MK Cakar Ayam
MK Cakar Ayam
I. UMUM
1
Konon kabarnya , ide tersebut ( fondasi cakar ayam ) , timbul dari
pemikiran ketika Professor Sedijatmo melihat pohon kelapa , yang
begitu tinggi dengan beban yang berat , tetapi mampu ditahan oleh akar-
akar yang kecil .
Rahasia alam ini , dianalisis oleh Professor Sedijatmo , kemudian ter-
ciptalah ide sistem fondasi yang akhirnya diberi nama “ Cakar Ayam “ .
Didalam bahasa Inggris , diterjemahkan menjadi “ Chiken feet
Foundation “ .
Pada awalnya sesuai dengan tujuan saat sistem ini ditemukan ,
pelaksanaannya cukup dilakukan dengan tenaga manusia , secara
manual . Tetapi sejak sistem ini digunakan untuk fondasi landasan pacu
Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng , ide penggunaan dengan
tenaga manusia secara manual ini , menjadi hambatan , karena
banyaknya pipa beton yang harus ditanam , yaitu berjumlah kurang lebih
200,000 buah . Bila mempertahankan metoda secara manual , dalam
pelaksanaan fondasi cakar ayam , maka akan memerlukan tenaga kerja
yang banyak dan memerlukan waktu yang cukup panjang . Oleh karena
itu timbullah ide baru untuk cara pelaksanaan fondasi ini dengan
menggunakan peralatan konstruksi yang merupakan modifikasi darai
Excavator . Ada dua jenis alat , yaitu alat yang digunakan untuk
menggali disebut dengan CHADU ( singkatan dari Cengkareng
Hydraulic Auger Unit ) , dan alat yang digunakan untuk memasukkan
pipa beton kedalam tanah , yang disebut CHUPP ( singkatan dari
Cengkareng Hydraulic Pipe Pressed ) .
2
Sedangkan pipa –pipa beton tersebut , berukuran standar sebagai
berikut :
Panjang pipa antara 150 sampai 350 cm
Diameter ( luar ) pipa adalah 120 sampai 150 cm
Tebal dinding pipa adalah 8 cm
Tulangan pipa adalah tunggal dan tulangan slab adalah rangkap .
Fondasi sistem ini , paling ekonomis bila diterapkan pada tanah yang
mempunyai daya dukung antara 1,50 sampai 3,50 ton / m 2 .
Hubungan antara slab dan pipa dapat dilihat pada sket dibawah ini :
Slab O 12 mm - 15 cm
15
15
O 12 mm - 15 cm
Pipa beton
O 12 mm - 12,5 cm
120
O 8 mm - 15 cm
3
3. Ide dasar
Ide dasar dari fondasi cakar ayam ini adalah memanfaatkan sifat tanah
yang hingga sekarang belum banyak dimanfaatkan oleh jenis fondasi
yang lain , yaitu “ tekanan tanah pasif “ .
Slab beton yang tipis ini seolah-olah mengambang diatas tanah dan
kekuatannya diperoleh dari pipa-pipa yang ada dibagian bawah .
Pipa-pipa tersebut tetap tegak / vertikal , karena adanya tekanan tanah
pasif . Kombinasi ini membuat slab dan pipa didalam tanah , merupakan
suatu struktur yang kaku dan tidak mudah dibengkokkan .
Perbandingan coventional slab dan cakar ayam construction dapat
dilihat pada sket dibawah ini :
Conventional slab
Tanah lembek
Tanah lembek
4
Cakar ayam slab
Tekanan
tanah pasif
Tanah lembek
M P M
M1 M1
Tanah lembek
4. Prinsip perhitungan
Prinsip perhitungan ini dimaksudkan untuk menambah pengertian kita
pada fondasi sistem ini . Pada sket dibawah ini , menunjukkan dengan
jelas gaya dan momen-momen dibawah slab yang disebabkan oleh
muatan terpusat eksentris Q diatas slab .
Muatan eksentris Q dapat diganti dengan muatan terpusat Q 1 ditengah-
tengah slab dan momen M = Q2 x ½ L , dimana L adalah lebar dari slab
dan Q = Q1 .
5
Karena muatan Q1 terpusat , maka akan timbul tekanan reaksi yang
merata dari tanah sebesar q = Q 1 / L , sedangkan momen M , akan
diimbangi oleh momen m = 2/3 x P x h , dimana P yang ditimbulkan oleh
tekanan tanah pasif yang bekerja pada tiap-tiap pipa , sehingga M = m .
Atau dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
½ Q . L = 2/3 P . h
6
Q Q Q1
L ½L ½L
2/3 h
h m m P m P m P
b b b b
a a a a
M = ½ .Q.L m = 2/3 P . h
Section A -- A
M= Σ m Q1 / L = q
A C
B B
A C
q2 q1 q1 q2
Section B -- B
Section C-- C
7
II. CONSTRUCTION METHOD
1. Cara manual
Untuk bangunan-bangunan yang menggunakan fondasi sistem ini , yang
terletak didaerah terpencil atau pada daerah rawa-rawa yang sulit
dijangkau oleh peralatan besar konstruksi , seperti menara transmisi
tegangan tinggi yang terletak dirawa-rawa , atau di persawahan basah ,
atau dipegunungan yang tinggi , maka cara manual akan lebih sesuai
karena lebih murah .
Cara manual cukup dilayani oleh peralatan konstruksi yang sederhana ,
misal beton molen ( concrte mixer ukuran kecil ) , dan tukang batu biasa
Urut-urutan pelaksanaan secara manual , dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Daerah letak fondasi dibersihkan dari tanah humus dan bila perlu
ditimbun pasir serta diratakan .
Pasang titik-tititk pengukuran , untuk menetapkan posisi letak
masing-masing pipa
Dicor lean concrete setebal 10 cm , dengan mengosongkan
bagian-bagian yang akan dipasang pipa , dengan menggunakan
bekisting yang berbentuk kerucut terpancung
8
Permukaan lean concrete
Timbunan pasir
Bekisting
dalam
Lean concrete
Timbunan pasir
9
Dipasang penulangan pipa ( sediakan besi untuk stater bar
penyambung dengan slab natinya , baru kemudian ditutup
dengan bekisting pipa bagian luar. Bekisting diperkuat agar
selama pengecoran tidak berubah bentuk dan berubah posisi .
Pembuatan bekisting sebaiknya menggunakan sistem knock
down , karena akan dipakai berulang kali .
Tulangan pipa
Bekisting
luar
Perkuatan
Timbunan pasir
Timbunan pasir
10
Pipa beton diturunkan kedalam tanah dengan cara menggali
tanah bagian dalam pipa , sehingga karena beratnya sendiri dari
pipa , maka pipa akan bergerak turun kebawah . Usahakan agara
pipa turun dengan posisi tetap tegak . Toleransi kemiringan
adalah 1 : 20 dan toleransi pergeseran as kurang dari 10 cm .
Digali
Timbunan
kembali
11
Setelah semua pipa tertanam dengan baik , dipasang tulangan
untuk slab ( perhatikan bila ada embeded part yang harus
tertanam dalam beton ) , termasuk memasang strater bar untuk
kolom , maka dilakukan pengecoran slab , dengan menjaga posisi
starter bar kolom .
Slab C.A
Pipa C.A
12
2. Cara masinal
Yang dimaksud dengan cara masinal adalah , bila proses
pelaksanaannya di dominasi oelh penggunaan mesin / peralatan .
Untuk proyek dengan skala besar dan memerlukan waktu yang singkat ,
cara manual jelas tidak dapat diharapkan . Karena disamping banyak
memerlukan tenaga kerja juga akan berakibat tidak terjaminnya kualitas
pekerjaan . Oleh karena itu , untuyk proyek yang seperti itu , lebih tepat
menggunakan cara masinal .
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan fondasi cakar ayam ini
adalah merupakan hasil inovasi teknologi dibidang peralatan konstruksi ,
yaitu pada saat pelaksanaan Bandara International Soekarno- Hatta , di
Cengkareng , tahun 1990 , yang menggunaklan pipa cakar ayam
sebanyak 200,000 buah .
Ada dua alat khusus , yang merupakan modifikasi dari Excavator , yang
diberi nama CHADU dan CHUPP .
Chadu , adalah alat yang mempunyai fungsi untuk membuat lobang
dalam tanah yang berbentuk seperti cincin , dengan ketebalan kurang
lebih 8 cm , dan sedalam panjang pipa yang akan ditanam . Lobang ini
dimaksudkan untuk memasukkan pipa cakar ayam . Sedangkan Chupp
adalah alat yang mempunyai fungsi untuk memasukkan / menancapkan
pipa cakar ayam ke dalam lobang yang telah dibuat oleh Chadu .
Dengan demikian kedua alat ini bekerja secara bersama-sama.
Sepasang alat ini dapat memasang kurang lebih 200 pipa dalam satu
hari.
Urut-urutan pelaksanaan pekerjaan secara masinal , dapat diuraikan
sebagai berikut :
Diselesaikan pekerjaan persiapan , antara lain drainage lingkung-
an , acces road , site facilities .
Daerah letak fondasi dibersihkan dari humus dan digali seper-
lunya ( bila perlu untuk mencapai elevasi ) , dan ditimbun dengan
pasir setebal rata-rata 40 cm , serta diratakan .
13
Pada setiap titik pusat letak pipa , ditancapkan besi beton sebagai
pemegang dan sekaligus untuk pedoman letak forwork yang
berupa kerucut terpancung , untuk persiapan pengecoran lean
concrete . Dengan dipandu oleh juru ukur .
Formwork yang berupa kerucut terpancung ( dibuat dari baja ,
yang dibagian tengahnya disediakan lobang ) tersebut dipasang
pada batang-batang besi yang telah ditancapkan .
Timbunan pasir
Timbunan pasir
14
Alat Chadu mulai dioperasikan untuk membuat lobang yang
berbentuk cincin . Tanah-tanah bekas galian segera diangkut
keluar , agar tempat tetap bersih .
CHADU
Lobang yg
dihasilkan
( cincin)
Penjepit CHUPP
Pipa C.A
Pipa C.A
Pipa C.A
terpasang
15
Chupp , mengambil pipa dengan cara dijepit , kemudian
dimasukkan kedalam lobang , dengan cara menekan sampai ke
elevasi yang direncanakan . Pada kenyataannya sering pipa tidak
perlu ditekan , tetapi dilepaskan dari ketinggian tertentu , dengan
cara melepaskan jepitannya .
Rongga antara pipa dengan lobang galian Chadu yang ada diisi
dengan pasir ( di grout dengan pasir ) , untuk menjamin kontak
yang sempurna antara tanah dengan pipa cakar ayam .
Kemudian areal kerja dibersihkan dari sisa-sisa tanah , untuk
persiapan pengecoran slab .
16
Bila pipa beton sudah cukup keras ( selama pengeringan selalu
dipelihara dengan penyiraman air ) , pipa diangkat dan
dipindahkan ketempat stock yard untuk kemudian dimasukkan ke
atas Flat Truck untuk diangkut ke site penancapan .
Pipa cakar ayam
Penulangan slab
17
pengecoran beton dipadatkan dengan peralatan yang menyatu
dengan Concrete Paver yang bersangkutan .
Slab Slab
18
Lean
Sand Working access / Plat concrete
Form
Survey
Location C.F Pipe
factory
CHADU :
Ring Excavation
Chicken
feet Pipe
CHUPP :
C.F instalation
Survey Sand
Levelling
Sand fill
Steel Bar
Install Slab
reinforcement
Concrete
Concrete pouring
19
Pada saat akan dilaksanakannya fondasi cakar ayam untuk landasan pacu
Soekarno – Hatta di Cengkareng , dilakukan pengetesan lebih dahulu
terhadap struktur fondasi cakar ayam . Percobaan full scale test ini dilaku-
kan untuk dapat meyakinkan , pihak Asing ( dalam hal ini pihak Perancis ) ,
yang memang belum mengenal struktur ini .
Untuk itu , dibuat test laboratorium khusus , persis seperti gambar design
struktur sebenarnya ( dengan skala 1 : 1 ) . Sejumlah gauges dan alat-alat
ukur dipasang didalam dan dibawah slab untuk memungkinkan memonitor
perilaku dari bagian-bagian struktur ini .
Juga dipasang test muatan dengan menggunakan hydraulic jack pada
empat plat yang menggambarkan tapak roda ( tire print ) dari sebuah
pesawat Boeing B- 747 . Ini meniru ( menstimulate ) sebuah landing gear
dari Jumbo Jet tersebut . Dipasang dua set Jacks semacam ini , pada jarak
yang sama dengan jarak landing sebenarnya .
Hasil test dapat disimpulkan sebagai berilkut :
Arah dari komposisi muatan sehubungan dengan posisi pipa-pipa
cakar ayam , tidak menjadi masalah .
Muatan statis pada dua buah landing gear yang sebesar 90 ton
masing-masing ( ini sama dengan muatan penuh dari pesawat
Boeing B- 747 ) , memberikan defleksi tidak lebih dari 2,54 milimeter
Beban berulang pada dua landing gear @ 90 ton masing-masing
dengan repetisi 1000 ( seribu ) kali per menit , memberikan defleksi
2,348 mili meter ( ± 0,64 mm ) .
Beban statis pada satu roda ( ¼ dari satu landing gear ) sebesar 150
ton , memberikan defleksi pada slab 10 mm tanpa terjadi keretakan .
Beban ini , dapat disamakan dengan 1 main gear dengan beban
±450 ton .
Test beban ini , menyimpulkan bahwa perkerasan konstruksi sistem
cakar ayam dapat dibebani muatan tiga kali berat Full loaded B – 747
atau lebih , dengan tanpa masalah .
IV. DAFTAR PENERAPAN CAKAR AYAM
20
Suatu inovasi teknologi , seperti contohnya fondasi cakar ayam , baru akan
bermanfaat bagi manusia bila telah melalui beberapa proses , yang berakhir
dengan bukti bahwa teknologi tersebut dibutuhkan oleh manusia .
Oleh karena itu , bukti bahwa teknologi fondasi cakar ayam telah menjadi
kebutuhan dari manusia adalah adanya bangunan-bangunan yang
menggunakan fondasi cakar ayam dengan sukses .
21
14. Perkerasan perluasan Runway Airport Polonia di
Medan selauas 30,000 m2
15. Kolam renang di Samarinda beserta bangunan
Tibune seluas 1,600 m2
16. Gedung Bea Cukai tiga lantai di Surabaya seluas
3,000 m2
17. Gedung Kantor Gubernur enam lantai di Samarinda
seluas 8,400 m2
18. Kolam renang KONI , di Surabaya seluas 1,000 m 2
19. Gedung Pabrik Rokok Jarum , lima lantai di Kudus
seluas 4,800 m2
20. Rental Office , empat lantai di Jakarta seluas 3,000
m2
21. Runway , Taxiway , dan Apron Jakarta International
Soekarno – Hatta di Cengkareng , seluas 1,750,000 m 2
22. Jalan Toll sepanjang 13,500 m, menuju ke Airport
Soekarno-Hatta , Jakarta .
23. Perkerasan Apron Garuda Maintenance Facilities di
Areal Soekarno-Hatta , seluas 270,000 m2
22
V. KESIMPULAN
Referensi :
1. Cakar Ayam Construction system and
Application
Ir. Rijanto P.Hadmodjo ( 1994 )
2. Pengalaman sendiri
23
LAMPIRAN
GAMBAR - GAMBAR FONDASI SISTEM
CAKAR AYAM
24