Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR SEMESTER

PERCOBAAN PENYERTAAN DAN GABUNGAN TINDA PIDANA

DISUSUN OLEH:

NAMA :LANGCING

NPM :16010010

JURUSAN :HUKUM PIDANA

KELAS :REG B

UNIVERSITAS PROF DR. HAZAIRIN SH BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
tentang “ PENYERTAAN “ dalam mata kuliah PPGTP ini dapat tersusun hingga selesai .

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 01 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah

1.2 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyertaan

2.2 Penyertaan Menurut KUHP

2.3 Analisa Kasus

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyertaan ?


2. Bagaimana penyertaan dalam KUHP?
3. Apa saja bentuk penyertaan ?
4. Apa contoh kasus dalam penyertaan?

1.2 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian penyertaan


2. Untuk mengetahui penyertaan dalam KUHP
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyertaan
4. Memahami contoh kasus terkait penyertaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENYERTAAN

PENYERTAAN (DEELNEMING)

Penyertaan adalah apabila dalam suatu peristiwa pidana terdapat lebih dari 1 orang,
sehingga harus dicari pertanggung jawaban dan peranan masing-masing peserta dalam persitiwa
tersebut.

Hubungan antar peserta dalam menyelesaikan tindak pidana tersebut, adalah:

1. bersama-sama melakukan kejahatan

2. seorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan sedangkan ia


mempergunakan orang lain untuk melaksanakan tindak pidana tersebut.

3. seorang saja yang melaksanakan tindak pidana, sedangkan orang lain membantu
melaksanakan tindak pidana tersebut.

Penyertaan dapat dibagi menurut sifatnya:

1. Bentuk penyertaan berdiri sendiri: mereka yang melakukan dan yang turut serta
melakukan tindak pidana. Pertanggung jawaban masing2 peserta dinilai senidiri-sendiri
atas segala perbuatan yang dilakukan.

2. Bentuk penyertaan yang tidak berdiri sendiri: pembujuk, pembantu, dan yang menyuruh
untuk melakukan tindak pidana. Pertanggungjawaban dari peserta yang satu
digantungkan pada perbuatan peserta lain. Apabila peserta satu dihukum yang lain juga.

5
Di dalam KUHP terdapat 2 bentuk penyertaan:

1. Para Pembuat (mededader) pasal 55 KUHP, yaitu:

a. yang melakukan (plegen)


b. yang menyuruh melakukan (doen plegen)
c. yang turut serta melakukan (mede plegen)
d. yang sengaja menganjurkan (uitlokken)
2. Pembuat Pembantu (madeplichtigheid) pasal 56 KUHP

Pasal 56 KUHP menyebutkan pembantu kejahatan:

a. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu/saat kejahatan dilakukan

b. mereka yang memberi kesempatan sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan
(sebelum kejahatan dilakukan)

2.2 PENYERTAAN MENURUT KUHP INDONESIA

1. Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia ialah:

a. Pembuat/dader (pasal 55) yang terdiri dari:

- Pelaku (pleger)

- Yang menyuruh-melakukan (doenpleger)

- Yang turut serta (medepleger)

- Penganjur (uitlokker)

b. Pembantu/mendeplichtige (pasal 56) yang terdiri dari:

- Pembantu pada saat kejahatan dilakukan.

- Pembantu sebelum, kejahatan dilakukan.

6
2. Pleger (pelaku)

Pelaku ialah orang yang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi rumusan delik.

3. Doenpleger (orang yang menyuruh melakukan).

Doenpleger ialah orang yang melakukan perbuatan dengan melalui perantara orang lain,
sedang perantara ini hanya diumpamakan sebagai alat. Hal yang menyebabkan alat (pembuat
meteril).Dalam hal pembuat materil (alat) seorang yang belum cukup umur, maka tetap ada
menyuruh lakukan, karena pada dasarnya KUHP menganggap orang yang belum cukup umur itu
tetap mampu bertanggung jawab (pasal 45 jo.47) namun demikian, apabila yang disuruh itu anak
yang masih sangat muda sekali, yang belum begitu sadar akan perbuatannya, maka dalam hal ini
dimungkinkan ada penyuruh-lakukan.

4. Medepleger (orang yang turut serta)

Medepleger ialah orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan
terjadinya sesuatu. Syarat adanya medepleger :

1. Ada kerjasama secara sadar (bewuste samenwerking).

2. Adanya pelaksanaan bersama secara fisik (gezamenlijke uitvoering/physieke samenwerking).

5. Uitlokker (penganjur)Penganjur ialah orang yang menggerakan orang lain untuk


melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan sarana-sarana yang ditentukan oleh
undang-undang.

Penganjur

Menyuruh-lakukan

1. Sarana menggerakannya tidak ditentukan (tidak liminatif)

2. Pembuat materil tidak dapat dipertanggung jawabkan (merupakan manus ministra)

Syarat penganjuran yang dapat dipidana

7
Berdasarkan pengertian diatas, maka syarat penganjuran yang dapat dipidana ialah:

1. Ada kesengajaan untuk menggerakkan orang lain melakukan perbuatan yang terlarang.

2. Menggerakannya dengan menggunakan upaya-upaya (sarana-sarana) seperti tersebut dalam


undang-undang (besifat liminatif).

3. Putusan kehendak dari si pembuat materil ditimbulkan karena hal-hal tersebut pada a dan b
(jadi ada psychische causaliteit).

4. Si pembuat materil tersebut melakukan tindak pidana yang di anjurkan atau melakukan
tindak pidana.

5. Pembuat materil tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan dalam hukum pidana.

6. Pembantu (medeplichtige)

Pembantu adalah orang yang sengaja memberi bantuan berupa saran, informasi atau
kesempatan kepada orang lain yang melakukan tindak pidana.

Sebagaimana disebutkan dalam pasal 56 KUHP, pembantuan ada dua jenis;

1. Pembantuan pada saat kejahatan dilakukan. Cara bagaimana pembantunya tidak disebutkan
dalam KUHP. ini mirip dengan medeplegen (turut serta), namun perbedaannya terletak pada:

a) Pembantu perbuatannya hanya bersifat membantu/menunjang, sedang pada turut serta


merupakan perbuatan pelaksanaan;

b) Pembantuan, pembantu hanya sengaja memberi bantuan tanpa disyaratkan harus kerjasama
dan tidak bertujuan/berkepentingan sendiri, sedangkan dalam turut serta,orang yang turut serta
sengaja melakukan tindak pidana, dengan cara bekerjasama dan mempunyai tujuan sendiri;

c) Pembantuan dalam pelanggaran tidak dipidana (pasal 60 KUHP), sedangkan dalam turut serta
dalam pelanggaran tetap dipidana;

d) Maksimum pidana pembantu adalah maksimum pidana yang bersangkutan dikurangi


sepertiga, sedangkan turut serta dipidana sama.

8
2. Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan, yang dilakukan dengan cara memberi
kesempatan, sarana atau keterangan. Ini mirip dengan penganjuran (uitlokking).

Perbedaan pada niat/kehendak, pada pembantu kehendak jahat materiil sudah ada sejak semula/
tidak ditimbulkan oleh pembantu, sedangkan dalam penganjuran, kehendak melakukan kejahatan
pada pembuat meteriil ditimbulkan oleh si penganjur.

2.3 ANALISA KASUS

"IBRAHIM JUAL EMAS TANPA DITIMBANG"

TRIBUN-MEDAN.com, JAMBI - Ibrahim (29), satu dari dua orang pencuri emas di Toko Emas
Mulia, Pasar Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, pada 18 Juni 2011 lalu, berhasil ditangkap
jajaran Buser Polresta Jambi. Dia mengakhiri kebahagiaannya pada Minggu (3/7) pukul 20.30
WIB di perumahan yang baru ia sewa di kawasan Pinang Merah, Simpang Rimbo.

Namun, emas satu peti yang diperkirakan seberat 1,5 kilogram hasil curian sudah tidak ada lagi
padanya. Ibrahim mengatakan, pencurian emas tersebut dia lakukan di toko emas yang sering ia
datangi.

Ia sering membeli emas di toko milik Kiong itu. Namun dia ternyata punya misi lain, bukan
hanya membeli logam mulia, dia juga me-maping suasana atau gambaran isi toko emas tersebut.
Bahkan sebelum beraksi, Ibrahim memantau toko emas yang berada di samping SPBU Muara
Tembesi itu sejak pagi.

"Malamnya, sekitar jam dua, saya masuk melalui jendela belakang toko emas itu. Sedangkan K
(temannya) menunggu di luar memantau situasi. Saya tidak tahu berapa banyak, yang jelas emas
itu di dalam kotak di dalam lemari. Hasilnya saya bagi dua dengan K," ucap Ibrahim, Senin
(4/7). Selain emas satu kotak, ia juga berhasil membawa uang tunai Rp 130 juta.

Kedua pencuri tersebut kemudian berpisah setelah membagi barang curian. Ibrahim kemudian
menjual emas tersebut di Kota Jambi. Menurutnya, ia tidak menimbang lagi berapa berat emas
yang ia jual itu, tetapi oleh pihak pembeli langsung membayar Rp 75 juta.

9
Uang hasil penjualan emas dan uang lainnya dibelikannya satu unit mobil Escudo, motor Vixion,
serta peralatan rumah tangga lainnya. "Baru pertamakalilah saya mencuri. Istri saya tidak tahu
karena selama saya lari setelah beraksi, istri saya menyangka kalau saya berada di kebun," jelas
Ibrahim.

Bukan hanya membelikan mobil untuk bersenang-senang dan barang lainnya, dia juga
menghabiskan sebagian uangnya di lokalisasi Payosigadung bersama teman-temannya. Dia juga
mengontrak rumah di kawasan Simpang Rimbo, selama tinggal di Kota Jambi.

"Tersangka ditangkap di rumah kontrakannya di kawasan Simpang Rimbo, Minggu malam.


Berdasarkan laporan yang ada di Polsek Tembesi, kerugian korban uang tunai senilai Rp 153 juta
dan emas 1,5 kilogram," sebut Kasat Reskrim.

Selain mengamankan tersangka, kata Agung, pihaknya juga mengamankan barang bukti yang
ada dengan tersangka seperti mobil Escudo, sepeda motor Vixion, televisi 21 inci, VCD, dan
beberapa suku emas yang masih disimpan tersangka.

"Tersangka masih kita periksa. Barang buktinya ada uang tunai sebesar Rp 4,5 juta, dan juga ada
buku tabungan dengan nilai Rp 27 juta," jelas mantan Kapolsekta Kotabaru.(tribunjambi.com /
deni satria budi)

Editor: Sofyan Akbar

Sumber: Tribun Jambi

ANALISIS KASUS PENYERTAAN ( DEELNEMING)

Perbuatan-perbuatan pelaku yang memenuhi unsur-unsur yang ada dipasal 55 jo pasal


363 Dua orang pelaku pencuri emas 1,5 kg tertangkap di jambi oleh tim jajaran buser polresta
jambi pada tanggal 3/7 2011 pada pukul 20:30 WIB diperumahan yang baru di sewa di kawasan
pinang merah Simpang Rimbo. Pelaku-pelakunya adalah adalah Ibrahim (29) dan K (Teman
Ibrahim) .

Sejumlah alat bukti yang ditemukan adalah uang tunai sebesar Rp4,5 juta juga ada buku
tabungan dengan nilai Rp 27 juta .

10
Para pelaku melancarkan aksinya dengan cara masuk melalui jendela belakang ruko emas itu
pada malam hari sekitar jam 2 dan mengambil kotak emas itu.

2) BENTUK PENYERTAAN

Bentuk penyertaan dari kedua pelaku ini merupakan bentuk MEDEPLEGEN (orang yang turut
serta melakukan, orang yang dengan sengaja turut berbuat / turut magengerjakan terjadinya suatu
tindak pidana) dikatakan sebagai bentuk penyertaan MEDEPLEGEN karena mereka berdua
melakukan aksinya dengan cara bagi tugas. Otak kejahatan ini adalah Ibrahim.

3) SYARAT-SYARAT MEDEPLEGEN

- Adanya kerja sama secara sadar

Adanya kerja sama secara sadar dari kedua pelaku ini dan ada kesengajaan yang disadari kalau
tindakan mereka melanggar hukum.

- Adanya pelaksanaan bersama secara fisik

Kedua pelaku pencurian ini melaksanakan aksinya secara bersama

-Sama saling membantu satu sama lain saat menjalankan aksinya .

Dimana Ibrahim bertugas untuk memantau took emas yang akan dia curi, sedangkan temannya K
bertugas menunggu diluar memeantau situasi.

4) MAKSIMAL ANCAMAN PIDANA OLEH PELAKU (pasal 55 jo 363)

Pasal 55 (1)= dipidana sebagai pelaku tindak pidana, mereka yang menyuruh, melakukan dan
yang turut serta melakukan tindak pidana itu.

Pasal 363 = diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun, masing-masing pelaku
mendapat ancaman hukum selama 7 tahun

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Apabila dalam suatu delik dilaksanakan oleh lebih dari satu orang maka hal tersebut dapat
dikategorikan “penyertaan” sesuai dalam pasal 55 KUHP Penyertaan dalam KUHP:

Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia ialah:

a. Pembuat/dader (pasal 55) yang terdiri dari:

- Pelaku (pleger)

- Yang menyuruh-melakukan (doenpleger)

- Yang turut serta (medepleger)

- Penganjur (uitlokker)

b. Pembantu/mendeplichtige (pasal 56) yang terdiri dari:

- Pembantu pada saat kejahatan dilakukan.

- Pembantu sebelum, kejahatan dilakukan.

2. Pleger (pelaku)

Pelaku ialah orang yang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi rumusan delik.

3. Doenpleger (orang yang menyuruh melakukan).

Doenpleger ialah orang yang melakukan perbuatan dengan melalui perantara orang lain, sedang
perantara ini hanya diumpamakan sebagai alat.

4. Medepleger (orang yang turut serta) Medepleger ialah orang yang dengan sengaja turut
berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu.

5. Uitlokker (penganjur)Penganjur ialah orang yang menggerakan orang lain untuk


melakukan suatu tindak pidana

12
3.2 DAFTAR PUSTAKA

http://scarmakalah.blogspot.co.id/2014/02/perbuatan-penyertaan-hk-pidana.html

http://belajarhukumindonesia.blogspot.co.id/2010/12/penyertaan-dalam-hukum-pidana.html

http://pinginpitar.blogspot.sg/2014/02/aliran-qodariyah-dan-jabariyah.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai