Anda di halaman 1dari 30

PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN

KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

METODA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TRESTLE/JEMBATAN PENGHUBUNG
PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR

I. ASPEK UMUM

A. PENDAHULUAN

Sebagai upaya pengembangan sarana dan prasarana perhubungan laut Kab. Rokan Hilir T.A
2006, Pemerintah Daerah mengadakan Proyek Pembangunan Trestle/Jembatan Penghubung
Pelabuhan Panipahan yang berlokasi di Teluk Pulai – Riau.

Dermaga yang akan dibangun meliputi :


 Pekerjaan Trestle 1 (33.5 x 5.28 = 176.88 m2)
 Pekerjaan Trestle 2 (75 x 5.28 = 396 m2)
 Pekerjaan Trestle 3 (34 x 5.28 = 179.52 m2)
 Pekerjaan Dermaga 1
Merupakan dermaga pelebaran sepanjang 41 m
 Pekerjaan Dermaga 2
Merupakan dermaga pelebaran sepanjang 41 m yang terletak diantara Trestle 2 dan
Trestle 3

Darat Laut
Dermaga
Dermaga 1 Trestle 1 Trestle 2 Dermaga 2 Trestle 3 Existing

41.00 m 33.50 m 75.00 m 41.00 m 34.00 m

Waktu pelaksanaan pekerjaan yang disediakan 180 hari kalender.


Pemberi Tugas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir.
Konsultan Perencana adalah PT. Wisatama Arsitek
Dengan selesainya pembangunan jembatan penghubung di Pelabuhan Panipahan ini
diharapkan dapat meningkatkan kelancaran perhubungan laut di Kabupaten Rokan Hilir.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup dan jenis pekerjaan pada proyek ini meliputi:

Persero PT Waskita Karya Halaman : 1


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

I. Pekerjaan Persiapan
 Papan Nama Proyek
 Direksi Keet, Gudang Bahan
 Bangsal Kerja
 Air Bersih dan P3K
 Penerangan dan Keselamatan Kerja
 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
 Pengukuran dan Pas. Bouwplank

II. Pekerjaan Trestle 1


 Pekerjaan Pemancangan spun pile Ø 40 cm T = 8 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Beton Bertulang
(Pengisian beton tiang pancang, pile cap, balok, plat lantai, tiang pagar)
 Pekerjaan Railling Pagar
 Pekerjaan Deletasi
 Pekerjaan Lampu Penerangan

III. Pekerjaan Trestle 2


 Pekerjaan Pemancangan spun pile Ø 40 cm T = 8 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Beton Bertulang
(Pengisian beton tiang pancang, pile cap, balok, plat lantai, tiang pagar)
 Pekerjaan Railling Pagar
 Pekerjaan Deletasi
 Pekerjaan Lampu Penerangan

IV. Pekerjaan Trestle 3


 Pekerjaan Pemancangan spun pile Ø 40 cm T = 8 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Beton Bertulang
(Pengisian beton tiang pancang, pile cap, balok, plat lantai, tiang pagar)
 Pekerjaan Railling Pagar
 Pekerjaan Deletasi
 Pekerjaan Lampu Penerangan

V. Pekerjaan Dermaga 1
 Pekerjaan Pemancangan spun pile Ø 40 cm T = 8 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Beton Bertulang
(Pengisian beton tiang pancang, pile cap, balok, plat lantai, tangga beton)
 Pekerjaan Pagar Bolder Dermaga
 Pekerjaan Railling Tangga
 Pekerjaan Deletasi
 Pekerjaan Lampu Penerangan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 2


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

 Pekerjaan Pemancangan kayu 3 Ø 7.5 cm


(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Tangga Kayu Tegak

VI. Pekerjaan Dermaga 2


 Pekerjaan Pemancangan spun pile Ø 40 cm T = 8 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Beton Bertulang
(Pengisian beton tiang pancang, pile cap, balok, plat lantai, tangga beton)
 Pekerjaan Pagar Bolder Dermaga
 Pekerjaan Railling Tangga
 Pekerjaan Deletasi
 Pekerjaan Lampu Penerangan
 Pekerjaan Pemancangan kayu 3 Ø 7.5 cm
(pengadaan, pengangkutan, pemancangan, penyambungan, pemotongan)
 Pekerjaan Tangga Kayu Tegak

C. PERENCANAAN LAPANGAN (SITE PLANNING)

Melihat kondisi lahan dan berdasarkan informasi lapangan, maka lahan yang tersedia akan
dimanfaatkan untuk lokasi sarana pelaksanaan lapangan.

Lahan terbuka akan kami gunakan sebagai :


 Pool alat berat,
 Bengkel pemeliharaan
 Gudang terbuka
 Barak & fasilitas MCK bagi pekerja
 Kantor kontraktor di lapangan,
 Kantor Perencana/Pengawas
 Workshop

Jalan kerja relatif tidak perlu dibuat khusus karena bisa memanfaatkan jalan yang ada,
hanya beberapa bagian masih perlu diperbaiki.

Penerangan akan menggunakan sambungan sementara dari PLN, namun demikian jika
sambungan terlalu jauh akan disediakan Generator set

Air kerja akan didatangkan dari luar, untuk keperluan sanitasi akan digunakan air tanah
setempat.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 3


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

D. MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT.
Waskita Karya yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar,
sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikut
sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina
kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek besar serupa, yang
sebelum ini telah ditangani oleh PT. Waskita Karya.

1. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan seluruh aktivitas proyek dengan sasaran menyelesaikan proyek,
akan ditempatkan seorang Kepala Proyek (Project Manager) yang berkualifikasi dan
yang berpengalaman, dibantu dengan tenaga yang mempunyai pengalaman pekerjaan
di bidangnya masing-masing, antara lain berpengalaman dalam bidang pengelolaan
alat-alat berat, struktur dermaga, pekerjaan pemancangan di air, pekerjaan
perlengkapan dermaga seperti fender dan bollard, pekerjaan urugan, pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dan bidang lainnya.
Kepala proyek memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan kegiatan lainnya dalam proses penyelesaian proyek antara lain lain-lain :
 Masalah teknik (engineering) Kepala Proyek dibantu oleh Bagian Teknik beserta
engineer.
 Masalah keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
 Masalah logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
 Masalah K3, dibantu oleh Bagian K3,
 Masalah mutu akan dibantu Bagian Mutu,
 Masalah aktivitas lapangan, dibantu oleh Site Manager yang dibantu oleh beberapa
pelaksana yang masing-masing mempunyai tanggung jawab berdasarkan jenis
pekerjaan atau daerah pekerjaan.

Sesuai standar operasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Divisi II yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan di bidangnya,
Kepala Divisi bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Waskita Karya. Garis
komando dan garis koordinasi antar unsur pendukung proyek dapat dilihat di bagan
Struktur Organisasi .

Persero PT Waskita Karya Halaman : 4


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

Kepala proyek mempunyai jaminan Dukungan Penuh dari Divisi dalam hal kecukupan
SDM, pendanaan, dan Logistik & Peralatan. Kepala proyek mempunyai otoritas penuh
untuk semua aktivitas yang ada di proyek termasuk berhubungan dengan pihak lain.
Perusahaan kami menerapkan sistem kesatuan Likuiditas, sehingga sumberdaya
perusahaan benar-benar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
Kepala proyek bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi, dan Kepala Divisi akan
mempertanggungjawabkan semua proyek yang ada dibawah komandonya kepada
Direksi perusahaan.

2. Koordinasi
Dengan sistim organisasi dan koordinasi yang baik antar bagian, maka pelaksanaan
proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai
dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-
benar menjadi perhatian dan semboyan kami, sebab apabila terjadi keterlambatan
didalam penyelesaian proyek ini, akan mengakibatkan kerugian moril maupun material,
bagi PT. Waskita Karya sebagai Pelaksana.

Disamping koordinasi internal antar bagian dan lapangan, kami akan melakukan
koordinasi dengan pihak lain yang berkepentingan dengan aktivitas pelaksanaan Proyek,
terutama untuk pendatangan material, dan keamanan proyek dan instansi yang
berhubungan dengan operasional dermaga.
Koordinasi dengan pihak perencanaan dan pengawas serta pemilik akan selalu dilakukan
agar diperoleh hasil kerja maksimal yaitu biaya hemat, mutu tepat waktu cepat. Dengan
melakukan koordinasi diharapkan tidak terjadi komunikasi yang putus sehingga segala
permasalahan dapat segera diputuskan. Dengan keputusan yang tidak tertunda maka :
 tidak ada waktu terbuang
 pekerjaan sekali proses tidak ada pekerjaan ulang
 proses mutu dapat direncanakan dan dilaksanakan lebih akurat

E. METHODA PENCAPAIAN SASARAN

Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, PT Persero Waskita
Karya telah mengeluarkan Kebijakan Mutu, sesuai prosedur mutu ISO 9002 (lihat Diagram
Quality Assurance Process Control ISO 9002 PT WASKITA KARYA). Sistim manajemen
tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras ( hardware)
yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem Pengedalian Proyek


Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 5


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada


jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart.
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan
dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya
dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan.
Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang
diharapkan.

2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

3. Material
Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini antara lain pipa pancang beton (spun pile)
Ø 40 cm T = 8 cm, Bolard, beton ready mix, besi tulangan, dll. Disamping itu ada
material penunjang untuk pasangan seperti : pasir, split, batu kali, dll. Untuk menjamin
kelancaran dalam mendapatkan material pokok kami akan bekerja sama dengan
Perusahaan yang ada di daerah setempat.
Karena pekerjaan di laut dimana segala aktivitas pekerjaan akan lebih lambat dibanding
di darat, maka untuk menjaga workability, maupun untuk keperluan memperlambat
pengerasan (setting-time) beton, jika diperlukan akan digunakan bahan tambahan
(additive) yang sesuai.
Sebelum digunakan material harus diperiksa dulu dan jika dipersyaratkan untuk uji
laboratorium maka harus dilakukan misalnya material baja tulangan harus ditest terlebih
dahulu di laboratorium, kecuali jika pabrikan mampu menunjukkan sertifikat jaminan
mutu, untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas;
 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
 Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan
operator.
 Pekerja (labour) diusahakan mengambil tenaga lokal.
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-
proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

5. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Waskita Karya akan menyediakan
tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal:
a. Pengawasan terhadap para pekerja
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 6


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para


pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun dikantor lapangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
helm pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan, pelampung dan
sebagainya.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat
yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan
proyek.
h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.

Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas
dan akan diawasi oleh tenaga satpam. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin
akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit,
maupun instansi-instansi lain yang terkait.

Sebagai sarana komuniksi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik
oleh para petugas keamanan, para pelaksana ( supervisor) dan petugas-petugas lain
yang memerlukan.

6. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan
pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.

Alat-alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat.
Peralatan yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian-bagian yang perlu
secara berkala dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu
atau sudah waktunya diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba-tiba ditengah-tengah
pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian
teknik.

7. Jaminan Mutu (Quality Asurance)


Dalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka akan ditunjuk seorang petugas
sebagai pengendali mutu. Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah untuk
pencapaian sasaran akhir perusahaan dalam menyelesaikan setiap proyek yang
ditangani yaitu Biaya Hemat, Mutu Cermat, dan Waktu Tepat. Perusahaan sudah

Persero PT Waskita Karya Halaman : 7


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

menerapkan standar pengendalian mutu dalam bagan alir pengendalian mutu. Bagan alir
pengendalian mutu ini mengacu pada ISO 9002:2000, bagan alir tersebut dapat dilihat
seperti berikut ini.
Flow chart 1
Pengendalian Mutu

BAGAN ALIR PENGENDALIAN MUTU

PROYEK PERUSAHAAN
Rencana Mutu terdiri dari: EKSTERNAL
- Manual/prosedur
Methode Konstruksi Standard Peraturan Keppres,
Administrasi
Instruksi Kerja Kepmen, Perda, dll
Prosedur
Jadwal Waktu Pelaksanaan Organisasi
Prosedur Kerja dll Personal
Keuangan

SUPERVISI

INPUT OUPUT
- Bahan - Tenaga Kerja CONSTRUCTION PROCESS Produk akhir BMW
- Alat (Biaya, Mutu, Waktu)

INSPECTION & TEST

EVALUASI

KRITERIA KEBERTERIMAAN
Dokumen tender PELAPORAN &
Peraturan terkait MONITORING

Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik
SDM, material, peralatan, proses, sarana kerja dan subkontraktor.
a. SDM
 Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis.
 Pengarahan, pembinaan
 Monitor dan pelaporan
b. Material
 Pengujian sample bahan.
 Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) yang memadai.
 Pemilihan suplier.
 Jadwal kebutuhan material
 Cara penyimpanan
 Cara handling

Persero PT Waskita Karya Halaman : 8


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

 Monitor dan pelaporan


c. Peralatan
 Pemilihan jenis alat yang sesuai
 Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan).
 Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur dan kualitas) yang memadai.
 Pemilihan suplier alat yang baik.
 Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
 Jadwal kebutuhan alat
 Penyediaan bahan bakar
 Penyediaan suku cadang.
 Control service
 Monitor dan pelaporan
d. Proses
 Trial mix
 Peralatan yang sesuai
 Komposisi yang sesuai
 Standar proses
 Metoda pelaksanaan
 Cek hasil
 Monitor dan pelaporan
e. Sarana kerja
 Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
 Kemudahan akses
 Terpenuhinya alat kerja
 Kemudahan mobilitas dan komunikasi
f. Subkontraktor
 Seleksi
 Pengawasan dan pengarahan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 9


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

8. Rencana Mutu

A. Material
No Material Jenis Test Periode Test Referensi
1 Pasir Gradasi, Kadar limpur Pengajuan Sampel,
Random
2 Aggregate Abrasi, gradasi Random
3 Semen Copy Sertificate Pabrik Jika diperlukan
4 Besi tulangan Ukuran, Uji tarik Sampel dan Random
5 Bata Ukuran, kuat desak Sampel, penglihatan
rutin
6 Aspal Viscositas, Titik Bakar Sampel
7 Aggregate A, B Gradasi Sampel and Random

B. Proses
No Proses Test Periode Test Referensi
1 Aspal Job mix, Temperature Trial mix, Rutin
2 Welding X ray Random
3 Pembesian Jarak tulangan, ikatan, Rutin
Jumlah
4 Bekisting Penyangga, rapat Rutin
5 Pengecoran Slump, pemadatan, Rutin
sambungan cor,
pemberhentian cor,
Pengambilan sampel
6 Timbunan dan Aggregate A,B Percobaan pemadatan, Rutin
Kepadatan
7

C. Hasil Pekerjaan
No Pekerjaan Test Periode Test Referensi
1 Beton Silinder / kubus sesuai Rutin
umur
2 Perkerasan aspal Core drill Rutin
3

D. Peralatan
No Uraian Test Period test Referensi
1 Semua peralatan Surat-surat kendaraan, Rutin
Kalibrasi, prosedure
Operasi, Pemeliharaan
2

9. Schedule Pekerjaan
Schedule kerja dibuat berdasarkan asumsi dan logika yang benar dan berdasarkan data-
data pada gambar dan spesifikasi teknis. Schedule dan urutan kerja dalam bentuk
barchart, network planing, dan S-Curve planning dapat dilihat pada lampiran
tersendiri.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 10


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

10. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Pekerjaan Pembangunan Jembatan Penghubung Pelabuhan Panipahan yang akan
dilakukan oleh PT. Waskita Karya merupakan salah satu kegiatan pembangunan fisik
yang sudah barang tentu dalam pelaksanaan nanti akan berdampak terhadap
lingkungan yang ada disekitar lokasi proyek tersebut.
Salah satu upaya untuk meminimalisasi dari dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan proyek itu, tentunya harus dilakukan suatu kegiatan pemantauan terhadap
perubahan-perubahan lingkungan tersebut antara lain meliputi perubahan fisika kimia
(kualitas air), hayati (biota air) dan sosial ekonomi (kesempatan kerja dan keselamatan
pelayaran) secara kontinue sehingga dapat diketahui besar pengaruh pekerjaan
pembangunan trestle pada pelabuhan tersebut, serta dapat menentukan tindakan yang
akan dilakukan.

Tujuan pengelolaan dan pemantauan Lingkungan untuk mengetahui tingkat pencemaran


terhadap kualitas air, biota air serta pengaruh sosial dan ekonomi pada masyarakat
setempat (kesempatan kerja dan keselamatan pelayaran) sebagai akibat pekerjaan
tersebut.

Metode dan cara pemantauan serta pengelolaan lingkungan agar tetap memenuhi
kualitas lingkungan tetap memenuhi kualitas yang diharapkan akan ditentukan pada
waktu pelaksanaan pekerjaan minimal untuk memenuhi standar yang ditentukan.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 11


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pemanta
uan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 12


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

d. Perbaikan dan Peningkatan

Proses Pendukung :

 Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang


 Kompetensi, pelatihan & pemahaman
 Komunikasi
 Dokumentasi
 Pengendalian dokumen
 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan
 Pengendalian catatan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 13


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

II. METODE KONSTRUKSI

A. TINJAUAN DESAIN PEKERJAAN DERMAGA

Dengan memperhatikan peta konfigurasi dasar laut pada kolam, ketersediaan sumber daya
alam, biaya pembangunan, dan mempertimbangkan segi teknis lainnya maka Pelabuhan
Panipahan desainnya sebagai berikut :

1. Ukuran Dermaga
Dalam merencanakan dermaga, lebar dermaga ditentukan oleh kegunaannya secara
fungsional dengan mempertimbangkan jenis dan volume barang yang akan ditampung
oleh pelabuhan / dermaga tersebut. Lebar dermaga yang direncanakan 8 m dengan
panjang 41 m. Lebar trestle 5.28 m dengan panjang trestle 1 = 33.5 m, trestle 2 = 75
m, dan trestle 3 = 34 m. Dermaga dan Trestle dibangun menyambung dengan dermaga
lama.

2. Deskripsi Konstruksi dasar Dermaga


Konstruksi bawah bangunan Dermaga adalah tiang pancang. Disebutkan bahwa
dermaga harus dapat menerima beban-beban terpusat dan horizontal sehingga jenis
tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang pipa beton prestress dengan
kualitas tiang pancang dari hasil pabrikasi yang mampu memenuhi standar yang
direncanakan.
Tiang pancang yang dipakai adalah dari pipa beton, berpenampang bulat dan berongga
bagian tengahnya. Tiang pancang beton dengan Ø luar 40 cm, tebal 8 cm. dan panjang
± 45 m.
Hasil rancangan ditetapkan menggunakan konstruksi :
Pile cap : sistem Cast Insitu
Balok : sistem Precast
Lantai : kombinasi Precast dan Cast Insitu

3. Sistem Fender
Untuk melindungi dermaga maupun kapal dari kerusakan, setiap kali kapal menambat,
maka dermaga perlu dilengkapi dengan fender. Benturan antara kapal dan dermaga,
sebagian energi akan diserap oleh fender dan sisanya akan ditahan oleh konstruksi.
Sistem fender yang digunakan adalah fender tumbuk (Impact Fender) dari

Persero PT Waskita Karya Halaman : 14


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

jenis Ban Ø 80 cm sitem ini dipakai untuk menyerap energi yang ditimbulkan oleh
benturan kapal pada dermaga.
B. MATERIAL KONSTRUKSI

Dari hasil rancangan yang ada dalam dokumen tender maka bahan konstruksi yang dominan
dipakai untuk konstruksi dermaga di pelabuhan Panipahan, adalah: Beton Bertulang

C. ASPEK TEKNIS

Lokasi yang akan dibangun merupakan dermaga baru (perluasan) di laut lepas.
Jalan akses untuk angkutan material, mobilisasi dan demobilisasi alat menuju lokasi proyek
sudah ada, tetapi untuk angkutan tiang pancang yang harus didatangkan dari luar kota bisa
menggunakan transpotasi laut dengan menggunakan LCT langsung ke lokasi pekerjaan.
Dilihat dari kedalaman laut yang ada, maka seluruh aktivitas harus dilakukan dari arah laut,
termasuk pemancangan harus menggunakan pontoon, begitu pula untuk pekerjaan lainnya.

D. LINGKUP PEKERJAAN

Proyek Pelabuhan Panipahan secara garis besar pekerjaannya meliputi :


Pancang pipa beton untuk Dermaga dan Trestle, Plat lantai Dermaga dan Trestle.
Data-data teknis dermaga yang direncanakan adalah sebagai berikut :

A. Trestle 1
- Panjang : 33.5 m
- Lebar : 5.0 m
- Pancang tiang pancang beton dia 400 mm
- Pemancangan tiang pancang beton 18 titik
- Railling pagar pipa Galvanis Ø 2”

B. Trestle 2
- Panjang : 75.0 m
- Lebar : 5.0 m
- Pancang tiang pancang beton dia 400 mm
- Pemancangan tiang pancang beton 38 titik
- Railling pagar pipa Galvanis Ø 2”

Persero PT Waskita Karya Halaman : 15


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

C. Trestle 3
- Panjang : 34.0 m
- Lebar : 5.0 m
- Pancang tiang pancang beton dia 400 mm
- Pemancangan tiang pancang beton 18 titik
- Railling pagar pipa Galvanis Ø 2”

D. Dermaga 1
- Panjang : 41.0 m
- Lebar : 8.0 m
- Pancang tiang pancang beton dia. 400 mm
- Pancang tiang pancang kayu dia. 200 mm
- Pemancangan tiang pancang beton 34 titik
- Pemancangan tiang pancang kayu tegak 20 titik
- Pemancangan tiang pancang kayu miring 20 titik
- Railling tangga pipa Galvanis Ø 2.5”
- Tiang Railling tangga pipa Galvanis Ø 2.5”
- Pender Band Ø 80 cm : 80 buah

E. Dermaga 2
- Panjang : 41.0 m
- Lebar : 8.0 m
- Pancang tiang pancang beton dia. 400 mm
- Pancang tiang pancang kayu dia. 200 mm
- Pemancangan tiang pancang beton 34 titik
- Pemancangan tiang pancang kayu tegak 20 titik
- Pemancangan tiang pancang kayu miring 20 titik
- Railling tangga pipa Galvanis Ø 2.5”
- Tiang Railling tangga pipa Galvanis Ø 2.5”
- Pender Band Ø 80 cm : 80 buah

Persero PT Waskita Karya Halaman : 16


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

III. METODE PELAKSANAAN


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Pembuatan papan nama proyek
1.2 Pembuatan Direksikeet, Gudang Bahan
Site facilities segera dilengkapi setelah direksi keet selesai. Jumlah dan jenis
fasiltas yang harus disediakan disesuaikan dalam dokumen kontrak.
1.3 Pembuatan Bangsal Kerja
1.4 Penyediaan Air Bersih dan P3K
 Air bersih untuk keperluan aktivitas pekerja menggunakan air bersih dari
instalasi PDAM yang akan dikoordinasikan dengan pihak Pemberi Pekerja.
Untuk perawatan beton, aktivitas persiapan dan penyelesaian pekerjaan beton
menggunakan air bersih dari PDAM yang ditampung dalam tangki air yang
dipasang semi permanen disekitar lokasi pekerjaan. Air tersebut akan diangkut
dengan tangki air dan ditampung di tangki air di proyek.
 Kotak P3K, disediakan ditempat yang aman, mudah dilihat dan dipergunakan.
1.5 Penerangan dan Keselamatan Kerja
 Pada semua aktivitas kegiatan kantor, aktivitas pabrikasi besi tulangan dan
sebagian lapangan penumpukan, sistem penerangannya menggunakan tenaga
listrik dari PLN yang telah dikoordinasikan dengan pihak pemberi kerja.
Penerangan dilapangan pada saat kerja lembur menggunakan tenaga listrik
yang akan disediakan dari genset atau sambungan langsung dengan PLN jika
dimungkinkan.
 Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek, akan dibentuk unit K-3. Dalam menanggulangi gangguan
keselamatan kerja yang mungkin terjadi, unit K-3 akan bekerja sama dengan
instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
a. Mengawasi kebersihan daerah kerja
b. Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (helm, pelampung,
safety belt, sepatu dll)
c. Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api,
bak sampah dll)
d. Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja

Persero PT Waskita Karya Halaman : 17


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

e. Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan


Untuk menjaga keamanan proyek, PT.Waskita Karya akan menyediakan tenaga
keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang mempunyai tugas dalam hal :

a. Pengawasan terhadap para pekerja


b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan yang beroperasi di
proyek
c. Menjaga kelancaran lalu lintas
d. Pencegahan adanya tindak kriminal dan bahaya kebakaran
Perusahaan kami telah melakukan pembakuan Prosedur penanganan
kecelakaan kerja yang diberlakukan di seluruh wilayah kerja perusahaan.
Petugas keamanan proyek akan selalu bekerjasama dan berkoordinasi dengan
pihak keamanan setempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
lingkungan kerja.
1.6 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
Mobilisasi Peralatan Pancang, peralatan timbunan dan Tenaga pada pelaksanaan
pembangunan dermaga Panipahan di Rokan Hilir, disesuaikan dengan urutan
pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan untuk alat minimal 7 hari dari saat
dimulainya pekerjaan yang dimaksud semua alat yang dibutuhkan telah berada di
lokasi pekerjaan dengan kondisi siap operasi.
Demobilisasi peralatan dilaksanakan secara bertahap per item pekerjaan yang
telah selesai 100 %, diterima oleh konsultan / pemberi kerja dan dituangkan dalam
berita acara item pekerjaan telah selesai 100 %.
1.7 Pengukuran dan Pas. Bouwplank
Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan / diamankan dari bangunan-
bangunan, fasilitas yang mengganggu. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan
selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan gambaran kembali.
Lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar
dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana /
Pengawas untuk diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-
sudut hanya dilakukan dengan alat-alat water pass / theodolith yang ketepatannya
dapat dipertanggung jawabkan.
Pekerjaan pengukuran berlangsung sejak awal pelaksanaan pekerjaan hingga
selesainya pekerjaan konstruksi dan bangunan pelengkap dermaga.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 18


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

Adapun pekerjaan pengukuran tersebut terdiri dari :


 Temporary Bench Mark (TBM)
Pengukuran TBM dikerjakan dengan sistem poligon tertutup menggunakan alat
jenis theodolit untuk menentukan koordinat titik TBM. Elevasi TBM diukur dengan
alat penyipat datar tipe water pass.
Jumlah TBM yang dibuat minimal dua buah dengan lokasi penempatannya :
mudah diketahui dan mudah difungsikan.
TBM harus dibuat dari beton yang kokoh dan tahan terhadap goyangan dan
benturan.

 Pengukuran Elevasi

Pengukuran elevasi diperlukan antara lain sebagai berikut :


1. Penentuan batas cut of level tiang pancang
2. Elevasi struktur dermaga
3. Pengukuran kuantitas pekerjaan dll.
Semua jenis alat ukur yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
pengukuran, harus dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi alat yang masih
berlaku.

 Pengukuran Referensi tiang pancang


Mengingat bahwa pelaksanaan pemancangan dikerjakan di laut maka untuk
ketepatan tiang pancang pada titik lokasi atau koordinat yang diinginkan harus
dipandu dengan dua buah pesawat ukur jenis theodolit yang didirikan diatas dua
titik didarat dengan jarak dan sudut arah bidik yang telah ditentukan / dibuat
sebelumnya.
Lokasi dua buah titik tempat berdiri pesawat ukur disebut : “titik referensi
pemancangan”.

Arah bidik = sumbu vertical theodolit P1


berimpit dengan tepi luar tiang pancang ½D
dari awal dan akhir pemancangan
Tiang pancang

A
½D

Persero PT Waskita Karya Halaman : 19


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

B
P2

Dimana :
 ½D = Seperdua diameter tiang pancang (jarak pergeseran
garis bidik vertical)
 A = Jarak langsung didarat
 P1 = Posisi berdiri alat ukur theodolit pertama atau posisi bidik
Pesawat theodolit - 1
 P2 = Posisi berdiri alat ukur theodolit kedua atau posisi bidik
Pesawat theodolit - 2.
Setelah posisi tiang pancang sesuai maka langsung dilakukan pemancangan,
demikian seterusnya untuk tiap titik pancang.
Setting awal pemancangan akan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
setting awal pemancangan darat.

2. Pekerjaan Pemancangan
Pemancangan dilakukan dari sisi air.
Pekerjaan pancang akan dilakukan dengan pontoon pancang yang dibantu oleh pontoon
service (stok pile)
2.1 Penumpukan tiang pancang disusun sedemikian rupa membentuk segi tiga
dengan ketentuan setiap dasar tiang tersusun, diberi landasan dari balok kayu
5/10 atau jenis lain yang tidak mudah patah. Susunan tiang harus
memperhitungkan agar :
 Tidak mengganggu aktivitas lain selama berlangsungnya kegiatan
pelaksanaan pembangunan dermaga.
 Dikelompokkan per jenis panjang tiang pancang sehingga memudahkan
pengambilan.

Tiang pancang beton

Sketsa penumpukan tiang pancang pipa beton


Balok Ganjal dari kayu
Baji dari kayu

Tanah rata dan dipadatkan

Persero PT Waskita Karya Halaman : 20


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

2.2 Handling tiang pancang dari Kapal Pengangkut tiang pancang (dari pabrik) ke
ponton service menggunakan Crawler Crane, yang selanjutnya dilakukan
penyambungan dan pengelasan tiang pancang pada ponton service sampai
panjang rencana ± 45 m. Dari ponton service baru tiang pancang dihandling ke
alat pancang yang berada diatas ponton pancang.

Siklus dan cara handling pekerjaan Pemancangan adalah sbb:


1. Tiang pancang dari Pabrik diturunkan dari Kapal ke ponton service (sesuai
kapasitas ponton service 120 ft dengan crane 25 ton).
2. Sisanya ditumpuk di tepi pelabuhan karena kondisi lokasi tidak
memungkinkan untuk pengadaan stock yard di darat.
3. Penyambungan dan pengelasan sambungan pertama tiang pancang
dilakukan di ponton service.
4. Setelah itu pipa dihandling ke ponton pancang dengan mengunakan Crane.
5. Pemasangan/Setting Tiang pancang pada alat pancang dan setting koordinat
titik pemancangan.
6. Pekerjaan pemancangan dengan satu set alat pancang (Crane pancang,
Hydraulic Hammer Twin Wood V 160 B – K 80).
7. Setelah stock tiang pancang diponton service perlu penambahan, maka
dilakukan supply tiang pancang dari lokasi penumpukkan.
8. Tiang pancang dari tepi pelabuhan dihandling ke ponton service
menggunakan Crane.
9. Proses pemancangan berulang seterusnya, urutan pekerjaan handling tiang
pancang sampai dengan pekerjaan pemancangan.
10. Selesai

Persero PT Waskita Karya Halaman : 21


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

Handling ke 3 Penyambungan 4 Handling ke


ponton service tiang pancang ponton pancang
9
5

1 Setting tiang
pancang, alat
Supply tiang pancang dan
Selesai
pancang dari Pabrik Stok habis koordinat
8 pemancangan

7
2 6 10

Lokasi
Penumpukan Pekerjaan
Tiang Pancang Pemancangan
termasuk
penyambungan
ke 2 & ke 3

2.3 Tahapan Pemancangan


Pemancangan dimulai dari titik arah laut dilanjutkan kearah darat dengan urutan
sebagai berikut :

Darat Laut

Dermaga
Dermaga 1 Trestle 1 Trestle 2 Dermaga 2 Trestle 3 Existing

Urutan
5 4 3 2 1 Pemancangan

Alur Pemancangan Trestle :

3m

3.5 m – 4 m

Alur Pemancangan Dermaga :

Persero PT Waskita Karya Halaman : 22


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

2.5 m

3m

2.5 m

3.5 m

Tahapan Pemancangan
1. Cek alur pemancangan selebar pontoon dari arah laut.
 Kedalaman draft 2 meter (draft pontoon dengan beban alat pancang)
2. Pemancangan dimulai dari titik arah laut dilanjutkan kearah darat.
Karena dermaga dibangun didaerah pantai, maka mayoritas pekerjaan berada di
air dan laut lepas, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang kami tempuh adalah :
 Mayoritas aktifitas dikerjakan dari laut
 Metode pengecoran yang dipakai adalah sistem precast untuk struktur tiang
pancang dan balok, cast in site untuk konstruksi pile cap, dan kombinasi
precast dan cast in site untuk konstruksi lantai trestle & dermaga.
 Pancang dilaksanakan dari atas pontoon pancang yang dibantu oleh pontoon
service no.1 sebagai stok pile.
 Setelah pemancangan sampai pada Dermaga 2 didatangkan pontoon service
no.2 untuk akses pelaksanaan pilecap, dan pembuatan precast balok pada
Trestle 3. Precast balok yang telah siap, diangkat ke dermaga existing
sehingga ruang kosong di pontoon service no. 2 dapat dimanfaatkan untuk
melanjutkan pembuatan precast balok dan precast lantai.
 Setelah pekerjaan pancang selesai seluruhnya, pontoon service no. 1
ditempatkan untuk meneruskan akses pelaksanaan pile cap, balok dan lantai.
 Pontoon service no2 melanjutkan sisa trestle/dermaga berikutnya.
 Setiap pontoon service akan dibuatkan 4 buah jangkar dari besi siku yang dicor
± 1-2 m3 dan diberi sling ke atas.

2.4 Peralatan Pemancangan


1. Ponton pancang : 1 unit
2 Ponton Service 120 ft : 1 unit

Persero PT Waskita Karya Halaman : 23


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

3 Fix leader : 1 unit


4 Crane Pancang : 1 unit
5 Crane Service 25 ton : 1 unit
6 Crewler Crane 45 ton (darat) : 1 unit
7 Hydraulic Hammer Twin Wood V 160 B (K-80) : 1 unit
Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai energi yang memadai.
Karena waktu pelaksanaan cukup panjang maka kami akan mendatangkan satu
unit alat pancang dengan pontoon yang besar, sehingga tidak terganggu oleh
angina dan gelombang. Pemancang tiang pancang pipa beton yang akan
digunakan ialah Hydraulic Hammer Twin Wood V 160 B (K-80).

2.5 Penyambungan tiang pancang


Penyambungan tiang pancang dilaksanakan dengan cara pengelasan, metode
pengelasan adalah : “ Single V with full penetration weld “
Semua pekerjaan pengelasan harus sesuai dengan standar AWS D1.1. Tiang
pancang pipa beton sebelum disambung dan selama pengelasan harus dipegang
erat-erat dengan sling dan suatu konstruksi klamp yang cukup kaku untuk
menjamin bahwa sumbu tiang pancang pipa beton / segmen yang disambung
berada dalam satu garis lurus.

untuk membantu kelurusan dibuat stoper 4 buah setiap sambungan dari plat tebal
12 mm, plat penyambung Pengujian keutuhan sambungan pengelasan dapat
dikerjakan dengan penetran test yang dilaburkan pada permukaan pengelasan.
Setelah selang antara waktu 5 menit, jika pada pelaburan penetran terlihat adanya
garis hitam (alur rambut) menandakan bahwa pada daerah pengelasan tersebut
terdapat keretakan sehingga perlu dilakukan pengelasan ulang.

Peralatan yang digunakan adalah mesin las listrik yang kapasitasnya memadai
untuk menghasilkan kualitas pengelasan yang ditentukan.
Elektroda yang digunakan adalah kawat las dengan tipe yang telah dipersyaratkan
dalam spesifikasi teknik.

Pancang yang Dilas penuh


disambung

Persero PT Waskita Karya Halaman : 24


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

2.6 Pemotongan Tiang Pancang


Selesai pemancangan tiang pancang harus dipotong sesuai ketinggian yang
direncanakan, pemotongan tiang pancang beton dipotong pada cutoff level +
panjang stek, kemudian antara cut off level sampai pemotongan dibongkar untuk
mendapatkan stek.
Untuk menghindari retak pada tiang pancang akibat proses pemotongan tiang,
maka pada level cut off tiang digerinda keliling tetapi tidak boleh memutuskan besi
tulangannya.
Dilanjutkan dengan bongkaran sehingga diperoleh stek besi yang mencukupi
panjangnya
Selesai pemotongan diperlukan penutupan lubang pipa dan penambahan stek besi
dengan plat sepatu 6 mm yang dilas besi tulangan untuk stek, selanjutnya
dimasukkan kedalam lubang pipa pancang dan di cor.

Stek

Tulangan

Besi beton
penggantung

Plat baja penutup


Tiang pancang lobang (plat sepatu)
t=6mm

3. Pembangunan Trestle
Pekerjaan beton bertulang
Mutu beton pada pembangunan Dermaga Panipahan di Rokan Hilir adalah beton
mutu K-300 untuk pekerjaan struktural.
a. Pile cap
Pile cap akan dilaksanakan dengan cara Cast Insitu.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 25


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

Bekisting dibuat di luar dan dengan bantuan crane akan diletakan diatas klem besi yang
menjepit pipa pancang beton sesuai posisinya.
Bekisting pile cap dipasang dengan memperhatikan posisi balok melintang dan
memanjang.
Pembesian pile cap dipasang, selesai pembesian, pada posisi pilecap yang ada
bouldernya, angker boldnya harus dipasang dengan urutan :
 Buat mal posisi lubang baut dari triplex tebal 9 mm dengan rangka kayu 5/7
 Pasang baut dan mur Boulder pada mal yang telah disediakan
 Letakkan mal yang telah dipasang mur baut pada posisi dan elevasi yang telah
ditentukan
 Ukur kerataan bidang mal dengan waterpass batang
 Perkuat angker baut Boulder dengan cara pengelasan kepada tulangan besi
pilecap/lantai/balok dermaga
 Cor angker Boulder
Pengecoran dilakukan dengan bantuan concrete pump sampai pada posisi balok,
selebihnya akan dicor bersamaan dengan balok.

Pembesian Pile Cap Pengecoran Pile Cap

b. Balok Melintang dan Memanjang


Pekerjaan balok memanjang pada trestle menggunakan Precast Reinforced Concrete
Girder dan untuk balok melintang berupa dipraghma yang akan dicetak dan distressing
di ponton service. Prosedur :
 Cetak Girder secara monolit, dan selanjutnya bila umur beton telah mencukupi,
maka dilanjukan dengan pekerjaan stressing.
 Gider precast yang telah berumur minimal 14 hari yang dapat di erection.
 Girder Precast diangkat dengan crane, didudukan diatas pile cap.
 Pasang tulangan sengkang balok.
 Pasang sisa tulangan pilecap arah datar setinggi batas puncak precast balok.
 Pasang bekesting luar pilecap setinggi batas puncak balok precast.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 26


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

 Balok penghubung siap di cor

Pembesian Balok Pengecoran Balok

c. Plat Lantai beton


Dengan mempertimbangkan kecepatan dan kemudahan pengerjaan, maka pengecoran
lantai beton bertulang pada struktur dermaga dengan cara : Kombinasi Precast dan Cast
Insitu.
 Dimensi persegmen lantai precast akan disesuaikan dengan alat angkat yang
tersedia di lapangan.
 Tebal plat precast 12 cm atau akan disesuaikan pada saat pelaksanaan
 Sisa tebal lantai akan di cor (cast insitu).
 Precast slab akan dibuat di pontoon service.
Prosedur pengecoran lantai precast :
 Pasang lembar plastik diatas permukaan lantai kerja sebagai alas beton precast,
dilebihkan masing masing 10 cm di tepinya.
 Pasang bekesting lantai precast (samping) dari balok kayu 8/12
 Pasang besi tulangan diatas lembaran plastik
 Pasang konstruksi besi angkat dan shear conector
 Precast siap cor dengan permukaan kasar
 Pada umur 7 hari precast diangkat dan ditumpuk pada lapangan penumpukan, atur
posisi penumpukan berdasarkan umur beton
 Bersihkan lapangan pengecoran dan lakukan pengecoran berikutnya

Persero PT Waskita Karya


Pembesian Lantai Halaman : 27
Pengecoran Lantai
dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

d. Pekerjaan besi tulangan


Selang waktu antara penyetelan besi tulangan dengan saat dimulainya pekerjaan
pengecoran beton, akan menyebabkan besi beton berkarat baik proses basah
maupun proses kering akibat serangan garam (NaCl) dari laut, yang mengakibatkan
durability konstruksi beton bertulang tidak tercapai, sehingga perlu kerja cepat agar
besi tulangan tidak terbuka terlalu lama terkena uap air laut.

e. Curring beton
Perawatan beton sejak pengikatan awal (setting time), tidak dapat berlangsung dengan
baik, sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitas beton yang diharapkan. Curing
akan dilakukan dengan penutupan permukaan beton dengan karung yang dibasahi.

Curing Beton 1 Curing Beton 2

3. Pekerjaan Fender.
Tahapan pemasangan fender:
 Pancang Tiang Pancang Kayu Dolken 3 Ø 7.5 cm (pancang tegak dan pancang
miring) pada sisi dermaga sebagai tiang tumpuan fender. Digunakannya 3 kayu
dolken Ø 7.5 cm sebagai pengganti 1 kayu dolken Ø 20 cm. Penggunaan 3 kayu
dolken akan lebih memperkuat struktur dan menstabilkan sambungan.
 Pasang Kayu Skor ukuran 12/15 sebagai pengikat kayu dolken. Kayu skor
dipasang secara horizontal dan menyilang.
 Pasang fender yaitu ban mobil Ø 80 cm pada titik pertemuan antara kayu skor
horizontal, kayu skor melintang, dan kayu dolken.
Alat yang digunakan :

Persero PT Waskita Karya Halaman : 28


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

 Ponton pancang
 Hydraulic Hammer
 Alat-alat bantu

Kayu 12/15

Dolken 1

Dolken 2

Kayu Dolken 3 Ø 7.5 cm Dolken 3

Ban Ø 80 cm

± 0.00 Detail sambungan dolken :


3 dolken akan dijajar dengan ketinggian yang
berbeda sehingga dapat memperkuat sambungan

4. Pekerjaan Bollard
Pemasangan angker bollard 8 Ø 32 dilakukan bersamaan dengan pembesian lantai pada
lokasi bollard. Cara ini akan menjamin pemasangan angker lebih kuat jika dibanding
pemasangan dengan cara bor. Bollard kapasitas 25 ton dipasang dengan pemasangan
baut angker. Setelah itu di clamp dengan besi cor

IV. PENUTUP

Metode precast pada metode ini sudah berhasil kami laksanakan di beberapa proyek seperti di
Dermaga Multi Purpose Tanjung Intan Cilacap, Dermaga Pelabuhan Ikan Muara Angke
Jakarta, dan Dermaga Meulaboh yang sedang kami laksanakan, beberapa kekurangan yang
kami temui pada proyek yang lalu sudah kami lakukan penyempurnaan dalam metode
pelaksanaan untuk proyek ini.
Perhitungan konstruksi untuk precast balok, plat serta metode pergerakan alat dan urutan
kerja akan kami tunjukkan pada saat klarifikasi tender dimana PT. Waskita Karya akan
ditunjuk sebagai pemenang tender.
Selanjutnya dalam pelaksanaan nanti kami akan membuat metode lebih detail untuk setiap
pekerjaan, tentunya dengan data yang lebih detail dari hasil survey secara detail.
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar untuk proyek ini, mudah-mudahan uraian ini
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan proyek ini.

Persero PT Waskita Karya Halaman : 29


dari 30
PEMBANGUNAN PELABUHAN PANIPAHAN
KABUPATEN ROKAN HILIR – RIAU

Pekanbaru, 10 Desember 2006


Persero PT. Waskita Karya
Cabang Pekanbaru

Ir. Mohk. Sadali


Kepala

Persero PT Waskita Karya Halaman : 30


dari 30

Anda mungkin juga menyukai