Anda di halaman 1dari 15

PRE PLANNING

PENYULUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

Hari/Tanggal : Sabtu, 07/12/2019

A. Latar Belakang

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup


berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat
kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil telah
dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan
memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat membuat berbagai
aturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang ditabukan,
yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari segi
kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan tujuan
agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak dapat
dibenarkan (Soetjiningsih, 1995).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih tiggi
dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-negara yang sudah
maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah
mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin
berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang
setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin
sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-
zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang
janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun
janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, pendarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat
kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi
34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak, diharapkan peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan memahami tentang nutrisi bagi ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit tentang nutrisi bagi ibu hamil , peserta
penyuluhan diharapkan mampu:
a) Peserta dapat menjelaskan pengertian nutrisi bagi ibu hamil.
b) Peserta dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi nutrisi pada ibu
hamil.
c) Peserta dapat menjelaskan jenis nutrisi bagi ibu hamil.
d) Peserta dapat menjelaskan akibat dari kekurangan nutrisi bagi ibbu hamil.

C. Hari/tanggal,Tempat dan Waktu,dan Jumlah Peserta


Hari/Tanggal : Sabtu,07/12/2019
Tempat :
Waktu : 09.00-09.25
Jumlah Peserta : 12 Orang

D. Metode dan Media


Metode : Ceramah,Diskusi dan tanya jawab
Media : LCD,Infocus,dan Leaflet

E. TIM PELAKSANAAN BESERTA PETUGAS


Presentator :

Moderator :

Notulen :

Fasilitator :

Konsumsi :

Observer :

Dokumentasi :

F. Uraian Tugas

G. SETTING TEMPAT

Proyeksi

Keterangan :

Presenter Observer

Moderator Fasilitator

Notulen peserta
H. Susunan Acara
Tahap Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta Penanggung
kegiatan jawab
Pendahuluan a. Moderator
(5 menit ) 1.mengucapkan salam 1.menjawab salam
2.menjelaskan tujuan 2.mendengarkan dan
kegiatan. memperhatikan
3.menjelaskan kontrak 3.menyetujui kontak waktu.
waktu.
Penyampaian Presenter
Penyuluhan 1. menggali 1. Mengemukakan
(15 menit) pengetahuan audiens pendapat
tentang pengertian,
jenis makanan,
nutrisi yang
dibutuhkan ibu hamil
dan akibat
kekurangan nutrisi
pada ibu hamil.
2. memberi 2. Mendengarkan dan
reinforcement memperhatikan
positif pada
audiens atas
pendapat audiens 3. Mengajukan pertanyaan
3. menjelaskan 4. Memperhatikan
materi penyuluhan
yang berisi tentang
pengertian nutrisi
bagi ibu
hamil,nutrisi yng
dibutuhkan ibu
hamil,jenis nutrisi
yang dibutuhkan
ibu hamil,dan
akibat kekurangan
nutrisi pada ibu
hamil.

Penutup Moderator
(10 menit ) 1. Memberikan 1. Bertanya dan menjawab
kesempatan 2. Mendengarkan dan
kepada audiens memperhatikan.
untuk bertanya. 3. Menjawab salam
2. Melakukan
evaluasi.
3. Menyimpulkan
materi hasil
penyuluhan.
4. Memberi salam
penutup.

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 80% peserta menghadiri penyuluhan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai.
c. 80% peserta penyuluhan berperan aktif selama proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. 80% peserta yang mnegikuti penyuluhan mengetahui tentang nutrisi bagi
ibu hamil.
b. 80% peserta mampu menyebutkan jenis nutrisi bagi ibu hamil dan akibat
jika kekurangan nutrisi.
Materi Penyuluhan

1. Definisi nutrisi ibu hamil


Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia
yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan
energy, membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status
gizi ibu hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat
diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang,
baik, dan lebih. Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu
hamil berarti keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu
hamil sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)

2. Nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil


Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui
dan tumbuh kembang bayi. Secara normal, ibu hamil akan mengalami
kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan
asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak
atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
(Sitanggang, 2013).

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan


yang adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat
makanan tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada
stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat
janin hanya sekitar 30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi
pada minggu 32-38. Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada
stadium akhir kehamilan tersebut (Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33
kehamilan, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. Janin
mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati
dan otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.

b. Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara,


hormon, penambahan cairan darah ibu, dan persiapan laktasi. Kebutuhan
protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein hewani mempunyai
nilai biologis tinggi.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan
terjadi mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui,
namun kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi,
pemasukan harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta
hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 gram/hari.

e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena
terjadinya peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan
penyerapan kalsium, dan retensi kalsium karena adanya perubahan
hormonal. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis
ibu sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan
oleh ibu hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin
ini dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan
antarneuron yang sedang tumbuh pesat
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi
tubuh dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom
atau jaringan sel bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal
kehamilan.

i. Vitamin A

Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar


500 SI. Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi
prematur dan perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan.

j. Vitamin B1

Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran


sebelum waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa
dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan,
padi-padian, dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil.
Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg.
kekurangan iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh
kerdil) yang ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik
menyerupai karakteristik anak yang mengalami down syndrome.

l. Zinc (Seng)

Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap).
C. Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil

Bahan Makanan Trimester I Trimester II dan III


Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas 3 ½ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong 5 potong
Sayur 3 gelas 3 gelas
Buah 2 potong 2 potong
Minyak 2 sdm 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai - 4 sdm
Gula 1 sdm 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I Trimester II dan III
Energi 2095,8 kal 2164,5 kal
Protein 79,5 gram 82,5 gram
Lemak 57 gram 65 gram
Karbohidrat 273,8 gram 275 gram
Vitamin C 70 mg 70 mg
Zat Besi 31 mg 31 mg
sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian
Kesehatan RI.

D. Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil


Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
1. Nasi
2. Ayam Goreng bumbu lengkuas
3. Pepes Tahu
4. Oseng-oseng jagung muda + wortel
5. Susu
Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau
Siang:
1. Nasi
2. Sop Sayuran
3. Ikan balado
4. Kripik Tempe
5. Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
6. Nasi
7. Telur Balado
8. Perkedel Tahu
9. Tumis Tauge + Baso
10. Pisang
11.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan
sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi
dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang, 2013).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir, menghindari
merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk
mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan
(Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,
2013):
1. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap
hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan
susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah
daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang
berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil
dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg
tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000
IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,
mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
2. Faktor Tidak Langsung
1. Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
2. Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
3. Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama
2. Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI

3. Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status
Gizi dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
(Online), 1(3), (http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 05 Desember 2019

4. Rusilanti, 2006. Menu Bergizi Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka

5. Sitanggang, Berliana dan Siti Saidah Nasution. 2013. Faktor-faktor


Status Kesehatan pada Ibu Hamil. (Online).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=58694&val=4130,
diakses 05 Desember 2019
6. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG

7. Yulaikhah, Lily. 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai