Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adanya tekanan yang sama kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut perusahaan, untuk lebih
cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan permintaan pasar menuntut perusahaan untuk
beroperasi lebih efisien, fleksibel, dan menempatkan produk tepat waktu di pasar tanpa mengabaikan
standar kualitas sesuaidengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman terhadap kondisi ini dan komitmen
untukmemuaskan pelanggan,mendorong perusahaan merancang proses produksisedemikian rupa
sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratanpelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan
waktu yang tepat.

Berdasarkan hasil riset pasar, diperoleh informasi tentang keinginankonsumen terhadap suatu produk.
Dari informasi ini kemudian perusahaanmerancang desain produk yang sesuai dengan keinginan pasar.
Sertiap desain produkmenetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi
sehinggaproduk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi pelanggan. Di samping itu,proses produksi
harus berjalan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan produkberkualitas dengan biaya serendah
mungkin.

Fungsiproduksidanoperasiyangmentransformasikaninputmenjadioutputbertanggungjawab untuk
menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang
telahditentukan,tepatwaktu,secaraefektifdanefisien.Dalam aktivitasnya dimulaidari perencenaaan
sampai dengan pengendalian dan evaluasi, fungsi ini harus secaraoptimal mengubungkan kebutuhan
pelanggan dengan kemampuan internal yangdimiliki perusahaan.Kebijakanproduksidanoperasi,kapasitas
produksi( sumber daya dan fasilitas) , jadwal produksi, inovasi,
danpeningkatanberkelanjutanharusdikomnsentrasikanuntukmemenuhikepuasanpelanggan, agar
perusahaan memiliki keunggulan dalam persaingan yang sangat ketat ini.
Waktu adalah salah satu komponen dalam keunggulan bersaing. Ketepatanwaktu dalam menyediakan
produk di pasar adalah kebutuhan utama strategi bersaingperusahaan. Terlambat menyediakan produk
di pasar sama artinya dengan tidakmenyediakan sama sekali karena perusahaan telah kehilangan
kesempatan daripelanggan memilih produk sejenis yang banyak tersedia di pasar. Perusahaan tidakcukup
hanya mengandalkan loyalitas pelanggan yang setia menunggu sampai denganproduk yang dihasilkan
perusahaan tersedia di pasar. Tetapi, yang lebih pentingmenyediakan produk tepat waktu di pasar adalah
penghargaan kepada pelanggan atasloyalitasnya menggunakan produk perusahaan dalam memenuhi
kebutuhannya.

Kuantitas dan kualitas produk yang tepat berhubungan dengan kemampuanperusahaan memahami
kebutuhan konsumen dan cara mereka memenuhi kebutuhantersebut. Kualitas berhubungan dengan
kemampuan produk memuaskan kebutuhanpenggunanya. Berbagai dimensi kualitas dikembangkan oleh
para ahli, salah satuyang mendapat perhatian adalah kesesuaian (conformance) antara manfaat
yangdiberikan produk tersebut dengan harapan penggunanya.

Kemampuan dalam menghasilkan produk dalam waktu, kuantitas dan kualitasyang dapat belumlah
cukup untuk mendukung keunggulan bersaing perusahaan.Produkharus dihasilkan melalui proses yang
efisien dimana optimalisasi penggunaan sumberdaya menjadi pedoman dalam setiap proses
transformasi. Menghasilkan produk denganbiaya produksi yang rendah tanpa mengorbankan atribut
kepuasan pelanggan, berartiperusahaan telah bergerak menuju keunggulan bersaingnya.
Denganbiayaproduksiyangrendah,perusahaandapatmenawarkanproduktersebut kepada pelanggan
dengan harga yang lebih rendah relative dari pesaing
tanpamengorbankanproporsimarginyangtelahdirencanakan.Untukmemastikanbahwaproses produksi
dan operasi telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, membantu
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi
yangdapatmenghambattercapainyatujuanfungsiinidanmencariperbaikannya,perusahaan melakukan
audit atas fungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secaraadhoc maupun periodic.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan ringkasan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan makalah ini

adalah sebagai berikut:


1. Definisi audit produksi dan operasi

2. Prinsip-prinsip yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit produksi dan operasi.

3. Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit produksi dan operasi.

4. Manfaat-manfaat audit produksi dan operasi.

5. Tahap-tahap audit produksi dan operasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi audit
produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis,
efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk
keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan melengkapi fungsi pengendalian
kualitas.

Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini antara lain :
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.

3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.

4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.

5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang
terkait.

B. PRINSIP-PRINSIP UMUM

Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit ini, yang digunakan
oleh auditor sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesionalnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan
saat ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi wilayah
(bagian) yang masih memerlukan perbaikan.

2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan
relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi
denan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk
peningkatan.

C. TUJUAN AUDIT

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar).

2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah sevara cermat menghubungkan santara
kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki
perusahaan.

3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan


internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.

4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.

5. Apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara
ekonomis, efektif, dan efisien.

6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas priduksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kualitas,
kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan
aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

D. MANFAAT AUDIT

Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilai bagaimana fungsi ini
berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Secara rinci audit ini
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan
kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah
ditetapkan.

2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang
telah dilakukan perusahaan serta hambata-hambatan yang dihadapi.

3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan
operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan
perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

E. TAHAP-TAHAP AUDIT

Tahap audit produksi dan operasi meliputi:


1. Audit pendahuluan

2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen.

3. Audit lanjutan (terinci).

4. Pelaporan.

5. Tindak lanjut

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencara audit dan penggalian
informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi
perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada prises produksi dan operasi.

Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk yang
dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dihasilkan, melakukan peninjauan terhadap produksi,
layout pabrik, sistem computer yang digunakan dalam upaya menunjang keberhasilan fungsi ini dalam
mencapai tujuan. Setelah melakukan tahap ini auditor dapat memperkirakan kelemahan-kelemahan
yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada
tahap ini dirumuskan kedalam bentuk tujuan audit sementara (tentatie audit objective) yang akan
dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.
Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga)kelemahan – kelemahan
yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasiperusahaan auditee. Hasil pengamatan pada
tahapan audit ini dirumuskan ke dalambentuk tujuan audit sementara (tentative audit objective) yang
akan dibahas lebihlanjut pada proses audit berikutnya.

2. Review dan pengujian pengendalian manajemen

Auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang tejadi pada struktur
perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam
perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan,
auditormelakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Variabel-variabel ini meliputi berbagai kebijakandan peraturan yang telah ditetapkan
untuk setiap program/aktivitas, praktik yangsehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber
daya yang dibutuhkandalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.

Pada tahap ini auditor juga mengindentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan audit produksi
dan operasi.Review terhadaphasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan
korektifyang harus diambil.

Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini auditor mendapatkan keyakinan
tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk
melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada
tahapan audit sebelumnya.Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan dalam
bentuktujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk mendapatkannya,auditor dapat
menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan dialami padaaudit lanjutan.
3. Audit Lanjutan (Terinci)

Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas,
prosedur, catatan-catatan yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak
perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang
tentang adanya hal-hal yang merpuakan kelemahan yang ditemukan auditor. Disamping itu analisis
terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utillasi kapabilitas tersebut didalam
perusahaan sangat penting dalam proses audit.

Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapata dipercaya, auditor menggunakan daftar
pertanyaan yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berweang dan berkompeten berkaitan dengan
masalah yang diaudit.Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan
dariketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telahdilakukan.

4. Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja uadit (KKA),
merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan
auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan
menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit
tersebut. Laporan audit disajikan dengan format :

I. Informasi latar belakang


Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yang diaudit, tujuan dan
strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi
strategi tersebut.

II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan ringkasan temuan audit sebagai
pendukung kesimpulan yang dibuat.

III. Rumusan Rekomendasi

Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternative solusi atas kekurangan yang masih
terjadi.

IV. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit menjelaskan tetang cakupan (luas) audit yang dilakukan sesuai dengan penugasan
yang diterima dengan pemberi tugas audit

5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatife perbaikan yang ditawarkan
untuk meningkatkan berbagai kelemahan yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lajut yang
dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik
dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar
dapat mencapai tujuannya secara efeektif dan efisien.
F. RUANG LINGKUP AUDIT

Ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi keseluruhan dari program/aktivitas yang dikelola pada
fungsi ini, yang merupakan bagian dari wewenang dan tanggungjawab untuk mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi:

1. Rencana Produksi dan Operasi

Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produk yang dipersyaratkan, aktivitas pengembangan
dan rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersidaan SDM, bahan baku, dan
tingkat imbal hasil investasi yang dipersyaratkan investor.

Melalui hasil survei pasar dan umpan balik yang diterima dari pelanggan, dapatdiidentifikasi peluang-
peluang yang mungkin untuk dikembangkan, yang merupakanselisih (kesenjangan) antara kebutuhan
pasar dengan kemampuan industri untukmemenuhinya. Menghubungkan peluang-peluang ini dengan
kondisi internalperusahaan, rencana induk produksi dan operasi mencerminkan berbagai usaha
yangakan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan mengoptimalkanpenggunaan sumber
dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi danoperasi dalam periode tertentu.

Penyusunan rencana induk harus didasarkan pada ketersediaan kapasitas dan rencana
penggunaannya, peluang dan ancaman yang dihadapi dan usaha-usaha untuk melaukan perbaikan dan
berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Suatu rencana induk memuat tentang :

1) Jadwal induk produksi


2) Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi

3) Tingkat persediaan

4) Perencanaan keseimbangan lintas produksi

Menjadikan rencana produksi utama sebagai pedoman operasi dalam menunjang startegi pencapaian
tujuan perusahaan, beberapa pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam
merumuskan rencana produksi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tesebut meliputi :

· Apakah persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan permintaan selama periode
permintaan.

· Apakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume produksi dan operasi akan diakomodasi
dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja.

· Apakah perusahaan akan menggunakan tenaga paruh waktu, atau waktu lembur jika terjadi
lonjakan permintaan yang melebihi kemampuan kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya dan
bagaimana perusahaan mengelola kapasitas menganggur jika terjaadi penurunan permintaan.

· Apakah perusahaan akan menggunakan subkontaktor dalam mengantisipasi permintaan yang


berfluktuasi, sehingga kestabilan tingkat SDM dapat dipertahankan.

· Apakah perusahaan memutuskan untuk mengubah harga atau faktor-faktor yang lain, untuk
memengaruhi permintaan.

a. Jadwal Induk Produksi


Jadwal produksi utama membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai
dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup input yang akan diproses seperti permintaan
konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM , fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan
berbagaipertimbangan lainnya. Jadwal produksi ini mendiskripsikan berapa jumlah produksi yang harus
dilakukan untuk setiap kelompok barang. Kapan produk tersebut harus sudah siap untuk diserahkan
kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus tersedia untuk menghasilkan produk sesuai dengan
rencana operasi perusahaan dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.

Jadwal produksi yang akurat dapat memininumkan biaya persediaan dan penyetelan (set up) mesin
karena jadwal ini telah menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal pengiriman,
penerimaan bahan baku dan pengelolaan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Disamping itu,
jadwal produksi yang akurat juga dapat meminimumkan kerja lembur (over time), waktu sumber daya
yang menganggur (idle time resources) dan penentuan tingkat persediaan yang optimal.

b. Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi

Perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi yang tepat berkaitan dengan besaran kapasitas yang
harus dimiliki. Perusahaan juga harus memiliki dasar dan metode yang tepat dalam meramalkan
kebutuhan kapasitasnya dimasa depan. Pengelolaan kelebihan dan penentuan sumber lain jika terjadi
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi harus dituangkan dalam suatu pedoman tertulis
sehingga pengambilan keputusan berkaitan dengan kapasitas tidak bias dengan tujuan produksi dan
operasi yang telah ditetapkan. Pertimbangan kapasitas ini harus mendasari terjadinya praktik
optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas produksi.

Jika berdasarkan rencana penjualan ternyata rencana produksi lebih daripada kemampuan kapasitas
yang dimiliki, memungkinkan perusahaan untuk menerima pesanan produksi dengan harga dibawah
tingkat laba normal untuk memaksimalkan penggunaan kapasitas. Karena pada kondisi ini biaya tetap
untuk kapasitas yang menganggur yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produk ada dalam posisi
nihil (Nol). Rencana induk produksi harus meminimalkan terjadinya kapasitas menggangur, untuk
menjadikan operasi berjalan secara efektif dan efisien.
c. Tingkat Persediaan

Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang dalam
proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies). Kebijakan tentang persediaan bahan baku
harus memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tetsebut, apakah termasuk dalam kelompok
permintaan independen atau permintaan dependen. Hal ini penting sekali karena akan berpengaruh
kepada metode permintaan atas persediaan tersebut dalam mendukung efektivitas dan efisiensi, proses
produksi dan operasi.

Metode produksi modern seperti just in time mengisyaratkan tingkat persediaan (zero inventory).
Menurut metode ini keunggulan bersaing perusahaan dirancang mulai dari perencanaan operasi.
Rencana induk produksi dirancang dengan menghubungkan rangkaian nilai internal dan eksternal, yang
dapat mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam rencana ini perusahaan membuka ruang keterlibatan
pemasok (penyedia bahan baku), untuk bekerja sama dalam menyediakan bahan baku yang tepat dari
segi waktu, kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Dengan keterlibatan pemasok ini perusahaan tidak perlu membentuk persediaan bahan baku yang
berlebihan, karena sudah ada jaminan dari pemasok untuk mendapatkan bahan baku sesuai dengan
kebutuhannya. Disamping keterlibatan pemasok, perusahaan juga membuka ruang terhadap
keterlibatan pelanggan dalam rencana produksinya. Jadwal distribusi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan terhadap produk perusahaan terintegrasikan dengan jadwal produksi yang dibangun,
sehingga perusahaan tidak perlu membentuk persediaan yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggannnya. Disamping itu umpan balik dari pelanggan dapat menjadi input yang sangat bernilai
dalam meningkatkan kinerja fungsi produksi dan operasi.

d. Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi

Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan ini produksi (production line balancing)
bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperoleh optimalisasi pengguna
fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja
(work station). Elemen-elemen tugas dalam suatu aktivitas produksi dikelompokkan sedemikian rupa
diantara stasiun kerja, sehingga diperoleh keseimbangan dalam penggunaan sumber daya produksi.
Dengan demikian, tujuan produksi tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien.

Pengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi dapat dilakukan dengan
metode coba-coba (trial and error). Metode ini lebih sederhana sehingga mudah untuk diterapkan untuk
kasus-kasus dengan jumlah elemen tugas yang tidak banyak. Metode pengelompokan penugasan yang
lain adalah metode heuristik, yang memberikan hasil lebih akurat pada kasus jumlah elemen penugasan
yang sangat banyak. Metode ini mengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas
produksi yang optimal dengan prosedur sebagai berikut:

- Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal (tidak ada tugas lain yang mendahuluinya
atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan).

- Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia.

- Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal.

- Melanjutkan kestasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur diatas sampai semua
penugasan selesai.

Tabel 1

Kriteria dan Pengukuran Variabel Rencana Induk Produksi dan Opersai

No

Variabel

Kriteria

Pengukuran

1.
Jumlah Produksi Induk

· Tepat kuantitas

·Rasio hasil produksi dengan kebutuhan

Tepat mutu (kuantitas)

Standar kualitas

Tepat waktu

Jadwal pelepasan barang kepasar

2.

Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya

· Kapasitas penuh

· Rasio rencana produksi dengan kapasitas tersedia

Maksimum utilisasi

Rasio pengguna kapasitas dengan kapasitas tersedia

3.

Tingkat Persediaan

· Persediaan minimum (zero)

· Rasio jumlah persediaan akhir dengan hasil produksi

4.

Keseimbangan lintas produksi

· Tidak ada kemacetan proses produksi

· Rencana operasi dan pemeliharaan mesin produksi

Keseimbangan beban operator dengan mesin produksi

Raiso operator dengan mesin produksi


2. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah

Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatannilai tambah. Nilai
tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan
maupun pelanggan. Penerapan teknologi mutakhir, metode produksi inovatif dapat meningkatkan
efisiensi proses. Peningkatan daya guna produk dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada
pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Faktor yang terpenting dalam usaha peningkatan nilai
tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien pada semua tingkatan dalam
perusahaan. Komitmen ini akan menyatukan usaha dari berbagai komponen dalam perusahaan untuk
hanya melibatkan aktivitas bernilai tambah dalam operasinya. Dengan demikian aktivitas-aktivitas tidak
bernilai tambah (nonvalue edded activity) harus dieleminasi semaksimal mungkin. Pada kondisi ini
seluruh sumber daya (kapasitas) yang digunakan, memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan
pelanggan, yang berarti operasional perusahaan telah secara maksimal mampu menekan berbagai
pemborosan yang terjadi.

Lean production adalah suatu metode produksi ramping yang dikembangkan


olehprodusenyangmenggunakanfokusberulangdalamrancanganprosesnyamampusecarasignifikan
memberi keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya.

Keunggulan laen production, didukung oleh kebijakan dan praktik peroduksi yang secara maksimal
mengoptimalkan pengguna sember daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya,
kebijakan dan praktik tersebut meliputi :

a. Penghapusan persediaan
Produsen dengan laen production memfokuskan produksi dan operasinya pada penurunan
(penghapusan) persediaan. Metode ini menggunakan just In Time dalam menurunkan persediaan dan
pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut. Mereka menurunkan waktu pemborosan dan
biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses operasinya.

1. Zeno Defect

Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat membantu karyawan
memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses produksi dilakukan dengan
lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan.

2. Meminimalkan kebutuhan tempat (Areal)

Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat (areal) dalam
proses produksi. Penataan fasilitas poduksi yang terintegrasi dengan gudang penyimpanaan bahan baku
dan produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa mengganggu jalannya proses produksi

3. Kemitraan dengan Pemasok

Melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang banyak
dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan yang erat
(kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan kapadanya,
pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan. Dan bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan
waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.

4. Meminimalkan Aktivitas yang tidak Menambah Nilai

Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus,
perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-aktivitas yang tidak berguna (tidak
menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun bagi perubahan.

5. Pengembangan Angkatan kerja

Dengan secara terus-menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi, komitmen


karyawan dan pemberdayaan kelompok-kelompok kerja, metode ini secara konsisten mengembangkan
angkatan kerja.

6. Menciptakan Tantangan dalam Bekerja

Pemberdayaan dan pelibatan karyawan dalam keberhasilan perusahaan dapatmenimbulkan


tantangan tersendiri pada karyawan dan mendorong mereka untukbertanggung jawab dan berprestasi.

Selanjutnyaleanproduction, mengidentifikasi tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi


perusahaan tidak efisien, meliputi:
- Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaa)

- Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur

- Penanganan material yang terlalu sering

- Persediaa (bahan baku dan/atau barang jadi)

- Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi produk.

- Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)

- Pengolahan kembali produk cacat

Perusahaan yang mengoprasikan bisnisnya dengan komitmen peningkatan nilai tambah akan selalu
berinovasi dan mengembangkan metode operasi yang semaksimal mungkin mengeleminasi aktivitas
tidak bernilai tambah. Rasio input terhadap output berada pada tingkat yang optimal dimana seluruh
sumber daya yang digunakan akan mnghasilkan output pada tingkat produktivitas yng maksimal.

3. Pengendalian Produksi dann Operasi

Pengendalian produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang
berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Pengamatan ini bertujuan untuk
memandu proses agar tidak keluar dari standar operasi pencapaian tujuan perusahaan, agar
keseimbangan antara sumber-sumber daya yang tersedia dengan permintaan total dapat dipertahankan.
Dalam praktik manajemen modern seluruh lapisan manajemen dan karyawan bertanggung jawab secara
proporsional terhadap berjalannya operasi secara efektif dan efisien serta dihasilkannya produk yang
memenuhi standar kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan dengan pengorbanan yang minimal.

Tujuan utama pengendalian produksi 7 operasi meliputi 3 hal dalam keunggulan bersaing perusahaan
sebagai berikut:

1. Maksimumkan Tingkat Pelayanan

Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. Beberapa elemen yang
harus mendapat perhatian khusus adalah: kualitas produk, ketersediaan produk (jika diinginkan), harga
yang kompetitif, penyediaan untuk stock pengaman dan penyerahan yang tepat waktu. Proses harus
memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi
yang telah kalah pentingnya adalah pelanggan internal.

2. Minimumkan Investasi pada Persediaan

Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan pendukung) manufaktur ke
dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang
telah ditentukan. Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi dengan jadwal produksi
demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana (jadwal) penyerahan kepada
pelanggan. Semua hubungan ini harus berjalan seperti halnya hubungan pelanggan pemasok, dimana
setiap pemasok harus memuaskan pelanggannya. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi
yang mulus (smooth production flow) dengan persediaan yang minimumkan dan waktu tunggu yang
pendek.

3. Efisiensi produksi dan Operasi


Untuk memperoleh harga yang kompetitif, pengendalian harus meminimumkan biaya-biaya yang
terjadi dalam produksi dan operasi. Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus
menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. Dalam hal ini
pengendalian harus semaksimal mungkin mampu menekan pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah)
yang terjadi. Perhatian khusus harus diberikan terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak
langsung, dukungan dan keterlibatan pekerjaan, kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas pendukung yang
efektif dan berbagai hal lain yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung.

Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan
tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan penanganan
penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal-hal berikut:

a. Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam proses
produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
Pengendalian bahan baku mencakup keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku mulai
dari pembelian, jadwal penerimaan, penanganan pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan
bahan baku tersebut digunakan (diolah) dalam proses produksi.

Pemebelian bahan baku menyangkut pemilihan pemasok dan pemesanan bahantersebut kepada
pemasok terpilih. Untuk mendapatkan keyaikanan bahwa pemasokmampu memasok bahan baku sesuai
dengan kebutuhan , pemasok yang terpilih harusmelalui proses verifikasi. Untuk mendapatkan keyakinan
kelangsungan pasokan,inspeksi secara periodic terhadap system kepastian kualitas pemasok harus
dilakukanberdasarkan prosedur tertulis yang dimiliki perusahaan.

Penerimaan bahan baku harus sesuia dengan kebutuhan proses produksi. Material Requirement
Program (MRP) menjabarkan jadwal produksi, sehingga kebutuhan bahan baku selalu terpenuhi pada
saat proses produksi berjalan dan perusahaan tidak menanggunh beban investasi yang besar dalam
bentuk persediaan. Penanganan bahan baku merupakan aktivitas sangat penting untuk memastikan
bahwa beabn yang diterima dari pemasok telah sesuai dengan kebutuhan standar produk yang telah
ditetapkan perusahaan. Aktivitas ini harus didukung dengan peralatan memadai dan prosedur tertulis
penanganan bahan, untuk menentukan apakah bahan yang diterima harus diberikan kode khusus agar
mudah ditelusuri distribusi dan penggunaannya.

Inspeksi penanganan bahan harus melaui audit fisik barang yang diterima, untuk menentukan
kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang tealh ditentukan. Perusahaan harus memiliki teknik sampling
tertulis untuk pengambilan sampel yang kosnsiten pada setiap pengujian. Penanganan bahan harus
memisakan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi untuk menghindari penggunaannya dalam proses
produksi. Setelah bahan dinyatakan memenuhi spesifikasi, penanganan berikutnya berkaitan dengan
penyimpanan yang memadai sehinggan barang tidak mudah rusak atau terkontaminasi bahan-bahan
lain. Kebujakan mendapatkan garansi dari pemasok sampai bahan diolah dalam proses produksi,dapat
menghindari kerugia yang terjadi sebagai akibat kerusakan bahan sebelum masuk proses produksi.

Aktivitas penanganan bahan merupakan salah satu bentuk pencegahan terjadinya kegagalan produk
memenuhi spesifikasinya. Aktivitas ini akan semakin berkurang dengan telah terjalinnya kemitraan denga
pemasok di aman komitmen untuk memberikan bahan baku sesuai dengan standar kebutuhan
perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas sesaui dengan spesifikasi pelanggan, dituangkan
dalam bentuk kontrak jangka panjang.

b. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi

Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk mematikan bahwa semua peralatan
dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan
ketentuan penggunaannya.desain dan penempatan peratan yang tepat menjadi faktor utama
berjalannya proses produksi secara efektif dan efisien mampu menghasilkan produk tepat sesuai dengan
yang telah dijadwalkan.

Seluruh peralatan dan fasilitas produksi lainnya harus sesuia dengan ukuran dan desain produk yang
telah ditentukan. Peralatan ini harus berada pada tempat yang tepat sesuai dengan kebutuhan proses
produksi yang efektif dan efisien. Perusahaan harus memiliki suatu prosedur tertulis yang menjadi
pedoman penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan fasilitas produksi lainnya. Prosedur
tersebut secara jelas memuat tentang pedoman setup mesin, pembersihan setelah digunakan, jadwal
perawatan dan perbaikan –perbaikan signifikan yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proses
produksi.
Penempatan fasilitas dan peralatan harus sesuai dengan karakterisitik dan metode produksi yang
diterapkan, ehinggan arus material dalam proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di
samping itu pengelolaan fasilitas dan peralatan produksi harus didukung oleh pedoman penggunaan dan
pemeliharaan. Pedoman ini berfungsi untuk melindungi operator dari kecelakaan akibat tidak bisa
mengoperasikan peralatan dan melindungi peralatan dari kerusakan karena jadwal pemeliharaan dan
perbaikan yang tidak tepat waktu.

c. Pengendalian Transformasi

Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk memastikan bahwa proses pengolahanini
bejalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien. Pada pengendalian ini tugas seorang
(tim) pengendali kualitas (quality control) sangat penting untuk memastikan bahwa proses yang berjalan
menghasilkan produk yang tepat (kuantitas, kualitas, dan waktu) dengan pengorbanan yang minimum.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengendalian ini mencakup pengesahan proses produksi dan
pengendalian perubahan atas permintaan, inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium
dari pemprosesan ulang.

Setiap proses produksi harus mendapatkan pengesahan dari bagian yang berwenang. Perusahaan
harus memiliki prosedur produksi secara tertulis, yangmemberikan pedoman tentang hal-hal yang harus
dipenuhi sebelum proses produksi dimulai. Prosedur ini mencakup tentang kesiapan fasilitas produksi
sebelum dioperasikan, pejabat yang berwenang memberikan persetujuan dan pengesahan proses
tersebut dijalankan., individu (kelompok) yang melaksanakan dan/atau bertanggung jawab atas proses
yang dijalankan serta ketentuan-ketentuanlain yang mengatur jalannya proses produksi terasuk
penanganan jika terjadi kemacetan proses (bottleneck). Untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan telah mampu memenuhi spesifikasinya, berbagai pengujian dalam proses produski dilakukan.
Perusahaan harus memiliki prosedur tertulis untuk memonitor apakah proses telah berjalan sesuai
dengan ketentuan, sehingga mampu menghasilkan output sesuai dengan yang direncanakan. Prosedur
ini mencakup tentang teknik penentuan sampel, memonitor output dan pengesahan produk jadi untuk
dimasukkan ke dalam gudang atau langsung diserahkan kepada pelanggan. Penerapan prosedur ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan produk baik kegagalan internal maupun kegagalan
eksternal.

Pengerjaan ulang karena kesalahan proses harus mendapatkan pengendalian yang memadai.
Perusahaan harus enekan secara maksimal terjadinya pengerjaan ulang terhadap produk yang gagal
memenuhi spesifikasinya karena merupakan salah satu sumber pemborosan dan berakibat pada tidak
efisiennya proses yang berjalan. Kalaupun tidak bisa dihindari terjadinya , harus ada prosedur tertulis
yang mengesahkan adanya pengerjaan ulang (rework) terhadap produk gagal. Prosedur ini mencakup
persyaratan tentang produk gagal yang dapat diolah kembali serta siapa yang memiliki wewenang untuk
memutuskan produk gagal diolah kembali atau tidak.

d. Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian proses produksi, yang hanya
membebankan tanggung jawab kualitas produk kepada unit kendali kualitas. Sistem biaya kualitas dapat
memberikan informasi kepada perusahaan tentang berbagai aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan
produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.

Hal ini masuk akal karena keseluruhan fungsi dan tingkatan manajemen ikut berperan (terlibat)
dalam proses tersebut baik langsung maupun tidak langsung Hal ini merupakan bentuk implementasi
focus pelanggan yang menjadi pola piker dalam pengelolaan perusahaan, dimana seluruh komponen di
dalam perussahaan berkomitmen untuk memuaskan pelanggan melalui produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, Northern Trust Corporation menetapkan empat tujuan kualitas yang dapat
memandu perusahaan dalam mendapatkan keunggulan bersaing terdiri dari:

1. Unrivaled client satisfaction

a. Client needs drive improbement decisions.

b. All area need an ongoing process for establishing client and partenerrequirement.

c. Prevention of defect is essential to meet or exceed cclient and partnerrequirement.

2. Continuous improvement of all processes


a. Everything is a process-and every process can be improved.

b. Process measurement provide the facts that will guide decisions.

c. To solve problem look beyong symptoms so you an fin remove rootcauses.

3. Inspired leadership

a. Absolute quality management is achieved through attention to bothprocess and result.

b. We will delier absolute quality to our client.

c. Manager can lead improvement by creating a climate of support andrespect for all Northern
people.

4. Active involvement all people

a. Everyone has a vital role in delivering unrivaled client satisfactionthrough absolute quality in
everything we do.

b. We exceed client expectations when all Northern people apply asystematic and disciplined
approach to process improvement.

c. Skills improvement and knowledge of the bank are fundamental toolsNorthern people.
Apa yang dilakukan di Northern Trust Company ini dapat dipakai sebagai tolok ukurdalam merencanakan
program pelatihan dan pengembangan yang tepat untukkaryawan sehingga mampu memberikan kinerja
terbaiknya bagi perusahaan.

Terbentuknya komitmen bersama dalam menghasilkan produk sesuai denganharapan pelanggan,


melahirkan tanggung jawab secara professional dalammenghasilkan produk yang memenuhi standar
kualitas sesuai dengan persyaratanpelanggan Pada kondisi ini setiap bagian (fungsi) bekerja sama dengan
bagian(fungsi) yang lain membentuk suatu rantai nilai, di mana antara fungsi-fungsi yangterlibat dalam
keberhasilan perusahaan, terjadi hubunan pemasok-pelanggan.Optimalisasi pengelolaan rantai nilai
internal (internal value chain) akanmengintegrasikan seluruh sumber daya yang terlibat dalam proses
operasi untuksaling mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Sistem biaya kualitas dapat memberikan informasi kepada perusahaantentang berbagai aktivitas yang
terlibat dalam menghasilkan produk sesuai denganstandar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.
Aktivitas tersebut dikelompokkanmenjadi empat, meliputi:

1. Aktivitas pencegahan (prevention activity), merupakan berbagai aktivitasyang dilakukan bertujuan


untuk mencegah terjadinya kualitas buruk padaproduk yang dihasilkan. Peningkatan aktivitas ini
diharapkan dapatmenurunkan terjadinya kegagalan produk.

2. Aktivitas penilaian (apprasioal activity), merupakan aktivitas yang dilakukanuntuk menentukan


apakah produk telah sesuai dengan persyaratan pelanggan.Aktivitas ini memiliki sifat yang sama dengan
aktivitas pencegahan di manapeningkatan aktivitass ini dapat menurunkan terjadinya produk gagal.

3. Aktivitas kegagalan Internal (internal failure), merupakan aktivitas yangdilakukan sebagai akibat dari
terjadinya kegagalan produk dalam memenuhispesifikasinya, di mana hal ini telah terdeteksi sebelum
produk diserahkankepada pemesan.

4. Aktivitas kegagalan eksternal (external failure), merupakan aktivitas yangdilakukan sebagai akibat
dari terjadinya kegagalan produk dalam memenuhispesifikasinya di mana hal ini baru terdekteksi setelah
produk diserahkankepada pemesan.
Berbagai aktivitas dalam menghasilkan produk sesuai dengan kualitas yang telahditetapkan, haru
dirumuskan secara seimbangan dalam kebijakan kualitasperusahaan. Aktivitas pencegahan dan penilaian
yang merupakan aktivitas persiapanuntuk mencegah terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi
spesifikasinya, harusdikelola dengan lebih baik karena pengelolaan yang tepat terhadap aktivitas-
aktivitasini dapat secara signifikan menurunkan aktivitas sebagai akibat produk gagalmemenuhi standar
kualitas. Laporan biaya kualitas dapat memberikan informasitentang bagaimana perussahaan mengelola
aktivitas-aktivitas kualitasnya. Olehkarena itu, laporan ini harus secara akurat menyajikan informasi
tentang komposisibiaya kualitas.

e. Pengendalian Barang Jadi

Merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan barang setelah selesai diproduksi.
Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa penanganan barang setelah produksi berjalan
sesuai dengan prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang dalam proses, penyimpanan, atau
pendistribusiannya. Untuk memastikan bahwa barang dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan
pelanggan pada saat diserahkan, pengendalian ini melakukannya melalui tahapan : (1) verifikasi
penanganan, penyimpanan dan inspeksi, (2) pengujian dan distribusi.

Verifikasi, penanganan, dan penyimpanan ditujukan untuk memastikan bahwa barang jadi yang
diterima dari proses produksi telah ditangani dengan baik termasuk penyimpanannya. Berkaitan dengan
hal ini perusahaan harus memiliki suatu prosedur tertulis meyangkut bagaimana dan siapa yang
memeriksa kemasan dari produk yang dihasilkan, penentuan bahwa setiap produk harus mencantumkan
tanggal kadaluwarsanya, adanya pemisahaan produk antara yang telah diaudit dan belum diaudit oleh
bagian pengendalian kualitas dan ketentuan suhu penyimpaan yang tepat sesuai dengan krakteristik
produk.

Inspeksi, pengujian, dan distribusi menyangkut penanganan produk untuk memastikan bahwa
produk yang diserahkan kepada pelanggan adalah sesuai dengan spesifikasinya. Pengendalian ini
menyangkut pengujian tentang kesesuaian produk dengan spesifikasinya, pengelolaan persediaan untuk
mendapatkan kepastian bahwa produk yang diproduksi pertama didistribusikan terlebih dahulu,
prosedur penanganan terhadap produk yang dikembalikan. Berkaitan dengan hal ini, perusahaan harus
memiliki prosedur tertulis tentang metode pengambilan sampel dalam pengujian, ketentuan
pemasangan label kedaluwarsa, pengelolaan pesediaan, dan penanganan produk yang dikembalikan
pelanggan

Anda mungkin juga menyukai