Anda di halaman 1dari 41

PT.

WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
METROPOLITAN MEDAN
PAKET :
PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS – MEDAN

BAB I. PENJELASAN UMUM

1.1 Pendahuluan
Proyek jalan ini adalah salah satu bagian dari Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan
di Medan.
Proyek ini dikerjakan dengan tujuan agar transportasi di kota Medan khususnya di
daerah Amplas dapat menjadi lancar dan cepat.

Proyek Pembangunan Fly Over Amplas merupakan proyek dari Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga dengan Jadwal pelaksanaan pekerjaan pada
proyek ini direncanakan selama 570 (lima ratus tujuh puluh) hari. Adapun peta dan
kondisi eksisting proyek fly over dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 : Peta Lokasi Proyek

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 1


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

KE TERMINAL AMPLAS

KE KOTA
M EDAN

ERA
BELM
TOL
DARI
KE PATUMBAK

KONDISI EKSISTING AREA PROYEK

K
E
TJ.M
OR
AWA

Gambar 1.2 Gambar Kondisi Eksisting Lokasi Proyek

1.2 Lingkup Pekerjaan


Secara garis besar lingkup pekerjaan Fly Over Amplas adalah :

1). Umum
 Mobilisasi
 Relokasi Utilitas dan Pelayanan TELKOM yang ada
 Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM yang ada
 Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN yang ada
 Relokasi Utilitas dan Pelayanan GAS yang ada
 Relokasi Utilitas dan Pelayanan Utilitas lainnya
2). Pekerjaan Drainase
 Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air
 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 80 cm sampai 100 cm
 Drain Pipe PVC dia. 18 cm dengan Fitting Joint untuk Jembatan
 Drain Pipe PVC dia. 20 cm dengan Fitting Joint untuk Jembatan
 Hanger untuk drainase
 Tee PVC dia 20 x 18 cm
 Bend PVC dia 20 cm
 Cap PVC dia 20 cm
 Deck Drain

3). Pekerjaan Tanah


 Galian Tanah Struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter
 Galian Tanah Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter
 Timbunan granular
 Penyiapan badan jalan
 Pembersihan dan Penggarukan

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 2


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
4). Pelebaran dan Perkerasan Bahu Jalan
 Lapis Pondasi Agregat kelas B
5). Perkerasan Berbutir
 Lapis Pondasi Agregat kelas A
 Lapis Pondasi Agregat kelas B
6). Perkerasan Aspal
 Lapis Resap Pengikat
 Lapis Perekat
 Laston Lapis Aus (AC-WC)
 Laston Lapis Antara (AC-BC)
 Laston Lapis Antara (AC-BC) Leveling
7). Struktur
 Beton K350 untuk Slab
 Beton K350 untuk kepala pilar
 Beton K350 untuk kolom pilar
 Beton K250
 Beton K175 (BO)
 Panel Slab K350, t = 7 cm
 Beton K 350 untuk Plat Berongga (Hollow Slab)
 Beton K 350 untuk Diafragma termasuk pekerjaan penegangan
Setelah pengecoran (post-tension)
 Unit Pracetak Gelagar Tipe U bentang 31.9 meter (type A)
 Unit Pracetak Gelagar Tipe U bentang 37.9 meter (type B)
 Unit Pracetak Gelagar Tipe U bentang 31.9 meter (type C)
 Baja Tulangan U24 Polos
 Baja Tulangan U39 Ulir
 Tiang Bor Beton, diameter 1000 mm
 Pengujian Pembebanan Pada Tiang Dengan Diameter di atas 600 mm
 PDA Test
 Pasangan Batu
 Pasangan Batu Templek
 Pasangan Batu Kosong yang diiisi Adukan
 Sambungan Ekspansi (Tipe Karet)-Moved Joint
 Sambungan Ekspansi (Tipe Karet)-Fixed Joint
 Bearing Rubber type 450 x 400 x 64 (mm)
 Bearing Rubber type 400 x 300 x 60 (mm) for hollow slab
 Shear connector
 Angker type fix dia. 56 x 3 bh
 Angker type moved dia. 36 x 2 bh
 Pot Bearing Guided PG-2500
 Pot Bearing Multi PM-2500
 Pot Bearing Fixed PM-5000
 Pot Bearing Guided PG-5000
 Pot Bearing Multi PM-5000
 Sandaran (Railling)
8). Pengembalian dan Pekerjaan Minor
 Semak/Perdu
 Pohon
 Rumput
 Marka Jalan Thermoplastic
 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul High Intensity Grade
 Rambu Jalan Ganda dengan Permukaan Pemantul High Intensity Grade
METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 3
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
 Kerb Pracetak
 Kerb Pracetak Pemisah Jalan (Concrete Barrier)
 Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe Mercuri 250 Watt
 Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Gandal, Tipe Mercuri 250 Watt
 Traffic Light
 Unit Lampu Penerangan Taman
 Panel Box Lampu Power Pole
 Reinforcing Earth (Penahan Tanah Blok Beton)
 Steel Grating Galvanis

1.3 MANAJEMEN PROYEK


Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga terampil dari PT
Waskita Karya yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar,
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak
terkait.

1). Struktur Organisasi


Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang
dipimpin General Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Divisi-2 PT. Waskita Karya. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari General
Superintendent dibantu oleh beberapa tenaga staf kantor dan di lapangan
dibantu Site Manager yang mengkoordinir tenaga pelaksana lapangan. Masing-
masing personil mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang yang menjadi
tanggung jawabnya .
General Superintendent memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang
administrasi, teknik, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Untuk masalah teknik / engineering dan quality control, General
Superintendent dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.
 Urusan keuangan, administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti telah diuraikan di atas,
diusahakan adanya kerja-sama yang baik dengan pihak pengawas dan pihak yang
terkait, dengan harapan pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih baik sesuai
yang dipersyaratkan.

2). Sub Kontraktor


Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub
Kontraktor yang akan ditentukan kemudian, khususnya pada pekerjaan
Prestressing dan Bored Pile.

1.4 METODA PENCAPAIAN SASARAN PROYEK


Untuk menjamin sistem manajemen agar dapat berlangsung dengan baik, PT Waskita
Karya telah mengeluarkan Kebijakan Mutu untuk memberikan Jaminan Mutu terhadap
proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya
ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana
pengendali, dan perangkat keras (hardware) sebagai sarana penunjang pelaksanaan
pekerjaan.

1).Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas,
 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk Site Engineer.
METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 4
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
 Tenaga operasional lapangan : pelaksana (supervisor), mekanik dan
operator.
 Pekerja (mandor, tukang, kenek, operator).
Personel yang dipilih adalah yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis,
dan akan ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi proyek. Tenaga kerja
yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar
daerah.

2). Metode Pengendalian Proyek


Metode pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di bawah ini:

Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form sebagai berikut :


 IMTP : 1. Mampu Telusur Bahan Masuk
2. Mampu Telusur Benda Uji

3. Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji


4. Mampu Telusur proses
 IT : 1. Registrasi Inspeksi dan Tes
2. Daftar Kriteria Keberterimaan Bahan/Produk
3. Pelaksanaan Inspeksi dan Tes
4.Persetujuan Penerimaan Bahan / Produk Yang mendesak
5. Registrasi Penggunaan Bahan/Produk Yang Mendesak
6. Daftar Simak Verifikasi Catatan Inpeksi & Tes
 KS : 1. Laporan Ketidaksesuaian
2. Registrasi Ketidaksesuaian
 PP : 1. Pengendalian Proses

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 5


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
3). Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya
serta sesuai dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni
tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu.
Untuk proyek Pembangunan Fly Over Amplas, Medan ini secara umum diperlukan
peralatan sebagai berikut:
Peralatan untuk pekerjaan Persiapan :
 Survey Equipment
 Waterpass
 Generator Set
 Pompa air

Peralatan untuk pekerjaan struktur:


 Concrete Vibrator
 Concrete Mixer 0.3-0.6m3
 Flat Bed Truck 3-4m3
 Water Pump 70-100mm
 Jack Hammer
 Concrete Pump
 Crane on Truck 70T
 Welding Set
 Bore Pile Machine
 Pick Up Truck
 Boogie trailer
 Crane 120 Ton

Peralatan untuk pekerjaan Jalan dan Tanah:


 Asphalt Finisher
 Asphalt Sprayer
 Compressor 4000 – 6500 L/M
 Dump Truck 3-4m3
 Motor Grader > 100HP
 Wheel Loader 1.0-1.6m3
 Tandem Roller 6-8t
 Tire Roller 8-10t
 Vibratory Roller 5-8t
 Water Tanker 3000-4500L
 Tamper
 Asphalt Liquid Mixer
 Excavator 80-140 HP
 Breaker

Peralatan untuk Operasional Staf Proyek :


 Mini Bus
 Pick Up
 Handy Talky
 Fire Extinguisher
 Perlengkapan Kantor/Lapangan
4). Bahan
Pengadaan bahan-bahan dikendalikan oleh Bagian Logistik dengan berpedoman
pada spesifikasi teknik dan mengikuti jadwal pendatangan material .
METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 6
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
5). SMK3L (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja yang bertujuan menciptakan tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Sistem manajemen K3L dijalankan dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga
kerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Program K3L ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman didalam
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan K3L di perusahaan sebagai panduan
didalam menerapkan Sistem Manajemen K3L secara keseluruhan.
Diharapkan program ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas proyek didalam
rangka membuat langkah-langkah pengamanan atau pengurangan resiko terhadap
kecelakaan kerja dan dampak lingkungan yang mungkin bisa terjadi di proyek.
Sasaran utama dari penerapan Sistem Manajemen K3L di proyek adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan dampak lingkungan, dan jika mungkin
tetap terjadi adalah memperkecil resiko dengan metode pengamanan dan alat
pelindung diri.

6). MANAJEMEN LINGKUNGAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja, PT. Waskita menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan yang mengacu pada Standard ISO 14001 : 2004.
Secara umum, Sistem Manajemen Lingkungan adalah sebagaimana tergambar
dalam skema dibawah ini :

a. Perencanaan

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 7


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

b. Pelaksanaan

c. Pemantauan

d. Perbaikan dan Peningkatan

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 8


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Proses Pendukung :
 Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang
 Kompetensi, pelatihan & pemahaman
 Komunikasi
 Dokumentasi
 Pengendalian dokumen
 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan
 Pengendalian catatan
7). Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, Tim Manajemen Proyek akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam
hal :
 Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
 Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan
dari kehilangan

1.5 KOORDINASI ANTAR DISIPLIN ( INTERFACE )


Dalam penyelesaian secara keseluruhan proyek, banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang
kegiatannya akan saling berkaitan misalnya, pekerjaan Bored Pile, Prestressing, yang
akan dilaksanakan oleh Sub Kontraktor.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan terpadu, untuk
menghindari terjadinya bentrokan dan kesimpangsiuran pelaksanaan, yang dapat
mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan yang tidak diinginkan.
Untuk mengatur kegiatan pekerjaan akan dilaksanakan :

1). Rapat Koordinasi


 Rapat koordinasi dilaksanakan seminggu sekali, berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan.
2). Program dan Scheduling
 Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan secara lebih mendetail ( bulanan dan
mingguan ) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian
dan mingguan, agar dapat dilakukan evaluasi yang tepat dan akurat mengenai
perkembangan kondisi di lapangan. Sementara ini pengontrolan secara
keseluruhan dituangkan dalam bentuk Bar Chart.

1.6 QUALITY CONTROL


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain mengontrol :

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 9


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
2) Seluruh material yang digunakan
3) Tenaga kerja yang dipilih
4) Perawatan alat
5) Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan
melakukan proses Quality Control (proses ISO 9001: 2000) dan prosedurnya yang telah
berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh PT. Waskita Karya.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan
terencana, yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek berjalan secara terkendali dan konsisten, agar dapat
mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam spsesifikasi kontrak,
yang terdiri dari spesifikasi dan gambar-gambar pelaksanaan.
Untuk mencapai sasaran pengendalian mutu di pelaksanaan, diperlukan adanya :
6) Sasaran mutu yang jelas
7) Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
8) Organisasi proyek yang handal
9) Sistem dan prosedur mutu yang baku
10) Penerapan manajemen mutu yang konsisten
Untuk lebih jelasnya dalam proses pelaksanaan penerapan Quality Control untuk
proyek ini akan mengacu pada standart Quality Control (process ISO 9001:2000).

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 10


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

BAB II. METODE KONSTRUKSI

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1). Site Planning


Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengakomodasikan:
 Traffic manajemen dan detour
 Kantor direksi lapangan, kontraktor, dan sub kontraktor
 Stock yard, work shop, dan gudang material atau peralatan
 MCK / toilet lapangan, termasuk untuk para pekerja
 Rumah genset, pos jaga, dll

(KE AS I P DAR NT
± HIN N A
A
I
BEL RA H OYEK
LO 8 K m G PL
CA

ME TOL
KE TERMINAL AMPLAS

BA REN

)
R

RA
TC

RENCANA CASTING
A
K

YARD
± 10 Km DARI LOKASI
PROYEK (KE ARAH
TOL BELMERA)
A

DETOUR
ER
ELM

DETOUR
LB

STOCK YARD
TO

STOCK Y ARD
STOCK YARD
RI

STOCK YARD
DA

ABUTMENT STOCK YARD


1 STOCK YARD
PIER 1 STOCK YARD
PIER 2
PIER 3 STOCK
YARD
DETOUR
PIER 4
PIER 5 PIER 6 STO CK
YARD
PIER 7
DETOUR
PIER 8 STO
CK YAR
D
PIER 9
DE
PIER 10 TO
UR
KE PATUMBAK

ST
OC
K YA
PIER 11 RD

ST
OCK
YA
PIER 12 RD

RENCANA MESS
KARYAWAN PIER 13
KE ARAH JL.
PATUMBAK
D
ET
O

PIER 14
UR

PIER 15

SITE PLAN
PIER 16
D
ET
O
UR

ABUTMENT 2
DE
TO

KE
UR

T J.
MO
RA
W
A

Gambar 2.1 : Gambar Site Plan

2). Pengukuran / Setting Out dan Pengecekan Perhitungan Volume


Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dilaksanakan setting out berupa
joint survey / bersama-sama antara Kontraktor, Engineer/Konsultan dan Dinas
Pekerjaan Umum Republik Indonesia sebagai pemilik proyek. Hasil survey akan
dipakai untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas aktual volume
pekerjaan. Pengecekan perhitungan volume dilakukan sebelum dan selama
berlangsungnya proyek.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 11


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.2 : Gambar Setting Out Pelaksanaan Proyek

3). Pembuatan Pagar Pengaman dan Direksi Keet


Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat
melindungi areal pekerjaan dari arus kendaraan dan manusia. Pada tahap awal
dibuatkan pagar untuk melindungi pekerjaan pada daerah yang akan
dilaksanakan lebih dahulu, yaitu pembuatan jalan detour pada median.
Selanjutnya setelah jalan detaour dibuka, pagar pengaman dipindahkan untuk
melindungi areal bagi pekerjaan berikutnya pada areal pemasangan pondasi
Bored Pile, Pilar dan PCU Girder.
Kantor kontraktor, konsultan, ware house, work shop, barak pekerja lengkap
dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang
akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Semua bangunan
tersebut di atas akan ditentukan tempatnya setelah mendapat lahan yang sesuai,
dan bangunan tersebut akan ditutup dengan pagar pengaman / pagar sementara.
Dalam pembuatan kantor tersebut, fasilitas disekitarnya akan selalu dijaga dan
dirawat, sedangkan untuk kantor Pimpro dan staf akan ditentukan kemudian
sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pihak Pimpro. Kantor yang akan
dibangun dilengkapi dengan peralatan dan persyaratan yang dinyatakan dalam
dokumen lelang.

4). Mobilisasi
Mobilisasi dilaksanakan setelah kontrak ditanda-tangani, meliputi mobilisasi
personil, alat, material, dan tenaga kerja. Sehubungan waktu pelaksanaan yang
sangat mendesak, maka pekerjaan mobilisasi harus secepatnya diselesaikan
dengan mengacu pada prioritas pekerjaan yang akan segera dilakukan terlebih
dahulu.
Mobilisasi juga mencakup kebutuhan alat bantu dan bahan yang harus difabrikasi
terlebih dahulu di luar lokasi pekerjaan, seperti panel – panel form work,
pembesian, dan lain – lain.

5). Penyiapan Rencana Mutu / Quality Plan


Persiapan quality plan ini berarti penyiapan rencana mutu yang akan digunakan
sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk
mendapatkan hasil akhir yang sesuai dengan spesifikasi kontrak. Quality plan ini
bersifat spesifik sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi pada proyek
ini.

6). Pengadaan Listrik dan Air


Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan diadakan dari penggunaan
listrik langsung dari PLN dan dilengkapi atau di back up dengan genset yang
ditempatkan pada lokasi yang tepat untuk menghindari klaim kebisingan dari
warga sekitar proyek.
Pengadaan air kerja akan diadakan dari pompa sumur dalam dan didistribusikan
melalui water tank truck.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 12


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
2.2 PEKERJAAN TRAFFIC MANAGEMENT
Traffic manajemen bertujuan mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap lalu lintas
ketingkat seminimal mungkin.
Pengaturan lalu-lintas ini bertujuan untuk tetap memberikan keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung, sehingga sebelum dilaksanakan
di lapangan, rencana pelaksanaan pengaturan lalu lintas ini akan dikonfirmasikan
terlebih dahulu dengan pihak yang berwenang. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :
11) Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas
12) Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi
13) Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi
14) Petugas pengatur lalu lintas pada persimpangan dengan jalan umum

Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan selalu memelihara jalan yang berada
pada areal proyek termasuk jalan sementara/detour akan tetap dapat berfungsi dengan
baik. Truk yang beroperasi akan dilengkapi dengan terpal untuk menutup permukaan
atas agar tanah bekas galian yang diangkut tidak tercecer di sepanjang perjalanan, bila
terjadi tumpahan tanah atau material akan segera dibersihkan agar kondisi jalan tetap
seperti posisi semula.
Di bawah ini merupakan gambar penjelasan mengenai traffic management dari
beberapa jenis pekerjaan proyek fly over amplas
KE TERMINAL AMPLAS

HATI-HATI !
ADA PEK.GALIAN
BORE PILE & PILECAP

DETOUR

KE KOTA
MEDAN

PIER 1 KE TJ.MO
PIER 2 RAWA
PIER 3

DETOUR
KE PATUMBAK

HATI-HATI !
ADA PEK.GALIAN
BORE PILE & PILECAP

TRAFFIC MANAGEMENT PEKERJAAN


BORE PILE, PILECAP & PIER

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 13


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

TIPIKAL PAGAR PENGAMAN TAMPAK SAMPING

KE TERMINAL AMPLAS
HATI-HATI !
ADA PEK.PEMASANGAN
BALOK JEMBATAN

DETOUR DETOUR

DETOUR
KE KOT
A MEDAN

ABT 1
PIER 1
PIER 2 KE TJ.M ORAW
A
PIER 3
PIER 4
DETOUR PIER 5 PIER 6
PIER 7

DETOUR

KE PATUMBAK

TRAFFIC MANAGEMENT SIMPANG AMPLAS


PADA SAAT ERECTION GIRDER

Gambar 2.3 : Gambar Traffic Management Proyek

2.3 PEKERJAAN BORED PILE


Tahap-tahap dalam pekerjaan Bored Pile seperti diuraikan pada penjelasan di bawah ini
:

1). Siapkan lahan termasuk tempat penampungan tanah/lumpur

2). Cek pembesian bore pile sesuai dengan drawing

3). Setting out posisi/titik pile EDM atau theodolit.


Contoh gambar setting out dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 2.4 Gambar contoh pelaksanaan setting out

4). Cek vertikalitas auger/kelly bar dengan Theodolit / unting-unting dari dua arah
yang saling tegak lurus.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 14


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
5). Boring dengan menggunakan auger(Vertikal dan centre line terhadap as BP), lalu
penggemburan dibantu dengan pipa Air. Setelah selesai dilanjutkan dengan
Pemasangan Cassing (Diameter casing sesuai diameter bored pile).

Gambar 2.5
Bor dgn auger, Penggemburan Pemasangan
tanah dibuang dgn auger, cassing
ditambah air

Pipa air
2m

0.5 m
12
m

12
m
: Gambar Metode Boring dan Pemasangan Casing

6). Boring lanjutan menggunakan bucket bor. Sampel tanah hasil bor diambil dan
dicatat setiap terjadi perubahan karakteristik tanah. Lalu cek kedalaman toe
level (tip of depth). Setelah dilakukan pengecekan kemudian bersihkan lumpur
dari dasar lubang bor dgn cleaning bucket.

Pembuangan lumpur Pengeboran dilanjutkan Pembuangan


dgn bucket s/d kedalaman design, sisa lumpur
dgn drilling bucket dgn bucket

Pipa air Pipa air


0.5 m

0.5 m
12

12
m

Gambar 2.6 : Gambar Metode Pembersihan Casing Bored Pile

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 15


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
7). Pekerjaan pembersihan sisa lumpur dengan air lift cleaning. Setelah bersih,
siapkan pembesian tulangan yang telah dicek untuk dimasukkan serta disiapkan
besi penggantung. Setelah itu siapkan/pasang lifting hook/penggantung dengan
mempertahankan sebagian besi bagian paling atas untuk penyambungan.
Setelah selesai lakukan pemasangan pipa tremi. Ukur kedalaman lubang bor dan
catat hasilnya untuk menentukan volume beton.

Pembersihan
sisa lumpur Pemasangan besi Pemasangan
dgn air lift pipa tremi
cleaning

Pipa air lift cleaning

Kompresor

BS -6.500

Gambar 2.7 : Gambar Metode Pemasangan Besi dan Pipa Tremi


8). Lakukan pengecoran, pengecoran dimulai setelah armada mixer datang lengkap
untuk volume satu Bored Pile. (Slump test dan benda uji beton diambil sebelum
cor). Kemudian potong pipa tremie sesuai tinggi muka beton yang telah dicor
(cek permukaan beton apakah sudah sesuai dengan cut of level dan tinggi waste
beton). Ujung tremie harus tetap dalam beton, lalu cabut pipa tremi (tidak ada
yang tertinggal).serta cabut casing segera setelah cor selesai,sebelum beton
setting.
Pengecoran Pencabutan
pondasi cassing

Pipa cassing

BS -6.500

Gambar 2.8 : Gambar Metode Pengecoran dan Pencabutan Casing Bored Pile
9). Setelah pekerjaan pengecoran pondasi bored pile selesai, dilakukan pengetesan
dengan menggunakan/cara tes PDA.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 16


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.9 : Gambar Metode Tes PDA


2.4 PEKERJAAN PILE CAP
Pekerjaan pile cap bisa dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bored pile pada satu
pile cap selesai dan pile selesai dicor. Urutan pekerjaan pile cap untuk masing-masing
item adalah seperti berikut.
1). Penggalian Pile Cap

Pekerjaan balok pile cap didahului dengan galian tanah sekitar area pile cap
yang telah ditentukan sebelumnya. Penggalian akan dilaksanakan oleh Excavator.
Perawatan alas/pantat yang akhir akan dieksekusi dengan tangan. Sebelum lahan
yang digali diharuskan telah mendapatkan area pembuangan yang tepat. Material
tanah hasil galian akan dikirimkan ke area pembuangan dengan menggunakan
dump truk. Penggalian akan dilakukan minimum 50 cm lebih luas dibanding
dimensi struktur. Yang terpenting terdapat ruang kerja untuk tiap-tiap langkah
konstruksi. Untuk menghindari tergenangnya air selama penggalian dan aktivitas
yang lain, lubang galian kecil pengeringan sementara dan diameter pompa 4"
minimum 1 unit akan diaktifkan.

Gambar 2.10 : Gambar Metode Galian Tanah Pile Cap


Peralatan yang diusulkan dalam proses penggalian dan penimbunan Pile Cap
adalah sebagai berikut :

No. Jenis Alat Tipe Jumlah

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 17


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

1 Excavator 0.7 m3 2 set


2 Dump Truck 20 ton 5 unit
3 Submersible Pump 4” 4 set

2). Pemotongan Bored Pile


Setelah pekerjaan galian selesai dilakukan pemotongan bored pile pada elevasi
sesuai desain. Pemotongan tiang dilaksanakan dengan palu dan pahat beton.
Pemotongan dilakukan dengan tenaga manusia. PC wire dipotong dengan cutting
toss. Platform selama pemotongan tiang digunakan seperti gambar berikut :

P.2 P.3

Gambar 2.11 : Gambar Metode Pemotongan Bored Pile

Setelah selesai pemotongan disebarkan batu koral (tebal 20 cm), lalu mulai
pengecoran lantai kerja (tebal 10 cm).

Gambar 2.12 : Gambar Lantai Kerja Pile Cap

3). Pemasangan Bekisting

Membuat bekisting yang mudah dipindahkan serta tetap terjaga keamanannya.


Bekisting harus dibuat dengan teliti agar kuat dan tidak ada satupun celah yang
mengakibatkan kebocoran pada saat pengecoran.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 18


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.13 : Gambar Metode Pemasangan Bekisting

5). Pengecoran Pile Cap


Setelah pemotongan tiang pada satu balok pile cap selesai dikerjakan
selanjutnya dilakukan pemasangan pembesian dilanjutkan penutupan bekesting.
Konsep bekesting final pengecoran balok pile cap seperti gambar berikut.

Gambar 2.14 : Gambar Metode Pengecoran Pile Cap


Pengecoran dilakukan dengan menuang langsung beton dari Truck Mixer dengan
memakai alat bantu dan pemadatan beton dilakukan dengan electric concrete
vibrator.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 19


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

PILE CAP Finish


Gambar 2.15 : Gambar Pile Cap Setelah Pengecoran

2.5 PEKERJAAN KOLOM / PILAR


Pekerjaan Kolom dapat dilaksanakan setelah pekerjaan Pile Cap. Pekerjaan kolom
dimulai dari pemasangan besi, baik besi utama maupun besi stirrup.
Urutan pekerjaan kolom/pilar sbb:
1). Pengasaran permukaan sambungan antara pile cap dan kolom
Pekerjaan pengasaran permukaan bertujuan membuang lapisan-lapisan air
semen, kotoran ataupun lapisan beton yang tidak padat pada permukaan
sambungan. Permukaan beton dichipping hingga kasar dan mencapai lapisan
beton yang padat (sound concrete).
2). Pemasangan besi
Pemasangan besi dilakukan mengikuti Shop Drawing. Untuk menjaga posisi besi
tidak berubah saat pengecoran, besi-besi diikat menggunakan kawat benderat.
Pastikan posisi dan jarak/spasi antar tulangan sesuai dengan spesifikasi yang ada.

P.2 : INSTALL REBAR P.3 : POURING CONCRETE PILE CAP

P.3

Gambar 2.16 : Gambar Metode Pemasangan Besi Pilar

3). Pemasangan bekesting


Bekesting bisa dipasang setelah besi selesai dipasang dan diinspeksi oleh
konsultan pengawas. Untuk menjaga selimut beton, maka di besi terluar
dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai desain selimut beton dalam
shop drawing.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 20


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.17 : Gambar Metode Pemasangan Bekisting Pilar

4). Pekerjaan Pengecoran


Setelah formwork diinspeksi dan dicek dimensi, selimut beton dan vertikalitasnya
selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecoran. Skematis pekerjaan kolom seperti
gambar berikut :

PENGECORAN PILAR

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 21


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Tahap-Tahap
Tahap 3 Pengecoran Pilar (Pier)
Tahap 2

Tahap 1

Gambar 2.18 : Gambar Metode Pengecoran Pilar

5). Curing
Segera setelah permukaan cor difinishing dan mulai setting, dilakukan curing.
Curing permukaan atas beton menggunakan karung goni basah yang ditutupkan
ke permukaan beton. Beton tetap dijaga basah selama minimal 5 hari secara
terus menerus. Untuk permukaan vertikal, curing dilakukan segera setelah
bekisting dibuka. Curing menggunakan curing compund yang disemprotkan
secara merata ke permukaan beton dengan alat pompa penyemprot hama. Dosis
penyemprotan mengikuti instruksi pabrik pembuat curing compound yang
digunakan.
6). Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekesting dilakukan paling cepat setelah umur beton 2 (dua) hari.
Segera setelah bekesting dibongkar permukaan difinishing dan di curing.

2.6 PEKERJAAN KEPALA KOLOM (PIER HEAD)


Sebelum memulai pekerjaan Kepala Kolom (Pier Head) , Kolom diselesaikan terlebih
dahulu sampai dengan pengecoran dan pembongkaran bekisting. Urutan pekerjaan Kepala
Kolom (Pier Head) adalah sbb :
1). Pekerjaan Perancah
Pekerjaan perancah diperlukan sebagai tempat pemasangan atau dudukan
bekisting kepala kolom / pier yang harus diperhitungkan dengan benar karena
akan menerima beban berat sendiri yang besar sebelum beton mencapai umur /
kekuatan yang direncanakan. Perancah ini juga harus menumpu pada pile cap
atau tanah yang telah dipadatkan agar perancah yang dipasang bisa berdiri
kokoh. Perancah dapat menggunakan alat Roror Shoring atau yang setara.
Sehubungan dengan bentuk strukturnya yang berupa overstek, maka volume
pengadaan perancah dan bekisting bagian bawah kepala pilar / kolom harus
diperhitungkan terhadap durasi waktu menunggu umur beton mencapai kekuatan
yang direncanakan.
2). Pengasaran dan pembersihan permukaan sambungan
Segera setelah perancah terpasang dan sebelum memulai pekerjaan pemasangan
besi, terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pengasaran permukaan sambungan
beton. Pengasaran menggunakan pahat besi dan bila dibutuhkan menggunakan
mesin chipping electric. Pekerjaan pengasaran permukaan bertujuan membuang
lapisan-lapisan air semen, kotoran ataupun lapisan beton yang tidak padat pada
permukaan sambungan. Permukaan beton dichipping hingga kasar dan mencapai
lapisan beton yang padat (sound concrete).
3). Pekerjaan Form Work
Bekisting untuk kepala pier sebelumnya harus dipabrikasi terlebih dahulu di
work shop di luar lokasi proyek. Bekisting yang akan dipakai menggunakan
plywood yang diberi mould oil agar bisa dipakai berulang kali. Setelah
dilaksanakan pembesian dan di cek bersama oleh kontraktor dan pengawas

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 22


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
selanjutnya bekisting dibawa ke lapangan untuk distel dan diberi perkuatan.
Kemudian dicek vertikal dan elevasinya oleh surveyor.
Konsep formwork Pier Head seperti gambar berikut :

Gambar 2.19 : Gambar Metode Pemasangan Bekisting Kepala Pilar

4). Pekerjaan Pengecoran


Pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting ( form work )
selesai dilaksanakan, dan mendapatkan persetujuan dari pengawas untuk dapat
dicor. Beton yang dipergunakan adalah beton ready mix dengan mutu beton K
350. Pengecoran kolom dapat dilaksanakan dengan dua alternatif cara, yaitu
menggunakan service crane dengan bucket cor yang dilengkapi pipa tremie atau
menggunakan concrete pump. Demikian juga dengan pengecoran kepala kolom /
pier dapat dilaksanakan dengan dua alternatif cara, yaitu menggunakan service
crane dengan bucket cor atau menggunakan concrete pump. Pemadatan beton
menggunakan concrete vibrator.
Skematis pekerjaan pengecoran Pier Head seperti gambar berikut :

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 23


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.20 : Gambar Metode Pengecoran Kepala Pilar

5). Pekerjaan Curing


Segera setelah permukaan cor difinishing dan mulai setting, dilakukan curing.
Curing permukaan atas beton menggunakan karung goni basah yang ditutupkan
ke permukaan beton. Beton tetap dijaga basah selama minimal 5 hari secara
terus menerus. Untuk permukaan vertikal, curing dilakukan segera setelah
beksting samping dibuka. Curing menggunakan curing compund yang
disemprotkan secara merata ke permukaan beton dengan alat pompa
penyemprot hama. Dosis penyemproten mengikuti instruksi pabrik pembuat
curing compound yang digunakan.

6). Pembongkaran bekesting samping


Bekesting samping dibongkar paling cepat 24 jam sesudah penuangan beton
terakhir. Permukaan beton langsung difinsing dan dicuring dengan sistem curing
compound.
7). Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Bawah
Pembongkaran bekisting bawah dilaksanakan setelah kekuatan beton mencapai
kekuatan yang ditetapkan dalam spesifikasi (hasil tes kubus beton mencapai 85%
dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari).

Gambar 2.21 : Gambar Kepala Pier Head Selesai Tahap Pengecoran

2.7 PEKERJAAN ABUTMENT


Abutmen pada proyek Fly Over Amplas dilaksanakan dengan cara konvensional. Pekerjaan
abutment dimulai pekerjaan bored pile, galian pile cap, dilanjutkan pemotongan bored
pile, lean concrete, pemasangan bekesting pile cap, pembesian pile cap dan pekerjaan
badan abutment.
Urutan pekerjaan abutment diterangkan seperti di bawah ini :
- PEKERJAAN BADAN ABUTMENT
Setelah Pekerjaan Bored Pile selesai dilakukan maka pekerjaan pada badan
abutment mulai dilakukan. Untuk lebih jelas dan singkatnya pekerjaan

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 24


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
pembuatan abutment setelah proses Bored Pile selesai adalah seperti gambar di
bawah ini :

1. Galian Tanah
Excavator
3. Pemotongan Tiang

BORED PILE BORED PILE

2. Lean Concrete

4. Pembesian, bekesting dan pengecoran pile cap

Reinforcement

Form Work

BORED PILE BORED PILE

5. Pengecoran Beton Pile Cap 7. Pembesian Badan Abutment

Reinforcement
Concrete Vibrator
Form Work Back Fill

Lean Concrete

8. Pengecoran Badan Abutment


6. Pembongkaran Bekesting, Curing, & Timbunan Kembali

Concrete Vibrator

Back Fill

Gambar 2.22 : Gambar Metode Pekerjaan Abutment

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 25


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.2 : Gambar Desain Bekisting Abutment

2.8 PEKERJAAN BEARING


Bearing adalah satu alat mekanikal yang dipasang antara deck dengan pier. Fungsi
bearing sebagai dudukan deck untuk meneruskan gaya dari deck ke pier.
Dudukan bearing pad dapat segera dikerjakan setelah pekerjaan pier. Yang harus
diperhatikan adalah kerataannya agar tidak diperlukan grouting yang banyak dan untuk
menghindari rusaknya dudukan atau bearing pad/pot bearing akibat beban yang tidak
merata.
Setelah dudukan bearing pad siap, pemasangan bearing pad hanya dilakukan dengan cara
diletakkan begitu saja sebagai tumpuan balok girder. Untuk keamanan sebaiknya
pemasangan dilakukan sebelum erection girder, untuk mencegah kehilangan material
pada saat akan digunakan.

2.9 PEKERJAAN PCU-GIRDER


Struktur atas pada Fly Over Amplas ini menggunakan girder tipe U dengan bentang 31.9
Type A dan B serta bentang 37.9 m. Penyiapan Balok Girder harus sudah dilakukan sebelum
pekerjaan pier selesai, agar pada saat beton pier telah mencapai umur atau kekuatan yang
dipersyaratkan, erection balok girder dapat segera dilakukan:

2.9.1 METODE KONSTRUKSI PCU GIRDER


1). Umum
Pada Proyek Fly Over Amplas-Medan, ada dua jenis PCU-Girder yaitu PCU-GIRDER bentang
37.90 m dan Span 31.90 m. PCU-Girder nya merekomendasikan jenis beton terdiri dari
beberapa bagian.
2). Lokasi Pabrikasi PCU Girder Beton
Untuk lokasi pabrikasi PCU Girder direncanakan tidak jauh dari lokasi proyek, oleh karena
itu direncanakan untuk menggunakan pabrik milik PT. Sukses Beton di Jl. Kawasan Industri
Medan2 sebagai tempat pabrikasi PCU Girder Beton. Serta berdekatannya lokasi pabrikasi
dengan jalan Tol Belmera, sehingga jalan Tol Belmera menjadi akses utama menuju lokasi
proyek. Semua segmen PCU-Girder akan dibuat pada lokasi ini, terkecuali proses prestress
yang akan dilaksanakan di dekat lokasi proyek. Adapun gambar lokasi pabrikasi dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 26


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

(KE SI PR DAR T
AN
± HING A

I
BE AH OYEK
AN
LO 8 Km PL

ER TOL
KE TERMINAL AMPLAS

BA RENC

A)
TC

AR
RENCANA CASTING

LM
KA
YARD
± 10 Km DARI LOKASI
PROYEK (KE ARAH
TOL BELMERA)

RA
DETOUR

L ME
L BE
DE TOU R

STOCK YARD

TO
STOCK YARD
STOCK YARD
STOC K YARD RI
DA
ABUTMENT STOC K YARD
1 STOC K YA RD
PIER 1 STOCK Y ARD
PIER 2
PIER 3 STO CK
YARD
DETOUR
PIER 4
PIER 5 PIER 6 STOCK
PIER 7 YARD
DET OU R
PIER 8 STO CK
YAR
D
PIER 9
DET
PIER 10 O
UR
KE PATUMBAK

ST
OC
K YA
PIER 11 RD

ST
OC
KY
PIER 12 AR
D

RENCANA MESS
KARYAWAN PIER 13
KE ARAH JL.
PATUMBAK
D
ET
OU

PIER 14
R

PIER 15

SITE PLAN
PIER 16
DE
TO
U
R

ABUTMENT 2
D
ET
OU

KE
R

TJ
.M
O
RA
W
A

Gambar 2.23 : Gambar Lokasi Batching Plan dan Pabrikasi U Girder

Langkah-langkah konstruksi dari PCU-Girder seperti ditunjukkan pada gambar 2.24 di


bawah ini:

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 27


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.24 : Gambar Metode Pekerjaan Pabrikasi PCU-Girder

Proses pabrikasi PCU Girder di Casting Yard harus memperhatikan akses jalan untuk keluar
masuknya kendaraan pengangkut girder (jalan akses diperbaiki dahulu sebelum
pengangkutan girder). Diperbaiki dengan dilakukan pemadatan sirtu di jalan akses,
menggunakan 1 vibro roller dan 1 excavator. Selain itu kondisi area pabrikasi harus telah
sesuai dengan rencana, baik itu fasilitas pendukung pada saat proses maupun setelah
proses pabrikasi (area casting yard harus diratakan terlebih dahulu, perataan dengan
material sirtu). Dalam area pabrikasi girder pada saat proses pekerjaan PCU girder dari
mulai pabrikasi besi sampai dengan pengecoran serta pergerakan alat berat dapat dilihat
pada gambar detail metode pelaksanaan di bawah ini :

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 28


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

STOK BESI

POTONG & BENGKOK


SEGMENT
AREA PRODUKSI

AKSES SERVICE CRANE


SEGMENT
AREA PRODUKSI

STOCK YARD
AKSES SERVICE CRANE

AKSES SERVICE CRANE

STOCK YARD

SITE PLAN CASTING YARD

3). Transportasi ke Lokasi

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 29


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
Dalam pengangkutan girder, PCU-Girder beton diangkut dalam beberapa bagian segmen,
oleh karena itu alat transportasi ke lokasi menggunakan Truk Tronton. Muatan girder
disesuaikan dengan kapasitas dari Truk Tronton.

4). Penempatan Segmen Girder dan Proses Presstressing


Proses presstress girder akan dilakukan di lokasi proyek. PCU Girder ditempatkan pada
lokasi proyek, tepatnya pada sisi samping dan dalam proyek (mobilisasi girder untuk
keperluan 3 bentang). Sebelum girder diturunkan dari truk, dibuatkan dudukan girder
terlebih dahulu (untuk posisi ujung girder dibuat dudukan beton bertulang) (Gambarnya
dapat dilihat pada gambar 2.27).

PENEMPATAN SEGMEN GIRDER

STRESSING GIRDER

DETAIL DUDUKAN

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 30


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

TAMPAK SAMPING

TAMPAK DEPAN

Gambar 2.27 : Gambar Dudukan Girder

Girder diturunkan dari truk sesuai dengan urutan segmen untuk satu girder. Ini untuk
memudahkan proses presstress. Setelah girder ditempatkan di lokasi proyek kemudian
siapkan Epoxy.

Gambar 2.28 : Gambar Epoxy


Setelah Epoxy tersedia di lapangan, lalu segmen girder yang telah siap mulai dioleskan
Epoxy.

Gambar 2.29 : Gambar Pekerjaan Pengolesan Epoxy

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 31


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
Setelah proses di atas telah selesai, maka tahapan selanjutnya adalah install PC Strand by
strand puller.

Gambar 2.31 : Gambar Install PC Strand by Strand Puller


Kemudian install anchorage device,

Gambar 2.32 : Gambar Install Anchorage Device


Setelah itu install wedges

Gambar 2.33 : Gambar Install Wedges


Untuk sisi yang lain dipasang capping (penutup)

Gambar 2.34 : Gambar Capping segmen girder

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 32


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
Setelah siap semua tahapan di atas dilakukan tahapan selanjutnya yaitu stressing strand by
hydraulic jack.

Gambar 2.35 : Gambar Stressing Strand by Hydraulic Jack


Setelah proses presstress selesai, maka segmen-segmen girder tersebut telah menjadi satu
girder siap erection.
4). Erection PCU-Girder
Pemasangan akan dimulai dari Abutment A1-P1 melanjut ke Span P1-P2 dan kemudian Span
P2-P3, (Pemasangan dilakukan tiap 3 bentang) sampai berlanjut ke Span P16-A2. Urutan
yang menurut bagan tentang Erection PCU-Girder dengan menggunakan Crawler Crane 2 x
150 Ton sebagai berikut:

Langkah 1: Pengangkatan PCU girder dari tempat prestress

Gambar 2.27 Gambar Pengangkatan PCU-GIRDER ke atas Truck Boogie

Langkah 2: Penempatan/erection posisi PCU-GIRDER dengan Crawler Crane kapasitas 150


Ton.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 33


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.28 Gambar Metode Pemasangan PCU-GIRDER dengan menggunakan 2 Crawler


Crane Kapasitas 150 ton
Urutan dari Instalasi PCU-GIRDER tiap-tiap unit seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini :

Gambar 2.29 Gambar Urutan Penempatan dari PCU-GIRDER pada Tiap-Tiap Unit
Urutan umum tentang penempatan PCU-GIRDER seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 34


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.30 Gambar Urutan Pemasangan PCU-GIRDER dengan Penggunaan Crane

Pada saat di persimpangan Amplas dan Persimpangan Jalan Tol Belmera pemasangan tetap
dengan menggunakan cara yang sama pada pemasangan girder sebelumnya. Akan tetapi
yang membedakan hanya pada traffic management (pengaturan lalu lintas). Kalau pada
saat pemasangan girder sebelumnya tidak terdapat penutupan jalan, maka pada saat
pemasangan di persimpangan akan terjadi pengalihan jalur sementara. Seperti yang
tampak pada gambar traffic management di halaman sebelumnya.

2.10 PEKERJAAN LANTAI JEMBATAN


Pekerjaan lantai jembatan dapat dilakukan setelah dalam satu bentang balok girder telah
terpasang seluruhnya lengkap (PCU Girder) dengan diafragmanya dan deck plate.
a) Sistem bekisting
Pekerjaan ini dapat menggunakan 2 alternatif sistem bekisting, yaitu menggunakan deck
slab yang merupakan plat beton precast setebal selimut beton yang juga dimanfaatkan
sebagai bekisting lantai.
Jika tidak menggunakan deck slab, maka bekisting lantai harus dibuat, yang dapat
menggunakan bahan multipleks 15 mm dengan perancah menumpu pada badan atau
sayap girder di bawahnya
b) Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan per bentang. Karena jaraknya yang cukup jauh dan volume
yang besar, pengecoran sebaiknya dilakukan menggunakan concrete pump. Penghentian
cor dapat dilakukan pada posisi expantion joint. Siar-siar dilatasi perlu mendapat
perhatian khusus agar tidak menyulitkan pada saat pemasangan expantion joint.
Skematis pekerjaan pengecoran Deck Slab seperti gambar berikut :

PENGECORAN SLAB

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 35


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
Gambar 2.31 : Gambar Metode Pengecoran Slab

2.11 PEKERJAAN LAPIS PERMUKAAN


Pekerjaan lapis permukaan meliputi :
 Lapis pengikat
 Lataston AC-WC
 Lataston AC-BC
a). Lapis pengikat
Lapis pengikat dihampar di atas permukaan yang beraspal atau di atas
permukaan beton semen.
Lapis pengikat dihamparkan di atas lapisan aspal maupun beton yang sudah
dibersihkan dari kotoran, material lepas maupun debu. Pembersihan
permukaan aspal maupun beton menggunakan sapu dan Air Compressor. Lapis
pengikat dihampar menggunakan Alat Penyemprot Aspal (Asphalt Sprayer).
b). Campuran Beraspal Panas – Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
Campuran beraspal terdiri dari agregat dan aspal. Filler atau jenis aditif akan
ditambahkan bila diperlukan untuk menjamin sifat-sifat campuran memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi teknis pekerjaan. Komposisi campuran dan
gradasi aggregate mengacu kepada spesifikasi teknis. Untuk mendapatkan
campuran Laston yang memenuhi spesifikasi dibuat Formula Campuran Kerja
(Job Mix Formula).
Bila diminta oleh Direksi Pengawas maka dilakukan percobaan pemadatan
untuk memastikan bahwa setiap alat laik kerja, Asphalt Finisher mampu
menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi,
tergores dsb. Dan komposisi penggilas yang diusulkan mampu mencapai
kepadatan yang disyaratkan selama penghamparan produksi normal.
Sesaat sebelum penghamparan Laston, permukaan yang akan dihampar
dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu
dan compressor. Lapis Ikat (prime coat) atau Lapis Resap (Tack Coat) sudah
dihampar terlebih dahulu.
Laston diproduksi di Asphalt Mixing Plant dan dibawa ke lokasi penghamparan
menggunakan Dump Truck. Temperatur Agregat pada saat pencampuran tidak
boleh melebihi 180oC. Untuk menjaga suhu Laston memenuhi spesifikasi saat
tiba dilapangan (saat hampar) maka selama proses perjalanan, campuran
Laston dalam Dump Truck ditutup dengan rapat menggunakan terpal.
Penghamparan dilakukan menggunakan Asphalt Finisher. Untuk mendapatkan
ketebalan yang diinginkan maka terlebih dahulu dibuat Acuan Tepi. Untuk alat
penghampar yang memiliki Automatic levelling acuan tepi diganti dengan
benang referensi yang ketinggiannya menyesuaikan ketebalan hampar yang
direncanakan.
Segera setelah Laston dihampar dan diratakan, permukaan tersebut diperiksa
dan setiap ketidak sempurnaan yang terjadi langsung diperbaiki. Temperatur
Laston dalam keadaan gembur dipantau dan penggilasan dimulai dalam
rentang temperatur sesuai viskositas aspal.
Penggilasan Laston terdiri dari tiga operasi yaitu : pemadatan awal,
pemadatan antara dan pemadatan akhir.
Penggilasan awal dilakukan dengan alat pemadat roda baja (tandem roller).
Penggilasan kedua dilaksanakan menggunakan penggilas roda karet (tire
METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 36
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
roller). Penggilasan kedua dilaksanakan sedekat mungkin dengan penggilasan
pertama. Penggilasan akhir menggunakan alat pemadat roda baja tanpa
penggetar.
Penggilasan dilakukan pertama-tama pada sambunagan melintang dengan
memasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan
pergerakan campuran aspal akibat penggilasan. Penggilasan kemudian dimulai
dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya
penggilasan, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan
menuju ke arah sumbu jalan. Lintasan yang berurutan dibuat tumpang tindih
dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari
satu meter dari lintasan sebelumnya.
Kecepatan alat pemadat maksimum 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam
untuk roda karet. Semua operasi penggilasan dilakukan menerus untuk
memperoleh kepadatan yang merata. Roda alat pemadat dibasahi secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat,
tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet sedikit diminyaki
untuk mencegah lengketnya campuran aspal pada roda.
Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
Untuk penghubung antar lokasi penghamparan dengan AMP digunakan radio
komunikasi (HT).
Sketsa komposisi alat-alat pekerjaan Laston seperti gambar berikut :

PEKERJAAN LASTON
GAMBAR KOMBINASI ALAT

DUMP TRUCK ASPHALT FINISHER TANDEM ROLLER TIRE ROLLER

WATER TANKER

PLAN LAY OUT

ARAH HAMPAR TIRE ROLLER

DUMP TRUCK ASPHALT FINISHER TANDEM ROLLER

WATER TANKER

Gambar 2.32 : Gambar Metode Pekerjaan Laston

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 37


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN
2.12 PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH
1. Umum

Pekerjaan ini meliputi struktur dinding penahan tanah yang dirakit dari panel beton
precast, barisan besi galvanis dan persiapan pondasi tanah, penempatan serta levelling
beton, material back fill dan kesesuaian material berbutir dengan spesifikasi, desain
ketebalan dan dimensi yang ditunjukkan pada shop drawing.

Lokasi pekerjaan dinding penahan tanah dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

2. Konstruksi
1). Pembersihan dan penggalian
a. Bersihkan seluruh struktur existing, pohon dan material existing lainnya pada lokasi
dinding penahan tanah
b. Penggalian tanah existing sampai pondasi
2). Pemadatan Pondasi
a. Pondasi akan dipadatkan menggunakan vibratory roller
3). Leveling pad
a. Menyiapkan leveling pad sepanjang dinding. Kami menggunakan bekisting untuk
tulangan leveling pad
b. Survey ketepatan levelling pad berdasarkan elevasi aktual matras tiap panel
c. Leveling pad adalah beton tanpa tulangan yang sesuai dengan desain

Gambar 2.3 : Gambar Metode Pelaksanaan Levelling Pad

3. Pemasangan Dinding Penahan Tanah


Panel beton precast akan ditempatkan secara vertikal menggunakan excavator. Panel
akan dirawat pada posisi vertikal menggunakan tahanan kayu sementara dan
menggunakan baji.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 38


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

Gambar 2.3 : Gambar Metode Pelaksanaan Dinding Penahan Tanah

4. Pemasangan Besi Bertulang


Pemasangan akan dilakukan bersamaan waktunya dengan pemasangan dinding penahan
tanah. Bentuk dan dimensi mengikuti shop drawing. Pemasangannya harus dilakukan
secara hati hati untuk memastikan bahwa pemasangannya benar dan tidak terjadi
kerusakan saat pemasangan. Alat berat tidak boleh dioperasikan langsung di atas
barisan besi.

Gambar 2.3 : Gambar Metode Pelaksanaan Besi Tulangan

5. Perataan dan pemadatan material timbunan


Material timbunan akan dilakukan secara bersamaan dengan wall (dinding). Pada tiap
level barisan besi, timbunan akan diisikan sebelum penghamparan dan pemasangan
besi . Ketebalan maksimum tidak boleh melebihi 375 mm. Ketebalan dapat ditambahkan
untuk memperoleh berat jenis yang sesuai.

Pada hari terahir pelaksanaan, level akhir dari backfill, dibentuk untuk meloloskan
aliran air menjauhi dinding bagian muka. Pemadatan pada tiap barisan, dengan jarak
1m dari bagian belakang tembok, didapat dengan menggunakan pemadat vibrator
secara manual.

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 39


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 40


PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER AMPLAS-MEDAN

BAB III.
PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaan yang lebih
detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Uraian secara garis besar yang dapat
kami sampaikan sebagai usulan tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam
Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolitan Medan khususnya
Pembangunan Fly Over Amplas
Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal - hal yang lebih terinci lagi
akan dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Medan, 14 Maret 2007 Persero


PT. Waskita Karya

Ir. Mokh. Sadali


Kepala Cabang Sumatera Utara

METODA KERJA FLY OVER AMPLAS-MEDAN HALAMAN 1 - 41

Anda mungkin juga menyukai