1. Primatia Yogi Efektivitas Senam Hasil penelitian menunjukkan nilai sebesar 0.034,
Wulandari, 2006 Hamil sebagai taraf signifikansi p<0.05, yang berarti ada
Pelayanan Prenatal perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok
dalam eksperimen dan kelompok control setelah diberi
Menurunkan perlakuan. Tingkat kecemasan kelompok kontrol
Kecemasan pada saat pretest maupun posttest berada pada
Menghadapi Persalinan kategori kecemasan sedang, sementara tingkat
Pertama kecemasan kelompok eksperimen setelah
mengikuti senam hamil semakin menurun, yaitu
dari kategori kecemasan sedang menjadi rendah.
4. Rodiani dkk, 2019 Hubungan antara Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
Prenatal Yoga dengan 52.2% responden yang mengalami hipertensi
Tekanan Darah dalam kehamilan merupakan kehamilan anak
Pasien Hipertensi dalam pertama. Prenatal yoga yang dilakukan menekan
Kehamilan pada kinerja dari sistem saraf simpatissehinggaakan
Kelompok terjadi hambatan stimulus medula adrenal untuk
Prenatal Yoga Klinik mengeluarkan katekolamin (epinefrin dan
Krakatau norepinefrin). Penurunan katekolamin
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah ginjal
dan hampir seluruh organ viseral sehingga terjadi
penurunan tekanan darah dan memperlancar
distribusi darah setiap menit. Pada penelitian yang
dilakukan di India, Yoga dapat menurunkan
tekanan darah dan mengurangi level stres
oksidatif. Prenatal yoga merupakan salah satu
latihan fisik yang aman untuk ibu hamil.
Penurunan tekanan darah sistol terjadi karena
prenatal yoga bisa melancarkan aliran darah,
melancarkan suplai oksigen dan nutrisi serta
memperkuat otot pernafasan dan jantung. Latihan
pernafasan pada yoga mengoptimalisasikan
kapasitas paru dan latihan postur menguntungkan
bagi meningkatnya kemampuan otot jantung.
5. Galih Jatnika dkk, Pengaruh Prenatal Yoga Hasil penelitian yang didapatkan menjelaskan
2016 Terhadap Tingkat Stres bahwa prenatal yoga dapat menurunkan tingkat
Pada Ibu Primigravida stres ibu hamil primigravida setelah dibandingkan
Trimester III antara tingkat stres sebelum dilakukan prenatal
yoga yaitu sebesar 22,47, dengan setelah prenatal
yoga yaitu sebesar 12,18. Terdapat penurunan
yang bermakna tingkat stres sebesar 10,29 pada
ibu hamil primigravida setelah diberikan prenatal
yoga 2x seminggu selama 2 minggu. (p value =
0,0001). Pada saat kehamilan, ibu hamil
mengalami banyak perubahan baik itu secara fisik
maupun psikologis. Perubahan psikologis pada
trimester III timbul akibat rasa ketidaknyamanan
fisik, takut akan rasa sakit, khawatir akan
keselamatan bayi dan dirinya, dan khawatir bayi
akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal.13
Hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi
dalam kehamilan dan persalinan, sehingga dapat
diperlukan adanya persiapan dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan. Pada saat ibu hamil
mengalami stres salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi stres tersebut adalah
dengan relaksasi, meluangkan waktu untuk
bersantai dan tenang, mendengarkan musik yang
bisa membuat bahagia, berkumpul bersama,
berolahraga, dan juga melakukan meditasi selama
pelaksanaan prenatal yoga tidak ada efek samping
yang dikeluhkan oleh responden, hal ini
sependapat dengan teori yang mengatakan bahwa
prenatal yoga sangat aman untuk ibu hamil yang
memiliki tekanan darah tinggi, resiko tinggi, atau
mengalami rasa sakit pada bagian lumbal pelvic.
Intervensi prenatal yoga juga labih efektif
dibandingkan dengan berjalan-jalan ataupun
senam hamil biasa. Dapat disimpulkan bahwa
prenatal yoga dapat menurunkan tingkat stres ibu
hamil primigravida setelah dibandingkan tingkat
stres sebelum dilakukan prenatal yoga yaitu
sebesar 22,47, dengan setelah prenatal yoga yaitu
sebesar 12,18. Terdapat penurunan yang
bermakna tingkat stres pada ibu hamil
primigravida dibuktikan dengan nilai α ≤ 0,05 (p
value = 0,0001).