Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak melahirkan produk
teknologi yang berguna untuk kehidupan manusia. Banyak penelitian yang
dilakukan dengan memanfaatkan sinyal biolistrik yang berasal dari tubuh
manusia. Dari penelitian yang telah dilakukan tubuh pada manusia
menghasilkan yang dapat sinyal listrik, diantaranya otot, otak, jantung
manusia dan otot mata. Otot mata merupakan organ tubuh yang berada
dibagian kepala yang berfungsi sebagai organ yang menyambungkan
antara otak dan mata agar mata dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dalam setiap aktivitas manusia akan menghasilkan biolistrik dari tubuh
manusia, seperti aktivitas otak selalu menghasilkan sinyal listrik yang
ditimbulkan oleh neuron-neuron yang ada di dalam otak. Otak yang
mengontrol seluruh kegiatan manusia memiliki sinyal biolistrik, sama
halnya dengan aktivitas mata manusia ketika mata melihat lurus dengan
mata melirik ke kiri dan ke kanan memiliki aktivitas listrik yang berbeda
(Morshed & Khan, 2014). Sama halnya dengan Brain Computer Interface
(BCI) merupakan penelitian tentang sinyal otak (Brain Signal) dengan
menggunakan Electroencephalography (EEG)(Suhendra, 2015).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi ion?
2. Apa yang dimaksud dengan elektroencepalogram?
3. Apa yang dimaksud dengan elektrokardiogram?
4. Apa yang dimaksud dengan elektromiogram?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah biofisika.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsentrasi ion.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan elektroencepalogram.

1
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan elektrokardiogram.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan elektromiogram.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSENTRASI ION
Fluida di dalam dan di luar sel pada dasarnya adalah netral, tetapi
terdapat perbedaan konsentrasi ion yang menghasilkan potensial listrik
pada batas-batas sel. Sel-sel yang menciptakan potensial listrik
membangkitkan suatu lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam
batasnya dan suatu lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar
batasnya.1 Muatan tersebut adalah muatan neto yaitu hasil dari interaksi
antara ion-ion negatif dan positif. Di dalam membrane setiap neuron
terdapat beda potensial listrik. Beda potensial ini dikatakan sebagai
potensial istirahat neuron. Saat neuron mengalami stimulasi, terjadi
perubahan besar sesaat pada potensial istirahat di titik stimulasi.
Perubahan potensial ini yang disebut sebagai potensial aksi yang menjalar
sepanjang akson. Penjalaran potensial aksi merupakan metode utama
penyaluran sinyal listrik didalam tubuh. Stimulasi dapat disebabkan oleh
berbagai rangsangan fisik dan kimia, misalnya panas, dingin, sinar, suara,
dan bau.2
Dua faktor yang diperhatikan dalam menjelaskan penciptaan
potensial sel adalah
a. Difusi ion-ion pada membrane semipermeable (batas sel)
b. Gaya coulomb, yaitu bahwa muatan sejenis tolak-menolak dan
muatan berlawanan tarik-menarik.

1. Konsentrasi-konsentrasi ion di dalam dan di luar sel


Terdapat banyak ion di dalam dan di luar sel. Ion-ion terpenting
dalam menciptakan potensial-potensial sel adalah ion-ion Na+, K+, dan
Cl- yang memiliki perbedaan besar dalam konsentrasi ion-ion di dalam

1
Sumardi, Yosaphat. Biofisika, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2007) cet ke-1 , halm 5.3
2
Chameron, John R, Fisika Tubuh Manusia. (Jakarta : Buku Kedokteran EGG, 2006) cet ke-1,
halm 199
3
dan diluar sel-sel. Potensial sel dibentuk ketika membrane sel mula-
mula netral dan mempunyai perbedaan konsentrasi.
Membrane sel biasanya permeable terhadap ion K+ dann ion Cl-,
kurang permeable terhadap Na+ dan sangat tidak permeable terhadap
ion-ion lainnya. Pada kondisi awal, ion-ion klorida akan berdifusi
menembus membrane sehingga terjadi peergerakan neto muatan
negatif dari kiri ke kanan. Karena ion kalium tidak dapat melewati
membrane, di sisi kiri membrane akan segera terjadi defisit ion klorida,
meninggalkan muatan positif. Ion klorida yang berpindah menembus
membrane akan membentuk lapisan bermuatan negatif dikanan.
Muatan yang terpisah berlaku sebagai kapasitor yang bermuatan yang
sederhana, menghasilkan medan listrik E yang mengarah dari kiri ke
kanan. Semakin meningkatnya medan ini mengakibatkan aliran klorida
akhirnya berhenti.medan listrik ini disertai adanya beda potensial di
kedua sisi membrane, yang terletak sangat dekat dengan membrane,
dan besarnya tergantung pada konsentrasi ion.
Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi ion di dalam dan luar
membrane suatu akson yaitu pada gambar brikut,

Suatu percobaan dapat ditunjukkan suatu model membrane


permeable terhadap larutan KCL

4
Gambar diatas merupakan suatu model potensial istirahat pada
waktu = 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu terjadi membrane
dipole / membrane dua kutub dimana larutan dengan larutan yang
tadinya rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan
yang konsentrasi tinggi akan merubah menjadi kekuranagn ion
sehingga menjadi lebih negatif
Perbedaan muatan listrik disebabkan oleh perbedaan komposisi
ionik di dalam dan luar sel. K+ akan lebih mudah berdifusi melewati
membran sel dibandingkan Na+. K+ juga dapat keluar sel dengan
mudah melalui saluran K+, namun tidak dengan Na+. Karena K+
bebas keluar masuk sedangkan bagian dalam sel bermuatan negatif
maka kondisi menjadi tidak seimbang. Untungnya akson memiliki
pompa Na+ – K+ yang mengatur jumlah ion di dalam dan luar sel
dengan mentransmisikan Na+ keluar dan K+ masuk ke dalam sel.
Dengan demikian maka,
a. Di dalam sel, konsentrasi K+ tinggi namun konsentrasi Na+
rendah
b. Di luar sel, konsentrasi K+ rendah, namun konsentrasi Na+
tinggi

5
2. Konsentrasi ion dalam tubuh manusia
Tubuh manusia memiliki sel yang hampir dalam semua proses
kehidupan dan kegiatannya dimulai dan dipengaruhi olehnya. Sel
merupakan unit terkecil dari organisme. Sel adalah pabrik yang di
dalamnya dapat disintetis ribuan molekul yang sangat dibutuhkan oleh
organisme.
Di dalam sel terdapat ion-ion penting dalam menghasilkan potensial
potensial listrik. Untuk menjaga keseimbangan gradien konsentrasi
ion-ion tersebut maka sel melakukan transport antar sel.
Salah satu contoh peristiwa transport sel yang dibutuhkan oleh energi
dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi ion-ion adalah
transport natrium kalium.

a. Transport aktif primer ( pompa Na+ K+)


Contoh transport aktif primer pompa pompa Na+ dan K+. ion K+
penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf
dan memacu transport aktif zat-zat lainnya. Ion N+ dan K+ dapat
melewati membrane, tetapi karena kebutuhan akan ion K+ lebih
tinggi maka diperlukan pemasukan ion K+ ke dalam sel dan
pengeluaran ion Na+ keluar dari sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel
lebih rendah dibandingkan di dalam sel lebih tinggi. Sebaliknya,
konsentrasi ion Na+ di dalam sel lebih rendah dibandingkan diluar
sel.
Ketika terjadi difusi atau perpindahan molekul-molekul dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membrane plama,
maka akan terjadi difusi ion K+ dari dalam sel keluar sel,
sedangakan difusi ion Na+ dari luar sel ke dalam sel. Setiap
pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan
2 ion K+ dari luar sel. Oleh sebab itu, proses ini disebut dengan
pompa natrium kalium.
b. Transport aktif sekunder

6
Transport aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan
glukosa ke dalam sel. Pengangkutan molekul ini terjadi bersamaan
dengan pengangkutan Na+ untuk berdifusi ke dalam sel.
Pengangkutan Na+ memungkinkan terjadinya potensial membrane.

B. EEG, EKG, dan EMG


1. Electromyogram (EMG)
a. Pengertian EMG
Electromyogram atau EMG adalah rekaman potensial dari otot
sewaktu berkontraksi, informasi diagnostic tentang otot dapat
diperoleh dari aktifitas listriknya, dengan menelusuri transmisi
potensial aksi dari akson ke dalam otot, tempat potensial aksi
tersebut menimbulkan kontraksi otot.
Sebuah otot terdiri dari banyak unit motorik. Satu unit motorik
terdiri dari satu cabang neuron batang otak atau korda spinalis dan
sampai 25 sampai 2000 serat otot (sel) yang berhubungan
dengannya melalui motor end plate. Kerja otot dimulai oleh
potensial aksi yang berjalan sepanjang akson dan melewati motoe
end plate menuju ke dalam serat otot, menyebabkan serat tersebut
berkontraksi.

b. Prinsip kerja EMG


Prinsip kerja EMG adalah mengukur potensial otot. Adanya
aktifitas otot akan menimbulkan potensial aksi. Potensial listrik
dalam otot tersebut terjadi akibat adanya reaksi kimia dalam otot.
Dalam pemeriksaan EMG, perekaman aktifitas listrik dilakukan
untuk beberapa serabut otot, karena sulit untuk mengisolasi sel
otot tunggal. Sinyal listrik otot atau sekelompok otot berbentuk
gelombang bising (noise) yang amplitudonya diperkirakan 1 mV
untuk 100 Hz < frekuensi < 500 Hz dan 0,5 mV untuk 500 Hz <
frekuensi < 2000 Hz (Cameron, 2006).

7
Pada perekaman sinyal EMG dibutuhkan suatu penghantar
berupa elektroda guna mengirimkannsinyal tubuh pada instrumen
( EMG ).

osiloskop

EMG
input amp. Tape recorder

speaker
A.F
amp

Gambar diatas merupakan diagram blok suatu tipe


perekam EMG, yang menunjukkan suatu tipe untuk perekam
EMG. Osiloskop menampilkan bentuk gelombang EMG. Alat
perekam tercakup di sistem untuk memudahkan menampilkan
kembali dan studi menyangkut bentuk gelombang EMG pada
suatu waktu yang tepat. Bentuk gelombang dapat juga dipotret
dari layar CRT dengan menggunaan kamera sinkron

2. Electrocardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik rekaman aktivitas
kelistrikan jantung oleh alat yang disebut elektrokardiografi. Karena
tubuh manusia merupakan konduktor yang baik, maka impuls yang
berasal dari jantung dapat merambat ke seluruh tubuh. Sinyal
bioelektrik yang dipancarkan oleh jantung dapat direkam dengan
menggunakan galvanometer dengan menggunakan elektroda-elektroda
yang diletakkan pada berbagai posisi di permukaan tubuh
(Karim,1996). Beda potensial listrik atau tegangan listrik muncul
karena adanya proses depolarisasi dan repolarisasi serabut otot jantung
(Meurs, 1990).

8
Pada dasarnya gelombang EKG terdiri dari banyak gelombang,
yang tiap gelombangnya mewakilkan satu denyut jantung. Satu
gelombang EKG berupa gelombang P, QRS kompleks dan gelombang
T

Gelombang P, terjadi tepat sebelum kontraksi aurikel (depolarisasi


atrium). Kompleks QRS, berhubungan dengan saat mulainya
kontraksi ventrikel (depolarisasi ventrikel). Gelombang T, terjadi pada
akhir kontraksi ventrikel (repolarisasi ventrikel, kembali kekondisi
istirahat). PR-interval adalah periode waktu dari mulai depolarisasi
atrium ke mulainya depolarisasi ventrikel. STinterval: periode waktu
diantara penyelesaian depolarisasi ventrikel dan mulainya repolarisasi
ventrikel. Dalam beberapa hal dapat diamati sebuah gelombang kecil
U yang mengikuti gelombang T, tetapi biasanya tidak jelas.
Gelombang U menyatakan relaksasi ventrikel (Widjaja, 1990).
Sinyal EKG dipengaruhi oleh beberapa noise yang tidak
diinginkan, diantaranya adalah noise yang berasal dari kontraksi yang
terjadi dibawah elektroda EKG, noise yang disebabkan karena
kurangnya kontak elektroda dengan kulit, noise yang disebabakan
karena pergerakan subyek selama perekaman serta interferensi
jaringan listrik 60 Hz. Noise yang ada didalam sinyal EKG, dapat
9
diketahui dengan melihat spektrum sinyal EKG (Cliford, 2007).
Berikut ini ditunjukkan spketrum sinyal EKG, gambar a merupakan
sinyal EKG murni yang masih mengandung derau (noise), dan gambar
b merupakan gambar spektrum sinyal EKG yang telah difilter.

Gambar atas merupakan gambar EKG yang terinferensi jaringan


listrik PLN, derau atau noise terlihat jelas pada gambar tersebut. Noise
berada pada frekuensi 60 Hz. Gelombang PQRS menjadi tidak jelas
karena adanya gelombang lain yaitu noise. Noise ini akan
mempengaruhi analisis dokter dalam menentukan kondisi jantung.
Gambar bawah merupakan contoh sinyal EKG yang sudah difilter
sehingga tidak ada lagi interferensi jaringan listrik yang menyebabkan
noise. (Wu,2008).

3. Electroencephalogram (EEG)
a. Pengertian EEG
Rekaman sinyal-sinyal listrik dari otak disebut
electroencephalogram (EEG). Elektrode-elektrode untuk merekam
sinyal-sinyal tersebut merupakan cakram-cakram kecil perak
berklorida. Elektrode-elektrode itu diletakkan di kepala pada
tempat-tempat yang tergantung pada bagian otak yang dipelajari.

10
Jika elektrode-elektrode tersebut diletakkan di kulit kepala dan
aktifitas listriknya dapat diukur, maka akan diperoleh beberapa
sinyal listrik kompleks yang lemah.
Sinyal-sinyal ini disebabkan oleh aktifitas listrik neuron-neuron
dalam korteks otak. Sinyal-sinyal ini pertama kali diteliti oleh
Hans Berger 1929. Dengan salah satu hipotesis yang menyatakan
bahwa potensial-potensial dihasilkan melalui proses skrinkonisai
putus-putus yang melibatkan neuron-neuron dalam korteks.
Menurut hipotesis ini sinyal-sinyal tersebut terdiri dari segmen-
segmen aktifitas listrik pendek berurutan dari kelompok-kelompok
neuron yang terletak pada berbagai tempat pada korteks.

b. Karakteristik EEG
Sejak dari penemuan alat ini, dapat diketahui bahwa karakteristik
dari aktivitas EEG ini dapat berubah-ubah di berbagai situasi,
utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur, dan mimpi, dimana
terjadi perubahan gelombang otak baik frekuensi maupun
amplitudonya dan gelombang-gelombang itu diberi nama seperti
alfa, beta, theta, dan delta. Utamanya sifat seseorang juga dapat
mengubah pola gelombang di bagian-bagian yang berbeda dari
otak. EEG juga digunakan di bidang neurologi dan psikiatri,
utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi
(gangguan serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang
terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.

c. Prinsip kerja EEG


Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG.
Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit kepala
atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan
pada kepala pasien. EEG direkam dengan cara membandingkan
tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda

11
referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe
merekam ini disebut monopolar.

Berikut ini diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.

Input Amplifier Filter Writing Port


Trace

1. Amplifier
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki
penguatan yang tinggi dan karakteristik noise yang rendah
sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier
yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari
kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain
2. Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi
kerusakan otot dalam kaitannya dengan kontraksi dari kulit
kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam
sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan
interpretasi otomatis EEG
3. Sistem penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem
ink writing tipe direct-writing ac recorder yang
menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm
puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah
tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang
digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalam sistem
direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang
mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval
meter.

12
4. Noise
Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan
perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang
dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.

d. Manfaat EEG
1. EEG digunakan sebagai alat bantu diagnosis penyakit yang
melibatkan otak. EEG palinhg bermanfaat dalam diagnosis
epilepsy dan memungkinkan klasifikasi serangan epileptic.
2. EEG membantu dalam menegaskan tumor otak yang lebih
kuantitatif untuk berkurang dalam daerah tumor. Metode yang
tepatuntuk mengetahui letak tumor otak adalah dengan sinar-x
atau teknik kedokteran nuklir.
3. EEG digunakan sebagi monitor dalam pembedahan bilamana
ECG tidak dapat digunakan
4. EEG berguna dalam pembedahan untuk menunjukkan tingkat
pembiusan pasien.

e. Komponen-komponen EEG
1. Amplitude sinyal EEG
Amplitudo sinyal EEG adalah rendah ( kira-kira 50 𝜇𝑉,
interferensi sinyal-sinyal listrik eksternal sering menyebabkan
masalah dalam pemrosesan sinyal EEG. Meskipun derau
(noise) dikendalikan, potensial aktivitas gerakan otot seperti
gerakan mata dapat menyebabkan gangguan pada rekaman.
2. Frekuensi EEG
Frekuensi EEG bergantung pada aktifitas mental seseoramg.
Misalnya, orang yang rileks biasanya mempunyai sinyal EEG
terdiri dari frekuensi-frekuensi dari 8-13 Hz, gelombang alpha.

13
3. Pita frekuensi EEG
Beberapa pita frekuensi sinyal EEG yaitu:
a. Delta (𝛿) merupakan gelombang otak dengan rentang
frekuensi antara 0.5 - 4 Hz. Delta muncul pada saat
seseorang dalam keadaan tidur nyenyak. Sinyal delta dapat
pula mengindikasikan adanya cacat fisik di otak.
b. Theta (𝜃) merupakan gelombang otak dengan rentang
fiekuensi antara 4 - 8 Hz. Theta muncul pada seseoarang
yang mengalami stress secara emosional terutama hstasi
atau kekecewaan
c. Alpha (𝛼) merupakan gelombang otak dengan rentang
frekuensi antara 8 - 13 Hz. Alpha mengindikasikan
seseorang dalam kcadaan kondisi pikiran relaks.
Gelombang ini paling besar muncul pada bagian otak
daerah Spektrum Frekuensi Sinval EEG occipital cortex
dan juga pada bagian frontal cortex (Yulianto, 23)
d. Beta (𝛽) merupakan gelombang otak dengan rentang
frekuensi antara 13 - 30 Hz. Beta adalah gelombang otak
yang biasanya terjadi pada saat seseorang sedang aktif
berpikir, aktif konsentrasi atau sedang fokus dalam
memecahkan suatu permasalahan

14
Banyak riset tentang tidur menggunakan hasil pengamatan
pola EEG pada berbagai tahap tidur. Sewaktu seseorang
mengantuk, terutama saat mata tertutup, gelombang alfa
(8-13 Hz) mendominasi EEG. Amplitudo meningkat dan
frekuensi berkurang sewaktu seseorang berpindah dari
tidur ayam menjadi tidur lelap.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biolistrik merupakan gejala seluler. Potensial listrik pada
membrane sel terjadi karena perbedaan konsentrasi pada ion-ion di
dalam sel dan di luar sel. Terciptanya otensial listrik sel berkaitan
dengan difusi ion-ion melalui membrane semipermeable dan gaya
coulomb antar ion-ion, ion-ion terpenting dalam menciptakan potensial-
potensial sel adalah ion-ion Na+ , K+ , dan Cl-.
Gejala listrik dalam tubuh dapat dimanfaatkan untuk diagnose
medis. Rekaman yang dihasilkan dapat berup EMG (electromyogram)
yang berjkaitan dengan aktifitas otot, EEG ( electroencephalogram)
yang berkaitan dengan aktifitas otak, dan EKG (electrocardiogram)
yang berkaitan dengan kelistrikan jantung.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat. 2007. Biofisika.Jakarta : Universitas Terbuka


Cameron, John R. dkk. 2003. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Sari, Milya. 2017. Belajar Asyik Biologi. Padang : Imam Bonjol press
Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem E/2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Subowo. 2015. Biologi Sel Edisi 7. Jakarta : Sagung Seto
Gabriel, J. F. 1988. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai