Anda di halaman 1dari 8

PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA

SUNGAI KALI LAMONG


Butyliastri Sulistyaningsih 1 dan Umboro Lasminto 2
1
Mahasiswa Pascasarjana Konsentrasi Hidroinformatika Bidang MRSA Jurusan Teknik Sipil, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,email: butyliamyo@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
email: umboro_hydro@yahoo.com

Makalah ini berisikan tentang penelitian mengenai penggunaan model


matematis untuk memodelkan proses hidrodinamik di Muara Kali
Lamong. Tujuan dari permodelan ini adalah untuk mendapatkan
parameter-parameter aliran pada model matematis agar hasil yang
diperoleh mendekati dengan kondisi di lapangan.
Penelitian diawali dengan studi literatur, diskritisasi model,
pengumpulan data primer dan data sekunder, pembuatan geometri,
memasukan data primer dan sekunder sebagai input di program,
memasukkan parameter aliran agar hasil simulasi mendekati kondisi di
lapangan. Data lapangan yang digunakan sebagai kalibrasi adalah hasil
pengukuran kecepatan di lapangan dari studi terdahulu. Untuk model
matematis ini, digunakan suatu program yang sesuai dengan
permodelan pantai yaitu program SMS versi 8.0.
Hasil dari kalibrasi didapatkan suatu nilai parameter koefisien
viskositas eddy (E) sebesar 50.000 pa detik dan nilai parameter
koefisien manning (n) sebesar 0.022. Nilai tersebut didapatkan suatu
nilai RMSE sebesar 0.1170.

Kata kunci : permodelan, aliran, SMS, Muara Kali Lamong.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kali Lamong merupakan salah satu sungai yang ada di Propinsi Jawa Timur. Kali
Lamong merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
pengelolaannya dilakukan oleh Balai besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Secara
administratif Kali Lamong berada di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan,
Mojokerto dan Kota Surabaya. Bagian hulu Kali Lamong terletak didaerah Kabupaten
Lamongan dan Mojokerto berawal dari pegunungan Kendeng, sedang bagian hilirnya
berada diperbatasan antara Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, serta
bermuara di Selat Madura.
Muara sungai Kali Lamong merupakan daerah pasang surut (Tidal Flat), dimana pada
saat pasang, daerah ini terendam air laut, tetapi pada saat surut daerah ini menjadi

D-97
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto

daratan. Akibat adanya daratan ini mempunyai kecenderungan terjadi bertambahnya


proses sedimentasi sehingga daratannya menjadi lebih luas. Dilihat dari morfologi
sungainya, Kali Lamong di bagian hilir mengalir di dataran alluvial dengan
kemiringan yang landai, sehingga angkutan sedimen didominasi fraksi halus dengan
jumlah relatif besar yang dapat mengendap di muara.
Disisi lain juga ada pengaruh dari anak-anak sungai yang bermuara di Kali Lamong,
dapat menambah kapasitas sedimen yang menuju Muara Kali Lamong. Anak-anak
sungai tersebut yaitu Kali Sememi, Kali Kandangan, Kali Balong, Kali Balong dan
Kali Krembangan seperti pada Gambar 1.
Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mendapatkan parameter-parameter penting
yang ada di dalam permodelan matematis aliran untuk memodelkan proses
hidrodinamik di muara sungai Kali Lamong tersebut.

Gambar 1. Bathimetri di muara Kali Lamong


1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pendekatan permodelan matematis aliran untuk memodelkan
proses hidrodinamik di muara Kali Lamong?
2. Parameter model mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap aliran di
muara Kali Lamong dan mempunyai peranan penting di dalam permasalahan ini?
3. Berapa nilai parameter-parameter model yang dapat memberikan tingkat
kesalahan minimum dalam penerapannya untuk proses hidrodinamik di muara
sungai Kali Lamong?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan pendekatan arah aliran dengan menggunakan model matematik.

D-98
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG

2. Memperoleh parameter-parameter model yang mempunyai peranan penting di


dalam perubahan morfologi sungai.
3. Mengetahui besarnya nilai parameter-parameter model yang dapat memberikan
tingkat kesalahan minimum dengan melakukan kalibrasi dari hasil simulasi
dengan hasil studi terdahulu.
Batasan masalah :
1. Permodelan yang dilakukan 2 dimensi arah horizontal dengan asumsi bahwa
muara sungai merupakan perairan dangkal sehingga perubahan arus arah vertikal
dapat diabaikan.
2. Permodelan dilakukan dengan kalibrasi dari hasil simulasi di model dengan data di
lapangan sesuai data studi terdahulu.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Mengawali kegiatan penelitian ini dilakukan tinjauan terhadap beberapa teori dari
buku-buku atau literatur yang menunjang. Disamping itu penelitian ini juga mengacu
pada hasil penelitian atau studi yang pernah dilakukan sebelumnya khususnya yang
berhubungan dengan muara Kali Lamong.Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan
proses hidrodinamik di muara Kali Lamong, serta pengaruh dari sungai-sungai kecil
disekitar muara yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola arus dan
kecepatan yang terjadi. Sehingga pada saat dimodelkan, dibutuhkan suatu parameter-
parameter yang berpengaruh pada pola aliran.
2.2. Dasar Teori
Didalam membuat suatu model untuk proses hidrodinamik diperlukan suatu
pendekatan yaitu dengan model matematik. Pada model matematik ini diperlukan dua
persamaan yaitu persamaan konversi massa dan momentum. Hukum kontinuitas dari
aliran tidak tetap (unsteady flow) dapat diturunkan dengan pertimbangan konversi
ketetapan massa dalam suatu volume kontrol aliran. Anggapan air bersifat tidak
termampatkan (incompressible) dan massa jenis air terhadap jarak dan waktu tetap,
sehingga persamaan kontinuitas aliran tidak tetap dua dimensi menurut King dkk
(1998), yaitu :
∂h ⎛ ∂u ∂v ⎞ ∂h ∂h
+ h⎜⎜ + ⎟⎟ + u + v =0
∂t ⎝ ∂x ∂y ⎠ ∂x ∂y
............................................................. (1)
Untuk persamaan konversi momentum menurut King, dkk (1998), yaitu :
Arah x
∂u ∂u ∂u h ⎛ ∂ 2u ∂ 2u ⎞ ⎛ ∂a ∂h ⎞
+ (u 2 + v 2 )
gun2
h + hu + hv − ⎜⎜ E xx 2 + E xy 2 ⎟⎟ + gh⎜ + ⎟ +
1/ 2

∂t ∂x ∂y ρ ⎝ ∂x ∂y ⎠ ⎝ ∂x ∂x ⎠ (1,486h ) 1 / 6 2

− ζVa cosψ − 2hϖv sin φ = 0 ...................................................................


2
(2)
Arah y
∂v ∂v ∂v h ⎛ ∂ 2v ∂ 2v ⎞ ⎛ ∂a ∂h ⎞
h + hu + hv − ⎜⎜ E yx 2 + E yy 2 ⎟⎟ + gh⎜⎜ + ⎟⎟ +
gvn 2
(
+ u2 + v2 )
1/ 2

∂t ∂x ∂y ρ ⎝ ∂x ∂y ⎠ ⎝ ∂y ∂y ⎠ 1,486 h 1 / 6 ( )2

− ζVa sinψ − 2 hϖv sin φ = 0


2
....................................................................... (3)
Dimana:h = Kedalaman Perairan (m)
t = waktu (dt)
u,v = komponen kecepatan dalam arah x dan y

D-99
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto

ρ = kerapatan fluida
g = percepatan gravitasi
E = koefisien kekentalan turbulen
a = elevasi dasar perairan
n = koefisien kekasaran Manning
ζ = koefisien tegangan geser angin empiris
Va = kecepatan angin
ψ = arah angin
ω = kecepatan rotasi bumi
φ = posisi lintang geografis
Untuk membuat suatu model diperairan dangkal, diperlukan suatu software/program
untuk dapat menghasilkan suatu output yang mendekati dengan data di lapangan.
Program atau software yang digunakan adalah Surface-Water Modelling System
(SMS). Surface-Water Modelling System (SMS) adalah prosesor pra dan pasca untuk
pemodelan elemen hingga dan elemen beda hingga. Di dalam SMS terdapat kumpulan
modul-modul (program) seperti GFGEN, RMA-2, RMA-4, RMA-10, HIVEL, SED2D
dan FESWMS. Untuk keperluan simulasi hidrodinamika yang dilakukan pada
penelitian ini cukup digunakan dua buah modul yaitu GFGEN dan RMA-2, dimana
versi yang akan digunakan adalah SMS versi 8.0.
2.2.1 Parameter Model
Didalam penggunaan software SMS ini, diperlukan suatu nilai parameter-parameter
yang berpengaruh pada hasil simulasi. Parameter-parameter tersebut yaitu :
1. Koefisien Kekasaran Manning
Manning (1889) mengembangkan rumus :
1 1/ 2
V = R 2 / 3i f ........................................................................................... (4)
n
dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)
n = angka kekasaran Manning
R = Jari – jari hidrolik (m)
if = kemiringan garis energi (m/m)
Berdasarkan pada buku User guide To RMA2 WES Version 4.3 terdapat acuan sebagai
nilai koefisien kekasaran Manning untuk kondisi muara, seperti pada Tabel 1
Tabel 1.Nilai Koefisien Manning menurut US Army
Tipe Dasar Harga n
1. Permukaan halus tanpa vegetasi 0.015 – 0.020
2. Dasar pasir 0.020 – 0.025
3. Rip-rap (d50 = 50% ukuran partikel campuran 0.034 (d50)1/6
lebih halus dari ukuran partikel)
4. Vegetasi permukaan yang rapat 0.75 – 0.150
Sumber : US Army Corp of Engineers, 1997
Pengambilan harga n tersebut tergantung pula pada pengalaman perencana.
2. Koefisien Viskositas Eddy
Menurut Sulianto (2007), Koefisien Viskositas Eddy dapat juga disebut Koefisien
Perpindahan Momentum. Dalam suatu aliran terbuka nilai Koefisien Viskositas
Eddy dapat menjadi indikator terjadinya tingkat turbulensi.

D-100
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG

Dalam analisis proses hidrodinamik dengan menggunakan SMS 8.0, nilai


Koefisien Viskositas Eddy merupakan parameter masukan yang nilainya dapat
didekati sesuai dengan kondisi permasalahannya.
2.2.2. Uji Kesesuaian/Kalibrasi
Pengukuran tingkat kesesuaian model dilakukan dengan menggunakan
indikator Root Mean Square Error (RMSE). Root Mean Square Error
dipresentasikan sebagai rata-rata kuadrat simpangan (selisih) antara nilai keluaran
(hasil model) terhadap nilai target (data lapangan/observasi). Nilai RMSE semakin
kecil menunjukkan bahwa rata-rata nilai peramalan yang dihasilkan sangat
dekat dengan nilai yang sebenarnya.

∑ (X )
N
2
i − Xi
i =1
RMSE = ........................................................................... (5)
n
dimana :i = nomor data
N = jumlah data
Xi = data kecepatan ke-i
Xi = nilai prediksi kecepatan/arus ke-i

3. METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini, konsep penyelesaiannya dapat dilihat pada Gambar 2 diagram alur
berikut ini : MULAI

Data Pasang Data Peta Data Debit


Surut Bathimetri sungai

Parameter model RMA2 :


Analisa aliran dinamis (RMA2)
- Koefisien Manning
dengan SMS 8.0
- Eddy Viscosity

Tidak
Uji kesesuaian/Kalibrasi

Ya

Output :
- Identifikasi parameter model yang memiliki pengaruh terhadap
perubahan morfologi sungai di muara Kali Lamong
- Menetapkan parameter model yang sesuai

Analisa dan Hasil Pembahasan Model

Kesimpulan dan saran

SELESAI

Gambar 2 Diagram Alur Penelitian

D-101
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto

Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa langkah awal penelitian meliputi pengumpulan
data primer dan data sekunder. Dari hasil studi terdahulu, dapat digunakan data yang
diperlukan yaitu peta bathimetri disekitar muara Kali Lamong, data pasang surut, data
pengukuran arus dan data debit anak-anak sungai yang bermuara disekitar muara Kali
Lamong. Untuk melakukan kalibrasi, digunakan data pengukuran arus. Data pasang
surut dan data debit dibutuhkan sebagai input dari program SMS untuk kondisi batas
model tersebut. Sedangkan data bathimetri digunakan sebagai data awal untuk
memodelkan muara Kali Lamong sehingga menjadi Mesh elemen hingga. Data
pasang surut yang digunakan yaitu di lokasi pengamatan pasang surut Gresik dan
Kesek. Untuk data debit yang digunakan adalah data debit rata-rata berdasarkan dari
hasil studi terdahulu.
Setelah data bathimetri dibuat menjadi peta jaring, dan memasukkan data kondisi
batas, maka langkah selanjutnya melakukan simulasi geometri menggunakan modul
GFGEN. Simulasi GFGEN merupakan simulasi dasar suatu program SMS 8.0 untuk
menguji peta jaring/geometri yang sudah dibuat dari peta bathimetri tadi. Kemudian
melakukan simulasi RMA2. Sebelum melakukan simulasi RMA2, mengisi parameter-
parameter yang diperlukan, yaitu meliputi koefisien viskositas eddy dan koefisien
kekasaran Manning. Penentuan parameter berdasarkan pada petunjukkan penggunaan
yang ada di program SMS versi 8.0.
Untuk melakukan kalibrasi, data kecepatan arus disuatu titik model didekatkan dengan
hasil pengukuran di lapangan. Untuk data elevasi muka air yang digunakan adalah
data elevasi muka air pada saat surut (neap) dan pada saat pasang (spring).

4. ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN MODEL


Analisa yang dilakukan adalah dengan melakukan ordinasi hasil kalibrasi antara data
dilapangan dengan hasil simulasi pada model. Proses kalibrasi dilakukan dengan dua
pembanding, yaitu dengan menggunakan data elevasi muka air kondisi surut dan
kondisi pasang. Pada kondisi surut dimulai tanggal 15 Oktober 2000 jam 07.00 sampai
dengan tanggal 16 Oktober 2000 jam 19.00 (selama 36 jam). Sedangkan untuk kondisi
pasang, dimulai pada tanggal 21 Oktober 2000 jam 15.00 sampai dengan tanggal 22
Oktober 2000 jam 19.00 (selama 29 jam).
Untuk kondisi elevasi muka air surut, dilakukan simulasi dengan memasukkan
parameter koefisien viskositas Eddy dan koefisien Manning secara berbeda-beda.
Untuk parameter koefisien viskositas Eddy dibatasi antara 40.000 Pa dtk sampai
50.000 Pa dtk. Sedangkan untuk parameter Koefisien Kekasaran Manning dibatasi
antara 0.020 sampai dengan 0.030. Pengambilan data hasil simulasi juga dicoba
dengan 3 node mendekati dengan lokasi pengukuran di lapangan. Tiga node tersebut
yaitu 5393, 5388 dan 5680. Hasil tersebut yang kemudian dihitung tingkat error yang
terkecil dengan menggunakan perumusan RMSE. Untuk kondisi elevasi muka air
pasang, dilakukan penelitian yang sama dengan kondisi elevasi muka air surut,
sehingga menghasilkan suatu nilai RMSE dari hasil kalibrasi seperti pada Tabel 2
berikut ini :
Tabel 2 Perbedaan nilai RMSE dari hasil kalibrasi kondisi elevasi muka air surut
No Node Viskositas Eddy Koef. Manning RMSE RMSE
(E) Pa detik (n) neap Spring
1 5393 40.000 0.020 0.1942 0.2600
2 5393 40.000 0.025 0.1662 0.1183
3 5393 50.000 0.022 0.1717 0.1179

D-102
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG

4 5393 50.000 0.030 0.1544 0.1244


5 5388 40.000 0.020 0.1780 0.1172
6 5388 40.000 0.025 0.1782 0.1176
7 5388 50.000 0.022 0.1620 0.1170
8 5388 50.000 0.030 0.1533 0.1268
9 5680 40.000 0.020 0.2955 0.1649
10 5680 40.000 0.025 0.2954 0.1403
11 5680 50.000 0.022 0.2424 0.1408
12 5680 50.000 0.030 0.1834 0.1259
Sumber : Hasil Perhitungan
Berikut ini dapat dilihat pada Gambar 3, 4, dan 5 hubungan kecepatan dari data
lapangan dengan hasil simulasi pada model untuk kondisi neap/elevasi muka air surut.
Gambar tersebut hanya ditampilkan yang nilai RMSE-nya terkecil yaitu dengan
parameter koefisien viskositas Eddy (E) = 50.000 Pa dtk dan Koefisien kekasaran
Manning (n) = 0.030. Untuk selanjutnya pada Gambar 6, 7, dan 8 menunjukkan
gambar hubungan kecepatan dari data lapangan dengan hasil simulasi pada model
untuk kondisi elevasi muka air pasang/spring. Gambar tersebut hanya ditampilkan
yang nilai RMSE-nya terkecil yaitu dengan parameter koefisien viskositas Eddy (E) =
50.000 Pa dtk dan Koefisien kekasaran Manning (n) = 0.022.

Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap

0.600 0.600

0.500 0.500
Kecepatan (m /dt)

0.400 0.400
Kecepatan (m/dt)

0.300 0.300

0.200 0.200

0.100
0.100

0.000
0.000
10/15/2000 10/15/2000 10/15/2000 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07
10/15/2000 13:55 10/15/2000 18:43 10/15/2000 23:31 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07
13:55 18:43 23:31
T ime [days] T ime [days]

Pengukuran Model Pengukuran Model

Gambar 3. Grafik kalibrasi di node 5393 Gambar 4. Grafik kalibrasi di node 5380

Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi Spring di node 5393

0.700 0.600

0.600 0.500

0.500
K ecep atan (m /d t)

0.400
Kecepatan (m/dt)

0.400 0.300

0.300 0.200

0.200
0.100
0.100
0.000
0.000 10/21/2000 10/21/2000 10/22/2000 0:43 10/22/2000 5:31 10/22/2000 10/22/2000
10/15/2000 13:55 10/15/2000 18:43 10/15/2000 23:31 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07 -0.10015:07 19:55 10:19 15:07

Time [days]
T ime [days]

Pengukuran Model Pengukuran Model

Gambar 5. Grafik kalibrasi di node 5680 Gambar 6. Grafik kalibrasi di node 5393

D-103
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto

Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi spring di node 5388 Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model
0.600 0.600

0.500 0.500

0.400 0.400
Kecepatan (m/dt)

Kecepatan (m/dt)
0.300 0.300

0.200 0.200

0.100 0.100

0.000 0.000
10/21/2000 15:07 10/21/2000 19:55 10/22/2000 0:43 10/22/2000 5:31 10/22/2000 10:19 10/22/2000 15:07 10/21/2000 10/21/2000 10/22/2000 10/22/2000 10/22/2000 10/22/2000
-0.100 -0.10015:07 19:55 0:43 5:31 10:19 15:07

Time [days] Time [days]

Pengukuran Model Pengukuran M odel

Gambar 7. Grafik kalibrasi di node 5380 Gambar 8. Grafik kalibrasi di node 5680

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
ƒ Dari hasil kalibrasi dapat dijelaskan bahwa untuk kondisi elevasi muka air
surut/neap, semakin besar koefisien viskositas Eddy menghasilkan tingkat
error/RMSE menjadi semakin kecil. Tetapi untuk kondisi elevasi muka air
pasang/spring, hanya bisa dilihat nilai tingkat error/RMSE terkecil saja.
ƒ Berdasarkan hasil kalibrasi, didapat nilai RMSE yang terkecil adalah 0.1170
dengan nilai koefisien viskositas Eddy sebesar 50.000 Pa dtk dan nilai koefisien
kekasaran Manning sebesar 0.022.
5.2. Saran
ƒ Pemilihan parameter yang tepat menjadi dasar baik tidaknya model yang akan
dibuat.
ƒ Hasil simulasi hidrodinamika ini dapat digunakan untuk memodelkan simulasi
angkutan sedimen.

6. DAFTAR PUSTAKA
1. Anggrahini. (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Surabaya: CV Citra Media.
2. Anggrahini. (2004), Aliran Seragam, Surabaya: Modul Ajar Hidrolika, Teknik Sipil, ITS.
3. Dake, J.M.K, Taeachyan, E dan Pangaribuan, Y.P. (1985), Hidrolika Teknik, Jakarta:,
Edisi Kedua, Airlangga.
4. Jansen, Bendegom, Berg, Vries, dan Zanen. (1979), Principles of River Engineering The
Non-tidal Alluvial River, Netherland: Delftse Uitgevers Maatschappij b.v, Delft.
5. King dan Norton. (1997), Users Guide To RMA2 WES Version 4.3, New York: US Army
Corps of Engineers - Waterways Experiment Station, Hydraulics Laboratory.
6. Lembaga Penelitian ITS. (2001), Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak ke Arak Muara Kali Lamong dan Teluk
Lamong, Surabaya: Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), ITS.
7. Pelabuhan Indonesia III, PT. (2008), Kajian Teknis dan Lingkungan Terhadap Alur
Pelayaran, Sedimentasi dan Tahapan Pelaksanaan Reklamasi di Pesisir Selat Madura,
Surabaya.
8. Poerbandono dan Djunasjah, E. (2005), Survey Hidrografi, Cetakan Pertama, Bandung:
PT. Refika Aditama.
9. Soewarno (1991), Hidrologi (Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai),
Bandung: Nova.
10. Sulianto (2007), Identifikasi Pengaruh Besaran Parameter pada Model Aliran Dinamika
dan Transport Sedimen di Waduk Selorejo dengan Surface Water Modelling System
(SMS) , Surabaya: Thesis MT, ITS.

D-104

Anda mungkin juga menyukai