Anda di halaman 1dari 11

CANDIDIASIS

Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
kandida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini
mencapai 40 – 60 % dari populasi.

Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia menyerang semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai
saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-
data penyebarannya dengan tepat. “Berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian
Penyakit Menular, Departemen Kesehatan RI menemukan, dari 168 pasien fluor
albus yang dating berobat ke Puskesmas Cempaka Putih Barat I, Jakarta tahun
1988/1989 adalah candidiasis sebesar 52,8%. Penelitian itu juga melaporkan
bahwa dari 18 ibu hamil dan 25 ibu tidak hamil dan tidak ber-KB yang mengalami
fluor albus, sebagian besarnya terinfeksi candidiasis yaitu 66,7% dan 48%.”

Etiologi
Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik
yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C.
pseudotropicalis, C. lusitaneae.
Genus Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur.
Sebagian besar dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada manusia,
walaupun mayoritas dari spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans
adalah jamur dimorfik yang memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua
infeksi candida, sehingga merupakan penyebab tersering dari candidiasis
superfisial dan sistemik.

Klasifikasi
Berdasarkan tempat yang terkena, kandidiasis dibagi sebagai berikut:
1. Kandida lokal / setempat
- Kandidosis kutaneus/kutis :
a. Lokalisata : daerah intertriginosa & daerah perianal
b. Generalisata
c. Paronikia dan onikomikosis
d. Kandidiasis kutis granulomatosa.
- Kandidosismukokutaneus/ selaput lendir:
a. Kandidosis oral (thrush)
b.Perleche
c. Vulvovaginitis
d. Balanitis atau balanopostitis
e.Kandidosis mukokutan kronik
f.Kandidosis bronkopulmonar dan paru
2. Kandida sistemik
- Endokarditis
- Meningitis
- Pielonefritis
- Septikemia
3. Reaksi id (kandidid)

Masa Inkubasi atau Cara Penularan Dilengkapi dengan Siklus

Setiap wanita memiliki satu pasangan yang aktual atau potensial. Banyak pria
mengembangkan infeksi candida pada genitalia, yang biasanya tampak sebagai
balanitis atau balanoposthitis. Sumber infeksi ini secara normal berasal dari
pasangan seksual wanita, dan masa inkubasinya 2-3 hari. Faktor resiko pada pria
hampir sama dengan wanita. Misalnya, diabetes melitus meningkatkan kerentanan
pria terhadap infeksi jamur sama dengan wanita. Penularan Candida albicans pada
pria diperkirakan sekitar 10%. Di samping infeksi langsung, manifestasi lain C.
Albicans adalah dermatitis tingkat rendah pada penis pria yang berhubungan
seksual dengan wanita yang menderita candidosis vagina. Dermatitis ini tampak
melalui iritasi dan hiperaemia yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari
setelah hubungan seksual. Pertimbangan tentang natural history candidosis vagina
menyatakan bahwa bila wanita dapat menularkan penyakit ini pada pria, bukan
tidak mungkin terjadi proses sebaliknya. Namun demikian, perawatan bagi pria
yang pasangannya menderita candidosis vagina tidak begitu penting. Infeksi
jamur pada organ genitalia maternal merupakan salah satu sumber infeksi bagi
neonatus, yang menimbulkan sariawan oral. Di samping itu, terdapat beberapa
jalur infeksi lain, namun tidak semuanya dapat dipahami .
Berbagai kondisi yang menurunkan keasaman vagina dan dapat
meningkatkan resiko terkena infeksi jamur vagina sebagai berikut:
• stress
• kurang tidur
• sakit
• diet yang buruk atau terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula
• kehamilan
• menstruasi
• menggunakan pil KB
• menggunakan antibiotic
• menggunakan obat-obatan steroid
• penyakit seperti diabetes yang tidak terkontrol atau infeksi HIV

Infeksi dapat pula terjadi melalui hubungan seksual, namun angka


kejadiannya sangat jarang, umumnya terjadi pada pria. Pada wanita, infeksi lebih
sering terjadi karena melemahnya sistem imun.

Patogenesis
Infeksi kandida dapat terjadi bila ada faktor yang menyuburkan pertumbuhan
candidiasis atau ada yang memudahkan terjadinya invasi jaringan, karena daya
tahan yang lemah. Faktor-faktor ini ada yang endogen maupun eksogen. Faktor
endogen terdiri dari perubahan fisiologik yang meliputi, kehamilan atau yang
menyerupai kehamilan (karena perubahan pH dalam vagina), kegemukan (karena
banyak keringat), debilitas, latrogenik, endokrinopati (gangguan gula darah kulit),
penyakit kronik, seperti tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum
yang buruk; umur (orang tua bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna); imulogik (penyakit genetik). Faktor eksogen
yang terdiri dari iklim, panas, dan kelembaban perspirasi meningkat; kebersihan
kulit; kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya jamur; kontak dengan penderita, misalnya
pada thrush, balanopostitis
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi
yang komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu.
Faktor penentu patogenitas kandida adalah :
- Spesies :Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat
menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah kandida
yang paling tinggi patogenitasnya.
- Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, sedang
germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk
melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat
juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
- Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh
dalam kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat
dalam patogenitas kandida. Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai
suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak
jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang melakukan invasi.
- Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik.
Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam
kolonisasi jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C.
albicans dirusak secara mekanik.
- Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan
oleh C. albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.
Mekanisme pertahanan pejamu :
- Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi
kandida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor
predisposisi terjadinya kandidiasis.
- Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan
dalam mamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik
menghambat atau membunuh mikroba.
- Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan
untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang
sangat penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi
merupakan bentuk kandida yang siap difagosit oleh granulosit. Sedangkan
pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit. Granulosit dapat juga
membunuh elemen miselium kandida. Makrofag berperan dalam melawan
kandida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase
(MPO).
- Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan
melawan infeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik
imunitas seluler pada penderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan
imunosupresif dan penderita dengan infeksi HIV. Sistem imunitas humoral
kurang berperan, bahkan terdapat fakta yang memperlihatkan titer antibodi
antikandida yang tinggi dapat menghambat fagositosis.

Mekanisme imun seluler dan humoral : tahap pertama timbulnya kandidiasis


kulit adalah menempelnya kandida pada sel epitel disebabkan adanya interaksi
antara glikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kemudian kandida
mengeluarkan zat keratinolitik (fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid
membran sel epitel. Bentuk pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur
ke jaringan. Dalam jaringan kandida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil
yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Lapisan luar kandida mengandung
mannoprotein yang bersifat antigenik sehingga akan mengaktifasi komplemen dan
merangsang terbentuknya imunoglobulin. Imunoglobulin ini akan membentuk
kompleks antigen-antibobi di permukaan sel kandida, yang dapat melindungi
kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Selain itu kandida juga akan
mengeluarkan zat toksik terhadap netrofil dan fagosit lain.
Mekanisme non imun : interaksi antara kandida dengan flora normal kulit
lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti
glukosa.
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat
mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari
dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.
Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam
tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor
predisposisi pada tubuh pejamu.
Faktor predisposisi terjadinya infeksi ini meliputi faktor endogen maupun
eksogen, antara lain :
Faktor endogen :
- Perubahan fisiologik :
- Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
- Kegemukan, karena banyak keringat
- Debilitas
- Iatrogenik
- Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
- Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum
yang buruk.
- Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
- Imunologik : penyakit genetik.
Faktor eksogen :
- Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
- Kebersihan kulit
- Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi
dan memudahkan masuknya jamur.
- Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

Gejala Klinis
Gambaran klinis yang terlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana
yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kandidiasis intertriginosa : Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang
gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan
kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau
kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik,
basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-
vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan
daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi
primer.
2. Kandidiasis perianal : Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe
basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani
3. Kandidiasis kutis generalisata : Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya
juga pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis,
stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan
pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya
menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik.
4. Paronikia dan onikomikosis : infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya
ini menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang
kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang
pekerjaannya berhubungan dengan air.
5. Diaper rush : sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan
jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita
neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.
6. Kandidisiasis kutis granulomatosa : Kelainan ini merupakan bentuk yang
jarang dijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang
terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini
banyak menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta
tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini
dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat di
muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.

Diagnosis
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%
atau dengan pewarnaan Gram, terlihat gambaran Gram positif, sel ragi,
blastospora, atau hifa semu.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouroud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari
suhu 37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa yeast like colony.

Penatalaksanaan
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi
2. Topikal :
- Larutan ungu gentian 1/2 – 1% untuk selaput lender, 1 – 2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari
- Nistatin : berupa krim, salep, emulsi
- Amfoterisin B
- Grup azol antara lain :
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
Tiokonazol, bufonazol, isikonazol
Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
Antimikotik lain yang berspektrum luas
3. Sistemik :
- Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat
ini tidak diserap oleh usus
- Ketokonazol, bila dipakai untuk kandidosis vagina dosisnya 2 x 200mg
selama 5 hari (untuk orang dewasa)
- Itrakonazol : bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginitis dosis tunggal
300mg (untuk orang dewasa)

Upaya Pencegahan

Candidiasis dapat ditularkan melalui hubungan seksual, penyebaran infeksi


ini dapat dicegah dengan cara tidak berhubungan seksual atau hanya berhubungan
seksual dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi. Di samping itu, penderita pria
juga dapat menggunkaan kondom lateks selama hubungan seksual, dengan atau
tanpa spermatisida. menjaga area sekitar. Peran bidan dalam upaya pencegahan
penyakit Candidiasis yaitu :
1) Memberikan penyuluhan tentang kebersihan organ reproduksi genitalia,
dengan cara menjaga kebersihan individu dan lingkungan untuk mencegah
pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan infeksi
2) Hindari sabun yang dapat menyebabkan iritasi, vagina spray, dan semprotan
air.
3) Ganti pembalut secara teratur.
4) Gunakan pakaian dalam dari katun yang longgar dan menyerap keringat,
hindari pakaian dalam dari nilon.
5) Menjaga pola makan sesuai dengan standar kesehatan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
6) Melatih masyarakat yang pernah terjangkit Candidiasis untuk terbiasa
berperilaku hidup sehat.
7) Menganjurkan masyarakat untuk mengkonsumsi yogurt atau suplemen yang
mengandung laktobasilus, akan meningkatkan tumbuhnya “bakteri baik” di
dalam usus sehingga menekan tumbuhnya kandida serta menyarankan
masyarakat untuk menghindari makanan & minuman yang banyak
mengandung gula atau alcohol karena dapat merangsang tumbuhnya Kandida
8) Apabila Kandidiasis kambuh kembali, Bidan menyarankan masyarakat untuk
mengkonsultasikannya dgn dokter, untuk mengetahui tindakan apa yang
harus dilakukan demi mengurangi kemungkinan terulangnya penyakit ini
karena itu bukan kewenangan seorang bidan.

Komplikasi pada penyakit candidiasis

Adapun komplikasi kutaneus kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :


a) Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
b) Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan
mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku
c) Disseminated candidiasis yang mungkin terjadi pada tubuh yang
immunocompromised.

Prognosis
“Umumnya baik, bergantung berat ringannya factor predisposisi.”
Daftar Pustaka

Saiifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko
Waspodo. 2006. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP
Hassan Rusepno, Hussen alatas. 1985. Ilmu Kesehatan anak. Jakarta : Info medika
Jakarta
Brooks F. Geo, Janet S. Butel , Stephen A. Morse. 2007. Mikrobiologi
Kedokteran . Jakarta : EGC
Anaissie, Elias J. Clinical Mycology. United State of America. Churchill
Livingstone. 2003. p.461-2

Anda mungkin juga menyukai