Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia.

Sembilan puluh lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai

makanan pokok. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37%

protein. Kandungan gizi dari beras tersebut menjadikan komoditas padi sangat

penting untuk kebutuhan pangan sehingga menjadi perhatian di Indonesia untuk

memenuhi kebutuhan beras (Norsalis, 2011).

Hasil produksi padi pada tahun 2005 menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

adalah 54,15 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Pada tahun 2006 terjadi

kenaikan produksi sekitar 0,56%, yaitu 54,45 juta ton GKG. Pada tahun-tahun

berikutnya terjadi kenaikan produksi yang sangat pesat yaitu 4,96% pada tahun

2007, 5,45% pada tahun 2008, hingga akhirnya terjadi puncak kenaikan produksi

pada tahun 2009, yaitu 6,75% sehingga hasil produksi GKG pada tahun 2009

mencapai 64,39 juta ton. Namun, pada tahun 2010, kenaikan produksi hanya

3,13% dan pada tahun 2011 kenaikan produksi hanya 1,35%. Penurunan produksi

diperkirakan karena adanya alih fungsi lahan pertanian produktif ke penggunaan

non-pertanian, erosi, longsor, pencemaran lingkungan, serta peningkatan jumlah

penduduk di Indonesia (Agroindonesia, 2011).

Jumlah penduduk Indonesia bertambah sekitar 3,5 juta jiwa per tahun

dalam kurun sepuluh tahun ini dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP)

mencapai 1,49% per tahun. Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan

kebutuhan pangan juga meningkat. Terjadinya perubahan fungsi lahan untuk

pertanian menjadi non pertanian menyebabkan semakin menurunnya produksi

Universitas Sumatera Utara


bahan pangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi dan memenuhi

kebutuhan pangan, pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang

potensial untuk dikembangkan. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan

yang berpotensi untuk dikembangkan (Rahayu, Prajitno, dan Syukur, 2006).

Padi gogo ialah tanaman padi yang ditanam di tanah tegalan. Sedangkan

yang dimaksud dengan tegalan ialah lahan kering yang terletak di sekitar daerah

pemukiman (desa), yang karena keadaannya sehingga tidak dapat diubah menjadi

sawah. Akibatnya, nutrisi yang terkandung dalam tanah tegalan tersebut kurang

mencukupi untuk budidaya tanaman padi gogo sehingga diperlukan penambahan

nutrisi pada tanah melalui pemanfaatan limbah sludge kelapa sawit yang dapat

digunakan untuk menambah bahan organik pada tanah (Sugeng, 1998).

Sludge yang tenggelam di dasar bak pengendapan dalam sarana

pengelolaan limbah harus dibuang atau dikelola untuk mengurangi pencemaran

lingkungan. Tetapi sludge yang dihasilkan dari Pengolahan Minyak Sawit (PMS)

mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan kalsium yang

cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik

(Lubis, Purba, Ariana, 1988).

Ada beberapa cara untuk menanam padi gogo. Yang lazim adalah

ditugalkan dengan memakai alat penugal untuk membuat lubang, yang dalamnya

lebih kurang 4 cm. jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 25 cm sampai

30 x 30 cm. Pada tiap lubang ditaruh 4 sampai 5 biji. Untuk satu ha diperlukan

30 kg benih (Soemartono, Samad, Hardjono, 1979).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti jumlah

benih padi per lubang tanam yang tepat serta pemberian limbah sludge kelapa

Universitas Sumatera Utara


sawit yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan

pertumbuhan dan produksi padi gogo varietas Situ Bagendit.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis sludge yang sesuai serta

jumlah benih per lubang tanam yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan

produksi padi gogo varietas Situ Bagendit.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian limbah sludge dan jumlah benih per lubang

tanam serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi padi varietas

Situ Bagendit.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan pula berguna sebagai bahan

informasi bagi kepentingan ilmu pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai