Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1
Prodi S1 Keperawatan
FakultasIlmuKesehatan
UniversitasMuhammadiyahPonorogo
2018
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “1. Peran perawat jiwa 2.
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa”. Atas
dukungan dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Sulistyo Andarmoyo, S, Kep,. Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing kami yang
memberikan dorongan dan masukan, serta
2. Orang tua dan teman-teman yang telah memberi doa dan dukungan kepada kami.
Tak lepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
ada kekurangan baik dari segi susunan atau kalimat maupun tata bahasanya . Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
wawasan yang luas bagi pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat
merencanakan dan praktek berama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan
dalam batasan-batasan lingkungan praktek mereka dengan nilai-nilai dan saling
mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk
memberikan pelayana keperawatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
(Aerican Medical Assosiation (AMA), 1994) intinya kolaborasi merupakan proses
kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan
menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja sama dalam
kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk
menggambarkan hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.
3
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa peran dan fungsi keperawatan jiwa?
2) Apa pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan
jiwa?
C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui definisi dari peran dan fungsi keperawatan jiwa.
2) Untuk mengetahui definisi pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam
kesehatan dan keperawatan jiwa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
5
3. Fungsi Keperawatan
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan
secara langsung. Fungsi ini dapat dicapai dengan aktifitas perawat kesehatan
jiwa yaitu :
a. Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nayma baik fisik, mental
dan social sehingga dapat membantu penyembuhan pasien.
b. Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now” yaitu adlah
membantu mengatasi segala sehingga tidak ada terjadi penumpukan
masalah.
c. Sebagai model peran yaitu perawat dalam memberikan bantuan kepada
pasien dengan percaya diri sebagai contoh dengan perilaku perawat yang
ditampilkan.
d. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal
yang peting. Perawat melakukan pengkajian biologis secara menyeluruh
dalam mengevaluasi pasien kelaian jiwa untuk mengetahui adanya
penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan cepat dan
tepat.
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien,
keluarga, dan komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa.
f. Sebagai perantara social yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak
pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah
pasien.
g. Kolaborasi dengan tim lain dalam membantu pasien, mengadakaln
kolaborasi dengan dokter jiwa, perawat kesehatan masyarakat (perawat
komunitas), pekerja social dan psikolog.
h. Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan managemen keperawatan
kesehatan jiwa. Sebagai pemimpin diharapkan dapat mengelola asuhan
keperawatan jiwa membantu perawat lainnya.
i. Menggunakan informasi di masyarakat sehubungan dengan kesehatan
mental. Hal ini penting untuk diketahui perawat bahwa informasi di
masyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai factor pendukung
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa di masyarakat itu sendiri.
4. Tingkat kinerja
Empat fakto utama yang membantu untuk menentukan tingkat fungsi dan
jenis aktivitas yang melibatkan perawat jiwa:
a. Legislasi praktik perawat
b. Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan pengalaman kerja dan status
sertifikasi
c. Tatanan praktik perawat
d. tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat
6
5. Tingkat pencegahan
Intervensi keperawatan jiwa lebih jauh mencakup tiga area aktivitas :
pencegahan primer, sekunder, dan tertier.
1. Pencegahan primer merupakan suatu konsep komunitas termasuk
menurunkan insiden penyakit dalam komunitas dengan mengubah factor
penyebab sebelum hal tersebut membahayakan. Pencegahan primer
mendahului penyakit dan diterapkan pada populasi yang umumnya sehat.
Pencegahan ini termasuk peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
2. Pencegahan sekunder mencakup reduksi penyakit actual dengan deteksi
dini dan penanganan masalah kesehatan.
3. Pencegahan tertier mencakup penurunan gangguan atau kecacatan yang
diakibatkan oleh penyakit.
6. Rentang asuhan
Tatanan tradisional dari perawat jiwa mencakup fasilitas psikiatrik, pusat
kesehatan mental masyarakat, unit psikiatrik di rumah sakit umum, fasilitas-
fasilitas tempat tinggal, dan praktik pribadi. Dengan diprakarsai bentuk baru
pelayanan kesehatan, timbul suatu tatanan penanganan alternatif sepanjang
rentang asuhan bagi perawat jiwa. Tatanan tersebut meliputi pelayanan di
rumah, program rawat inap parsial, pusat-pusat penitipan, panti asuhan atau
rumah kelompok, hospices, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan,
klinik pelayanan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas pengelolaan
perawatan, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.
7
kesehatan mental termasuk memberikan pelayanan terkait, teknologi,
system social yang paling tepat
Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi
pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling
Memberikan asuhan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik
dengan masalah psikologik dan penyakit jiwa dengan masalah fisik
Mengelola dan mengkoordinasi system pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga, staff, dan pembuatan
kebijakan
8. Evaluasi hasil
Perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi, menguraikan dan
mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga dan
komunitas. Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga
ketika mereka berada dalam system pelayanan kesehatan
Hasil tersebut dapat meliputi status kesehatan, status fungsional,
kualitas kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respon koping, dan
kepuasan terhadap tindak penanggulangan. Evaluasi hasil dapat berfokus
pada kondisi klinik, intervensi, atau proses pemberian asuhan. Berbagai hasil
yang dapat di evaluasi mencakup indicator – indicator klinik, fungsional,
finansial, dan perseptual tergantung pada pemberian asuhan keperawatan jiwa.
Evaluasi hasil aktifitas keperawatan jiwa secara kritis merupkan tugas
perawat jiwa apapun peran, kualifikasi, atau tatanan pratiknya. Praktisi perawat
jiwa pendidik, administrator, dan peneliti semuanya harus bertanggung jawab
untuk menjawab semua pertanyaan.
8
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efisiensi sumber daya
3. Meningatnya profesionalisme dan kepuasan kerja dan loyalitas
4. Meningkatnya kohefisitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar professional
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang
lain
b. Hambatan dalam melakukan kolaborasi dalam pelayanan keperawatan jiwa
1. Ketidaksesuaian pendidikan dan pelatihan anggota tim
2. Struktur organisasi yang konvensioal
3. Konflik peran dan tujuan
4. Kompetisi interpersonal
5. Status dan kekuasaan individu itu sendiri
9
Tim akan bergerak secara periodic ketiap-tiap puskesmas untuk
memberi konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pada saat tim
mengunjungi puskesmas maka penanggung jawab pelayanan
kesehatan jiwa komunitas dipuskesmas akan menkonsultasikan kasus-
kasus yang tidak berhasil
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya
meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi
yang terintergrasi. Perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi, menguraikan dan
mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga dan
komunitas. System pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
organisasi atau komunitas. Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan
keperawatan secara lansung dan tidak langsung. Fungsi ini dapat dicapai dengan
aktifitas perawat kesehatan jiwa yang membantu upaya penanggulangan masalah
kesehatan jiwa
Sedangkan kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan
untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi
tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12