3 Sepi ing pamrih rame Sedikit dalam keinginan Dalam pidatonya, Bung Karno
ing gawe namun banyak dalam mengharapkan bila jiwa pejuang
perjuangan atau usaha Indonesia benar-benar memiliki jiwa
Proklamasi. Pada saat itu rakyat
Indonesia telah melewati dua taraf
perjuangan yaitu taraf revolusi bersenjata
dan taraf mengatasi akibat-akibat
perjuangan bersenjata. Dan sekarang
berada pada taraf menanamkan modal-
modal dalam arti yang seluas-luasnya,
untuk pembangunan seterusnya.
Perjuangan dalam pemupukan modal
berupa mental, cara berfikir, dan
pandangan hidup diharapkan rakyat
Indonesia mau berjuang dengan segenap
jiwa dan raganya dengan
mengesampingkan keinginan yang muluk-
muluk.
4 Akandang langit Beratapkan langit Pada saat itu Indonesia masih belum
akemul mega berselimutkan mendung memiliki apapun, seperti alat-alat materil
secara lengkap, belum beralat sama
sekali, laksana hanya telanjang bulat
berjali lima. Ibarat hanya memiliki jiwa
nekat, oleh karena itu Bung Karno
mengibaratkan keadaan Indonesia pada
saat itu akandang langit akemul mega
yang artinya hanya beratapkan langit
berselimutkan mendung.
5 Alon-alon asal klakon Hati-hati asalkan Memang benar dalam segala hal tidak
terlaksana boleh bertindak sembrono dan harus
memperhitungkan kemudian diartikan
dengan kalimat Jawa alon-alon asal
klakon, namun dalam konteks kalimat
Jawa diatas, Bung Karno ingin rakyat
Indonesia menunjukkan keberaniannya
secara jantan merobek-robek seluruh
perjanjian KMB, dengan itu tindakan
revolusioner sudah terlaksana. Jangan
sekali-kali berhenti, rakyat Indonesia
harus berani bertindak revolusioner
dalam menampung segala akibatnya.
Jangan setengah-setengah dan jangan
ragu.
6 Sandang, pangan, Pakaian, makanan, Pakaian, makanan dan tempat tinggal
panggon tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok rakyat
Indonesia. Bung Karno memikirkan akar
pikiran rakyat Indonesia yaitu untuk
memenuhi 3 kebutuhan pokok tersebut.
7 Mangu-mangu Agak bingung Pada saat itu Bung Karno bersyukur sebab
pikirannya; termenung; rakyat Indonesia tidak berhenti berjuang
terdiam di tengah jalan, tidak terdiam yang
diistilahkan dengan istilah Jawa mangu-
mangu.karena setelah perjanjian KMB
dibatalkan, dengan segera membentuk “
Panitia Negara Penasehat Penyelesaian
Pembatalan KMB”.
8 Kemplang Tidak dibayar hutangnya Bung Karno menegaskan dalam pidatonya
bahwa rakyat Indonesia bukanlah kaum
yang tidak mau membayar utangnya atau
dalam istilah Jawa dinamakan kaum
kemplang . Rakyat Indonesia bersedia
membayar hutang asalkan utang itu
nyata. Namun nyatanya rakyat Indonesia
tidak memiliki utang kepada pihak
Belanda.