Anda di halaman 1dari 4

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri (DPD)


Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toileting). (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Herdman (2012) defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias,
makan, toileting).
B. Tanda dan gejala
1) Subjektif
Malas mandi, tidak mau menyisir rambut, tidak mau menggosok gigi
tidak mau memotong kuku, tidak mau berhias/berdandan, tidak menggunakan
alat mandi, tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan
minum, buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) sembarangan,
tidak membersihkan diri BAB dan BAK dan tidak mengetahui cara perawatan
diri yang benar. (Fitria, 2009)
2) Objektif
Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, igi kotor, kuku panjang, tidak
menggunakan alat-alat mandi, tidak madi dengan benar, rambut kusut,
berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian tidak rapi, tidak mampu
berdandan, tidak mampu memilih, memakai, tidak mampu mengambil,
memakai dan tidak mampu melepas. (Fitria, 2009)
C. Etiologi
1) Faktor redisposisi
 Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
 Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri
 Kemampuan realitas umum
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri
 Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri
2) Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri

D. Pohon masalah

Effect Risiko tinggi isolasi sosial

Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga diri rendah

E. Diagnosis keperawatan
1) Defisit perawatan diri
2) Harga diri rendah
3) Risiko tinggi isolasi sosial

F. Rencana intervensi
Tujuan:
1) Klien mampu melakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri
2) Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Klien mampu melakukan makan dengan baik
4) Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan untuk klien:
1) Melatih klien dalam menjaga kebersihan diri
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih klien berdandan/berhias
a) Unuk klien laki-laki latihan meliputi:
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur
b) Untuk klien wanita, latihannya meliputi:
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
3) Melatih klien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiakan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Klien melakukan BAB/BAK yang sesuai
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAK dan BAB
Tindakan keperawatan pada keluarga:
Tujuan: keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri
1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang di hadapi keluarga dalam
merawat klien
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien untuk menjaga perawtan diri klien
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati)
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri
6) Latih keluarga cara merawat klien dengan defisi perawatan diri
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta.

Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat.
Jakarta: Salemba Medika.

Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai