Apakah pentingnya ideologi untuk suatu negara? Ideologi bermakna sebagai semua pandangan, nilai, cita-
cita, dan keyakinan yang ingin diwujudkan dalam kehidupan nyata. Ideologi dalam hal ini amat diperlukan,
sebab dianggap bisa membangkitkan kesadaran terhadap kemerdekaan.
Fungsi ideologi sendiri yaitu membentuk identitas/ciri kelompok atau bangsa. Ideologi mempunyai
kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan “sesama” kita.
Ideologi berasal dari kata ”ideos” dan ”logos”, yang artinya cita-cita, cara pandang, pemikiran, dan ilmu
dalam bahasa Yunani. Pada perkembangannya, ideologi sering diartikan sebagai seperangkat cita-cita atau
ide yang menjadi sebuah keyakinan dan menentukan kerangka berpikir seseorang untuk mewujudkan cita-
cita tertentu berlandaskan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, ideologi pancasila dapat diartikan sebagai seperangkat ide atau cita-cita yang
menentukan keyakinan dan cara berpikir untuk mewujudkan suatu tujuan dengan berlandaskan
pada lima sila dalam pancasila.
Poin penting yang perlu kita garis bawahi di sini adalah ”berlandaskan pada lima sila atau pancasila”.
Ideologi berada pada tataran ide, cita-cita dan gagasan. Dalam penerapannya, setiap tindakan individu
sebagai bagian dari bangsa harus dipandu, didorong dan diarahkan oleh ide dan cita-cita yang membentuk
ideologi pancasila.
Singkatnya, oleh karena ideologi bangsa Indonesia yang disepakati adalah pancasila, maka setiap tindakan
kita sebagai warga negara dan bagaian dari masyarakat Indonesia harus selaras dengan nilai-nilai
pancasila.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara, sehingga tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas, dan memudahkan timbulnya
kekacauan. Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara,
norma bernegara.
Beberapa poin tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi yang diharapkan. Sebagian besar tertu sudah
dipikirkan matang-matang sebelum pancasila sebagai ideologi itu sendiri disepakati.
Selain fungsi yang disepakati, pancasila sebagai ideologi bisa pula dimanfaatkan sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan. Fungsi ini tentu saja bersifat negatif. Dalam sejarahnya, kita pernah mengalami
masa dimana pancasila nyaris kehilangan makna dan hanya digunakan sebagai instrumen kekuasaan
belaka. Pancasila ditafsir oleh rezim berkuasa dan dimnopoli kebenarannya sebagai alat untuk
memberangus mereka yang berbeda pandangan.
Ciri-ciri ini secara tipikal berkaitan dengan rezim berkuasa yang menafsirkan pancasila secara sepihak.
Sehingga pihak lain yang berbeda pandangan berpotensi dianggap sebagai tidak mendukung rezim dan
akhirnya dicap anti-pancasila.
Sebagai contoh, rezim yang mengklaim dirinya sebagai rezim paling pancasilais. Pihak oposisi yang
notabene berperan mengawal kekuasaan agar tidak keblinger berpotensi dicap anti-rezim. Celakanya,
mereka juga bisa dianggap anti-pancasila. Hal ini keliru dan justru berpotensi menempatkan pancasila lagi-
lagi sebagai instrumen kekuasaan.
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang ter-dalam.
Pancasila yang tersimpan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
mendasar.
Inti dari nilai Pancasila akan terus ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif menjelaskan bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila
bergantung pada bangsa Indonesia sendiri. Dapat dijelaskan sebab:
Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila di dalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh dan berkembang dari
budaya bangsa Indonesia
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan UUD memuat isi yang mewajibkan pemerintah,
penyelenggara Negara termasuk juga pengurus partai dan golongan fungsional untuk menjaga budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.