PENDAHULUAN
Kabupaten Wonosobo merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian lokasi antara 250 m
hingga 2.250 m diatas permukaan laut termasuk dalam jenis pegunungan muda dengan lembah
yang curam. Secara geografis Kabupaten Wonosobo memiliki luas 98.448 ha (984,68 Km2)
terletak diantara 2 Gunung yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing Keadaan demikian
menjadikan Kab. wonosobo curah hujanya sangat tinggi dan sering menyebabkan timbul bencana
alam seperti tanah longsor (land slide), gerakan tanah runtuh dan gerakan merayap.
Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah,
terletak antara 7°.11'.20" sampai 7°.36'.24" garis lintang selatan (LS), serta 109°.44'.08" sampai
110°.04'.32" garis bujur timur (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa
Tengah (Semarang) dan 520 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta) berada pada rentang 250 dpl -
2.250 dpl dengan dominasi pada rentang 500 dpl - 1.000 dpl sebesar 50% (persen) dari seluruh
areal, menjadikan ciri dataran tinggi sebagai wilayah Kabupaten Wonosobo dengan posisi spasial
berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada di antara jalur pantai utara dan jalur pantai
Selatan. Jaringan Jalan Nasional ruas jalan Buntu - Pringsurat memberi akses dari dan menuju
dua jalur strategis nasional.
WONOSOBO, KOMPAS.com - Dalam 20 tahun, pasar induk Wonosobo, Jawa Tengah, telah
terbakar tiga kali, termasuk pada Senin (22/12/2014) dini hari. Pemerintah Kabupaten Wonosobo
didesak segera mencari solusi untuk meringankan kerugian besar para para pedagang.
Salah satu koordinator Paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo (PPPIW) Abud Basyir,
mengatakan para pedagang di pasar ini mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Menurut dia,
kebakaran tersebut merupakan pukulan telak bagi para pedagang.
"Diperlukan suatu jalan keluar atas penderitaan kami“ tutur Abud, Senin petang. Dia pun
berpendapat harus ada upaya pengamanan lebih baik untuk pasar ini, terkait kebakaran yang
terjadi berkali-kali ini.
Namun, pada 11 Maret 2004, kebakaran kembali terjadi di pasar induk Wonosobo, sekalipun
hanya tujuh kios dan lapak yang terbakar pada saat itu. Lalu, Senin dini hari, kebakaran besar
menghanguskan kios di ketiga lantai pasar. Dan Akhirnya di bangunlah Pasar Penampungan
semetara di area depan lahan gedung pasar wonosobo yang terbakar.
Dampak dari krisis moneter yang terjadi tahun 1997 memang cukup lama mengakibatkan
menyurutnya kegiatan pembangunan, tetapi itu hanya sementara sebab setelah krisis moneter
dapat segera diatasi maka kegiatan tersebut akan tumbuh lagi. Situasi tersebut mau tidak mau
menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh dunia jasa konstruksi.
Sadar akan terbatasnya sumber daya yang ada, maka tantangan tersebut harus dapat diatasi
dengan tetap berorientasi pada efisiensi. Dari hal tersebut dapat dicapai oleh dunia jasa konstruksi
bila memiliki tiga kemampuan penting yaitu bisnis, teknologi dan manajemen.
Kemampuan bisnis artinya , artinya bahwa semua keputusan yang akan diambil harus diyakini
akan memberikan manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sedang kemampuan
teknologi, diharapkan dapat senantiasa menjawab tuntutan yang semakin meningkat disepanjang
jaman. Untuk itu diperlukan juga kemampuan manjemen untuk mengatur seluruh sumber daya
yang diperlukan secara efektif dan efisien.
Dilihat dari data perkiraan cuaca, wonosobo merupakan daerah dengan setiap harinya berpeluang
terjadi hujan. Atas dasar itu, perlu dilakukan metode pekerjaan khusus untuk menanggulangi
keadaan tersebut, agar pelaksanaan pekerjaan pembangunan pasar wonosobo dapat tetap
berjalan dengan lancer.
LOKASI PEKERJAAN
Upaya pemerintah Kabupaten Wonosobo menjadikan pasar Induk Wonosobo menjadi pasar yang
layak. Lokasi pasar sementara wonosobo sekarang kurang layak lagi diukur dari ketertiban,
kebersihan dan keindahan. Dari hasil observasi, pasar lama sudah tidak mampu menampung
pedagang dan pembeli yang semakin hari semakin banyak, sehingga terjadi kemacetan
terutama pada hari pasar. Selain itu lokasi pasar sempit dan terbatas dengan bangunan –
bangunan dan juga dikelilingi oleh pemukiman.
Alasan ekonomi, Dengan lokasi saat ini para pedagang tidak dapat mengembangkan usahanya
dan sebagian pedagang yang mengalami penurunan pendapatannya.
• Dengan kondisi kota wonosobo yang sering hujan apalagi pada rencana pelaksanaan
pekerjaan proyek dimulai pada bulan November dimana pada bulan itu musim hujan
maka kami akan menggunakan penutup terpal pada waktu pengecoran baik waktu
hujan maupun tidak dan menggunakan pompa untuk dewatering pada pekerjaan
galian
2. Faktor kegiatan pasar sekitarnya
• Dengan kondisi lokasi pasar sekarang ini yang sibuk dan mengakibatkan
terhambatnya pengiriman alat maupun material ke lokasi proyek sebab itu maka
aktifitas kerjaan kami lakukan sebagian besar pada malam hari
3. Faktor infrastruktur jalan dan lokasi pekerjaan yang kurang memadahi
• Dengan kondisi jalan menuju lokasi kurang memadahi dan traffic yang padat guna
mengankut material dengan truk ukuran besar maka rencana kami akan membuat
base camp diluar guna pembuatan direksi keet, barak kerja, gudang, tempat febrikasi
dan mess tenaga ( sewa )
Factor banyaknya jalan satu arah menuju lokasi pekerjaan yang mengakibatkan loose
di waktu bilamana akan melakukan pekerjaan struktur sehinga perlu koordinasi
dengan pihak lalu lintas. Kondisi site yang kurang memadai untuk mendirikan direksi
keet, gudang, mess maupun pabrikasi pembesian yang dikerjakan di barak kerja
sehingga perlu mencari lokasi lain untuk mendirikan bangunan sementara tersebut
Dengan adanya factor factor tersebut kami penyedia jasa mengusulkan beberapa
alternative untuk penggantian struktur beton diantaranya kami tampilkan dibawah ini
Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk Wonosobo ini berlokasi di Kabupaten Wonosobo Provinsi
Jawa Tengah yang direncanakan terdiri dari 4 lantai dengan tambahan Lantai Atap dan Lantai
Viewdeck. Pelaksanaan terdiri dari pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitek, Pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal.
Hasil akhir dari Pembangunan Pasar Induk Wonosobo ini sangatlah berdampak baik langsung
maupun tidak langsung bagi masarakat dan pemerintah baik itu dari segi sosial, ekonomi, dan tata
lokasi.
Berikut adalah Gambaran Rencana Pembangunan Gedung Pasar Wonosobo yang akan
dilaksanan :
Bagi pemerintah daerah, pasar Induk wonosobo juga memberikan kemudahan untuk memperoleh
dan menjual barang dan jasa yang diperlukan oleh pemerintah. Selain itu, dapat menambah
penerimaan pemerintah melalui penarikan pajak dan retribusi.
Dalam fungsi promosi, pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk membeli barang
atau jasa tertentu. Kadang-kadang setelah masuk pasar, seseorang membeli barang yang semula
tidak direncanakan. Hal itu terjadi karena barang yang dipajang di pasar menarik perhatian dan
mampu membangkitkan minat pembeli.
Semakin maraknya persaingan antar produsen barang atau jasa sejenis membuat fungsi promosi
menjadi semakin penting. Hal itu tampak jelas pada bermunculannya beragam bentuk pameran
baik besar maupun kecil.
Untuk menjamin sistem manajemen agar dapat berjalan dengan baik, kami PT. KARYA BISA – PT.
NAVIRI MULTI KONSTRUKSI, KSO telah mengeluarkan Kebijakan Mutu untuk memberikan
Jaminan Mutu terhadap proses yang dihasilkan.
Rangkaian aktifitas dibatasi oleh tiga variable proyek, yaitu waktu, mutu, harga dan Kesehatan
Keselamatan Kerja. Tujuan dari diadakannya suatu manajemen dalam lingkungan Proyek
Pembangunan Pasar Induk Wonosobo ini, yaitu agar pelaksanaan proyek tersebut :
• Tepat Biaya
• Tepat Mutu/ Kualitas
• Tepat Waktu
Secara umum kegiatan Pelaksanaan digambarkan sebagai berikut :
• Pembagian pekerjaan menjadi beberapa kegiatan khusus.
• Pelaksanaan kegiatan khusus tersebut sesuai dengan sasaran dan waktu yang ada.
• Penggunaan peralatan yang diperlukan
• Metoda konstruksi yang mungkin secara spesifikasi diperlukan.
Dalam pelaksanaan beberapa hal yang perlu diperhatikan khusus sebagai berikut :
Kondisi Alam di daerah wonosobo setiap harinya terjadi hujan. Dan diperlukan metode
pekerjaan yang matang mengenai pekerjaan pondasi dan pekerjaan beton. Selain itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai lokasi dan kondisi site :
• Lokasi yang cukup terbatas pada lahan proyek ini perlu sangat diperhitungkan. Sirkulasi
ketersediaan bahan dan Metode Site Zonning perlu diatur sedemikian rupa untuk
memanfaatkan lahan yang ada, sehingga tidak terjadi kendala dan hambatan pada
pelaksanaan pekerjaan.
• Dengan kondisi jalan masuk lokasi yang ada, diperlukan perencanaan secara khusus
untuk penyediaan akses jalan masuk ke lokasi pekerjaan, agar mobilisasi peralatan yang
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan efektif.
• Perlu perlindungan pemagaaran lokasi dan penyekatan lokasi pekerjaan.
Dengan didukung oleh tenaga – tenaga ahli profesional yang berpengalaman, serta ditunjang
dengan kelengkapan, ketersediaan serta ketepatan peralatan yang dimiliki oleh PT. KARYA
BISA – PT. NAVIRI MULTI KONSTRUKSI, KSO, maka PT. KARYA BISA – PT. NAVIRI MULTI
KONSTRUKSI, KSO akan mampu untuk dapat malaksanakan Pekerjaan ini dengan kualitas,
ketepatan waktu serta hasil akhir yang dapat memuaskan semua pihak, baik Pemerintah, user
dan pihak - pihak lain yang terkait serta pihak kontraktor sendiri. PT. KARYA BISA – PT.
NAVIRI MULTI KONSTRUKSI, KSO mempunyai komitmen untuk selalu menghasilkan produk
yang memuaskan konsumen dengan cara dan metode kerja yang efisien, cepat dan terarah di
semua bidang pekerjaan.
Dalam pembangunan Pasar Induk Wonosobo yang perlu diperhatikan adalah perencanaan
metode pekerjaan yang matang, sehingga operasional gedung yang berada disekitarnya tetap
bisa berjalan dengan normal, dengan meminimalisir semua kemungkinan yang akan
menggangu operasional yang lain. Dan hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kaitan
operasional antara lain :
Pemisahan atau metoda isolasi terhadap lokasi bangunan yang akan dibangun dengan
bangunan existing terdekat.
Metode perlindungan yang maksimal terhadap keamanan maupun kenyamanan
operasional gedung lain masih tetap beroperasi tanpa gangguan.
Metode pelaksanaan pekerjaan yang tidak menimbulkan dampak langsung terhadap
lingkungan baik kebisingan maupun udara.
Tugas/sasaran utama dalam pelaksanaan konstruksi ini adalah mencapai sasaran yang
diinginkan, yakni mencakup:
1. Tercapainya Kualitas Pekerjaan, di mana hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
kualitas teknik yang diinginkan.
2. Fungsi Bangunan yang Optimal, dalam hal ini bangunan konstruksi yang dibuat
sesuai dengan dimensi yang direncanakan dan dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan.
3. Pengendalian Ketepatan Waktu Pelaksanaan, di mana pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal kontrak yang telah ditetapkan.
4. Pengendalian Biaya Pekerjaan, biaya pekerjaan sesuai dengan kuantitas dan kualitas
bangunan yang dibuat dan secara keseluruhan tidak melampaui dana yang telah
disediakan.
5. Ketepatan Cara Pelaksanaan, dilakukan dengan cara yang tepat.
6. Terjaminnya Keselamatan Kerja, dapat terjaga dengan baik.
7. Hasil Akhir Pelaksanaan, diselesaikan dengan rapih.
8. Diterima Lingkungan, tidak mengganggu lingkungan.
Masing – masing pihak yang terlibat dalam proyek Pembangunan Pasar Induk Wonosobo,
memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda. Adapun tugas dan tanggungjawab
masing – masing dapat didefinisikan sebagai berikut :
Pemilik proyek atau owner adalah suatu badan hukum atau perorangan yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja dengan membayar semua
pekerjaan tersebut kepada pihak yang telah ditetapkan.
Pemilik Proyek Pembangunan Pasar Induk Wonosobo ini adalah Dinas Perdagangan,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo. Dan
mempunyai hak sebagai berikut :
- Memilih kontraktor pelaksana melalui proses pelelangan yang telah dilakukan.
- Mengganti desaign rancangan yang telah dibuat oleh konsultan perencana
- Meminta laporan secara periodic menganai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
- Memutuskan hubungan kerja dengan pihak yang terlibat didalam proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
Sedangkan untuk Kewajibannya adalah sebagai berikut :
- Menyediakan lahan/lokasi sebagai tempat pembangunan proyek
- Menyediakan dana pembayaran sebagai timbal balik dari jasa yang telah dilakukan,
baik oleh kontaktor pelaksana.
- Mengesahkan atau menolak perubahan dalam pekerjaan
- Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksankan oleh kontaktor
pelaksana jika produknya telah sesuai dengan hasil akhir yang dihendaki.
A. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah suatu perusahaan yang didirkan berdasarkan hukum Republik
Indonesia yang telah mempunyai izin – izin yang diperlukan bagi bidang usahanya.
Hak yang dimiliki konraktor adalah sebagai berikut :
- Mendapat pembayaran sesuai dengan pembayaran yang telah disepakati setelah
syarat progress pekerjaan tercapai.
- Dapat berkonsultasi dengan konsultan perencana maupun pengawas apabila
terdapat hal – hal yang kurang jelas mengenai gambar rencana.
Sedangkan, kewajiban kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut :
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan material sesuai dengan
kontrak yang telah ditandatangani
- Melaksnakan pekerjaan dengan baik dengan memperhatikan pengendalian terhadap
mutu, waktu, dan biaya, serta K3L
- Memberikan laporan pekerjaan yang telah dilakukan, secara berkala, kepada pemilik
proyek dan konsultan.
- Melaksanakan, menyelesaikan, dan memelihara produk pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati
- Membuat as built drawing, yaitu gambar pelaksnaan yang telah dilakukan di
lapangan.
b. Ahli K3 Konstruksi
Adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kebijakan, kesehatan kerja, dan
Lingkungan (K3L) di suatu proyek. Ahli K3 Konstruksi memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
• Membuat ijin pelaksana proyek ke koramil, Polsek, Polres, Depnaker,
Rumah Sakit, dan Lingkungan sekitar
• Menyiapakan peraturan safety, spanduk, papan peringatan, kotak obat,
sarana safety, serta alat pelindung diri (APD)
• Melaksanakan kegiatan safety seperti safety morning, setiap akibat kerja
setiap bulannya
• Melaksanakan kegiatan saety induction, bagi pekerja baru,
d. Site Manager
Tugas dan Tanggungjawab:
• Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana / jadwal kerja.
• Membuat rencana kegiatan harian proyek.
• Memonitoring laporan kegiatan yang dibuat oleh staff proyek.
• Mengkoordinir permintaan material, BBM, alat, personil untuk kegiatan
harian proyek.
• Memeriksa dan mengevaluasi hasil kegiatan harian proyek.
Wewenang:
• Mengajukan permintaan alat, personil dan material untuk kegiatan harian
proyek.
• Mengatur, menentukan aktivitas kegiatan harian proyek agar terlaksana
sesuai rencana kerja.
• Memberi instruksi, teguran terhadap staff lapangan proyek.
e. Administrasi Proyek
Dilapangan Adiminstrasi Proyek dibantu beberapa tenaga lapangan guna
mengurusi masalah keungan dan legalitas dimana legalitas ada 2 yaitu kontrak dan
perijinan Tugas dan Tanggungjawab:
• Mencatat semua sirkulsi keuangan Proyek.
• Membuat rencana pembayan tagihan
• Membayar semua tagihan material yang berkaitan proyek yang sedang
dikerjakan
• .Membuat Admiministrasi Proyek berkaitan dengan perubahan kontrak
• Membuat Surat perijinan dengan dinas/ pihak lain yang berkaitan dengan
kelancaran proyek
• Membuat tagihan pembayaran proyek
Wewenang:
g. Engineer
Enggineer yang kami tempatkan disini ada 3 bagian yaitu engineer arsitektur,
engineer Sipil dan engineer mekanikal elektrikel dimana masing masing engineer
dibantu 2 orang yaitu surveyor dan drafter
Tugas dan tanggung jawab adalah:
• Membuat gambar perubahan bilama ada
• Menghitung kualitas maupun kuantitas perubahan gambar
• Bertanggung jawab dari hasil gambar maupun perhitungan yang dibuat
AHLI K3
PROJECT
KONSTRUKS
MANAGER
I
STAFF STAFF
KEUANGA LEGALITA
N S
STAFF
KONTRAK PERIJINAN
Jumlah Minimal
Kapasitas Jumlah Minimal
No Nama Alat Sesuai
Minimal Sesuai Dokumen
Kebutuhan
1 Truck Mixer 7 m3 5 unit 28 Unit
2 Truck concrete pump long 60 m3 per jam 1 unit 3 Unit
bomb
3 Excavator Bucket 0.80 m3 1 Unit 2 Unit
4 Generator set 500 KVA 1 Unit 1 Unit
5 Mobil Pick up 1 m3 2 Unit 2 Unit
6 Dump Truck 6 m3 4 Unit 10 Unit
7 Beton Molen sitemix 0.30 m3 3 Unit 3 Unit
8 Mesin Las listrik 220-240 volt 4 Unit 4 Unit
9 Vibrator - 5 Unit 5 Unit
10 Baby Roller 0.50 ton 1 Unit 1 Unit
11 Water tanker 5000 liter 1 Unit 1 Unit
12 Tower crane 60 m 1 Unit 1 Unit
13 Lift Material 0.5 ton 1 Unit 1 Unit
14 Scafolding 2500 set 2500 set
Cat :
Nama dan kapasitas Alat maupun jumlah yang kami sajikan sesuai kebutuhan yang digunakan
dilapangan dari perhitungan kebutuhan alat dilapangan, sedangkan alat yang di dokumen
pengadaan tidak mencukupi seandainya alat tersebut digunakan dalam waktu 650 hari kalender,
sesuai dokumen pengadaan.
Rencana 7 hari
kedepan
Untuk Kelangsungan suatu suatu proyek tergantung pada metode pelaksanaan, oleh sebab itu setiap
pelaksanaan proyek haruslah direncanakan suatu team yang betul-betul menguasai teknik.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk Wonosobo memiliki karakteristik yang
spesifik dalam pelaksanaanya. Sifat yang spesifik ini perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan
metode pelaksanaan. Beberapa hal yang spesifik antara lain sebagai berikut:
1. Urutan Pekerjaan
Tiap bagian pekerjaan sangat terkait dengan bagian pekerjaan yang lain, sehingga perlu
disusun urutan pelaksanaannya. Bila urutan kegiatan disusun tidak tepat, maka akan
menimbulkan berbagai masalah pelaksanaan, yang dapat berdampak pada tidak tercapainya
sasaran efsiensi dan efektifitas . Urutan kegiatan pelaksanaan inipun juga dapat berubah
sesuai dengan penemuan cara-cara pelaksanaan yang baru .
2. Jenis pekerjaan
Bangunan gedung, dikenal memiliki banyak jenis kegiatan dan memerlukan banyak jenis
material dengan berbagai macam spesifikasi. Bahkan jenis material konstruksipun ikut
berkembang sesuai dengan penemuan – penemuan baru yang dihasilkan. Untuk dapat merinci
jenis kegiatan pada bangunan gedung secara lengkap diperlukan kemampuan menyusun work
breakdown structures.
3. Kegiatan Pengangkutan Vertikal
Angkutan vertikal ini merupakan jantungnya kegiatan dari proyek gedung bertingkat dan
sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran pelaksanaan. Oleh karena itu sistim angkutan
vertikal ini harus direncanakan sebaik-baiknya, baik untuk angkutan tenaga kerja maupun
Dari beberapa kondisi yang spesifik tersebut diatas, maka proses pelaksanaan pasar induk wonosobo
ini, hal pertama terlebih dahulu adalah pekerjaan persiapan untuk menjamin kelancaran dan keamanan
proses tersebut.
Pekerjaan – pekerjaan persiapan tersebut, yang biasanya masuk dalam pos preliminaries, dimana
besarnya cukup berarti terhadap total biaya proyek. Maka dengan itu pekerjaan persuapan adalah
pekerjaan penting pertama yang harus dilakukan dalam pngerjaan proyek ini.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pada Proyek Pembangunan Pasar Induk Woonosobo ini kami
sampaikan tahapan/ metode pelaksanaan pekerjaan secara garis besar, sebagai berikut :
Ukur Kondisi
Lapangan
Buat
Shop
Drawing
Tidak
Konsultan Pengawas
YA
Pelaksanaan
Tidak
Finishing
YA
SELESAI
Direksikeet lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen
lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. karna kondisi lapangan
pekerjaan tidak adanya lahan yang bisa di gunakan untuk pembuatan direksikeet maka Semua
bangunan tersebut akan ditentukan tempatnya setelah mendapat lahan yang yang bisa sewa
di sekitar yang dekat dengan lokasi pekerjaan,.
Perlengkapan pada Direksi keet terdiri dari beberapa set meja, kursi tamu, papan tulis/white
board, file kabinet, gambar rencana, time schedule, grafik cuaca, buku tamu dan buku harian
mingguan standar.
Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam
Syarat-Sayrat Rencana Kerja (RKS), baik tempatnya maupun luasan, serta bahan-
bahan yang digunakan. Direksikeet tersebut juga diperlukan dalam rangka
melaksanakan Contruction Meeting Berkala, baik Mingguan, maupun Bulanan, untuk itu
maka haruslah dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti Meja Rapat dan jika
dibutuhkan dapat dilengkapi dengan Telepon/ Alat komunikasi Jarak jauh untuk
memudahkan koordinasi dalam bekerja dll.
Dalam hal penyediaan tempat untuk tenaga. Utamanya Kontraktor akan mengupayakan
untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi proyek. Kontraktor
berkewajiban untuk menyediakan tempat tinggal berupa bedeng yang layak untuk
ditempati bagi tenaga kerja tersebut.
Kontraktor juga akan menyediakan tempat yang cukup dan layak untuk penimbunan
material-material untuk pekerjaan struktur, seperti :
• Tempat (gudang) untuk penimbunan material semen yang cukup luas, sehingga semen
dalam jumlah banyak dapat ditumpuk tidak terlalu tinggi, yang dapat menurunkan
kualitas dan kinerja semen itu sendiri, baik dalam hal pengikatan terhadap material
beton lainnya, maupun terhadap kemudahan pengerjaan dalam proses pembuatan
campuran beton. Kantong semen yang baru datang ditumpuk pada bagian yang bawah,
sedangkan kantong semen yang sudah lama ditumpuk dinaikkan keatas, untuk
dipergunakan terlebih dahulu untuk pekerjaan yang akan segera dilakukan.
• Gudang juga digunakan dipakai sebagai tempat penimbunan keseluruhan material
bangunan yang belum waktunya dipakai di lapangan, juga sebagai tempat
penyimpanan peralatan-peralatan kerja yang belum dan atau telah dipergunakan di
lapangan.
• Gudang juga digunakan sebagai tempat meletakan perlengkapan keselamatan kerja
selama proyek sedang berjalan.
• lokasi untuk penempatan material besi struktur, hendaknya ditempatkan di tempat
tertutup, dan pada bagian bawahnya diberi alas balok kayu untuk menghindari terkotori
oleh tanah sebelum proses pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur mulai
dilakukan. Jika terpaksa ditempatkan pada tempat terbuka, hendaknya ditutup dengan
terpal plastik (tidak lupa diberi alas balok kayu pada bagian dasar tumpukan) untuk
menghindari terkena hujan dan panas secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya korosi pada besi
• Untuk penyimpanan material batu bata di lapangan, jika ternyata harus
penyimpanannya harus ditempatkan di tempat terbuka, diusahakan agar dasar
tumpukan ditinggikan, dan tumpukan material batu bata tersebut ditutup dengan plastik,
agar tidak langsung terkena panas atau hujan, sehingga tidak mengurangi kualitasnya,
dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
10. Dewatering
Metode Dewatering ini muka air (water table) diturunkan terlebih dulu pada area pekerjaan
yang ada. Selain itu dewatering juga dilaksanakan pada pekerjaan galian pondasi untuk
membuang air hujan yang masuk kedalam galian pondasi dengan menggunakan pompa.
Untuk proses pemasangannya dan pembongkarannya menggunakan tenaga kerja yang sudah
terlatih, berpengalaman, dan tentunya bersertifikat. Proses awal pemasangan tower crane
akan dibuatkan dahulu pondasi yang kuat, cor ini sendiri harus dibuat dengan bahan semen
dan besi yang berkualitas. Kemudian setelah pondasi kering seluruh rangka dari tower crane
akan diinstal dan kemudian disatukan dengan pondasi yang telah dibuat sebelumnya agar
berdiri dengan tegak dan kokoh. Kemudian dilakukan perakitan atau pemasangan dengan
bertahap segmen persegment yang nantinya ketinggian dari crane akan disesuaikan dengan
kebutuhan. Biasanya crane akan bertumbuh semakin tinggi seiring dengan tingginya bangunan
yang sedang dibangun.
Apabila pekerjaan telah selesai maka dilakukan pembongkaran crane. Pembongkaran crane
juga dilakukan dengan tenga kerja yang sama kualitasnya dengan saat pemasangan. Jika
tidak maka akan ada resiko kesalahan yang bisa menimbulkan kerusakan pada bangunan
yang sudah selesai dibangun. Proses pembongkarannya sendiri merupakan proses
kebalikannya pemasangan atau pembangunan tower crane. Hal tersebut juga dilakukan
bertahap segmen per segmen. Dalam proses pembongkaran biasanya akan dibantu oleh mobil
crane untuk melepas tower crane satu per satu. Untuk pondasi yang telah dibuat akan
dilakukan pembongkaran secara berhati – hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan
berlebih. Pembongkaran pondasi dilakukan dengan menggunakan alat berat.
Dalam waktu 3 atau 7 hari setelah Penandatanganan Kontrak, Pihak Kami akan harus
mengikuti Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) . Pihak Kami akan untuk
membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.
Demobilisasi mencakup pemulangan peralatan penyedia dan personil inti serta staff lainnya
dari lokasi pekerjaan. Apabila demobilisasi alat dan personil yang ada dalam daftar yang dibuat
penyedia sudah dipulangkan dari lokasi pekerjaan, maka penyedia harus mengajukan
dokumentasi yang diperlukan ke MK untuk persetujuan dan sertifikasi
pembayaran.
14. K-3
Tujuannnya K3 adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya telah
diidentifikasikan, dinilai resikonya dan dilalukan pengendaliannya agar tidak
membahayakan bagi para pekerja, sehingga proses penyelesaian pekerjaan berjalan
lancar.
a. Identifikasi Bahaya
Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari aktifitas
kegiatan Pembangunan Pasar Induk Wonosobo.
b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya
kedalam kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah, dengan menggunakan system score.
c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit, sehingga terwujud “zero
accident”
Memastikan bahwa kegiatan pekerjaan di Proyek telah dilengkapi dengan Rencana K3
berbasis OHSAS 18001:2007 dan PP No. 50 tahun 2012 yang bertujuan untuk menjamin
bahwa kegiatan akan dilaksanakan dengan mengutamakan faktor K3 untuk memenuhi
persyaratan pelanggan, persyaratan legal/UU dan persyaratan lainnya.
Menjamin lingkungan kerja yang sehat, selamat dan ramah lingkungan, untuk meningkatkan
kepuasan dan produktivitas kerja melalui :
Pengutamaan Keselamatan Kerja
Pencegahan Timbulnya Kecelakaan Kerja
Pemeliharaan Kesehatan Pekerja dengan mencegah
penyakit akibat kerja
Pencegahan timbulnya pencemaran lingkungan
Mematuhi persyaratan Undang-undang dan persyaratan lain yang berlaku melalui
pemutakhiran data. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan Sumber Daya Guna
menghasilkan produk yang bermutu aman dan berwawasan lingkungan.
Untuk memberi batas antara lokasi pekerjaan dan jalur lalu lintas yang bisa dilalui oleh
kendaraan umum digunakan pagar seng gelombang rangka kayu dilokasi area yang
dikerjakan.
Catatan :
a = Pos Keamanan
1= Direksi Keet
2= Gudang
3= Ruang Fabrikasi
4= Mess
= Jalur Truck
Material masuk
= Jalur Truck
Material keluar
2 3 4
1 a
a
Keterangan:
Jalur Akses Keluar
Jalur Akses Masuk
Pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan melalui beberapa tahap/proses, yang nantinya akan menunjuk
satu badan usaha untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, sesuai dengan Rencana Kerja yang telah
ditetapkan.
PEKERJAAN
PERSIAPAN
PEKERJAAN
STRUKTUR
PEKERJAAN
ARSITEKTUR
METODE PEKERJAAN
PELAKSANAN MEKANIKAL
PEKERJAAN PASAR ELEKTRIKAL
INDUK PLUMBING
WONOSOBO
PEKERJAAN
INTERIOR
PEKERJAAN
SIGNAGE
PEKERJAAN TAPAK
FINISHING
Tugas/Sasaran utama dalaam pelaksanaaan konstruksi ini adalah mencapai sasaran yang di inginkan,
yakni mencakup :
Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu disusun suatu sistem kerja yang disebut metode konstruksi.
Penggunaan Metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangant membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan muutu sebagaimana
ditetapkan akan dapat tercapai.
Dalam Pelaksanaan pekerjaan Konstruksi, ada kalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala – kendala yang
diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan
metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam
penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan dengan diantaranya:
KOP PERUSAHAAN
DAFTAR MATERIAL
BULAN
NO URAIAN Nov-17 Des Jan- Feb Mar Apr- Mei Jun- Jul- Agt- Sep Okt- Nov- Des Jan- Feb Mar Apr- Mei-19 Jun-19 Jul-
-17 18 -18 -18 18 -18 18 18 18 -18 18 18 -18 19 -19 -19 19 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 2
DAFTAR MATERIAL
1 Alkali sebelum pengecatan
2 Alat bantu
A.4. Pekerjaan Galian Tanah untuk Ground Water Tank dan Hydrant Tank
Pekerjaan Galian di lakukan dengan menggunakan Alat Bantu yang di butukan. Ukuran galian
ground tank disesuaikan dengan spesifikasi pada gambar kerja yang sudah dikordinasikan dan
di setujui dengan konsultan pengawas. Kebutuhan air yang cukup besar dan kurangnya
pasokan air yang memadai menjadi alasan dibutuhkannya sistem penyimpan air tambahan,
salah satunya adalah dengan tower water tank (menara tangki air) dan ground tank (tangki
bawah tanah). Untuk alasan estetika/ keindahan dan biaya, biasanya banyak orang lebih
memilih menggunakan ground tank, karena letaknya yang tidak kelihatan (terpendam di bawah
tanah) dan dari segi pembuatan juga relatif lebih murah jika dibandingkan t ower water
tank karena tidak perlu struktur kolom dan balok.
Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur di pompa ke atas, kemudian disimpan
di ground tank. Lalu dari ground tank ini akan dipompa lagi ke water tank di atap (ukuran kecil),
baru diedarkan ke saluran – saluran air di bawahnya. Campuran beton yang dipakai dalam
pembuatan ground tank harus tepat dan kedap air (water proof).
Pada bagian atas, dibuat manhole sebagai acces untuk masuk ke dalam. Biasanya untuk
menguras dan mengecek keadaan pompa. Setelah pembetonan selesai, maka ground tank ini
harus diuji dulu untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran, setelah semua fix baru
dipasang keramik untuk perlindungan terhadap lumut dan kemudahan dalam pengurasan.
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun yang tidak,
Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material yang memenuhi
Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian atau di
bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka tanah
bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari
kepadatan kering maksimum.
C. Pekerjaan Pondasi
C.1. Pondasi Footplate
Pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya-gaya atau beban dari kolom yang akan
diteruskan ke tapak pondasi tiang yang selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah.
Pengerjaan pondasi footplate ini perlu ketelitian dalam pengawasan karena pekerjaan ini
menentukan keberhasilan sebuah konstruksi bangunan dimana seluruh gaya – gaya berpusat
di titik poer ini bila dikerjakan asal dan tidak ada perhitungan maka tidak menutup
kemungkinan konstruksi bangunan akan menjadi lemah atau tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah konstruksi akibat kelalaian dalam
pelaksanaan.
Perlunya pemahaman para pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi
dengan konsultan perencana untuk mencari solusi teknis yang baik mengingat dari segi waktu
dan cost, sehingga efektifitas konstruksi tercapai.
Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari :
a. Urugan pasir
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat
stamper/dengan cara manual. Jika diperlukan ulangi lagi langkah 1 dan2 sehingga
didapatkan tebal pasir urug sesuai yang direncanakan.
b. Lantai kerja beton K-100
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat adukan
untuk lantai kerja , pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat
urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan. Bersihkan
lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran. Pasang patok dan
leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa
juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai
kerja. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. Adukan lantai
kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam sampai
ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level
satu dengan yang lainnya.
Pemasangan baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa
ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan
yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
- Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja
tulangan tersebut dipasang.
- Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun
tulangan geser diatur sesuai gambar.
- Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan
utama dengan menggunakan kawat bendrat.
- Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan
dan panjang penjangkaran.
- Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai
acuan selimut beton yang akan dicor.
- Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan
pembesian pile cap dan tie beam.
C.3. Pondasi TC, dimensi = 5x5x1,6 m, beton = K-300, besi = U40, 300 kg/m3
Pekerjaan Pondasi TC ini meliputi pekerjaan :
a. 1 m2 Bekisting dengan multiplex 18 mm
b. 1 m2 Perancah Bekisting
c. Pembesian 1 kg kolom, balok, ring balok, dan sloof
d. Membuat 1 m3 beton mutu beton K-300
e. Bongkaran 1 m2 bekisting dan memberskan puing
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
b. 1 m2 Perancah bekisting
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan
di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat. Memperhitungkan ketinggian scaffolding
balok dengan mengatur base jack atau U-head jack nya. Pada U-head dipasang balok kayu
( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak
50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai
alas balok. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri – suri.
Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Dan
jenis kolom pada lantai dua terdiri dari kolom K1, kolom K1a, dan Kolom K2. Pelaksanaan
pekerjaan kolom latai 2 adalah sebagai berikut :
a. 1m2 Bekisting dengan Multiflex
b. 1 m2 Perancah Bekisting
c. Pembesian 1 kg Kolom, balok, ring balok, dan sloof
d. Membuat 1 m3 beton mutu beton = K300
e. Bongkar 1 m2 bekisting dan membereskan puing
Pekerjaan tangga merupakan pekerjaan beton bertulang struktur tangga yang berfungsi sebagai tempat
lalu lintas antar lantai. Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua
tingkat vertikal yang mempunyai jarak satu sama lain. Konstruksi tangga merupakan konstruksi yang
terdiri atas injakan dan tanjakan. Pekrjaan Tangga Lantai 1 dan lantai 2 Meliputi ;
a. 1 m2 Bekisting dengan multiflex 18 mm
Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi tangga sebelulm
pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton.
Pekerjaan bekisting tangga menggunakan sistem semi konvensional. Sistem konvensional ini
terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan scaffolding.
b. 1 m2 Perancah Bekisting
Perancah (Scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan
besar lainnya. Fungsi scaffolding adalah sebagai struktur sementara untuk menahan beton
yang belum mampu memikul beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran) Scaffolding
dirakit mulai dari peletakan jack base di bagian bawah, kemudian jack base dimasukkan ke
dalam main base, antara main base yang satu dengan main base yang satu dihubungkan
dengan crossbrace. Untuk menghubungkan scaffolding ke atas, main base disambung
menggunakan join pin, di bagian atas main base di beri u head untuk peletakan balok kayu
sebagai suri-suri.
Ramp adalah bidang miring, yang pada dasarnya ramp digunakan untuk menggantikan fungsi tangga,
untuk memindahkan manusia atau barang dari lantai bawah ke lantai atas. Proses pekerjaaan ramp
terlebih dahulu adalah dengan membuat bekisting ramp yang bawahnya sudah diberiscaffolding untuk
menyangga bekisting, kemudian proses penulanganramp yang disesuaikan dengan Shop drawing dan
selanjutnya proses pengecoran. Pekerjaan Ram meliputi :
Pekerjaan pembongkaran bekisting ramp dilakukan apabila beton telah cukup umur. Beton
yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting
yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat
yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
II PABRIKASI
1 Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi dapat dilaksanakan setelah final spesifikasi teknis dan Shop
Drawing Disetujui Bersama
B. Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan kontraktor sipil dalam pembuatan Hoistway lift
antara lain :
1. Ukuran bersih hoistway lift dan ketegak lurusannya
2. Kedalaman pit lift
3. Tempat dudukan Beam Mesin lift/ dudukan (Reaction force)
4. Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift
5. Ketinggian over head dan ruang mesin lift
6. Ring balok ( kelipatan 2,5 ) untuk pemasangan bracket main dan CWT Rail Lift
1. Pemasangan Steger
Adalah Pemasangan Perancang guna Pemasangan Komponen lift yang akan
dipasang setelah seluruh hoist way lift selesai dikerjakan.
2. Plumb/ Centering
Adalah Pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu seluruh lantai dan
maju mundurnya lift serta titik as seluruh pemasangan komponen lift.
3. Pemasangan Bracket Rail dan CWT Rail
Adalah pemasangan Bracket pengikat / kedudukan rel yang terdiri dari dua
bagian pekerjaan :
- Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket bila ring balok dibuat dari
bahan beton
- Pengelasan Bracket dudukan rel terhadap beracket yang telah dipasang
padaq ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila ring balok terbuat
dari baja maka langsung dilas ke ring balok baja tersebut.
4. Pemasangan Main Dan CWT Rail
Adalah pemasangan bracket pengikat / kedudukan rel yang terdiri dari
dua bagian pekerjaan :
- Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring balok dibuat
dari bahan beton).
- Pengelasan bracket dudukan rel terhadap bracket yang telah
dipasang pada ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila ring balok terbuat dari
baja maka langsung dilas ke ring balok baja tersebut.
5. Periksa QC
Pengechekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan Rail dengan
menggunakan form - form dari kantor . pusat
6. Pengangkatan Mesin, Panel Kontrol Lift
Adalah Pemindahan mesin lift dari lantai penempatan sementara ke ruang mesin lift dengan
menggunakan alat pengangkat chain block melalui lubang hoistway lift. Bisa juga diangkat
dengan menggunakan bantuan alat Tower Crane.
7. Pemasangan Sill, Jamb dan Header.
Adalah pemasangan komponen lift didaerah pintu lift. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah
as pintu lift ditentukan dan garis pinjam finishing lantai (elevasi) tersedia didaerah sekitar pintu
lift.
8. Setting Mesin
Adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang mesin dengan melakukan
pengelotan as pulley mesin terhadap as car lift dan as counter weight.
9. Assembling Sangkar.
Adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan dilantai dasar.
Konsep pemahaman gambar-gambar baja / gambar pelaksanaan sebelum masuk bengkel. Dalam
gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti misalnya pada kelekan
kuda-kuda portal sebaiknya di pakai standarisasi ukuran yang dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
b. Pola pengukuran.
Pola (maal) dan peralatan-peralatan lain yang di butuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus di
sediakan pada saat pabrikasi. Semua pengukuran harus di lakukan dengan menggunakan pita-pita baja
yang telah di sepakati.
c. Pelurusan.
Sebelum melakukan pekerjaan lain yang dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
keratanya, semua batang-batang di periksa kelurusanya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus
di perbaiki sehingga bila pelat-pelat di susun akan terlihat rapat keseluruhanya.
Pekerjaan baja dapat dipotong menggunakan gunting, geraji atau dengan las pemotong. Permukaan
yang di peroleh dari hasi pemotongan harus siku terhadap bidang yang di potong tersebut, tepat dan
rata menurun ukuran yang diperlukan.
e. Pengelasan.
Pekerjaan las dikerjakan oleh tukang las dibawah pengawasan langsung pelaksana struktur dengan
pekerjaan las. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan,
harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD. pelat-pelat baja yang
akan di las harus bersih terbebas dari kotoran seperti minyak, cat, karet atau lapisn lainya yang dapat
mempengaruhi mutu las. Yang terpenting dalam pengelasan ini ialah kita harus memperhatikan
kebersamaan dan rupa las, serta kematangan pengelasan.
f. Pengeboran.
Bila memungkinkan, semua pelat, potongan-potongan dan sebagianya harus dijepit bersama-sama
untuk membuat lubang dan di bor menembus seluruh tebal dari material. Bila menggunakan baut pada
salah satu lubang, maka lubang ini di bor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai
ukuran yang sebenarnya.
g. Montase percobaan.
Sebelum di angkat dan di pasang, pekerjaan baja harus di lakukan montase percobaan pada bengkel
pemborong pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa. jiks terjadi perbedaan kedudukan,
batang yang berdekatan harus dimontase bersama-sama pada kedudukan yang di kehendaki lengkap
dengan perletakan-perletakanya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
Setiap bagian harus di beri tanda yang jelas menggunakan pahatan atau dengan cat. Cat dan warna
yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang saran.
i. Pengecatan.
Sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja,
kecuali pada bagian yang di kerjakan menggunakan mesin perkakas dan pada perletakan, dibersihkan
seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan mesin penyemprot pasir.
Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering, di beri bahan-bahan dasar dengan
suatu lapisan dengan bahan-bahan pelindung lainya.
Setiap pemasangan di buat bersama-sama dengan baut stel sehingga bagian dari pelat yang satu
dengan lainya berhubungan rapat satu sama lainya secara menyeluruh. Baut cincin keras harus di
pasang dengan cincin baut yang diperlukan, sdibawah kepala baut dan sebuah di bawah mur. Selain itu
harus diperhatikan bahwa cincin baut terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Dalam
memasukan dan mengencangkan baut baja harus diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat, selain
itu pemasangan baut baja harus diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan dan jika sudah di setujui oleh
konsultan maka baut baja boleh dipasang.
k. Pengecetan baja.
Sebelum memasuki tahap pengecetan, baja harus di bersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran
seperti minyak, cat, lumpur karatan dll. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca yang berkabut,
berdebu atau pada cuacalain yang jelek. Permukaan yang akan di cat harus kering dan tidak boleh
berdebu. Cara mengecatnya harus dengan kuat pada permukaan baja, seluruh baut yang ada pada
sudut-sudut, sambungan pelat dan lekuk-lekuk yang ada pada baj, kemudian diratakan secara baik.
Metode Kerja Pelaksanaan Saluran Drainase Beton Pracetak u-ditch. Saluran Drainase pracetak
berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang dibuat dari bahan beton bertulang dengan
pelubangan sesuai desain dan
kriteria yang telah ditetapkan, dibuat dengan cara proses sistem pracetak. Saluran drainase ini
berfungsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain.
Saluran Drainase U-ditch adalah saluran beton pracetak yang berbentuk U dan berukuran kecil.
Terkadang saluran U-ditch ini biasanya juga dipasang tutup plat beton pracetak juga. Tidak ada standar
ukuran yang membedakan saluran disebut u-ditch atau u-gutter. Pada umumnya u-ditch berukuran
lubang dalam 30 x 30 cm hingga 100 x 120 cm. Panjang u-ditch umumnya 1 m dan 1,2 m.
Sebelum kita melakukan pemasangan saluran drainase U-ditch ini, ada beberapa tahapan pekerjaan
metode yang perlu anda siapkan. Berikut ini adalah langkah-langkah pekerjaannya :
1. Pengukuran
Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada shop
drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan
elevasi.
2. Galian Tanah
Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan titik elevasi. Sekarang lakukan
penggalian tanah dengan menggunakan alat berat backhoe. Kita juga harus mengontrol galian
tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang sudah kita tandai.Dalam target kurang lebih 1 hari
pekerjaan galian tersebut selesai dan kedalaman galian minimal 7,2 meter.
Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus mempersiapkan dump truck untuk
membuang tanah bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah direncanakan dibuang
pada tempat luar area proyek. Tapi kita juga harus menyiapkan sebagian tanah bekas tersebut
untuk melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan demikian area saluran drainase proyek
tersebut ketika sudah selesai akan terlihat bersih.
4. Urug Sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap
berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250 mm. Pengurugan
menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.
5. Lantai Kerja
Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50 mm dengan mutu beton K-125 atau bisa
juga disebut dengan istilah B0. Fungsi dari lantai kerja disini adalah untuk mengontrol elevasi pada
permukaan saluran drainase yang akan dipasang. Sehingga disaat beton pracetak diturunkan
elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.
Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur dari fabrikasi dikirim ke lokasi dan di stok di lokasi
dekat pemasangan.
Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan menggunakan
forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift yang harus disediakan
adalah 2 x berat material.
Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane tergantung pada
berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5 x berat material yang
diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal 1 hari. Target
pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di tempat,
berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh
desakan tanah setelah pengurugan kembali.
Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
Pekerjaan nat
Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai dilakukan. Pekerjaan ini
merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi
tidak tampak lagi. Kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan
untuk meratakan bagian dalam bangunan.
Untuk pekerjaan urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai, kebutuhan tanahnya
sangat tergantung pada tinggi elevasi lantai. Biasanya sisa tanah bekas galian sebanyak 2/3
volume tanah galian bila pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali.
Pondasi adalah alas sebuah rumah atau bangunan. Kekuatan bangunan rumah salah satunya
ditentukan dengan kekuatan pondasi. Kestabilan suatu bangunan terhadap beban atau gaya-gaya (baik
luar maupun dalam, baik vertikal maupun horizontal, maupun momen puntir) dapat ditahan.
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan
utuh rangka bangunan.
Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari kolom , balok dan plat daak.
mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban yang langsung memikul beban-beban di
atasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke balok menjadi beban merata. Bila Balok
Anak yang menerima beban maka beban ini akan diteruskan ke balok induk menjadi beban terpusat,
sehingga balok utama memikul beban merata dan beban terpusat yang selanjutnya diteruskan ke
Kolom menjadi beban axial.
Kolom selain menerima beban axial juga menahan beban lateral yang di Indonesia diperhitungkan
adalah beban gempa.
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan atas. Pekerjaan
dilaksanakan tahap per tahap sampai mencapai yang diinginkan.
Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat diperlukan sekali ketelitian
dan presisinya. Bekisting kolom memakai Multiplek 9 mm supaya dihasilkan presisi dan kehalusan
permukaan kolom terjaga, karena sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur
kolom akan tercapai maksud dan tujuannya.
Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting
pembesian dan pengecoran balok.
Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu
dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran.
Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh
para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m.
Pengecoran kolom memakai concrete mixer dengan mutu beton K-175, mempunyai arti bahwa beton
tersebut mampu menahan beban bk 225 kg/ cm2 setelah berumur 28 hari. Yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan bila memakai system manual perlu diperhatikan job mix secara kasat mata
memang semen diperbanyak, tetapi selain semen sebagai pembentukan kualitas beton juga campuran
air perlu diperhatikan, karena volume air yang berlebihan dalam pelaksanaan dapat beresiko
menurunkan kuat tekan beton, bleeding, shrinkage.
Pengecoran kolom perlu diperhatikan adalah pemberhentian / stop cor, stop cor dilaksanakan di ¾
tinggi kolom atau dalam pelaksanaan proyek ini di ketinggian 2.5 meter dari lantai beton. Hal ini
menjaga instabilitas dalam pekerjaan dimana momen kolom pada ketinggian ¾ h ini adalah 0.
Sambungan beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen atau bahan lainnya/adimix yang
telah direkomendasikan oleh direksi lapangan.
Pembukaan bekisting perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya dan bila terjadi
beton keropos segera ditutup dengan plester 1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas
arahan dari direksi lapangan.
Balok Utama Struktur atau selanjutnya disebut Balok terdiri dari berbagai macam ukuran. Top of Beam
atau sisi atas balok mengikuti ketinggian plat daak.
Didalam pelaksanan seorang pelaksana harus cakap dan memahami system penulangan karena
mempunyai tulangan tumpuan dan tulangan lapangan.
• Perancah
Dalam pekerjaan balok dan plat daak perlu perancah atau tiang sokong untuk mendapatkan elevasi
yang sesuai. Tiang perancah yang digunakan adalah kayu dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan
mempunyai kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan saja.
Tiang perancah dipasangan pada jarak setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang perancah dengan
tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun sedimikian rupa, sehingga akses
jalan masih bisa dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi lapangan.
Bekisting plat dan Balok diusahakan terbuat dari multiplex 18 mm dan didalam pelaksanan bisa dipakai
untuk pembuatan plat lantai berikutnya, maksimal pemakaian adalah 2 x pemakaian, sehingga bila
sudah melebihi 2 x perlu persetujuan dari direksi.
Saat pembuatan Plat Bekisting yang perlu diperhatikan adalah elevasi bagian bawah plat dan balok.
dan lubang jendela di balok perlu dibuatkan atas arahan dreksi supaya memudahkan saat pembersihan
untuk pelaksanaan pengecoran.
Selain itu perlu diperhatikan dan didiskusikan dengan direksi lapangan titik-titik dimana akan dipasang
conduit / Sparing baik elektrikal ataupun plumbing, sehingga tidak terjadi pembobokan setelah dicor
karena akan mengganggu stabilitas daya dukung beton.
• Pembesian
Dalam pelaksanaan pembesian yang perlu diperhatikan karena akan sangat banyaknya ukuran dan
jenis besi, maka jara-jarak menjadi titik acuan.
• Pengecoran
Pengecoran menggunakan K-175 dan dibantu dengan alat bantu untuk menjangkau area yang jauh
seperti kereta sorong / angklung.
• Kontrol
Curring Beton atau penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk
menjaga kelembaban beton supaya tidk ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut
ataupun kebocoran-kebocoran lainnya khusus untuk plat dak atap perlu dilakukan perendaman untuk
mengantisipasi kebocoran beton. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan
direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien.
Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting vertical bisa di copot,
setelah 7 hari perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas
balok, setelah 14 hari dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di
bawah balok utama / memikul beban utama. Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.
PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan untuk dinding dilaksanakan setelah pekerjaan sloof terselesaikan, sloof sebagai tumpuan
pasangan dinding bata diberikan permukaan yang kasar agar pas. bata terikat rapi dan kokoh. Dengan
dibuatkan profil bantuan (waterpass) agar pemasangan dinding rapi dan rata. Pencampuran untuk
pekerjaan dinding pasaangan dinding bata 1 PC : 3 Ps .Permukaan dinding bata, sebelum dilakukan
plesteran cukup disiram air agar mempunyai daya ikat yang baik.
Dalam pekerjaan plesteran dengan dengan mengunakan batangan aluminium (Straigh Edge) atau
kayu, agar dihasilkan permukaan yang rata dan rapi. Dalam Pekerjaan Plesteran ini, agar hasil finisnya
membentuksuatu permukaan yang rapi dan teratur akan dibuatkan kepala acuan yang terdiri dari
plesteran dengan ketebalan yang sesuai dengan ketebalan plesteran akhir lebar ± 5 cm. Kepala acuan
(Heading) ini dibuat vertikal, diukur dengan seksama sehingga benar tegak lurus terhadap bidang datar
dan horizontal. Jarak antar headding ini ± 3 M. Setelah headding-headding ini dibuat, barulah pekerjaan
plasteran secara keseluruhan dilakukan. Selanjutnya dapat dilaksankan pekerjaan acian. Pekerjaan
Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam plasteran perlu
diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan menjadi tebal.
Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 3 cm dengan adukan 1 pc : 3 ps
Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk mendapatkan
kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan bata terlebih dahulu disiran oleh air untuk
mendapatkan kelembaban bata sehingga plasteran akan menyatu baik dengan bata.
Kontrol :
Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam / kawat locket
atau atas persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya telah terpasang,
hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak memuaskan.
Tenaga yang plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik supaya menghindari
dinding bergelombang dan retak rambut
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai.
Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan
akibat pekerjaan yang belum selesai. Pemasangan keramik lantai dan dinging sebaiknya dilakukan
pada tahap akhir sebuah proyek.
Hasil akhir pemasangan keramik, baik dinding maupun lantai, sering terlihat tidak presisi. Akibatnya,
akan terlihat lantai maupun dinding tidak lurus atau miring. Hal tersebut sangat terkait pada saat
pemasangan keramik yang tidak memperhatikan aturan atau kaidah-kaidah pemasangannya.
Sudah dapat dipastikan pada awal pemasangannya terjadi sedikit kesalahan yang secara tidak sadar
setelah pekerjaan selesai tenyata semua keramik terpasang miring. Oleh karena itu, aturan mengenai
pemasangan keramik perlu diperhatikan.
Alat-alat di atas sudah lazim dipakai pada saat pemasangan keramik dan mudah didapatkan
terutama di toko-toko bahan bangunan. Sementara bahan yang dibutuhkan sebagai berikut:
1) Pasir, merupakan bahan bangunan yang dipakai sebagai penghubung antara dasar dan
permukaan keramik yang sering disebut agregat halus.
2) Keramik, merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup lantai dan dinding.
3) Bahan perekat, berupa semen yang digunakan untuk adukan bersama pasir.
4) Bahan pengisi naat atau tile grout, merupakan bahan yang digunakan untuk menutup lubang
antar keramik yang baru dipasang. Bahan ini dapat dibeli di toko bahan bangunan.
Lantai kerja dibuat setebal minimum 7 cm. Lantai kerja ini dibuat dari adukan semen dan pasir dengan
perbandingan bahan 1 sak semen : 4 sak pasir. Adukan ini diletakkan di atas lapisan pasir yang sudah
dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan lantai kerja tersebut kering dan mengalami
proses penguapan sempurna. Bila perlu, biarkan lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal
3 hari.
2) Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang
ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.
3) Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan perekat dapat
berupa adukan semen. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik
permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah: Untuk lantai, Semen :
Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
4) Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada keramik terlepas dan
memperkuat atau menambah daya lekat keramik.
5) Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah
proses perendaman selesai.
6) Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan peil didalam ruangan.
7) Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.
8) Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang
yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.
9) Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang sudah diratakan
10. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang
kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian
hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk
menentukan ketinggian lantai.
Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh
bidang lantai ruangan.
11) Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya ruang keluarga yang
selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah pemasangannya. Namun, sebenarnya dari mana
saja pemasangan keramik dapat dilakukan.
12) Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara keseluruhan, tetapi
cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap
secara sempurna. Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1 hari.
Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-3 mm.
13) Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu diperhatikan
bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan lantai keramik. Tujuannya agar
keramik yang dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk naat terbuat
dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya
senada dengan warna ubin keramik. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen
atau bahan khusus yang ada dibanyak toko bangunan. Lebar nat juga berbeda antara
keramik lantai dan keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat = 4 s/d 5 mm.
14) Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya diberikan expansion joint
berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas bidang 16 m2. Nantinya celah tersebut diisi dengan
bahan yang elastik dengan tujuan agar bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya
keramik maka tidak akan merembet atau tidak semua keramik ikut rusak.
PEKERJAAN PLAFON
a. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan plafond pada lantai dasar dan lantai 1 (atas) yang terdiri atas
pemasangan rangka plafond dan pemasangan gypsum board tebal 9 mm sesuai dengan yang
disebutkan dalam gambar kerja
b. Persiapan Pekerjaan
• Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil
kerja pekerjaan dimulai.
• Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
• Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
• Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
• Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. MetodePelaksanaan
Peralatan:
Bor sekrup
Tembakan paku
Waterpass
Alat bantu pertukangan
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja.
f. Tahapan Pekerjaan
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada proyek-proyek
besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan
memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Pemasangan alumunium dapat dilakukan jika setiap
areal lubang yang akan dipasang harus benar-benar siku. Pengukuran siku-siku dapat dilakukan
dengan cara pengukuran panjang kedua diagonalnya harus sama, pemasangan akan dilakukanjika
pekerjaan plesteran/acian disekitar kusen alumunium seluruhnya telah selesai dikerjakan, hal ini
menghindari ternodanya kusen alumunium tersebut oleh cairan semen, yang pada akhirnya akan
menyebabkan cacatnya permukaan dari kusen tersebut. Perkuatan kusen terhadap dinding dilakukan
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup,
fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Bahan
Slet Pintu (Disini anda dapat memilih jenis slet pintu yang anda kehendaki )
Dudukan Tiang
Per
Poly alma jepang
Dudukan Pipa
Grendel Tiang
Handle
Grendel Tangga Kuncian
Klotok
Tangga
Mesin las lengkap
Obeng
Mesin potong besi
Slepan
Bor dll.
Pemasangan dilakukan jika pekerjaan plesteran/acian disekitar rolling door seluruhnya telah
selesai dikerjakan, hal ini menghindari ternodanya kusen alumunium tersebut oleh cairan semen,
yang pada akhirnya akan menyebabkan cacatnya permukaan dari rolling tersebut.
Rolling door adalah sebuah pintu yang cara kerja nya berputar melingkar dan bila dalam
keadaan terbuka pintu ini melingkar di dalam Kabupatenk yang di pasang di atas lubang pintu sedang
kan lubang pintu bisa disesuaikan dengan ukuran lapangan atau tergantung konsumen tapi bila kita
ambil rata rata biasanya tingginya 2,50 cm s/d 3,40 cm sedangkan lebar 2,0 cm s/d 3,0 cm bila
panjang nya lebih dari 3,0 cm biasanya di buat 2 daun pintu 1buah lebar 1,0 cm dan 1buah lebar 2,0
cm atau dibagi 2 selanjut nya langkah pertama yaitu sesuaikan ukuran dilapangan dengan cara ukur
lebar dan tinggi.untuk detail cara pengukuran nya bila mengukur lebar ukur posisi paling bawah
kemudian tengah dan selanjut nya yang paling atas ini mengapa dilakukan soal nya biasa nya tembok
samping ukuran atas dan bawah ada selisih setelah kita ukur lebar nya dan kita dapat ukuran yang
akurat kemudian pertimbangkan mana ukuran yang paling sesuai dan memudahkan kita memasang
anjurannya bila ada selisih ukuran lebar antara ukuran bawah tengah dan atas ambillah ukuran yang
paling kecil ini agar mudah saat kita memasang dan bila pemasangan selesai lubang sisa ukuran bisa
di tambal pakai semen.sedangkan untuk detail ukuran tinggi dari pinggir lubang yang akan kita
pasangi pintu kita ukur naik 40 cm kemudian dari ukuran 40 cm kita ukur sampai lantai. kenapa kita
tarik naik 40 cm itu nanti kita pakai tempat pemasangan box rolling.
setelah ukuran detail kita dapatkan langkah selanjut nya membuat box, bahannya plat besi
ukuran lebar 36 cm tinggi 38 cm 2 lembar besi siku 3x3 atau besi Kabupatenk 2x2 5 batang pipa
1x1/4 atau 1x1/2 bisa pipa besi air atau pipa gas setelah semua siap bisa langsung di las untuk detail
ukuran box seperti gambar dibawah ini.
Untuk panjang box sesuai ukuran di lapangan dan seperti uraian di atas kemudian kurangi 1 cm
karena biasa nya di waktu bahan box di las ada pemuaian setelah jadi.dan lihat gambar untuk
penjelasan tempat as tengah pipa dan ukuran lubang daun rolling
WATERPROOFING
Panel Daya
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan
PUIL.
Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat
ICI dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk ICI. Pintu dari panel-
panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur
sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan juga kemungkinan kenaikan
temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang
panelnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1
busbar untuk grounding, kecuali untuk Panel 1 phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65C.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas
dari pengarus induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan serta semua persyaratan
yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui Perencana.
Kabel Daya
Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV untuk kabel NYY &
NYFGbY dengan spesifikasi :
Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel NYA sebagai kawat pentanahan
dengan diameter sama dengan diameter kabel feedernya.
Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu.
Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².
Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan
masuk/inbow (flush-mounting)
Kotak-kontak rating 16A dan mengikuti standard VDE..
Flush-box (inbouw doos) untuk tempat sakla, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis
bahan bakely atau metal dari produk yang sama.
Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang yang
basah/lembab harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dan isolating switch
dipasang maksimal 130 cm dari permukaan lantai.
Kotak kontak khusus/Industrial type, untuk Area tertentu, akan ditentukan kemudian
Sistem pembumian atau grounding penyalur petir pada dasarnya adalah membuat jalur
rambatan yang terarah di dalam tanah menggunakan material logam yang dapat
menghantarkan arus petir ke dalam pembumian. Penghantaran arus petir pada pembumian
Kabel penyalur merupakan komponen yang penting dalam pemasangan instalasi Kabel
penyalur ini biasanya digunakan sebagai konduktor penangkal (penyaluran dari head terminal
ke sistem pembumian) dan juga grounding. Untuk ukuran kabel penyalur yang baik adalah 35-
50mm, dalam standart pemasangan instalasi penangkal petir kabel berukuran 50mm yang
sering dipakai. Beberapa jenis kabel yaitu:
Kabel
Kabel Coaxial
Kabel
Kabel NYA
PEKERJAAN ELEKTRONIKA
Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector
dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang
ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai
kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel
yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini
disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire seperti terlihat pada Gambar
di bawah ini.
Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir
dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang
satu buah EOL Resistor atau EOL Capacitor. Jadi yang benar adalah EOL Resistor ini dipasang di
UJUNG loop, BUKAN di dalam Control Panel dan jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor pada setiap
loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL
Resistor).
Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini untuk membedakannya dengan sistem
Addressable. Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak
mengirimkan ID Alamat yang khusus.
3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detector memiliki output masing-masing yang
berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untuk kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu
indicator -yang disebut Remote Indicating Lamp- dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan
akan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi kebakaran dapat diketahui
orang luar melalui nyala lampu. Wiring diagram serta bentuk lampu indicatornya adalah seperti ini:
4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V agar bisa dihubungkan
dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC
untuk menyuplai tegangan ke sensor yang salah satunya bisa berupa Smoke Detector tipe 4-Wire ini.
Di sini, ada 2 kabel yang dipakai sebagai supply +12V dan -12V, sedangkan dua sisanya adalah relay
NO - C yang dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan COM pada panel alarm. Selain itu tipe
4-wire ini bisa juga dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector "ditugaskan" untuk men-trigger
peralatan lain saat terjadi kebakaran, seperti: mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin
pompa air, mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing agent) dan
sebagainya. Biasanya detector 4-wire memiliki rentang tegangan antara 12VDC sampai dengan
24VDC.
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal
hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuah module yang disebut dengan
Monitor Module. Ketentuannya adalah satu module untuk satu, sehingga diperoleh sistem yang benar-
benar addressable (istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable detector adalah detector
konvensional yang memiliki module yang built-in. Apabila detector konvensional akan dijadikan
addressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module yang terpisah seperti pada contoh di
bawah ini:
Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini "kalah pemasangannya" dibandingkan dengan
sistem konvensional adalah masalah harga. Lebih-lebih jika menerapkan fully addressable dimana
jumlah module adalah sama dengan jumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal.
Sebagai "jalan tengah" ditempuh cara "semi-addressable", yaitu panel dan jaringannya menggunakan
Addressable, hanya saja satu module melayani beberapa detector konvensional.
Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada
adalah Apa artinya? Artinya jumlah detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127
zone fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi untuk model panel
addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector
(=127 zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127
module atau sama dengan 254 zone dan seterusnya.
1. ROR(RateofRise)HeatDetector
3. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan
smoke (smoke asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas
(threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh
karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan
tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire
bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel
saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus
minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara
sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya
mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar
ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak
bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain
yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
mesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi,
tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk
sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api
(spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari
lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar
saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam ruang detector
sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran
tidak melebihi dari 4m.
Panel Fire Alarm tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin, karena secara teknis ia sudah
beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan
oleh pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap kesalahan (trouble)
yang terjadi harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya
bahaya kebakaran.
Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam setahun guna memastikan keseluruhan
sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan
sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi bell
alarm dari sistem yang kita uji.
2. Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas.
output yang keluar dari dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga
jenis Fire Bell 24VDC-lah yang banyak dipakai saat ini, sekalipun
versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan dalam pemasangan
Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap
batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka
bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali dudukannya dengan
cermat sampai bunyi bel terdengar paling nyaring.
3. Indicator Lamp
sistem Fire Alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran.
Jadi apabila demikian, maka yang dimaksud dengan Indicator Lamp pada Fire Alarm adalah lampu
yang menunjukkan adanya power pada panel ataupun menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di
dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh
karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran) seyogianya lampu ini menyala (On).
Sebaliknya apabila lampu mati, ya tentu saja ada trouble pada power. Pada beberapa merk, indikasi
kebakaran dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip.
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan peralatan sentral
sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio
amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral sistem tata suara.
Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik dan pengumuman
darurat / paging. Diantara pealatan utama dari sistem tata suara, adalah:
· Micropone paging
· Mixer
· Power Amplifier
· Ceiling speaker
· Chyme microphone
· Radio Tunner AM / FM
· Caset dect
· CD Player
· Volume Control
· Monitor unit
INSTALASI TELEPHONE
1. Cara Penayambungan
Dalam menyambung kabel telepon, terutama di terminal boksyang berkapasitas besar, butuh
penataan penyambungan. agartidak pusing melihat gerombolan kabel, mari kita ulas.Kabel
telepon umumnya dipilin 2 pair terdiri dari warna Biru– Merah–Hitam–Putih. Bila kabel itu 10
pair, maka terdapat 5gerombol kabel 2pair dengan tiap tiap gerombol terdapat 1
kabelpembeda. kita amati berikut :
Untuk mudah mengingat maka bisa disingkat BOHCA Sepuluh pair selanjutnya mengikuti siklus diatas,
bedanya hanyapada lingkaran luar/dalam dan pita putih/kuning/merah. untuk lebihyakin ya diuji aja tiap
10 pair, misal di 10p pertama, diujungdisambung warna biru, 10p ke 2 warna Oranye, dst, maka bila
diavo diujung satunya bisa ketahuan.
Sebagian kabel menggunakan kode warna dan titik, misal titik1 titik 2 dst. atau variasi BOHCA dan
titik/belang. Namun yangumum dipakai adalah kode warna BOHCA. sedangkan kabel jenisyang
menggunakan kode titik/belang biasanya kabel indoor bawaan mesin PBX untuk menyambung ke
amphenol 25pair (miripparalel port pada komputer).
2. Peralatan Utama
Dalam pekerjaan Telepon, yang termasuk dalam peralatanutama adalah MDF telepon, PABX,
Instalasi MDF ke PABX,Programming, dan beberapa pekerjaan lain yang berhubungan.
a. PABX/PBX = Private Automatic Branch Exchange atau dalambahasa indonesia STO = Sentral
Telepon Otomat. Untuk ukurankecil biasanya disebut Key Telephone, mungkin
karenakebanyakan fungsinya untuk membatasi penggunaan teleponpada hal hal yang
dianggap tidak penting.
b. MDF (Main Distribution Frame ) merupakan kabinet bertemunyaseluruh sambungan instalasi
telepon, baik dari cabang maupundari luar (CO Line). MDF ini memiliki dua sisi koneksi, 1
sisikoneksi untuk kabel dari TB, IDF maupun dari Telkom (CO line).sedangkan sisi lainnya murni
dari unit PABX. Kedua sisitersebut nantinya dihubungkan menggunakan kabel jumper(hubung),
kabel 1core yang dililit sepasang, berwarna hitam-putih, atau merah-biru dll
c. Arester biasanya dipasang di sini pada kabel kabel yang alurnyakemungkinan terkena imbas
petir dll.Dan jangan lupa, label serta keterangan lengkap tiap titik padamasing masing terminal
harus ditempel di masing masing sisi, agarmemudahkan pengerjaan, pemeriksaan dan
perawatan.Untuk pengerjaan pengkabelan pada sisi PABX, biasanyasetiap mesin sudah diberi
buku petunjuk instalasi danprogrammingnya. jadi baca dulu sebelum bekerja dalam
bukutersebut biasanya terdiri dari:
- Manual Hardware, berisi nama nama komponen, carapemasangannya (Unit, Power supply, card,
Bat backup ),penyambungan kabel dari MDF ke PBX,
− Manual Software, berisi langkah langkah pemrograman, bila adadefault program (Panasonic)
atau auto detec card (asplia-ex), ya bisa digunakan agar bisa menyingkat waktu. tinggal
beberapabagian diatur, misal, restric class, mana saja yang bisa outgoingmana yang dibatasi
atau penomoran yang disesuaikan denganruang.
- User Guide, berisi cara cara penggunaan PABX tersebut.Agar dapat gambaran, umumnya saat
ini PABX menggunakanAmpenol 25pair, atau menggunakan koneksi RJ61 (4pair). untukRJ61,
karena bersifat khusus, maka ikutilah manual booknya, bilatidak ada bisa identifikasi
sendiri.Pada dasarnya instalasi telepon adalah menyambungkan titikSLT sampai PABX
menggunakan kabel 1pair tanpa dicabang.Saat ini PABX telah berkembang dari sekedar
perangkattelepon menjadi IP-Phone. Misal, PABX sekarang bisa berfungsimenjadi Router, Hub,
3. Peralatan Utama
Cara program, bisa menggunakan PC yang telah diinstalsoftwarenya atau kita pakai pesawat
operator yang memilikidisplay.Misal pada aspila ex pada awal programing menggunakan
pesawat opr ext 200 (port 1)
a. Jangan angkat handset tekan call
b. Tekan #*#*
c. Tekan pasword : 12345678 (ini pasword default admin klas 2yang bisa mengakses seluruh
program) atau 0000 (paswordklas 3 default mesin) atau 9999 (pasword klas 4 default mesin)
d. Tekan kode program (ingat harus tau benar, kalau belum tahu,belajar dulu).
e. Tekan MSG untuk keluar root program, tekan HOLD untukEnter, CONF = Back Space, VOL
up/down = pindah ext dalamprogram, FLASH = Pindah baris pada display program.
f. Tekan SPK untuk menyimpan data yang baru diisikan makadalam layar muncul tulisan
"saving system data" lalu "completedata save" bila dah kelar.
Missal bikin pasword pribadi maka tekan 002 NEXT password barumu STORE END
a) tekan tombol PROGRAM
b) tekan **
c) tekan Pasword :1234 (default mesin untuk user yang bisa mengakses seluruh program)
d) kode program
e) NEXT .....
f) STORE END
Pekerjaan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta
langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini
terlebih dahulu bahwa instalasi tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan. Untuk meyakini
bahwa Elektrikal tersebut benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya harus telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan. Apakah Elektrikal telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan, perlu dilakukan pemeriksaan
dan pengujian atau disebut Testing dan Komisioning.
Testing dan Komisioning ( Commissioning test) adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan
pengujian Elektrikal yang telah selesai dikerjakandan hendak dioperasikan. Dengan hasil
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan komisioning, dengan cara melihat langsung
terhadap material/peralatan/barang maupun konstruksi Elektrikal yang telah terpasang, secara
kasat mata dan tanpa melalui alat/peralatan bantu. Ada dua jenis pemeriksaan yaitu:
pemeriksaan sifat tampak (Visual check) dan pemeriksaan pemasangan (konstruksi).
Pemeriksaan pemasangan :
PENGUJIAN
Pengujian merupakan bagian dari testing dan komisioning, dimana untuk dilihat dengan kasat
mata tidak bisa dilakukan. Beberapa jenis pengujian antara lain: pengujian indifidual, pengujian
atau pengukuran tahanan pembumian, pengujian tegangan, dan pengujian system pengaman.
Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari Traffo sampai kios
konsumen.
Tujuan komisioning suatu instalasi tenaga listrik ialah : Untuk mendapatkan suatu instalasi
tenaga listrik yang masingmasing alatnya maupun sebagai suatu sistem, telah berfungsi
dengan baik dan memenuhi kontrak.
Komisioning perlu dilaksanakan dengan tujuan : Untuk mengetahui apakah pemasangan dan
penyetelan dari tiap-tiap peralatan selama konstruksi/ pembangunan telah baik.
• Untuk mengetahui penampilan unjuk kerja sesungguhnya unit baru yang telah selesai
dibangun tersebut apakah telah sesuai dengan spesifikasi dan garansi kontrak
Tim komisioning, adalah team yang intinya terdiri dari tenaga PLN, LMK dan dibantu oleh unit-
unit PLN lain, mempunyai tugas: Mengevaluasi hasil uji-uji komisioning.
Sebelum komisioning dilakukan proyek ataupun kontraktor harus: Telah menyiapkan dan
menyerahkan seluruh dokumen dan informasi yang lengkap yang diperlukan pada pengujian
serta penilaiannya.
Penerimaan suatu instalasi adalah: Suatu proses yang meliputi: Persetujuan terhadap
spesifikasi, persetujuan terhadap tipe alat dari fabrikan, persetujuan pengujian fabrik,
persetujuan pada komisioning dan pengujian, persetujuan pada operasi dalam masa garansi.
Semua alat uji harus memenuhi ketentuan di bawah: Masa kalibrasi masih berlaku dan meter
tersebut memenuhi klasnya
Suatu instalasi tenaga listrik dapat dinyatakan baik dan andal bila: Telah diadakan suatu
komisioning secermat-cermatnya sehingga masing-masing alatnya maupun sebagai suatu
sistem, telah berfungsi dengan baik dan memenuhi kontrak
Kriteria evaluasi pengujian dapat diambil dari standard, data desain,kontrak, uji pabrik dan
seterusnya. Jika ada pertentangan antara nilai-nilai (harga-harga) batasan kriteria yang
terdapat dalam sumber-sumber tersebut, maka yang dianggap paling menentukan adalah
diambil dari: Kontrak.
Pengujian fisik Elektrikal penerangan dan tenaga didahului dengan pemeriksaan secara fisik
(yang terlihat mata) keadaan suatu Elektrikal apakah sudah memenuhi ketentuan-ketentuan di
dalam PUIL (Peraturan Umum Elektrikal) di Indonesia sebagai berikut :
• Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi) harus dipasang di tempat yang jelas
terlihat dan mudah dicapai serta dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Kotak sekring
dapat dipasang pada tembok, tiang kayu atau dinding papan dengan ketinggian 175 cm dari
lantai.
• Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus dipasang di tempat yang tidak mudah
terkena siraman air.
• Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m tingginya dari lantai harus dilengkapi
dengan tutup.
• Pemasangan perlengkapan Elektrikal harus cukup kuat atau tidak mudah goyah.
• Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5 mm2 atau 2,5 mm2 , jarak antara dua
isolator rol maksimum 1 m. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 4 mm2 atau lebih,
jarak antara dua isolator rol maksimum 6 m. Kabel tidak boleh dibelitkan pada isolator rol,
kecuali pada ujung tarikan rentang.
• Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah. Untuk
menghindari kesalahan, warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya.
• Kabel berselubung dan berinti tunggal (NYM) boleh digunakan untuk penghantar fase, kawat
tengah atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian
yang dikupas ujungnya) dibalut dengan bebat yang sesuai dengan ketentuan a. dan b. diatas.
Jumlah titik beban instal
Latar Belakang
Dengan pertimbangan mengenai kondisi safety peralatan instalasi fire hydrant dan kekhawatiran
mengenai kondisi instalasi . Dan juga adanya kebutuhan untuk melaksanakan program perawatan
intalasi fire hydrant yang tepat, maka dilaksanakanlah pemeriksaan dengan tujuan :
Dengan mengacu pada fakta-fakta diatas dan standar pipe code yang ada mengenai Piping inspection,
maka secara teknis dipandang perlu untuk melakukan Reliability Analysis terhadap instalasi pipa fire
hydrant tersebut.
Maksud dan tujuan Reliability terhadap instalasi fire hydrant tersebut adalah untuk melakukan evaluasi
terhadap kehandalan kondisi instalasi. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan antara lain
1. Pemeriksaan NDT ( penetran test ) dan leak test pada instalasi fire hydrant untuk mengetahui
atau meyakinkan bahwa instalsi yang dioperasikan dalam kondisi aman dan keselamatan kerja
yang memenuhi syarat telah diproteksi dengan safety device yang berfungsi baik dan mempunyai
perlengkapan pengukur (indikator-indikator) yang memenuhi syarat
2. PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan pekerjaan ini disusun untuk menjadi panduan dalam melaksanakan pekerjaan
pemeriksaan instalasi fire hydrant. Adapun teknik yang akan digunakan adalah random-thickness
measurement, leak test setiap valve serta keseluruhan instalasi baik dengan metode NDT ataupun
hydrotest.Sementara itu untuk random-thickness measurement akan dipilih pada titik yang diduga
berpeluang mendapat serangan korosi terberat, yakni di titik down-stream pada shinker section pipa
dan setelah section valve. Pemilihan titik ini dilakukan dengan asumsi bahwa turbulensi aliran yang bisa
menyebabkan kerusakan permukaan internal dinding pipa besar peluangnya untuk terjadi di titik
tersebut.Pengambilan data ketebalan dinding pipa dari pipa penyalur ini adalah untuk mengetahui
kondisi terakhir ( pada saat pengukuran ) dari jaringan pipa, dimana hasil dari pengukuran akan
dibandingkan dengan design ketebalan awal sehingga akan diketahui laju korosi. Dari hasil tersebut
kemudian diambil langkah-langkah yang perlu guna perbaikan dan penyempurnaan jaringan pipa
penyalur ini, sehingga dapat memenuhi persyaratan keamanan, Keselamatan kerja serta lindungan
lingkungan.
·
1. PENGAMATAN VISUAL
Pengamatan visual dari fakta instalasi dilakukan untuk mengetahui keadaan pipa, coating ,kondisi dari
support dan perlengkapan peralatan.Hasil visual akan dievaluasi sesuai dengan mode failure and
deterioration serta didokumentasikan dalam bentuk table dan foto-foto.
Pengujian ini dilakukan uji pada body setiap valve dan daerah sambungan secara random yang
mengacu dari hasil visual. Pengujian tersebut dapat memberikan gambaran kondisi valve serta
sambungan terhadap cacat dibawah permukaan.
Data-data Penunjang
1.InstalasibfirehydrantDataSheet
Data sheet ini dapat digunakan sebagai sumber informasi pertama karena akan memuat data-
data teknis pada saat design dan pemasangan seperti Pressure yang dipakai, thickness yang
digunakan, rating dari peralatan dan protection jenis coating.
2. As-built Data
Bahan-bahan ini akan bermanfaat sebagai petunjuk untuk memilih bagian-bagian yang harus
mendapat perhatian lebih dan / atau focus dan suatu program inspeksi.
Koordinator Pekerjaan
Koordinator Pekerjaan akan memantau perkembangan pekerjaan dari kantor pusat, dan akan terjun ke
lapangan jika keadaan memerlukannya sesuai dengan permintaan dari Supervisor Lapangan. Sebagai
Koordinator Lapangan, tugas dan kewajibannya tidak terbatas pada satu pekerjaan, melainkan
beberapa proyek yang digarap oleh perusahaan sehingga fungsinya lebih cenderung kepada
kebijaksanaan.
Supervisor Lapangan
Selama pekerjaan lapangan berlangsung, team pelaksana akan dipimpin oleh seorang Supervisor
Lapangan, yang bekerja juga sebagai Pimpinan Team. Dia berperan sebagai penerus kebijaksanaan
yang digariskan oleh Koordinator Pekerjaan dan mengatur tugas team, peralatan, logistik, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan kelancaran pekerjaan lapangan. Supervisor Lapangan akan memberikan
laporan kegiatan harian kepada Koordinator Pekerjaan dan kepada wakil dari client di lapangan, serta
melaporkan berbagai kelainan tehnis yang ditemukan di lapangan untuk dianalisa oleh Koordinator
Pekerjaan dan dicarikan jalan keluarnya.
Petugas Ultrasonik
Ketebalan sisa pipa akan diukur dengan menggunakan tehnik ultrasonik DM 4 DL. Titik pengukuran
akan dilakukan disekeliling badan pipa pada setiap cm dan kearah memanjang setiap cm dengan total
panjang 20 cm. Hal ini disesuaikan dengan rekomendasi yang ditetapkan sesuai dengan Standar di
lapangan, scanning ketebalan akan dilaksanakan oleh Petugas Ultrasonik dibantu oleh 1 orang
pembantu untuk pembersihan bidang yang akan diukur.
Petugas NDT
Peralatan NDT akan digunakan untuk mengetahui kondisi sambungan serta peralatan lain yang
menjadi target pengecekan. Seorang petugas NDT akan mengidentifikasi daerah target dan diikuti oleh
team untuk kepentingan lebih lanjut
Team Pendukung
Team pendukung pekerjaan ini adalah tenaga pembantu. Tugas mereka akan diatur oleh Supervisor
Lapangan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan team inti.
1. Supervisor Lapangan bersama-sama dengan Petugas Lapangan akan melakukan penelusuran jalur
untuk menentukan dimana titik pengukuran ketebalan dan pemeriksaan NDT akan dilakukan.
2. Akan dilakukan tindak lanjut pekerjaan apabila ditemukan kerusakan atau kebocoran.
3. Analisa engineering akan dilakukan berdasar dari data pemeriksaan tehnis.
4. Rekomendasi-rekomendasi untuk dijadikan acuan dan pertimbangan guna keamanan dan
keselamatan dalam pengopresian instalasi tersebut.
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-peraturan
Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia..
Selama pelaksanaan spesifikasi ini harus betul-betul ditaati, diikuti serta sesuai prosedure yang
diberlakukan Pengawas.
Peraturan-peraturan berikut ini merupakan acuan dalam rangka perancangan maupun
pelaksanaan Instalasi Fire Hydrant
PERATURAN-PERATURAN
a. Perda Pemda setempat
Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
b. Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
a. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem fire fighting yang meliputi Electric Fire
Pump, Diesel Fire Pump dan Jockey Pump lengkap dengan panel kontrol, Hydrant Box,
Hydrant Pillar beserta pemipaannya.
b. Pengadaan dan pemasangan valve-valve dari sistem instalasi/pemipaan di setiap gedung
sesuai pentahapan pembangunan gedung tersebut.
c. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant sehingga
berfungsi dengan baik.
d. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem fire Fighting dapat dinyatakan baik dan layak pakai oleh
Dinas Pemadam Kebakaran .(TAHAP-2)
e. Pengadaan dan pemasangan system Instalasi listrik dari panel power ke unit panel control unit
Fire fighting dank e setiap peralatan pompa.
f. Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek dan untuk waktu
serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama Pemilik proyek/Pengawas.
Pompa fire Hydrant merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pompa pembantu jockey pump,
pompa utama penggerak electric dan pompa utama penggerak engine.
a. Jockey Pump
Type pompa : Centrifugal multi stage pump
Kapasitas : 56 L/men.
Head pompa : 85 m
Putaran pompa : 2.900 rpm
Daya pompa : 3.0 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3 phase, 50 Hz, Variable Speed Drived
Jumlah : 1 (satu) unit.
Lengkap dengan panel kontrol Jockey Pump
a. Hydrant Pillar
- Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi beton secukupnya.
- Hydrant Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau cat ICI, (jenis exterior
coating)
c. Seamese Connection
- Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang.
- Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat sebagai
dudukan.
- Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan jalan laluan mobil agar
mudah untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).
- Seamese Connection harus sesuai standard DPK, untuk penggunaan sistem
coupling.
2.2.4. PIPA DAN VALVE
a. Pemipaan
· Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan harus
diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
· Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve – valve
Check Valve :
· Untuk keperluan fire fighting digunakan valve – valve dengan tekanan kerja minimum 300psi
(15 bar).
a. Seluruh unit pompa harus dipasang dan didudukkan diatas fondasi dengan kuat dan kokoh.
b. Metoda dan persyaratan instalasi pompa, pemipaan serta peralatan pemipaannya harus
mengikuti dan mengacu kepada Standard NFPA-20.
b. Penumpu Pipa
- Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan, kuat dengan dudukan dan angker yang kokoh (rigit),
agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan gerakan.
- Pipa horizontal harus ditumpu dengan penyangga dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5
m.
2.4.1. M A T E R I A L
a. Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru (New
Product), bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas
atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang
sesuai dan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita
acara penerimaan barang.
c. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan/beban
Kontraktor.
a. Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
kepada Pengawas atau Brosur-brosur dari alat-alat tersebutdanmenunggupersetujuan dari
pemilik proyek/Pengawas/Perencana sebelum alat-alat tersebut dipasang.
b. Contoh barang dimasukkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diturunkannya
SPK untuk diperiksa Pemilik/Perencana dan Pengawas.
c. Contoh-contoh barang yang sudah disetujui oleh pemilik proyek/Pengawas/ Perencana harus
disimpan di Direksi Keet guna dijadikan Referensi bagi pemasangan di lapangan. Bila bahan-
bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-bahan
atas biaya Pemborong. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak
baik/tidak bisa dipakai oleh Pengawas/ Perencana, maka Pemborong harus mengangkut
bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak
ada di lapangan (site).
a. Sebelum dipasang fixtures-fixtures dari seluruh sistem distribusi, installasi pemipaan air harus
diuji dengan tekanan 20 kg/cm2, tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam
tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.
b. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong/
Kontraktor. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas dan wakil
dari pemilik proyek/Perencana, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan
dibuatkan Berita Acaranya.
c. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan “trial run” sistem instalasi ini haruslah
pula dihadiri pihak pemilik proyek/Perencana/Pengawas dan Ahli serta pihak-pihak lain yang
bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh
yang berwenang memberikannya.
2.4.5. P E N G E C A T A N
a. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan dilapisi dengan
Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi atau dengan bahan anti karat sintesis yang dispesifikasi
untuk keperluan pemipaan bawah tanah. Sedangkan untuk pipa-pipa yang terlihat (exposed)
harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh
Pengawas.
b. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap
jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk, begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan.
c. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah
e. Khususnya untuk identifikasi dan penentuan warna cat dari masing – masing instalasi Plumbing dan
Hydrant akan ditentukan kemudian bersama Pemilik / Pengawas.
Pemborong harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas Pemadam Kebakaran Daerah
yang menunjukkan bahwa Sistem tersebut dapat dipergunakan dan berfungsi dengan baik.Surat
Keterangan keagenan yang berada di Indonesia untuk material – material import.
Pemborong harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang mudah
diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan dalam
waktu tertentu, baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan gambar-
gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin
terpasang di bawah Kontrak ini. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik
proyek/Pengawas sebanyak 4 (empat) set dan kepada Perencana 1 (satu) set.
b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual, Installation
Manual, Maintenance Manual, Operating Instruction, Trouble Shooting Instruction.
c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada
Pemilik, sebuah dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam
ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh pemilik proyek/Pengawas.
d. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya
kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering) yang ditunjuk oleh pemilik proyek secara
cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
e. Pemborong harus memberikan Surat Garansi dari pemakaian peralatan-peralatan utama
kepada Pemberi Tugas.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib melakukan pemeliharaan secara berkala terhadap
seluruh Instalasi Sistem, baik peralatan utama maupun instalasi pemipaannya.
Pelaksanaan pemeliharaan menyangkut item-item dan tidak terbatas pada berikut ini :
a. Pemeriksaan terhadap :
- Fungsi dan mekanisme kerja kontrol
- Mekanisme kerja panel-panel kontrol
b. Pemeriksaan terhadap:
Battery Charger, penggerak engine, minyak pelumas sistem pompa dan
sistem engine
c. Testing terhadap bekerjanya unit-unit sistem, yaitu pompa penggerak elektrik
dan diesel
d. Bersihkan seluruh peralatan dari kotoran
e. Pembersihan tangki bahan bakar
f. Penggantian minyak pelumas.
a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan Buku Petunjuk
Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama (pompa, motor, diesel, panel listrik, panel
kontrol, dll.) dan Instalasi serta daftar material/ komponen yang memerlukan penggantian
secara berkala.
Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid dengan rapih dan bagus.
Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan dari pemeliharaan berkala yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan standard/aturan yang berlaku secara umum.
TRAINING
Setelah proses test dan komisioning selesai kontraktor harus memberikan pelatihan / training
kepada orang atou utusan dari pihak dinas guna menanggulangi bila mana terjadi kerusakan diluar
masa pemeliharaan
Adapun lama pelatihan ditentukan oleh oleh dinas atau instansi yang punya sertifikat dalam bidang
keahlian pekerjaan tersebut
INSTALASI CCTV
Setelah seluruh peralatan dan perlengkapan dipersiapkan, langkah selanjutnya anda dapat
menentukan penempatankamera sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan penempatan kamera :
1. Jangan menempatkan kamera indoor pada ruangan outdoor, hal ini disebabkan karena
spesifikasi dan fungsiproduk kamera indoor sangat berbeda dengan kamera outdoor
2. Kamera outdoor yang dipasang pada tempat terbuka harus dilindungi dengan housing (rumah
kamera) dancelah untuk jalur keluar kabel yang ada pada housing tersebut sebaiknya ditutupi.
3. Upayakan kamera dipasang pada ketinggian yang tidak mudah dijangkau
4. Hindari penempatan kamera pada spot yang dekat /langsung terkena oleh cahaya lampu
5. Hindari menempatkan kamera pada ruangan yang bersuhu terlalu panas (ruangan dengan
suhu di atas 40°C)
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebelum kamera terpasang diuji coba terlebih
dahulu denganmenghubungkan kamera pada input TV/monitor untuk melihat secara langsung
view kamera denganmeletakkan kamera pada posisi yang direncanakan.
Instalasi Kabel
Setiap kamera CCTV memerlukan 2 kabel terpisah, yaitu kabel coaxial dan kabel adapter.Penjelasan
mengenai kabel coaxial :-
Kabel coaxial berfungsi untuk mentransmit sinyal video dari kamera CCTV ke DVR
Kabel coaxial terdiri dari beberapa jenis, kabel coaxial yang digunakan untuk kamera CCTV
adalah jenis RG-6
Kabel coaxial memerlukan connector (BNC Drat) yang dipasang pada sisi kamera CCTV dan
DVR, sertaconnector (RCA Drat) yang dipasang pada monitor/TV
1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana
dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi
dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan
plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
(menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris
dengan luas keramik.
9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
– Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
– Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem atau
dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
2. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air
hujan dengan saluran pembuang.
3. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat.
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa
dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada
penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat
clean out dan fan out.
PENYAMBUNGAN PIPA
1. Alat : Gergaji
Amplas
Lem PVC
Shell tape
Kunci Pipa
2. Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu dan
dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera masukkan gerakan
arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. Apabila belum kering betul posisi sambungan
jangan digerakkan, karena akan menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
3. Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape secukupnya pada
drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai kencang dan rapat.
4. Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. Untuk penyenaian pipa
minimum 4 baris/alur/drat.
PEKERJAAN SANITAIR
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca cermin,
hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor
drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun
sealant, dll.
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian
alat sanitair.
Komitment Management PT. KARYA BISA - PT. NAVIRI MULTI KONSTRUKSI, KSO untuk penerapan
program kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan hidup dalam setiap aktivitas perusahaan secara
nyata dan terukur sesuai dengan pernyataan Komitment dan kebijaksanaan perusahaan.
Kebijakan PT. KARYA BISA - PT. NAVIRI MULTI KONSTRUKSI, KSO dalam menetapkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai dalam rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3
yang diharapkan adalah bertujuan :
o Menyelesaikan proyek tanpa adanya korban kecelakaan.
o Menyelesaikan proyek tanpa ada kerusakan atau kehilangan harta benda.
o Menyelesaikan proyek tanpa berdampak buruk kepada lingkungan sekitarnya
o Memastikan seluruh pekerja mendapatkan fasilitas yang memadai bagi kesehatan maupun
keselamatannya.
o Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan
penugasannya.
o Menerapkan komunikasi yang terintegrasi mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas.
o Mendorong cara-cara yang mengarah kepada unjuk kerja yang menyeluruh termasuk aspek
keselamatan.
o Menciptakan perilaku yang positif terhadap keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
kesadaran yang tinggi di semua tingkatan organisasi.
PROGRAM KESELAMATAN
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya kecelakaan adalah
diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami mengenai bahaya yang ada
disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan pekerjaan
tanpa mengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan mendorong kreatifitas
pekerja untuk membuat arahan sendiri yang mungkin dapat menyesatkan.
Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi peraturan,
tidak mendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat menciptakan keadaan
-keadaan tidak aman dalam bekerja.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan kepada
tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan perilaku pekerja. Berikut ini adalah
tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan tindakan aman yang diperlukan bagi pencegahan
kecelakaan. :
BERSIKAP WASPADA DAN MELIHAT JAUH KE DEPAN
PERSIAPKAN DIRI DALAM MENGHADAPI SEGALA KEMUNGKINAN
LAKUKAN TINDAKAN DENGAN BERHATI-HATI
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang direncanakan
untuk diterapkan dalam proyek ini.
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja. Untuk
keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat
dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan.
PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk menunjang upaya ini
akan menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan potensi bahaya
kebakaran pada lokasi kerja tersebut.
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang baik merupakan
bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang pada akhirnya akan menghasilkan
produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan sumber daya harus dilaksanakan secara seksama. Tiga
sumber daya yang harus dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja
yang baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan, pengetahuan, fisik maupun
mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan keselamatan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai
upaya mencapai penyelesaian proyek sesuai dengan sasaran.
MATERIAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki Material
Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah ditemukan dan dibuatkan
salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing tersendiri.
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai probabilitas
kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian dan atas dasar
probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi, perkakas
kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan, pekerjaan listrik,
bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi, dianalisa dan dikendalikan.
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan yang diperlukan untuk
mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap insiden harus didokumentasikan secara lengkap
termasuk dengan dengan hasil investigasi, besar kerugian dan tindakan perbaikan (corrective action).
Hal ini dilakukan untuk digunakan sebagai dasar menganalisa kecenderungan serta peningkatan
program keselamatan.
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan terbaik bagi pekerja
dalam keadaan darurat. Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan pada urutan prioritas sebagai
berikut:
Penyelamatan nyawa manusia
Perlindungan masyarakat sekitar dan lingkungan.
Penyelamatan harta benda
Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem yang terdiri
dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat menanggapi keadaan
darurat dengan baik.
PROGRAM KESEHATAN
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja.
Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita penyakit akibat kerja.
Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegah akibat dari
adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam pekerjaan.
PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki kesehatan memadai
sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan kepadanya. Untuk keperluan tersebut setiap
pekerja disyaratkan untuk memeriksakan kesehatannya kepada pemeriksa kesehatan yang kompeten
sebelum diterima bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi test fisik dan tes darah.
Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahli medis PERUSAHAAN untuk memastikan
kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini kemudian didokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai
acuan untuk melihat sejarah kesehatan pekerja.
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau penderita penyakit
di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila diperlukan termasuk medical evacuation,
menyediakan pelayanan tingkat P3K, melakukan pemeriksaan berkala sesuai peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di bawah penanganan
langsung oleh proyek di lapangan :
Klinik P3K
Kotak P3K
Untuk mencegah terjadinya penularan dari penyakit menular, PERUSAHAAN akan menerapkan secara
aktif program-program berikut:
Pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan.
Pengendalian serangga dan tikus
PROGRAM LINGKUNGAN
PENGENDALIAN PERILAKU PEKERJA
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta sasaran perlindungan
lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai pengertian yang didapatkannya tersebut.
Mempromosikan perlindungan terhadap lingkungan melalui kampanye dan pemasangan rambu-rambu
pengingat yang dapat membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalam pencapaian sasaran
lingkungan.
PENGATURAN LIMBAH
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya polusi terhadap
lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan konstruksi.
Limbah Keterangan
Semen Kelebihan semen di batch plant
Puing-puing beton dan kayu Bekas membobok tembok atau membongkar bekisting
Drum bekas atau kaleng bekas Dihasilkan dari kegiatan pengecatan
Sampah makanan Dari kantin, dapur kantor
Sampah kertas Berasal dari kantor
Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat
Sisa Cat Pekerjaan pengecatan
Pestisida Pengendalian hama atau tikus
Pasir sand blast Pekerjaan Sand blasting
Potongan besi Pekerjaan fabrikasi besi baik pipa / struktur
Air kotor Berasal dari toilet
Cairan Thinner Pekerjaan pengecatan
Ban bekas perawatan kendaraan atau alat berat
Demikianlah uraian metode pelaksanaan pembangunan pasar induk wonosobo. Tentunya uraian
tersebut diatas disajikan secara garis besar , karena untuk uraian yang rinci dan detail sangat variatif
tergantung atas situasi dan kondisi yang ada .
Disamping itu, metode pelaksanaan ini juga selalu ber-kembang, mengikuti perkembanganteknologi
yang ada, baik yang menyangkut , perkembangan material konstruksi, peralatan konstruksi maupun
method pelaksanaan dan disain .
Namun demikian uraian secara garis besar ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lengkap
tentang proses pelaksanaan pembangunan pasar induk wonosobo
Sudah barang tentu metode pelaksanaan ini masih perlu ditambah dengan referensi-referensi yang lain
Dapat berupa dukungan yang dibutuhkan dari PPK atau PA atau OPD lain atau konsultan perencana
untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan .
Uraian Metode Pelaksanaan diatas di distribusikan kepada semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai spesifikasi, memenuhi standar
kualitas dan tepat waktu.
RUSLAN, SE
Kuasa KSO