Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut kingdom Plantae,

division Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Monocotyledoneae,

family Gramineae, genus Oryza, spesies Oryza sativa L (Perdana, 2007).

Akar-akar serabut pertama muncul pada hari ke lima atau ke enam setelah

padi berkecambah. Akar serabut juga mulai berkembang dengan sangat lebat

ketika batang bertunas (hari ke-15). Tumbuhnya akar-akar serabut tersebut

membuat akar tunggang yang tumbuh di bawah pada awal perkecambahan tidak

tampak. Selain akar serabut, tanaman padi juga memiliki akar yang berwujud

mirip rambut yang lebih halus. Keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu

sebagai organ untuk mengambil nutrisi dalam tanah (Ahira, 2010).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu

dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya

berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek.

Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini

praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi

tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai

belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah

sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan).

Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh

keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi

sawah biasanya 80-120 cm. Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam

ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang

Universitas Sumatera Utara


terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang

dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan

batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan

batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau

menganak (Norsalis, 2011).

Pada buku bagian bawah tumbuh daun pelepah yang membalut ruas

sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas, ujung dari daun pelepah

memperlihatkan percabangan di mana cabang yang terpendek disebut lidah daun,

dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak. Daun kelopak

yang terpanjang membalut ruas yang paling atas dari batang, umumnya disebut

daun bendera. Tepat dimana daun mahkota dan daun bendera berada, timbul ruas

yang menjadi bulir padi (Siregar, 1981).

Satu tangkai malai yang terdiri atas banyak spikelet, secara internal akan

terjadi kompetisi dalam menarik fotosintat. Spikelet yang terletak pada ujung

malai akan keluar terlebih dahulu dan tumbuh lebih vigour, sehingga cenderung

mendominasi dalam menarik fotosintat. Sementara spikelet yang terletak pada

pangkal malai akan keluar terakhir dan pertumbuhannya cenderung lemah,

sehingga kalah berkompetisi dalam menarik fotosintat. Akibatnya pengisian biji

tidak penuh dan spikelet tidak bernas (steril) yang pada akhirnya akan

menghasilkan gabah hampa (Sumardi, dkk, 2007).

Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua,

sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.

Panjang malai tergantung varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam.

Universitas Sumatera Utara


Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah

7 buah cabang, dan yang terbanyak mencapai 30 buah cabang (Rahayu,2009).

Biji padi setelah masak dapat terus tumbuh, akan tetapi kebanyakan baru

beberapa waktu sesudah dituai (4-6 minggu). Jadi biji padi perlu istirahat terlebih

dulu beberapa waktu untuk dapat tumbuh (Soemartono, dkk., 1979).

Syarat Tumbuh

Iklim

Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air

tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah

mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah

tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban

tinggi. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan

berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun (Norsalis, 2011).

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Tanaman padi dapat

tumbuh dengan baik pada suhu 230 C ke atas. Temperatur yang rendah dan

kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses

pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat

tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu pengisian biji

juga dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari

(Luh, 1991).

Tanaman padi dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di

dataran rendah padi dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 650 m dpl dengan temperatur

22,5o C – 26,5o C sedangkan di dataran tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian

Universitas Sumatera Utara


antara 650 – 1.500 m dpl dan membutuhkan temperatur berkisar 18,7o C – 22,5o C

(Aksi Agraris Kanisius, 1990).

Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi.

Pengaruh positifnya terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan. Tetapi

angin juga berpengaruh negatif, karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri

atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan apabila terjadi angin kencang pada

saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal ini

akan lebih terasa lagi apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga tanaman

tumbuh terlalu tinggi (Pustaka Departemen Pertanian, 2009).

Musim berhubungan erat dengan hujan, yang berperan di dalam

penyediaan air, dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah

sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim kemarau

mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada penanaman padi pada musim hujan,

dengan catatan pengairan baik (Siregar, 1981).

Tanah

Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan

cukup mengandung air dan udara, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang

berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia

diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%

(Rahayu, 2009).

Di dalam udara terkandung zat asam yang diperlukan untuk pernafasan,

terutama untuk akar. Udara akan mengisi pori-pori tanah bersama dengan air yang

siap dimanfaatkan oleh akar tanaman. Keseimbangan antara udara dan air sangat

Universitas Sumatera Utara


diperlukan bagi tanah pertanian, sebab tanah yang kekurangan air atau udara tidak

baik bagi tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Varietas Padi Gogo

Padi gogo umumnya ditanam di lahan kering atau lahan pada kondisi

kering. Secara umum, lahan kering didefinisikan sebagai suatu hamparan lahan

yang tidak tergenangi air dalam kurun waktu tertentu. Lahan kering terbagi

menjadi lahan kering tanah masam dan tidak masam. Lahan kering tanah masam

dicirikan dengan pH < 5 dan sebaliknya lahan yang memiliki pH > 5 merupakan

lahan yang tidak masam (Mulyani, dkk, 2003).

Dalam penelitian Fitri (2009), jumlah malai per tanaman berpengaruh

nyata terhadap varietas. Rataan jumlah malai tertinggi yaitu pada varietas Towuti.

Jumlai malai ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan dimana untuk

masing – masing varietas mempunyai keunggulan tersendiri, seperti pada varietas

Towuti memiliki keunggulan dan jumlah malai per tanaman. Jumlah malai per

tanaman juga dipengaruhi oleh ketersediaan air yang cukup dan suhu yang rendah

pada fase pembungaan. Sebaiknya temperatur rendah pada masa berbunga, karena

berpengaruh baik bagi pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi.

Beberapa varietas yang banyak ditanam petani tergolong memiliki banyak

anakan. Namun demikian, ada juga varietas yang beredar tergolong beranak

sedikit atau sedang. Secara umum, varietas yang memiliki banyak anakan

seyogianya ditanam dengan jarak yang renggang, sebaliknya varietas yang

beranak sedikit ditanam dengan jarak yang rapat. Setiap varietas memiliki jarak

tanam idealnya tersendiri. Varietas juga berpengaruh terhadap komponen hasil.

Universitas Sumatera Utara


Panjang malai dan jumlah bulir per malai adalah beberapa komponen hasil yang

dipengaruhi oleh varietas (Hatta, 2011).

Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab

keragaman penampilan tanaman. Program genetik yang diekspresikan pada

berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk. dan fungsi tanaman yang

menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman

akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun

bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama

(Sitompul dan Guritno, 1995).

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah penggunaan benih

bermutu yaitu varietas unggul yang ciri-cirinya antara lain berdaya hasil tinggi,

tanaman pendek, daun tegak, jumlah anakan produktif sedang – banyak, tanaman

tahan rebah, tahan terhadap hama dan penyakit, tanggap terhadap pemupukan,

umur tanaman genjah. Banyak varietas unggul padi gogo yang telah dilepas oleh

Badan Litbang Pertanian. Pada tahun 1999 – 2002 telah dilepas 7 varitas padi

gogo lahan kering yaitu : Cirata, Towuti, Limboto, Danau Gaung, Batutegi,

Situpatenggang dan Situbagendit. Pada umumnya varietasvarietas tersebut

berumur genjah 105 – 125 hari, tinggi 100 – 135 cm (Barus, 2008).

Varietas padi gogo biasanya di tanam di lahan kering. Dalam menentukan

lahan kering yang akan ditanami padi gogo, petani memilih areal yang relative

datar dan lebih subur dibandingkan dengan areal lainnya. Lahan kering yang

paling banyak ditanami padi gogo adalah areal datar yang terletak dibantaran

sungai, areal ini biasanya lebih subur, dan bila terjadi kekeringan masih

Universitas Sumatera Utara


memungkinkan menyedot air sungai untuk pengairan

(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005).

Tanaman padi secara genetik merupakan tanaman semi aquatic. Jadi sejak

awal pertumbuhan tanaman padi di lahan kering telah dihadapkan pada

lingkungan tumbuh yang tidak sesuai dengan sifat genetiknya, sehingga

kemampuannya untuk berproduksi tinggi menjadi terbatas. Hal – hal yang

menjadi faktor pembatas produktivitas padi gogo adalah :

- Gulma tumbuh bersamaan dengan tanaman padi gogo, sehingga dapat

menjadi pesaing dalam kebutuhan hara dan air serta intersepsi cahaya

matahari.

- Penyakit blas (Pyricularia grisea) merupakan penyakit utama padi gogo

yang belum bisa ditangani secara tuntas. Patotipe penyakit blas bervariasi

antar lokasi, sehingga menyulitkan program pemuliaan ketahanan varietas

padi gogo terhadap penyakit blas.

- Topografi berlereng dan tekstur tanah ringan sampai sedang menyebabkan

tanah tidak dapat menyimpan air dan indeks kelengasan (moisture index)

tanah menjadi rendah.

(Fagi et al, 2005).

Menurut Badan Litbang Pertanian (2007), varietas unggul merupakan

salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan

kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan

produksi padi nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras

pada tahun 1984. Varietas sebagai salah satu komponen produksi telah

memberikan sumbangan sebesar 56% dalam peningkatan produksi, yang pada

Universitas Sumatera Utara


dekade 1970-2000 mencapai hampir tiga kali lipat. Oleh karena itu, maka salah

satu titik tumpu utama peningkatan produksi padi adalah perakitan dan perbaikan

varietas unggul baru.

Setiap jenis bahkan setiap varietas tanaman mempunyai periode kritis

yang berbeda dalam persaingannya dengan gulma. Menurut Wolley et al. (1993)

bahwa awal periode kritis persaingan gulma dapat ditentukan berdasarkan fase

pertumbuhan tanaman. Umumnya periode kritis persaingan gulma dimulai sejak

tanaman tumbuh sampai sekitar 1/4- 1/3 pertama dari siklus hidup tanaman. Pada

padi, periode kritis persaingan gulma umumnya terjadi sampai umur 40 hari

pertama dari siklus hidupnya. Pada fase ini kanopi tanaman padi belum menutup

intesitas cahaya ke permukanan tanah masih tinggi karena kanopi masih terbuka.

Biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih cepat dari tanaman padi. Pada

periode tersebut, biasanya tidak menyebabkan tingkat persaingan dan penurunan

hasil yang nyata.

Varietas unggul baru (VUB) adalah varietas yang mempunyai ciri – cirri :

dapat menyesuaikan terhadap iklim dan jenis tanah setempat, rasa nasi disenangi

dan mempunyai harga yang tinggi di pasaran, potensi hasil tinggi, tahan terhadap

hama penyakit, dan tahan rebah. Penggunaan varietas yang dianjurkan akan

memberikan peluang lebih besar untuk mencapai tingkat hasil yang lebih tinggi

dengan mutu beras yang lebih baik. Pemilihan varietas didasarkan kepada hasil

pengkajian spesifik, lokasi (tempat, musim tertentu) pengalaman petani,

ketahanan hindari penanaman varietas yang sama secara terus-menerus pada

lokasi yang sama untuk mengurangi serangan hama dan penyakit (OPT) terhadap

Universitas Sumatera Utara


OPT, rasa nasi, permintaan pasar dan mempunyai harga pasar yang lebih tinggi

(BPTP, 2009).

Jarak Tanam

Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung

pada:

a. Jenis tanaman : Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah

anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar.

b. Kesuburan tanah : Jarak tanam pada tanah yang lebih subur akan lebih lebar

dibandingkan tanah yang kurang subur, karena perkembangan akar yang baik

akan mempengaruhi penyerapan unsur hara dalam tanah.

c. Ketinggian tempat : Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti

daerah pegunungan akan memerlukan jarak tanam yang lebih rapat

dibandingkan dengan dataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan

penyediaan air. Tanaman padi dengan varietas unggul memerlukan jarak

tanam 20 cm x 20 cm pada musim kemarau dan 25 cm x 25 cm pada musim

hujan

(Departemen Pertanian, 2007)

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi antara lain melalui

pengaturan jarak tanam dan penggunaan umur bibit yang tepat. Jarak tanam

dipengaruhi oleh sifat varietas padi yang ditanam dan kesuburan tanah. Varietas

padi yang memiliki sifat menganak tinggi membutuhkan jarak tanam lebih lebar

jika dibandingkan dengan varietas yang memiliki daya menganaknya rendah.

Umur bibit pindah tanam harus tepat dan sesuai untuk mengantisipasi

perkembangan akar yang umumnya berhenti pada umur 42 hari sesudah semai,

Universitas Sumatera Utara


sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50

hari sesudah semai (Thangaraj and O’Toole, 1985).

Jarak tanam akan mempengaruhi efektivitas penyerapan unsur hara oleh

tanaman. Semakin rapat jarak tanam semakin banyak populasi tanaman per satuan

luas, sehingga persaingan hara antar tanaman semakin ketat. Akibatnya

partumbuhan tanaman akan terganggu dan produksi per tanaman akan menurun.

Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang tepat perlu dilakukan uji coba

penanaman dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda

(Mawazin dan Suhaendi, 2008).

Dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan antar tanaman

maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara, air,cahaya

matahari maupun ruang tumbuh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam. Dengan tingkat kerapatan

yang optimum maka akan diperoleh ILD yang optimum dengan pembentukan

bahan kering yang maksimum. Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya

saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman menghambat pancaran

cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat.

Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan

memberikan hasil yang relative kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu

sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh

hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007).

Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan

jarak tanam, sebab perkembangan akar ataupun tanaman itu sendiri pada tanah

yang subur lebih baik daripada perkembangan akar/tanaman pada tanah yang

Universitas Sumatera Utara


kurang subur. Oleh karena itu, jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang

subur pun akan lebih lebar daripada jarak tanam pada tanah yang kurang subur.

Menurut Noor (1996), semakin subur tanah, jarak tanam dapat semakin rapat.

Demikian pula, semakin baik kualitas benih maka semakin sedikit jumlah benih

yang dibutuhkan. Jarak tanam, jumlah benih, dan cara tanam dapat berpengaruh

terhadap hasil padi gogo di lahan kering.

Penentuan jarak tanam yang tepat sangat penting artinya, karena hal ini

berhubungan erat terhadap populasi tanaman per satuan luas areal. Populasi

tanaman yang terlalu rapat dapat mengakibatkan terjadinya persaingan yang

sangat ketat antara satu tanaman dengan yang lainnya. Faktor tingkat kesuburan

tanah, kelembaban juga akan menimbulkan persaingan apabila kerapatan tanaman

semakin besar. Jadi agar tidak terjadi persaingan antara tanaman satu dengan yang

lain, harus diusahakan pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan pertumbuhan

tanaman (Napitupulu, dkk, 1997).

Semakin renggang jarak tanam, semakin banyak jumlah anakan produktif

per rumpun. Jumlah anakan produktif paling banyak per rumpun adalah pada

jarak tanam 30 x 30 cm yaitu berbeda nyata dengan jumlah anakan 25 x 25 cm.

Sementara itu jumlah anakan paling sedikit per rumpun adalah pada jarak tanam

20 x 20 cm. Yang mana berbeda nyata dengan jumlah anakan pada jarak tanaman

25 x 25 cm. Dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena

berhubungan dengan persaingan antar sistem perakaran dalam konteks

pemanfaatan pupuk. Kondisi tanah yang subur, menggunakan jarak tanam yang

lebih pendek dibandingkan dengan tanah yang kurang subur (Masdar, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Heritabilitas

Proporsi variasi merupakan sumber yang penting dalam program

pemuliaan karena dari jumlah variasi genetik ini diharapkan terjadi kombinasi

genetik yang baru. Variasi keseluruhan dalam suatu populasi merupakan hasil

kombinasi genotipe dan pengaruh lingkungan. Nilai heritabilitas secara teoritis

berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan

oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 bila seluruh variasi disebabkan oleh

faktor genetik. Dengan demikian nilai heritabilitas akan terletak antara kedua nilai

ekstrim tersebut (Welsh, 2005).

Fungsi penting dari heritabilitas adalah bersifat prediktif pada generasi

berikutnya. Nilainya dapat memperlihatkan nilai fenotipe yang pada akhirnya

dapat digunakan sebagai breeding value (Hadie, 2000).

Heritabilitas mengandung dua pengertian yaitu pengertian sempit dan

pengertian luas. Dalam pengertian sempit heritabilitas diartikan sebagai nisbah

antara besaran ragam aditif yang merupakan bagian dari ragam genetik total

dengan ragam fenotipenya, sedangkan heritabilitas dalam pengertian luas adalah

nisbah antara besaran ragam genetik dengan ragam fenotipe sifat bersangkutan.

h2 = σ2G / σ2P

(Poespodarsono, 1988).

Keragaman genetik alami merupakan sumber bagi setiap program

pemuliaan tanaman. Jika perbedaan antara dua individu yang mempunyai faktor

lingkungan yang sama dapat diukur, maka perbedaan ini berasal dari variasi

genotip kedua tanaman tersebut. Keragaman genetik menjadi perhatian utama

Universitas Sumatera Utara


para pemuliaan tanaman, karena melalui pengelolaan yang tepat dapat dihasilkan

varietas baru yang lebih unggul (Welsh, 1991).

Kriteria nilai heritabilitas dalam arti luas dengan ketentuan sebagai

berikut :

- H < 0,20 = heritabilitas rendah

- 0,20 < H < 0,50 = heritabilitas sedang

- H > 0,50 = heritabilitas tinggi

(Mursito, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai