Materi Sap Post
Materi Sap Post
2) Langkah-langkah
a. Mencuci tangan.
b. Membersihkan luka dengan air hangat.
c. Menutup luka dengan kasa atau kain bersih yang sudah diberikan betadine.
d. Kemudian ditutup dengan kain bersih.
e. Plester dengan rapi.
f. Bereskan alat.
g. Mencuci tangan.
Moenadjat, Y., 2005 Petunjuk Praktise Penatalaksanaan Luka Bakar. Asosiasi Luka Bakar Indonesia
Diterbitkan oleh Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia
Manajemen post operasi
Pemberian Nutrisi
Pemberian nutrisi merupakan pertimbangan yang tidak kalah penting, dimulai setelah penderita
berada di unit luka bakar (ULB). 1,2,5,11,18
Bila tidak ditemukan kontra indikasi yaitu retensi lambung dan ileus
Bila tidak mungkin maka diberikan formula komersial dan makanan R.S. bentuk cair
Kepekatan 1 Kal/mL
Pemberian dilakukan secara perlahan-lahan sebanyak 60 mL dalam 1 jam. Bila tidak terdapat keluhan
kembung, mual atau muntah maka setiap 2 jam ditingkatkan sebanyak 60 mL dari perhitungan awal
sampai tercapai kebutuhan energi total
o Kepekatan 1 Kal/mL
o Bila jumlah cairan aspirasi lebih dari 60 mL, maka pemberian nutrisi dihentikan selama 2 jam.
Setelah itu dilakukan aspirasi ulang. Bila cairan aspirasi kurang atau sama dengan 60 mL,
pemberian nutrisi dilanjutkan kembali dengan tetesan seperti semula
o Bila jumlah cairan aspirasi kurang atau sama dengan 60 mL, maka nutrisi dapat diberikan
kembali dengan kecepatan tetesan seperti semula atau ditingkatkan secara bertahap bila
memungkinkan
Lamanya makanan enteral di dalam botol tidak boleh lebih dari 4 jam
Formula dan makanan cair RS yang diberikan melalui oral dan enteral, secara bertahap ditingkatkan
menjadi makanan lunak dan selanjutnya makanan biasa, bila toleransi dan fungsi saluran cerna baik.
Lakukan tes distensi lambung dengan melihat adanya aliran balik NGT
o Kepekatan 1 Kal/mL
o Kecepatan tetesan 15 tetes/menit dengan pompa infus. Bila ditemukan kesulitan dalam
pemberian tetesan, kepekatan formula dikurangi menjadi 0,7 Kal/mL
o Evaluasi setelah 1 jam
o Bila jumlah cairan aspirasi lebih dari 20 mL, maka pemberian nutrisi dihentikan selama 2 jam.
Setelah itu dilakukan aspirasi ulang. Bila cairan aspirasi kurang atau sama dengan 20 mL,
pemberian nutrisi dilanjutkan kembali dengan tetesan seperti semula
o Bila jumlah cairan aspirasi kurang atau sama dengan 20 mL, maka nutrisi dapat diberikan
kembali dengan kecepatan tetesan seperti semula atau ditingkatkan secara bertahap bila
memungkinkan
Lamanya makanan enteral di dalam botol tidak boleh lebih dari 4 jam
Formula dan makanan cair Rumah Sakit yang diberikan melalui oral dan enteral, secara bertahap
ditingkatkan menjadi makanan lunak dan selanjutnya makanan biasa, bila toleransi dan fungsi saluran
cerna baik.
Bila pemberian Nutrisi Enteral sudah tidak memungkinkan, maka dilakukan pemberian secara
parenteral. Nutrisi Parenteral yang diberikan harus lengkap, mengandung karbohidrat, lemak dan
protein.
Pada pemberian nutrisi parenteral harus diperhatikan kandungan karbohidrat dan osmolaritas
formula cairan yang diberikan agar tidak terjadi hiperglikemia dan flebitis.