PEMBAHASAN
Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 dan meninggal pada
tanggal 1923 M. Sewaktu kecil ia diberi nama Muhammad Darwis. Ia berasal dari keluarga
yang terkenal ‘alim dalam ilmu agama. Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar, seorang imam
dan khatib masjid besar Kraton Yogyakarta. Sementara ibunya bernama Siti Aminah putri
K.H. Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di Kraton Yogyakarta. Sejak kecil
Ahmad Dahlan dididik oleh ayahnya K.H. Abu Bakar seorang imam dan khatib masjid
besar Kraton Yogyakarta. Menurut Ramayulis dan Samsul Nizar pendidikan dasarnya
dimulai dengan belajar membaca dan menulis, mengaji Al-Qur an dan kitab-kitab agama.
Kemudian, beliau juga belajar dengan K.H. Muhammad Saleh (ilmu Fiqh), K.H. Muhsin
(ilmu Nahwu), KH. R. Dahlan (ilmu falak), K.H. Mahfuz dan Syekh Khayyat Sattokh (ilmu
hadis), Syekh Amin dan Sayyid Bakri (qiraat al-Qur an) serta beberapa guru lainnya.
Selanjutnya Ramayulis dan Samsul Nizar mengungkapkan, setelah beberapa tahun belajar
dengan gurunya beliau berangkat ke tanah suci pada tahun 1890 dan bermukim di sana
selama setahun. Merasa tidak puas dengan kunjungannya itu, pada tahun 1903 ia berangkat
kembali dan menetap di sana selama dua tahun. Selama berada di Mekkah ini ia banyak
bertemu dan bermuzakarah dengan sejumlah ulama Indonesia yang bermukim disana, di
antaranya Syekh Muhammad Khatib Al-Minangakabawi, Kiyai Nawawi al-Banteni, Kiyai
Mas Abdullah dan Kiyai Fakih Kembang. Pada saat itu pula ia mulai berkenalan dengan
ide-ide pembaharuan yang dilakukan melalui penganalisaan kitab-kitab yang dikarang oleh
refomer Islam seperti Ibn Taimiyah, Ibn Qoyyim al-Jauziyah, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha dan lain sebagainya. Melalui penganalisaan kitab-kitab yang dikarang oleh ulama
reformer tersebut telah membuka wawasan Dahlan tentang universalitas Islam. Ide-ide
reinterpretasi Islam dengan gagasan kembali kepada Al-Qur an dan Sunnah.
لى هللاِ قَا َل أَد َْو ُم َها َو ِإ ْن قَ َّل َو َقا َل ا ْكلَفُ ْوا
َ ي األ َ ْع َما ِل أ َ َحبُّ ِإ
ُّ َ ي صلم أ
ُّ س ِئ َل النَّ ِب ْ َي هللاُ َع ْن َها قَال
ُ :ت ِ شةَ َر
َ ض َ َع ْن َعا ِئ
(رواه البخارى. َ)من األ َ ْع َما ِل َما ت ُ ِط ْيقُ ْون ِ
Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang
paling dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus
meskipun sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar
kalian sanggup melakukannya.” (HR. Bukhari)
b. Misi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai Gerakan amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi sebagai
berikut:
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang
dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
3. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah
terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat.
2. Faktor objetif
Ada beberapa sebab yang bersifat objektif yang menelatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyah, yang sebagian dapat dikelompkan dalam factor internal, yaitu factor
factor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia,
dan sebagiannya masuk kedalam factor eksternal, yaitu factor-faktor penyebab yang
ada di luar tubuh masyarakat Islam Indonesia.
a. Factor objektif yang bersifat internal
- Merajalelanya bid’ah, khufarat, syirik, dan tahayyul, sehingga kehidupan
beragama tidak sesuai dengan Al-quran dan Hadist
- Merajalelanya kemiskinan, kebodohan, kekolotan, kemunduran bangsa
Indonesia umumnya umat Islam
- Tidak adanya ukhuwah umat islam serta tidak adanya organisasi islam yang
kuat dan kompak
- Lemah dan gagalnya system Pendidikan pondok pesantren, sehingga kurang
mencerminkan perkembangan dan kemajuan zaman, dan adanya kehidupan
Pendidikan yang mengisolasi diri.