker
dan arthritis. Salah satu tipe nyeri akut adalah neuropathic pain yang disebabkan oleh
suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal
saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa
menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya
hipersensitivitas terhadap sentuhan). Beberapa sumber yang dapat menyebabkan nyeri
neuropati ini adalah herpes zoster, dan phantom limb pain, dimana seseorang yang
lengan atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai
yang sudah tidak ada.
Chronic pain is often associated with diseases such as cancer and arthritis.

Pemberantasan rasa nyeri


 Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika
perifer atau anestetika lokal.
 Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh anestetika
lokal.
 Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau anestetika
umum.

PENGGOLONGAN ANALGETIK
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :
1. Analgesik nonopioid, dan
2. Analgesik opioid.
Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1. Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim
siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya
adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok
pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang
terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya
tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping
biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.
Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen
Ibuprofen, Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid
Nabumetone, Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam
Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.

Deskripsi Obat Analgesik Non-opioid


a. Salicylates
Contoh obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis
prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada
dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun
tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek sampingnya adalah gangguan lambung
(intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok (minum aspirin
bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid).
b. Aminophenol Derivatives
Contoh obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari fenasetin. Obat ini
menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek
anti-inflamasi yang bermakna. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang
seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan dan keadaan lain. Efek samping
kadang-kadang timbul peningkatan ringan enzim hati. Pada dosis besar dapat
menimbulkan pusing,mudah terangsang, dan disorientasi.
c. Indoles and Related Compounds
Contoh obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada aspirin,
merupakan obat penghambat prostaglandin terkuat. Efek samping menimbulkan efek
terhadap saluran cerna seperti nyeri abdomen, diare, pendarahan saluran cerna, dan
pancreatitis, serta menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.
d. Fenamates
Contoh obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan turunan asam fenamat,
mempunyai waktu paruh pendek, efek samping yang serupa dengan obat-obat AINS
baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang melebihinya. Obat ini meningkatkan
efek antikoagulan oral. Dikontraindikasikan pada kehamilan.
e. Arylpropionic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Ibuprofen (Advil), tersedia bebas dalam dosis rendah dengan berbagai
nama dagang. Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang menderita polip hidung,
angioedema, dan reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin. Efek samping: gejala
saluran cerna.
f. Pyrazolone Derivatives
Contoh obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis rmatoid, dan
berbagai kelainan otot rangka. Obat ini mempunya efek anti-inflamasi yang kuat. Tetapi
memiliki efek samping yang serius seperti agranulositosis, anemia aplastik, anemia
hemolitik, dan nekrosis tubulus ginjal.
g. Oxicam Derivatives
Contoh obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru. Waktu
paruhnya panjang untuk pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot
rangka. Efek sampingnya meliputi tinitus, nyeri kepala, dan rash.
h. Acetic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat siklooksigenase
yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik. Waktu parunya pendek.
Dianjurkan untuk pengobatan artristis rematoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek
sampingnya distres saluran cerna, perdarahan saluran cerna, dan tukak lambung.
i. Miscellaneous Agents
Contoh obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang panjang.
Obat ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang berkaitan dengan obat AINS
lain.
2. Analgetik opioid
Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium/morfin. Sifat
dari analgesik opiad yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan ketergantungan fisik. Oleh
karena itu, diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik ideal:
1. Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin
2. Tanpa bahaya adiksi

- Obat yang berasal dari opium-morfin


- Senyawa semisintetik morfin
- Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Analgetik opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja
yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi kesadaran
dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia).. Analgetik opioid ini merupakan pereda
nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
Tubuh sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri (endogen), terutama
dalam batang otak dan sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls
nyeri. Dengan sistem ini dapat dimengerti mengapa nyeri dalam situasi tertekan,
misalnya luka pada kecelakaan lalu lintas mula-mula tidak terasa dan baru disadari
beberapa saat kemudian. Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem endogen ini
disebut opioid endogen. Beberapa senyawa yang termasuk dalam penghambat nyeri
endogen antara lain: enkefalin, endorfin, dan dinorfin.
Opioid endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh seperti fluktuasi
hormonal, produksi analgesia, termoregulasi, mediasi stress dan kegelisahan, dan
pengembangan toleransi dan ketergantungan opioid. Opioid endogen mengatur
homeostatis, mengaplifikasi sinyal dari permukaan tubuk ke otak, dan bertindak juga
sebagai neuromodulator dari respon tubuh terhadap rangsang eksternal.
Baik opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid, berbeda
dengan analgesik nonopioid yang target aksinya pada enzim. Ada beberapa jenis
Reseptor opioid yang telah diketahui dan diteliti, yaitu reseptor opioid μ, κ, σ, δ, ε. (dan
yang terbaru ditemukan adalah N/OFQ receptor, initially called the opioid-receptor-like 1
(ORL-1) receptor or “orphan” opioid receptor dan e-receptor, namun belum jelas
fungsinya).
Reseptor μ memediasi efek analgesik dan euforia dari opioid, dan ketergantungan fisik
dari opioid. Sedangkan reseptor μ 2 memediasi efek depresan pernafasan.
Reseptor δ yang sekurangnya memiliki 2 subtipe berperan dalam memediasi efek
analgesik dan berhubungan dengan toleransi terhadap μ opioid. reseptor κ telah
diketahui dan berperan dalam efek analgesik, miosis, sedatif, dan diuresis. Reseptor
opioid ini tersebar dalam otak dan sumsum tulang belakang. Reseptor δ dan reseptor κ
menunjukan selektifitas untuk ekekfalin dan dinorfin, sedangkan reseptor μ selektif untuk
opioid analgesic.
Mekanisme umumnya :
Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke
dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan
masuknya ion K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel
adalah terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar
nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri
terhambat.
Efek-efek yang ditimbulkan dari perangsangan reseptor opioid diantaranya:
• Analgesik
• medullary effect
• Miosis
• immune function and Histamine
• Antitussive effect
• Hypothalamic effect
• GI effect
Efek samping yang dapat terjadi:
• Toleransi dan ketergantungan
• Depresi pernafasan
• Hipotensi
• dll
Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:
1. Agonis opioid menyerupai morfin (pada reseptor μ, κ). Contoh: Morfin, fentanil
2. Antagonis opioid. Contoh: Nalokson
3. Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya tinggi
4. Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin,
butorfanol
Obat-obat Opioid Analgesics ( Generic name )
Alfentanil, Benzonatate, Buprenorphine, Butorphanol, Codeine, Dextromethorphan
Dezocine, Difenoxin, Dihydrocodeine, Diphenoxylate, Fentanyl, Heroin Hydrocodone,
Hydromorphone, LAAM, Levopropoxyphene, Levorphanol Loperamide, Meperidine,
Methadone, Morphine, Nalbuphine, Nalmefene, Naloxone, Naltrexone, Noscapine
Oxycodone, Oxymorphone, Pentazocine, Propoxyphene , Sufentanil.

Deskripsi Obat Analgesik opioid


1. Agonis Kuat
a. Fenantren
Morfin, Hidromorfin, dan oksimorfon merupakan agonis kuat yang bermanfaat dalam
pengobatan nyeri hebat. Heroin adalah agonis yang kuat dan bekerja cepat.
b. Fenilheptilamin
Metadon mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit lebih
panjang. Dalam keadaan nyeri akut, potensi analgesik dan efikasinya paling tidak
sebanding dengan morfin. Levometadil asetat merupakan turunan Metadon yang
mempunyai waktu paruh lebih panjang daripada metadon
c. Fenilpiperidin
Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid sintetik yang
ada ,mempunyai efek antimuskarinik. Subgrup fentanil yang sekarang terdiri dari
sufentanil dan alventanil.
d. Morfinan
Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip dengan morfin
namun manfaatnya tidak menguntungkan dari morfin.

2. Agonis Ringan sampai sedang


a. Fenantren
Kodein, Oksikodoa, dihidrokodein, dan hidrokodon, semuanya mempunyai efikasi yang
kurang dibanding morfin, atau efek sampingnya membatasi dosis maksimum yang dapat
diberikan untuk memperoleh efek analgesik yang sebanding dengan morfin,
penggunaan dengan kombinasi dalam formulasi-formulasi yang mengandung aspirin
atau asetaminofen dan obat-obat lain.
b. Fenilheptilamin
Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah, misalnya 120 mg propoksifen= 60 mg kodein
c. Fenilpiperidin
Difenoksilat dan metabolitnya, difenoksin digunakan sebagai obat diare dan tidak untuk
analgesik, digunakan sebagai kombinasi dengan atropin.
Loperamid adalah turunan fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol diare.Potensi
disalahgunakan rendah karena kemampuannya rendah untuk masuk ke dalam otak.
3. Mixed Opioid Agonist–Antagonists or Partial Agonists
a. Fenantren
Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu. Pada dosis tinggi
terjadi depresi pernafasan.
Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan merupakan suatu
agonis parsial reseptor mu. Penggunaan klinik lebih banyak menyerupai nalbufin,
mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita penyalahgunaan heroin.
b. Morfinan
Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin, tetapi
menghasilkan efek sedasi pada dosis ekivalen, merupakan suatu agonis reseptor kapa.
c. Benzomorfan
Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis reseptor mu yang
lemah. Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis yang tertua.
Dezosin adalah senyawa yang struktur kimianya berhubungan dengan pentazosin,
mempunyai aktivitas yang kuat terhadap reseptor mu dan kurang bereaksi dengan
reseptor kappa, mempunyai efikasi yang ekivalen dengan morfin.
4. Antagonis Opioid
Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan pengganti pada
posisi N, mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan reseptor mu, dan afinitasnya
kurang berikatan dengan reseptor lain. Penggunan utama nalokson adalah untuk
pengobatan keracunan akut opioid, masa kerja nalokson relatif singkat, sedangkan
naltrekson masa kerjanya panjang, untuk program pengobatan penderita pecandu.
Individu yang mengalami depresi akut akibat kelebihan dosis suatu opioid, antagonis
akan efektif menormalkan pernapasan, tingkat kesadaran, ukuran pupil aktivitas usus,
dan lain-lain.
5. Drugs Used Predominantly as Antitussives
Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang ada untuk
menekan batuk. Efek ini dicapai pada dosis dibawah dari dosis yang diperlukan untuk
menghasilkan efek analgesik. Contoh obatnya adalah Dekstrometrofan, Kodein,
Levopropoksifen.

OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT

Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :


1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan
beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada
urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,
kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan
waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat
pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah
(anxious ).
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat
setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan
jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr
kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)

4. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

JENIS OBAT –OBAT SISTEM SARAF PUSAT DAN MEKANISME KERJANYA


1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-
macam tindakan operasi.
a). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf
ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan
rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana
pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
1. anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya
larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk
mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung
sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana
banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada
pergelangan tangan atau kaki.
Obat – obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah
larut dalam air.
Persyaratan anestetik local
Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. tidak merangsang jaringan
b. tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
c. toksisitas sistemis rendah
d. efektif pada penyuntikan dan penggunaan local
e. mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
f. larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan

Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya (
menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Bupivikain
Indikasi : anestetik lokal
2. Etil klorida
Indikasi : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
3. Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5. Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
6. Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-
pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
1.berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
2. mula kerja cepat tanpa efek samping
3. sadar kembalinya tanpa kejang
4. berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting
diantaranya adalah :
  Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
  Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan
pada eter
  Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
  Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
  Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital )
2. Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2. Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
3. Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
3. Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
4. Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan
5. Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
6. Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan

2. Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk
tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang
menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan
dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah:
Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon.
Insomnia dan pengobatannya
Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa nyeri,
sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi. Factor penyebab ini
harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat
vasilidator, anti depresiva, sedative atau tranquilizer.
Persyaratan obat tidur yang ideal
1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
2. Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat
maupun organ lainnya yang kecil.
3. Tidak tertimbun dalam tubuh
4. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
5. Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain
:
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan
paraldehida.
b. Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
c. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala
dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.
d. Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.
Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.
2. Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.
3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan
turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
5. Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
1. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas
(obat epilepsi).

2. Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),
gangguan koordinasi dan melantur.
3. Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
4. Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedatif
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
5. Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3. Obat Psikofarmaka / psikotropik


Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik.

Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :


1. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
a. Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan
halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia.
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.
3. Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.
4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.
Efek samping
1. Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena
disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
2. Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.
3. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )
4. Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
5. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.
6. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
7. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.
b. Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi
yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur,
dikenal dengan Minor Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Derivat Benzodiazepin
2.Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.

2. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
a. Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia
dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan
mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki
suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
1. Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek
samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan
jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
b. Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi
fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan
kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.
3. Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu seperti zat-zat halusinasi, pikiran, dan
impian/ khayal.
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.

5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant


obat yg mempengaruhi tonus otot

6. Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri


Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.

Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat.
Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu.
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1. Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan
untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna.
2. Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa
denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek
samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.
3. Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua
derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4. Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan
dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran
cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP
atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat
antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan
seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan
ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:

1. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.


2. Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
3. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
4. Obat Opioid parenteral.

Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :


a. Alkaloid alam : morfin,codein
b. Derivate semi sintesis : heroin
c. Derivate sintetik : metadon, fentanil
d. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
1. Morfin
Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
2. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
3. Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
4. Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
5. Tremadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik.
Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
7. Antipiretik
adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
8. Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu
sisi.
9. Obat Anti Reumatik
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan
tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin,
fenilbutazon, dan piroksikam.

11. Obat Anti Depresan


Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan gejala-
gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan
serta penyakit.

12. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi
umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan
(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat
berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-
jari dingin, dan depresi.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1. Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang, terapi
pada anak seperti kesulitan belajar.
2. Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi otak
sehubungan gangguan metabolism.
3. Mecobalamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
13. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada
neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.

Jenis – Jenis Epilepsi :


1. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan
kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul
dengan pingsan dan sadar kembali.
2. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan
perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan
1. untuk menghindari sel-sel otak
2. mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
3. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan
1. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis
epilepsi. Contoh fenitoin.
2. Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada
serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
4. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv
yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
5. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang
efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan
meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
2. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
3. Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
4. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang-
kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
5. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek sampin : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia, ketergantungan,
kadang nyeri kepala.
14. Obat Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui
kulit otak.

Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
1. Mabuk jalan
2. Mabuk kehamilan
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan
radiasi atau obat-obat sitostatik.
Penggolongan
1. Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah
sinarizin, dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.

2. Dopamin blokersinarizin
e. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi
tidak efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
f. Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi
hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang
berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
3. Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.

Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping


1. Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
3. Klorpromazin HCl
Indikasi : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
4. Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
5. Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6. Trifluoperazin
Indikasi :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
15. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor,
kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini
terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan
terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.

Gejala – gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :


  Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative
misalnya terjadi hipokinesia.
  Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
  Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa
tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
  Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
  Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
  Efek samping obat psikofarmaka
Penggunaan : meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi
sangat memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian
obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
1. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan
gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson
idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
3. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
4. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif
terhadap akinesia dan kekakuan.
2. Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor.
Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan efek-
efek sentral.
3. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor
umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison
hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi
singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor
dll.
5. Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara lain
mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata
kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.

Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang
berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit
Parkinson adalah terjadinya tremor atau gemetaran. Tapi gejala-gejala penyakit Parkinson
pada tahap awal sulit dikenali, misalnya:

 Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian tubuh.


 Gemetaran halus pada salah satu tangan saat beristirahat.

Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit Parkinson difokuskan untuk meredakan gejala
yang muncul dan juga menjaga agar pasien bisa tetap beraktivitas sehari-hari semaksimal
mungkin. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya.
Pada tahap awal penyakit Parkinson, pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan, mengingat
gejala yang terjadi masih ringan. Tapi pertemuan rutin dengan dokter dianjurkan untuk
mengawasi kondisi kesehatan Anda.
Pelajari dan tanyakan risiko dan manfaat tiap jenis pengobatan yang dilakukan untuk
penyakit Parkinson. Dengan ini, Anda bisa lebih mudah dalam menentukan dan mengikuti
proses pengobatan yang ada.

Terapi untuk Penyakit Parkinson

Berikut ini adalah beberapa terapi yang disarankan untuk membantu meredakan gejala yang
muncul akibat penyakit Parkinson:

 Fisioterapi. Terapi ini berfungsi untuk membantu penderita mengatasi kekakuan otot
dan juga rasa sakit pada persendian ketika bergerak. Jadi dengan terapi ini penderita
bisa bergerak dengan leluasa dan mempertahankan kelenturan tubuh. Terapi ini akan
melatih kemampuan dan stamina agar penderita bisa melakukan aktivitas tanpa
bergantung kepada orang lain.
 Perubahan menu makanan. Salah satu gejala dari penyakit Parkinson adalah
terjadinya konstipasi. Kondisi ini bisa dikurangi dengan lebih banyak mengonsumsi
air dan makanan berserat tinggi. Jika penderita mengalami tekanan darah rendah
terutama saat bangkit berdiri, asupan garam bisa ditingkatkan untuk membantu
mengatasinya.
 Terapi wicara. Penderita penyakit Parkinson cenderung mengalami kesulitan atau
bermasalah dalam berbicara. Jika diperlukan, ahli terapi wicara bisa membantu
meningkatkan cara berbicara.

Obat-obatan Penyakit Parkinson

Gejala-gejala utama, seperti tremor dan gangguan pada pergerakan tubuh, bisa dikurangi
dengan obat-obatan. Tapi tidak semua obat cocok untuk semua orang, dan reaksi terhadap
obat itu juga berbeda-beda. Berikut ini adalah obat-obatan yang biasa diberikan:
 Levodopa. Obat ini diserap oleh sel-sel saraf dalam otak dan diubah menjadi senyawa
kimia dopamine. Dengan meningkatkan kadar dopamine, levodopa membantu
mengatasi gangguan pergerakan tubuh. Jenis obat levodopa yang lain yang dipakai
untuk mengatasi gangguan suasana hati adalah duodopa.
 Dopamine agonist. Obat ini berfungsi untuk menggantikan dopamine di dalam otak
dengan efek yang sama seperti levodopa. Dopamine agonist umumnya digunakan
pada tahap awal Parkinson karena efek samping yang ditimbulkan tidak sekuat
levodopa.
 Monoamine oxidase-b inhibitors (MAO-B). Obat ini berfungsi menghambat senyawa
kimia otak yang menghancurkan dopamine. Yang termasuk dalam MAO-B adalah
selegiline dan rasagiline. MAO-B bisa dikonsumsi bersamaan dengan levodopa atau
dopamine agonist. Obat ini membantu meredakan gejala penyakit Parkinson, meski
dampaknya tidak sekuat levodopa.
 Catechol-O-methyltransferase inhibitor (COMT). Obat ini khusus diberikan kepada
orang dengan penyakit Parkinson di tahap lanjutan. Obat ini menghambat enzim yang
menghancurkan levodopa.

Untuk mengetahui dosis, aturan pakainya, tanyakan kepada dokter yang menangani Anda.
Selain itu, tanyakan tentang efek dan risiko dari masing-masing obat-obatan terhadap tubuh
Anda.

Operasi pada Penyakit Parkinson

Operasi hanya dianjurkan jika penanganan dengan obat-obatan pada penyakit Parkinson tidak
bisa meredakan gejala yang muncul. Operasi ini dikenal sebagai deep brain stimulisation atau
stimulasi otak dalam yang bekerja dengan merangsang bagian otak yang terganggu akibat
penyakit Parkinson. Walau tidak menyembuhkan, prosedur ini mampu mengurangi gejala
Parkinson bagi sebagian penderitanya.

Mengatasi Gejala Lain Akibat Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson dapat menimbulkan gejala lanjutan lain seperti depresi dan serangan
kecemasan. Untuk mengatasinya, Anda bisa lakukan penanganan sendiri, terapi, atau dengan
obat-obatan. Baca selengkapnya tentang pengobatan depresi.
Insomnia yang muncul akibat penyakit Parkinson bisa diatasi dengan cara mengatur rutinitas
waktu tidur Anda. Terapi dan obat-obatan juga bisa membantu dalam mengatasi insomnia.
Baca selengkapnya tentang pengobatan insomnia.
Untuk mengatasi gejala inkontinensia urin, Anda bisa berlatih cara mengencangkan otot
panggul, menggunakan dengan obat-obatan dan operasi pada kasus yang parah.
Penderita Parkinson juga dapat mengalami disfagia atau kesulitan dalam menelan. Ketika ini
terjadi, makanan akan perlu diproses dan dilembutkan sebelum diberi kepada penderita.

PENGGOLONGAN OBAT SEDATIF-HIPNOTIK


Secara klinis obat-obatan sedatif – hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang
berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan
anesthesia, penatalaksanaan kejang serta insomnia. Obat-obatan sedatiif hipnotik
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni:
1. Benzodiazepin
2. Barbiturat
3. Golongan obat nonbarbiturat-nonbenzodiazepin

3.1.Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yakni
anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui medulla spinalis, dan amnesia
retrograde. Benzodiazepin banyak digunakan dalam praktik klinik. Keunggulan
benzodiazepin dari barbiturat yaitu rendahnya tingkat toleransi obat, potensi penyalahgunaan
yang rendah, margin dosis aman yang lebar, rendahnya toleransi obat dan tidak menginduksi
enzim mikrosom di hati. Benzodiazepine telah banyak digunakan sebagai pengganti
barbiturate sebagai pramedikasi dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam monitoring
anestesi. Dalam masa perioperative, midazolam telah menggantikan penggunaan diazepam.
Selain itu, benzodiazepine memiliki antagonis khusus, yaitu flumazenil.
Mekanisme Kerja
Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi gamma-aminobutyric acid
(GABA) sebagai neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi
hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membrane sel tidak
dapat dieksitasi. Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi
alcohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.
Efek sedative timbul dari aktivasi reseptor GABAA sub unit alpha-1 yang merupakan
60% dari reseptor GABA di otak (korteks serebral, korteks sereblum, thalamus). Sementara
efek ansiolitik timbul dari aktifasi GABA sub unit alpha 2 (Hipokampus dan amigdala).
Perbadaan onset dan durasi kerja diantara benzodiazepine menunjukkan perbedaan
potensi (afinitas terhadap reseptor), kelarutan lemak (kemampuan menembus sawar darah
otak dan redistribusi jaringan perifer) dan farmakokinetik (penyerapan, distribusi, metabolism
dan ekskresi). Hampir semua benzodiazepine larut dalam lemak dan terikat kuat dengan
protein plasma. Sehingga keadaan hipoalbumin pada cirrhosis hepatis dan chronic renal
disease akan meningkatkan efek obat ini.
Benzodiazepine menurunkan degradasi adenosine dengan menghambat transportasi
nukleosida. Adenosine penting dalam regulasi fungsi jantung (penurunan kebutuhan oksigen
jantung melalui penurunan detak jantung dan meningkatkan oksigenase melalui vasodilatasi
arteri koroner) dan semua fungsi fisiologi proteksi jantung.
Efek Samping
Kelelahan dan mengantuk adalah efek samping yang biasa pada pengunaan lama
benzodiazepine. Sedasi akan mengganguaktivitas setidaknya selama 2 minggu. Penggunaan
yang lama benzodiazepine tidak akan mengganggu tekanan darah, denyut jantung, ritme
jantung dan ventilasi. Namun penggunaannya sebaiknya hati-hati pada pasien dengan
penyakit paru kronis.
Penggunaan benzodiazepine akan mengurangi kebutuhan akan obat anestesi inhalasi
ataupun injeksi. Walaupun penggunaan midazolam akan meningkatkan efek depresi napas
opioid dan mengurangi efek analgesiknya. Selain itu, efek antagonis benzodiazepine,
flumazenil, juga meningkatkan efek analgesic opioid.
Contoh obat
a. Midazolam
Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan struktur cincin yang
stabil dalam larutan dan metabolism yang cepat. Obat ini telah menggatikan diazepam selama
operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat. Selain itu afinitas terhadap reseptor GABA
2 kali lebih kuat disbanding diazepam. Efek amnesia pada obat ini lebih kuat dibandingkan
efek sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan
pembicaraan yang terjadi selama beberapa jam.
Larutan midazolam dibuat asam dengan pH < 4 agar cincin tidak terbuka dan tetap
larut dalam air. Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi perubahan pH sehingga cincin
akan menutup dan obat akan menjadi larut dalam lemak. Larutan midazolam dapat dicampur
dengan ringer laktat atau garam asam dari obat lain.
Farmakokinetik
Midazolam diserap cepat dari saluran cerna dan dengan cepat melalui sawar darah
otak. Namun waktu equilibriumnya lebih lambat disbanding propofol dan thiopental. Hanya
50% dari obat yang diserap yang akan masuk ke sirkulasi sistemik karena metabolism porta
hepatik yang tinggi. Sebagian besar midazolam yang masuk plasma akan berikatan dengan
protein. Waktu durasi yang pendek dikarenakan kelarutan lemak yang tinggi mempercepat
distribusi dari otak ke jaringan yang tidak aktif begitu juga dengan klirens hepar yang cepat.
Waktu paruh midazolam adalah antara 1-4 jam lebih pendek daripada waktu paruh
diazepam. Waktu paruh ini dapat meningkat pada pasien tua dan gangguan fungsi hati. Pada
pasien dengan obesitas, klirens midazolam akan lebih lambat karena obat banyak berikatan
dengan sel lemak. Akibat eliminasi yang cepat dari midazolam, maka efek pada CNS akan
lebih pendek dibanding diazepam.
b. Diazepam
Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam lemak dan memiliki durasi
kerja yang lebih panjang dibandingkan midazolam. Diazepam dilarutkan dengan pelarut
organic (propilen glikol, sodium benzoat) karena tidak larut dalam air. Larutannya pekat
dengan pH 6,6-6,9. Injeksi secra IV atau IM akan menyebabkan nyeri.
Farmakokinetik
Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan mencapai puncaknya dalam 1 jam
(15-30 menit pada anak-anak). Kelarutan lemaknya yang tinggi menyebabkan Vd diazepam
lebih besar dan cepat mencapai otak dan jaringan terutama lemak. Diazepam juga dapat
melewati plasenta dan terdapat dalam sirkulasi fetus.
Ikatan protein benzodiazepine berhubungan dengan tingginya kelarutan lemak.
Diazepam dengan kelarutan lemak yang tinggi memiliki ikatan dengan protein plasma yang
kuat. Sehingga pada pasien dengan konsentrasi protein plasma yang rendah, seperti pada
cirrhosis hepatis, akan meningkatkan efek samping dari diazepam.
c. Lorazepam
Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan oxazepam, hanya berbeda pada
adanya klorida ekstra pada posisi orto 5-pheynil moiety. Lorazepam lebih kuat dalam sedasi
dan amnesia disbanding midazolam dan diazepam sedangkan efek sampingnya sama.
Farmakokinetik
Lorazepam dikonjugasikan dengan asam glukoronat di hati menjadi bentuk inaktif
yang dieksresikan di ginjal. Waktu paruhnya lebih lama yaitu 10-20 jam dengan ekskresi urin
> 80% dari dosis yang diberikan. Karena metabolismenya tidak dipengaruhi oleh enzim
mikrosom di hati, maka metabolismenya tidak dipengaruhi oleh umur, fungsi hepar dan obat
penghambat enzim P-450 seperti simetidin. Namun onset kerja lorazepam lebih lambat
disbanding midazolam dan diazepam karena kelarutan lemaknya lebih rendah.
3.2.Barbiturat

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan
sedative. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan yang spesifik, barbiturate
telah banyak digantikan dengan benzodiazepine yang lebih aman, pengecualian fenobarbital
yang memiliki anti konvulsi yang masih sama banyak digunakan.
Secara kimia, barbiturate merupakan derivate asam barbiturate. Asam barbiturate
(2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan
asam malonat.
Efek utama barbiturate ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai
dari sedasi, hypnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antisietas barbiturate berhubungan
dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu
20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai
mimpi yang mengganggu. Efek anastesi umumnya diperlihatkan oleh golongan tiobarbital
dan beberapa oksibarbital untuk anastesi umum. Untuk efek antikonvulsi umumnya diberikan
oleh barbiturate yang mengandung substitusi 5- fenil misalnya fenobarbital.
Farmakokinetik
Barbiturat secarra oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus ke
dalam darah. Secra IV barbiturate digunakan untuk mengatasi status epilepsy dan
menginduksi serta mempertahankan anestesi umum. Barbiturate didistribusi secra luas dan
dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kalarutan dalam lemak.
Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya thiopental dan metoheksital,
setelah pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan
menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan cepat. Barbiturate yang kurang
lipofilik misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir sempurna di dalam
hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak
mempengaruhi eliminasi obat. Fenobarbital diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak
berubah sampai jumlah tertentu (20-30%) pada manusia.
Faktor yang mempengatuhi biodisposisi hipnotik dan sedatif dapat dipengaruhi oleh
berbagai hal terutama perubahan pada fungsi hati sebagai akibat dari penyakit, usia tua yang
mengakibatkan penurunan kecepatan pembersihan obat yang dimetabolisme yang terjadi
hampir pada semua obat golongan barbiturat.
Kontraindikasi
Barbiturate tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturate, penyakit hati atau
ginjal, hipoksia, penyakit Parkinson. Barbiturate juga tidak boleh diberikan pada penderita
psikoneurotik tertentu, karena dapat menambah kebingungan di malam hari yang terjadi pada
penderita usia lanjut.

3.3.Nonbarbiturat- nonbenzodiazepin
1) Propofol
Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan secara intravena sebagai
1% larutan pada zat aktif yang terlarut, serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25%
gliserol dan 1,2% purified egg phosphatide. Obat ini secara struktur kimia berbeda dari
sedative-hipnotik yang digunakan secara intravena lainnya. Penggunaan propofol 1,5-2,5
mg/kg BB (atau setara dengan thiopental 4-5 mg/kg BB atau methohexital 1,5 mg/kgBB)
dengan penyuntikan cepat (<15 detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu 30
detik. Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan obat
anesthesia lain yang disuntikkan secra cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran,
propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih
sering apabila obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri ini dapat
dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.
Mekanisme Kerja
Propol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA dan tampaknya tidak
mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik
melalui interaksinya denghan reseptor GABA. GABA adalah salah satu neurotransmitter
penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran
meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan menghambat
fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol (termasuk barbiturate dan etomidate) dengan
reseptor komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat.
Ikatan GABA meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride
channel sehingga terjadi hiperpolarisasi dari membrane sel.
Farmakokinetik
Propofol didegradasi di hati melalui metabolism oksidatif hepatic oleh cytochrome P-
450. Namun, metabolismenya tidak hanya dipengaruhi hepatic tetapi juga ekstrahepatik.
Metabolism hepatic lebih cepat dan lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut air
sementara metabolism asam glukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol membentuk 4-
hydroxypropofol oleh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan sulfat dan
glukoronide menjadi tidak aktif dan bentuk 4 hydroxypropofol yang memiliki 1/3 efek
hipnotik. Kurang dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruh propofol
adalah 0,5-1,5 jam.
2) Ketamin
Ketamin adalah derivate phencyclidine yang meyebabkan disosiative anesthesia yang
ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal dan sistem limbik. Ketamin memiliki
keuntungan dimana tidak seperti propofol dan etomidate, ketamine larut dalam air dan dapat
menyebabkan analgesic pada dosis subanestetik. Namun ketamin sering hanya menyebabkan
delirium.
Mekanisme Kerja
Ketamin bersifat non-kompetitif phenycyclidine di reseptor N-Methyl D Aspartat
(NMDA). Ketamin juga memiliki efek pada reseptor lain termasuk reseptor opioid, reseptor
muskarinik, reseptor monoaminergik, kanal kalsium tipe L dan natrium sensitive voltase.
Tidak seperti propofol dan etomide, katamin memiliki efek lemah pada reseptor GABA.
Mediasi inflamasi juga dihasilkan local melalui penekanan pada ujung saraf yang dapat
mengaktifasi netrofil dan mempengaruhi aliran darah. Ketamin mensupresi produksi netrofil
sebagai mediator radang dan peningkatan aliran darah. Hambatan langsung sekresi sitokin
inilah yang menimbulkan efek analgesia.
Farmakokinetik
Farmakokinetik ketamin mirip seperti thiopental yang memiliki aksi kerja singkat,
memiliki aksi kerja yang relatif singkat, kelarutan lemak yang tinggi, pK ketamin adalah 7,5
pada pH fisiologik. Konsentrasi puncak ketamin terjadi pada 1 menit post injeksi ketamin
secara intravena dan 5 menit setelah injeksi intramuscular. Ketamin tidak terlalu berikatan
kuat dengan protein plasma namun secara cepat dilepaskan ke jaringan misalnya ke otak
dimana konsentrasinya 4-5 kali dari pada konsentrasi di plasma.
3) Dekstromethorpan
Dekstromethorphan adalah NMDA antagonis dengan afinitas ringan yang paling
sering digunakan sebagai penghambat respon batuk di sentral. Obat ini memiliki efek yang
seimbang dengan kodein sebagai antitusif tetapi tidak memiliki efek analgesic. Tidak seperti
kodein, obat ini tidak menimbulkan efek sedasi atau gangguan sistem gastrointestinal. DMP
memiliki efek euphoria sehingga sering disalahkan. Tanda dan gejala penggunaan berlebihan
DMP adalah hipertensi sistemik, takikardia, somnolen, agitasi, ataxia, diaphoresis, kaku otot,
kejang, koma, penurunan suhu tubuh. Hepatotoksisitas meningkat pada pasien yang
mendapat DMP dan asetaminofen.
ANASTETIKA
Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia atau narkosa (Yun. an =
tanpa, aesthesis = perasaan), yakni suatu keadaan depresi umum yang bersifat refersibel dari
pelbagai sifat di SSP, di mana seluruh perasaan dan kesadaran di tiadakan, sehingga agak
mirip keadaan pingsan.

Anestetika di gunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan ,


merintangi perasaan nyeri (analgesia), memblokir reaksi reflex terhadap manipulasi
pembedahan , serta menimbulkan pelemasan otot ( relaksasi).

Taraf – taraf narkosa


Anestetika umum dapat menekan SSP secara bertingkat dan berturut-turut menghentikan
aktifitas bagiannya. Ada 4 taraf narkosa, yakni:
a. Analgesia: kesadaran berkurang, rasa nyeri hilang, dan terjadinya euforia (rasa nyaman)
yang disertai impian yang mirip halusinasi. Eter dan nitrogenmonoksida memberikan
analgesia baik pada taraf ini, sedangkan halotan dan thiopental baru tahap berikut.

b. Eksitasi: kesadaran hilang dan timul kegelisahan. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.

c. Anesthesia: pernafasan menjadi dangkal, cepat dan teratur, seperti keadaan tidur
(pernafasan perut), gerakan mata dan reflex mata hilang, sedangkan otot menjadi lemas.

d. Kelumpuhan sum-sum tulang: kegiatan jantung dan pernafasan terhenti. Pada taraf ini
sedapat mungkin sebaiknya di hindarkan.
Pada hakikatnya, kembalinua kessadaran atau siuman (recovery) berlangsung dalam uruttan
terbalik, dari c ke a

Kriteria analgetika yang baik


a. Mulai bekerjanya cepat.
b. Tanpa efek samping, seperti kegelisahan.
c. Tidak merangsang mukosa.
d. Pemulihannya harus cepat tanpa efek-sisa. Seperti perasaan kacau, mual dan muntah.
e. Tidak boleh meningkatkan perdarahan kapiler selama pembedahan.

Penggolongan
Berdasarkan cara penggunaannya, anestetika umuum dibagi dalam dua kelompok, yakni:
1) Anestetika inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, dan sevofluran.

Obat-obat ini diberikan sebagai uap melelui saluran pernafasan.


Keuntungannya adalah :
a. resorbsi yang cepat melalui paru-paru, seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru
(alveoli) dan biasanya dalam keadaan utuh.
b. Pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu pada setiap waktu dapat di hentikan.
c. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anestesi.

2) Anestetika intravena: toipental, diazepam dan midazolam, ketamin, dan propofol.

Obat-obat ini juga dapat di berikan dalam sediaan supositoria secara rectal, tetapi resorbsinya
kurang teratur. Obat-obat ini terutama di gunakan untuk mendahului (induksi) anestesi total,
atau memeliharanya, juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.

Keuntungan anestetika-inhalasi di bandingkan dengan anestesika-intravena adalah


kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi
konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi.

Efek samping
Hampir semua anestetika inhalasi menghasilkan sejumlah efek samping dan yang terpenting
adalah:
 Menekan pernafasan
Yang pada anestesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran, dan isofluran.
 Menekan system kardiovaskular
Terutama oleh halotan, enfluran, dan isofluran.
 Merusak hati dan ginjal
Terutama senyawa klor, misalnya kloroform
 Oliguri (reversiblel)
Karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu di hidratasi
secukupnya.
 Menekan system regulasi suhu
Sehingga timbul perasaan kedinginan(menggigil) pasca bedah.

ZAT-ZAT TERSENDIRI

1) Eter (E.I): diethylether, ether ad narcosin.

Cairan dengan bau yang khas yang sangat mudah menguap dan menyala, juga eksplosif
(1842). Khasiat analghesia dan anestesinya kuat dengan relaksasi otot baik.
Eter digunakan pada pelbagai jenis pembedahan, terutama bila di perlukan relaksasi otot
sebagian besar eter yang diinhhalasi, dikeluarkan melalui paru-paru dan sebagian kecil
dimetabolisasikan di hati. Batas keamanannya (indeks terapi) lebar, karena Eter mudah
melewati plasenta.

Efek samping:
a. Mudah menyala.
b. Merangsang mukosa ssaluran pernafasan, hingga perlu di berikan premedikasi berupa
morfin-atropin 10-0,25 mg.
c. Induksi berjalan lambat dan sering disertai dengan ketegangan.
d. Meningkatnya sekresi ludah dan sekret bronchi.

2) Trikloretilen: Trilene, Cl2C=CHCl.

Cairan dengan baud an rasa seperti kloroform (CHCl3), tidak berwarna atau berwarna biru
muda (diberi zat warna guna identifikasi), juga tidak dapat menyala ddan tidak
ekspklosif(1911). Khasiat anestesinya lemah dan lebih ringan dari pada kloroform, tetapi
kerjanya lebih lambat, sifat analgetisnya lebih kuat dan toksisitasnya lebih ringan. Serkarang
obat ini tidak banyak digunakakn lagi, kecuali sebagai anestetikum banttuan pada
pembedahan singkat di kedokteran gigi dan kebidanan.

3) Nitrogenoksida: gas tertawa

N2O adalah gas tak berwarna dengan bau yang khas, rasanya kemanis-manisan dan ca 1,5
kali lebih berat dari udara. Tidak bersifat merangsang dan tidak dapat menyala(1844
).
Khasiat analgetisnya kuat, tetapi khasiat anestetisnya lemah dan tidak memiliki sifat
merelaksasi otot.

Efek sampingnya:
a. Dapat menimbulkan hipoksia
b. Setelah penggunaan lama dapat timbul anemia megaloblaster, akibat oksidasi dari atom
kobalt dalam vitamin B12.

Dosis : tracheal 50-66 v % bersama oksigen,

4) Halotan: flouthane

Cairan dengan sifatt-sifat fisika, seperti kloroform, lebih kurang sama berat jenis , bau, dan
rasanya, juga tidak dapat menyala dan tidak eksplosif (1956).khasiat anestetisnya sangat kuat
(2 kali kloroform dan 4 kali eter), tetapi khasiat analgetisnya rendah dan daya relaksasi
ototnya ringan, yang baru adekuat pada anestesi dalam. Sebaiknya halotan di gunakan dalam
dosis rendah dan dikombinasi dengan suatu relaksans otot, seperti galamin atau
suksametonium.

Kelarutannya dalam darah relative rendah, maka induksinya lambat, mudah di gunakan, dan
tidak merangsang mukosa saluran pernafasan, bahkan bersifat menekan reflex dari pharynk
dan larynk, melebarkan bronchioli, dan mengurangi sekresi ludah dan sekresi bronchi.
Pemulihannya juga lancar , sehingga banyak di gunakan seebagai anestetikum-pokok atau
anestetikum-pembantu pada narkosa dengan obat-obat berdaya kerja lemah seperti N2O.

Efek sampingnya:
a. Menekan pernafasan dan kegiatan jantung (aritmia).
b. Hipotensi
c. Pada penggunaan berulang dapat menyebabkan kerusakan hati.

Dosis: tracheal 0,5-3 v %.

5) Enfluran: Enthrane, Alyrane.


Senyawa-klor-pentafluor ini(1972) adalah anestetikum-inhalasi kuat, yang di gunakan pada
pelbagai jenis pembedahan, juga sebagai analgetikum pada persalinan. Berdasarkan struktur
eternya, senyawa ini memiliki daya relaksasi otot dan analgetis yang baik, disamping
menidurkan. Dibandingkan dengan halotan, zat ini tidak begitu menekan SSP.

Efek sampingnya berupa hipotensi, menekan pernafasan, aritmi dan merangsang SSP. Pasca
bedah timbul hipotermi (menggigil) serta mual dan muntah. Berdasarkan daya kerjanya yang
melemaskan otot uterus, zat ini dapat meningkatkan pendarahan pada saat persalinan, sectio
caesarea, dan abortus.

Dosis: tracheal 0,5-4 v %

• Isofluran : Forane, Aerrane.


Isomer (1971) dari enfluran ini baunya tidak enak dan juga merupakan anestetikum inhalasi
kuat dengan sifat analgetis dan relaksasi otot baik.
Kebanyakan digunakan dalam kombinasi dengan anestetika-intravena untuk mengiunduksi
anestesi.
Deya kerjanya dan penekanannya terhadap SSP sama dengan enfluran. Tidak menyala dan
tidak eksplosif. Walaupun molekulnya mengandung 5 atom fluor, kadar florida dalam ginjal
sangat rendah, sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap fungsi ginjal

Efek sampingnya:
a. Hipotensi
b. Aritmi
c. Menggigil
d. Konstriksi bronchi
e. Meningkatnya jumlah leukosit
f. Pasca bedah dapat timbul muntah, mual dan keadaan tegang pada lebih kurang 10% pasien

Dosis : tracheal 0,5-3v% dalam oksigen, atau bersama oksigen dan N2O.

KATEGORI OBAT-OBATAN ANTIKONVULSAN


Mencegah kambuhnya kejang dan mengakhiri aktivitas klinik dan elektrik kejang.
1. Magnesium sulfat.
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa magnesium sulfat merupakan drug of
choice untuk mengobati kejang eklamptik (dibandingkan dengan diazepam dan fenitoin).
Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan
mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil
mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan
fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan aliran darah ke uterus. Mekanisme kerja
magnesium sulfat adalah menekan pengeluaran asetilkolin pada motor endplate. Magnesium
sebagai kompetisi antagonis kalsium juga memberikan efek yang baik untuk otot skelet.

Magnesium sulfat dikeluarkan secara eksklusif oleh ginjal dan mempunyai efek
antihipertensi. Dapat diberikan dengan dua cara, yaitu IV dan IM. Rute intravena lebih
disukai karena dapat dikontrol lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat terapetik lebih singkat. Rute intramuskular cenderung lebih nyeri dan kurang nyaman,
digunakan jika akses IV atau pengawasan ketat pasien tidak mungkin. Pemberian magnesium
sulfat harus diikuti dengan pengawasan ketat atas pasien dan fetus.
Tujuan terapi magnesium adalah mengakhiri kejang yang sedang berlangsung dan mencegah
kejang berkelanjutan. Pasien harus dievaluasi bahwa refleks tendon dalam masih ada,
pernafasan sekurangnya 12 kali per menit dan urine output sedikitnya 100 ml dalam 4 jam.
Terapi magnesium biasanya dilanjutkan 12-24 jam setelah bayi lahir ; dapat dihentikan jika
tekanan darah membaik serta diuresis yang adekuat. Kadar magnesium harus diawasi pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, pada level 6-8 mg/dl. Pasien dengan urine output yang
meningkat memerlukan dosis rumatan untuk mempertahankan magnesium pada level
terapetiknya. Pasien diawasi apakah ada tanda-tanda perburukan atau adanya keracunan
magnesium.

Protokol pemberian magnesium menurut The Parkland Memorial Hospital, Baltimore, adalah
sebagai berikut :
4 g. magnesium sulfat IV dalam 5 menit, dilanjutkan dengan 10 g. magnesium sulfat
dicampur dengan 1 ml lidokain 2% IM dibagi pada kedua bokong. Bila kejang masih
menetap setelah 15 menit lanjutkan dengan pemberian 2 g. magnesium sulfat IV dalam 3-5
menit. Sebagai dosis rumatan, 4 jam kemudian berikan 5 g. magnesium sulfat IM, kecuali
jika refleks patella tidak ada, terdapat depresi pernafasan, atau urine output <100 ml dalam 4
jam tersebut. Atau dapat diberikan magnesium sulfat 2-4 g/jam IV. Bila kadar magnesium
>10 mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian bolus maka dosis rumatan dapat diturunkan.
Level terapetik adalah 4,8-8,4 mg/dl. Dengan protokol di atas, biasanya serum magnesium
akan mencapai 4-7 mg/dl pada pasien dengan distribusi volume normal dan fungsi ginjal
yang normal. Pengawasan aktual serum magnesium hanya dilakukan pada pasien dengan
gejala keracunan magnesium atau pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pasien dapat
mengalami kejang ketika mendapat magnesium sulfat. Bila kejang timbul dalam 20 menit
pertama setelah menerima loading dose, kejang biasanya pendek dan tidak memerlukan
pengobatan tambahan.

Bila kejang timbul >20 menit setelah pemberian loading dose, berikan tambahan 2-4 gram
magnesium. dosis: inisial: 4-6 g. IV bolus dalam 15-20 menit; bila kejang timbul setelah
pemberian bolus, dapat ditambahkan 2 g. IV dalam 3-5 menit. Kurang lebih 10-15% pasien
mengalami kejang lagi setelah pemberian loading dosis. Dosis rumatan: 2-4 g./jam IV per
drip. Bila kadar magnesium > 10 mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian per bolus maka
dosis rumatan dapat diturunkan. Pada Magpie Study, untuk keamanan, dosis magnesium
dibatasi. Dosis awal terbatas pada 4 g. bolus IV, dilanjutkan dengan dosis rumatan 1 g./jam.
Jika diberikan IM, dosisnya 10 g. dilanjutkan 5 g. setiap 4 jam. Terapi diteruskan hingga 24
jam kontraindikasi : Hipersensitif terhadap magnesium, adanya blok pada jantung, penyakit
Addison, kerusakan otot jantung, hepatitis berat, atau myasthenia gravis.
Interaksi : Penggunaan bersamaan dengan nifedipin dapat menyebabkan hipotensi dan
blokade neuromuskular. Dapat meningkatkan terjadinya blokade neuromuskular bila
digunakan dengan aminoglikosida, potensial terjadi blokade neuromuskular bila digunakan
kersamaan dengan tubokurarin, venkuronium dan suksinilkolin. Dapat meningkatkan efek
SSP dan toksisitas dari depresan SSP, betametason dan kardiotoksisitas dari ritodrine.

Kategori keamanan pada kehamilan : A – aman pada ehamilan.(Fugate SR dkk), Peringatan :


Selalu monitor adanya refleks yang hilang, depresi nafas dan penurunan urine output:
Pemberian harus dihentikan bila terdapat hipermagnesia dan pasien mungkin membutuhkan
bantuan ventilasi. Depresi SSP dapat terjadi pada kadar serum 6-8 mg/dl, hilangnya refleks
tendon pada kadar 8-10 mg/dl, depresi pernafasan pada kadar 12-17 mg/dl, koma pada kadar
13-17 mg/dl dan henti jantung pada kadar 19-20 mg/dl. Bila terdapat tanda keracunan
magnesium, dapat diberikan kalsium glukonat 1 g. IV secara perlahan. Magnesium sulfat
harus dipikirkan untuk wanita hamil dengan eklampsia karena harganya murah, cocok
digunakan di negara yang pendapatannya rendah. Pemberian intravena lebih disukai karena
efek sampingnya lebih rendah dan masalah yang disebabkan oleh tempat penyuntikan lebih
sedikit. Lamanya pengobatan umumnya tidak lebih dari 24 jam, dan bila rute intravena
digunakan untuk terapi rumatan maka dosisnya jangan melebihi 1 g/jam.Pemberian dan
pengawasan klinik selama pemberian magnesium sulfat dapat dilakukan oleh staf medik,
bidan dan perawat yang sudah terlatih.

2. Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik, namun diduga
menyebabkan bradikardi dan hipotensi. Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas neuron
dengan menurunkan flux ion di seberang membran depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah
dapat dilanjutkan secara oral untuk beberapa hari sampai risiko kejang eklamtik berkurang.
Fenitoin juga memiliki kadar terapetik yang mudah diukur dan penggunaannya dalam jangka
pendek sampai sejauh ini tidak memberikan efek samping yang buruk pada neonatus.
Dosis awal: 10 mg/kgbb. IV per drip dengan kecepatan < 50 mg/min, diikuti dengan dosis
rumatan 5 mg/kgbb. 2 jam kemudian. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap fenitoin, blok
sinoatrial, AV blok tingkat kedua dan ketiga, sinus bradikardi, sindrom Adams-Stokes.
Interaksi : Amiodaron, benzodiazepin, kloramfenikol, simetidin, flukonazol, isoniazid,
metronidazol, miconazol, fenilbutazon, suksinimid, sulfonamid, omeprazol, fenasemid,
disulfiram, etanol (tertelan secara akut), trimethoprim dan asam valproat dapat meningkatkan
toksisitas fenitoin. Efektivitas fenitoin dapat berkurang bila digunakan bersamaan dengan
obat golongan barbiturat, diazoksid, etanol, rifampisin, antasid, charcoal, karbamazepin,
teofilin, dan sukralfat. Fenitoin dapat menurunkan efektifitas asetaminofen, kortikosteroid,
dikumarol,disopiramid, doksisiklin, estrogen, haloperidol, amiodaron, karbamazepin,
glikosida jantung, kuinidin, teofilin, methadon, metirapon, mexiletin, kontrasepsi oral, dan
asam valproat.
Kategori keamanan pada kehamilan: D-Tidak aman untuk kehamilan. Peringatan: Diperlukan
pemeriksaan hitung jenis dan analisis urin saat terapi dimulai untuk mengetahui adanya
diskrasia darah. Hentikan penggunaan bila terdapat skin rash, kulit mengelupas, bulla dan
purpura pada kulit. Infus yang cepat dapat menyebabkan kematian karena henti jantung,
ditandai oleh melebarnya QRS. Hati-hati pada porfiria intermiten akut dan diabetes (karena
meningkatkan kadar gula darah). Hentikan penggunaan bila terdapat disfungsi hati.
3. Diazepam

Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang eklamptik.


Mempunyai waktu paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang signifikan. Dosis : 5 mg
IV. Kontraindikasi: Hipersensitif pada diazepam, narrowangle glaucoma. Interaksi:
Pemberian bersama fenotiazin, barbiturat, alkohol dan MAOI meningkatkan toksisitas
benzodiazepin pada SSP.Kategori keamanan pada kehamilan: D-tidak aman digunakan pada
wanita hamil. Peringatan : Dapat menyebabkan flebitis dan trombosis vena, jangan diberikan
bila IV line tidak aman; Dapat menyebabkan apnea pada ibu dan henti jantung bila diberikan
terlalu cepat. Pada neonatus dapat menyebabkandepresi nafas, hipotonia dan nafsu makan
yang buruk. Sodium benzoat berkompetisi dengan bilirubin untuk pengikatan albumin,
sehingga merupakan faktor predisposisi kernikterus pada bayi.

ANTIHIPERTENSI

Hipertensi yang berasosiasi dengan eklampsia dapat dikontrol dengan adekuat dengan
menghentikan kejang. Antihipertensi digunakan bila tekanan diastolik >110 mmHg. untuk
mempertahankan tekanan diastolik pada kisaran 90-100 mmHg. Antihipertensi mempunyai 2
tujuan utama: (1) menurunkan angka kematian maternal dan kematian yang berhubungan
dengan kejang, stroke dan emboli paru dan (2) menurunkan angka kematian fetus dan
kematian yang disebabkan oleh IUGR, placental abruption dan infark. Bila tekanan darah
diturunkan terlalu cepat akan menyebabkan hipoperfusi uterus. Pembuluh darah uterus
biasanya mengalami vasodilatasi maksimal dan penurunan tekanan darah ibu akan
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasenta. Walaupun cairan tubuh total pada pasien
eklampsia berlebihan, volume intravaskular mengalami penyusutan dan wanita dengan
eklampsia sangat sensitif pada perubahan volume cairan tubuh. Hipovolemia menyebabkan
penurunan perfusi uterus sehingga penggunaan diuretik dan zat-zat hiperosmotik harus
dihindari. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi adalah
hidralazin dan labetalol. Nifedipin telah lama digunakan tetapi masih kurang dapat diterima.

1. Hidralazin
Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan takikardi dan peningkatan
cardiac output. Hidralazin membantu meningkatkan aliran darah ke uterus dan mencegah
hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati. Dapat mengontrol hipertensi pada 95% pasien
dengan eklampsia. Dosis: 5 mg IV ulangi 15-20 menit kemudian sampai tekanan darah <110
mmHg. Aksi obat mulai dalam 15 menit, puncaknya 30-60 menit, durasi kerja 4-6 jam.
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap hidralazin, penyakit rematik katup mitral jantung.
Interaksi: MAOI dan beta-bloker dapat meningkatkan toksisitas hidralazin dan efek
farmakologi hidralazin dapat berkurang bila berinteraksi dengan indometasin. Kategori
keamanan pada kehamilan: C – keamanan penggunaanya pada wanita hamil belum pernah
ditetapkan. Peringatan: Pasien dengan infark miokard, memiliki penyakit jantung koroner;
Efek sampingnya kemerahan, sakit kepala, pusing-pusing, palpitasi, angina dan sindrom
seperti idiosinkratik lupus.(biasanya pada penggunaan kronik).

2. Labetalol
Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral. Digunakan
sebagai pengobatan alternatif dari hidralazin pada penderita eklampsia. Aliran darah ke
uteroplasenta tidak dipengaruhi oleh pemberian labetalol IV. Dosis: Dosis awal 20 mg, dosis
kedua ditingkatkan hingga 40 mg, dosis berikutnya hingga 80 mg sampai dosis kumulatif
maksimal 300 mg; Dapat diberikan secara konstan melalui infus; Aksi obat dimulai setelah 5
menit, efek puncak pada 10-20 menit, durasi kerja obat 45 menit sampai 6 jam.
Kontraindikasi: Hipersensitif pada labetalol, shock kardiogenik, edema paru, bradikardi, blok
atrioventrikular, gagal jantung kongestif yang tidak terkompensasi; penyakit saluran nafas
reaktif, bradikardi berat. Interaksi: Menurunkan efek diuretik dan meningkatkan toksisitas
dari metotreksat, litium, dan salisilat. Menghilangkan refleks takikardi yang disebabkan oleh
penggunaan nitrogliserin tanpa efek hipotensi. Simetidin dapat meningkatkan kadar labetalol
dalam gula darah. Glutetimid dapat menurunkan efek labetalol dengan cara menginduksi
enzim mikrosomal. Kategori keamanan pada kehamilan : C-keamanan penggunaanya pada
wanita hamil belum ditetapkan. Peringatan: Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan
gangguan fungsi hati. Hentikan penggunaan bila terdapat tanda disfungsi hati. Pada pasien
yang berumur dapat terjadi keracunan ataupun respons yang rendah.

3. Nifedipin:
Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar.
Hanya tersedia dalam bentuk preparat oral. Dosis: 10 mg per oral, dapat ditingkatkan sampai
dosis maksimal 120 mg/ hari. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap nifedipin. Interaksi:
Hati-hati pada penggunaan bersamaan dengan obat lain yang berefek menurunkan tekanan
darah, termasuk beta blocker dan opiat; H2 bloker (simetidin) dapat meningkatkan toksisitas.
Kategori keamanan pada kehamilan: C – Keamanan penggunaannya pada wanita hamil
belum ditetapkan. Peringatan: Dapat menyebabkan edema ekstremitas bawah, jarang namun
dapat terjadi hepatitis karena alergi. Masalah utama penggunaan nifedipin adalah hipotensi.
Hipotensi biasanya terjadi bila mengkonsumsi kalsium. Sebaiknya dihindari pada kehamilan
dengan IUGR dan pada pasien dengan fetus yang terlacak memiliki detak jantung abnormal.

4. Klonidin
Merupakan agonis selektif reseptor 2 ( 2-agonis). Obat ini merangsang adrenoreseptor 2 di
SSP dan perifer, tetapi efek antihipertensinya terutama akibat perangsangan reseptor 2 di
SSP. Dosis: dimulai dengan 0.1 mg dua kali sehari; dapat ditingkatkan 0.1-0.2 mg/hari
sampai 2.4 mg/hari. Penggunaan klonidin menurunkan tekanan darah sebesar 30-60 mmHg,
dengan efek puncak 2-4 jam dan durasi kerja 6-8 jam. Efek samping yang sering terjadi
adalah mulut kering dan sedasi, gejala ortostatik kadang terjadi. Penghentian mendadak dapat
menimbulkan reaksi putus obat. Kontraindikasi: Sick-sinus syndrome, blok artrioventrikular
derajat dua atau tiga. Interaksi: Diuretik, vasodilator, -bloker dapat meningkatkan efek
antihipertensi. Pemberian bersamaan dengan bloker dan atau glikosida jantung dapat
menurunkan denyut jantung dan disritmia. Pemberian bersamaan dengan antidepresan
trisiklik dapat menurunkan kemampuan klonidin dalam menurunkan tekanan darah.
Kategori keamanan pada kehamilan: C – keamanan penggunaannya pada wanita hamil belum
ditetapkan. Peringatan: Hati-hati pada pasien dengan kelainan ritme jantung, kelainan sistem
konduksi AV jantung, gagal ginjal, gangguan perfusi SSP ataupun perifer, depresi,
polineuropati, konstipasi. Dapat menurunkan kemampuan mengendarai mobil ataupun
mengoperasikan mesin.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Mutia Nafisah
    Belum ada peringkat
  • MAKalah Buk Riska
    MAKalah Buk Riska
    Dokumen17 halaman
    MAKalah Buk Riska
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • MAGANG
    MAGANG
    Dokumen35 halaman
    MAGANG
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen3 halaman
    Daftar Is1
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bu Ana Cpap
    Makalah Bu Ana Cpap
    Dokumen18 halaman
    Makalah Bu Ana Cpap
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Neurologi Baru
    Makalah Neurologi Baru
    Dokumen15 halaman
    Makalah Neurologi Baru
    Malinda Fadilah
    Belum ada peringkat
  • JURNAL KEGIATAN Harian PESERTAN MAGANG
    JURNAL KEGIATAN Harian PESERTAN MAGANG
    Dokumen4 halaman
    JURNAL KEGIATAN Harian PESERTAN MAGANG
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Cover KDK
    Cover KDK
    Dokumen4 halaman
    Cover KDK
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • SDF
    SDF
    Dokumen34 halaman
    SDF
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Bsjs
    Bsjs
    Dokumen1 halaman
    Bsjs
    Mutia
    Belum ada peringkat
  • M
    M
    Dokumen1 halaman
    M
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • FGHJ
    FGHJ
    Dokumen4 halaman
    FGHJ
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Bsjs
    Bsjs
    Dokumen1 halaman
    Bsjs
    Mutia
    Belum ada peringkat
  • Cover Kongenital, Kep - Anak
    Cover Kongenital, Kep - Anak
    Dokumen1 halaman
    Cover Kongenital, Kep - Anak
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Laporan KKN
    Laporan KKN
    Dokumen18 halaman
    Laporan KKN
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • DFGHJK
    DFGHJK
    Dokumen5 halaman
    DFGHJK
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    nur mutmainnah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen28 halaman
    Bab 1
    NurMutMainnah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • SDFGHJ
    SDFGHJ
    Dokumen3 halaman
    SDFGHJ
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Penggolongan Obat
    Penggolongan Obat
    Dokumen2 halaman
    Penggolongan Obat
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • DFGHJK
    DFGHJK
    Dokumen5 halaman
    DFGHJK
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Penggolongan Obat Baru
    Penggolongan Obat Baru
    Dokumen15 halaman
    Penggolongan Obat Baru
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Teori
    Asuhan Keperawatan Teori
    Dokumen8 halaman
    Asuhan Keperawatan Teori
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • HWJW
    HWJW
    Dokumen2 halaman
    HWJW
    Nur Mudmainah
    Belum ada peringkat
  • Penggolongan Obat Baru
    Penggolongan Obat Baru
    Dokumen15 halaman
    Penggolongan Obat Baru
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • CVBN
    CVBN
    Dokumen2 halaman
    CVBN
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat
  • PERAN
    PERAN
    Dokumen2 halaman
    PERAN
    Nur azizah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen21 halaman
    Cover
    Al Waqiah Al Waqiah
    Belum ada peringkat