Anda di halaman 1dari 9

BAB I

1.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini, segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Begitu pula dibidang keperawatan. Salah satunya yaitu meningkatkan perilaku
caring. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005).
Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang.
Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik.

Banyak faktor yang menyebabkan pelayanan keperawatan dirumah sakit belum memuaskan.
Diantaranya, pengukuran caring saat ini belum menggunakan instrumen yang spesifik sesuai
dengan karakteristik. Hal lain, karena belum diperhatikannya aspek administrasi lingkungan.
Padahal pengukuran caring dengan alat ukur yang tidak spesifik mengakibatkan hasil
pengukuran tidak valid.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu caring ?

1.2.2 Bagaimana penerapan caring dirumah sakit ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui apa itu caring.

1.3.2 Mengetahui bagaimana penerapan caring dirumah sakit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Caring

Secara bahasa istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk bededikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada serta suatu perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain:

2.1.1 Florence Nightingale (1860)

Caring adalah tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam


membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang
kepada pasien.

2.1.2 Delores Gaut (1984)

Caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana
ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas

2.1.3 Crips dan Taylor (2001)

Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang


berfikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.

2.1.4 Rubenfild (1999)

Caring yaitu memberikan asuhan, bertanggung jawab, dan ikhlas

2.1.5 Jean Watson (1985)

Caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan


meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun
nonverbal.
2.1.6 Swanson (1991)

Caring berarti cara memelihara orang lain dalam hubungannya dengan orang lain yang
berharga dimana seseorang merasakan rasa komitmen dan tanggung jawab pribadi.

2.2 Persepsi Klien Tentang Caring

Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan focus
terbesar dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
bersikap sensitif, simpatik, merasakan kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu,
mereka biasanya menjadi teman kerja yang aktif dalam merencanakan perawatan (Attree,
2001). Klien dalam penelitian ini menunjukan bahwa mereka semakin puas saat perawat
melakukan caring.

Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring (Mayer, 1987;
Wolf, Miller, dan Davine, 2003). Untuk alasan tersebut, fokusan pada membangun suatu
hubungan yang membuat perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat
mempunyai klien yang takut untuk dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat
yang belum terampil dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa
klien diuntungkan jika dibanti oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan
penjelasan prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien dapat
membantu perawatan dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.

2.3 Perilaku Caring yang Dapat Ditemui dalam Tatanan Keperawatan

Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan
dengancaring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring
dalam spiritual, dan perawatan keluarga.

2.3.1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut
Fredriksson (1999), kehadiran berarti ada di dan ada dengan. Ada di berarti kehadiran tidak
hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan ada dengan
berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang
perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.

2.3.2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan
sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak
mata
2.3.3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan
membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong
klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.

2.3.4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami
klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis.
Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan
intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu
pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling
memahami.

2.3.5. Caring Dalam Spiritual


Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik
seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan
orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan
tertinggi. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik
dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan
pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien; membantu klien
dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual; memahami bahwa
hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh.

2.3.6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga
untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga.
Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang
kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
2.4.  Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat menurut
konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
2.4.1.  Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana
sampai dengan kompleks.

2.4.2.  Advokat Klien


Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi,
hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
2.4.3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
2.4.4.  Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
2.4.5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
2.4.6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
2.4.7. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

2.5. Fenomena Caring di Rumah Sakit


Penerapan caring pada pelayanan di rumah sakit saat ini belum memuaskan pasien dan
keluarga, berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab kurangnya penerapan caring di rumah
sakit:
2.5.1 Status sosial

Status sosial pasien merupakan faktor utama terjadinya perbedaan pelayanan yang
didapatkan. pasien yang status ekonominya berasal dari kalangan atas biasanya mendapatkan
pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan pasien yang berasal dari ekonomi
kelas bawah. Pada kasus ini sangat bertentangan dengan teori menurut Rubenfild (1999)
yaitu memberi asuhan, bertanggung jawab, dan ikhlas. Sebagai seorang perawat seharusnya
menjalankan perannya sebaik mungkin yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan
dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien melalui pemberian pelayanan keperawatan
tanpa membeda-bedakan status sosial klien sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakanyang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar pasien, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembanganya. pemberian
asuhan keperawatan ini dapat dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
sehingga tidak heran apabila banyak keluhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
terlalu membedakan pasien dari status sosialnya.

2.5.2 Kurangnya Kesadaran Perawat akan Tugasnya


Kurangnya kesadaran perawat akan tugasnya merupakan faktor lain yang menjadi
penyebab kurangnya penerapan caring di rumah sakit. Pada hakikatnya perawat adalah suatu
profesi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, artinya profesi keperawatan lebih
mendahulukan kepentingan kesehatan klien tanpa memandang status sosialnya. disinilah
terkadang seorang perawat lupa akan kewajibannya sebagai seorang perawat sebagaimana
tercantum pada UUK No 38 tahun 2014 pasal 37 yaitu memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undang, dimana dalam kode etik
keperawatan terdapat prinsip-prinsip etik keperawatan salah satunya yaitu asas keadilan,
maksudnya seorang perawat dalam memberikan pelayanan tidak boleh adanya diskriminasi
karna setiap klien berhak mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai seorang perawat professional seharusnya dalam melakukan tindakan selalu
memperhatikan peran dan tanggung jawabnya sebagai perawat yaitu melaksanakan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. oleh karena itu, dalam menjalankan
tugasnya perawat perlu memperhatikan dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan
klien dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, adat istiadat, kebiasaan dan
kepercayaan klien. namun hal yang sering terjadi saat ini seorang perawat hanya berfokus
pada penyembuhan fisik klien tanpa memperhatikan kebutuhan psikisnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Caring merupakan inti dari keperawatan. caring membantu klien meningkatkan perubahan
positif dalam aspek fisik, psikologis spiritual dan sosial. setiap perawat berbeda dalam
memberikan sikap asuhan keperawatan klien. sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, serta caring
dalam spiritual. Caring juga dapat diartikan sebagai tindakaan yang bertujuan memberikan
asuhan keperawatan dan memperhatikan emosi klien sambil meningkatkan rasa nyaman dan
keselamatan klien (carruthet,1999).

Tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan klien secara total. Namun pada
saat ini, banyak perawat yang tidak menerapkan sikap caring ini dalam menjalankan tugasnya.
kebanyakan perawat hanya memperhatikan kebutuhan fisik klien dan kurang memperhatikan
kebutuhan lainnya seperti kebutuhan psikis, biologis, serta spiritual klien serta dalam pemberian
pelayanan kesehatan tidak merata. terjadi perbedaan pelayanan antara klien dari kalangan atas
dank lien dari kalangan bawah. faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran perawat merupakan
faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.

3.2. Saran

Sikap caring harus dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, agar perilaku caring tumbuh
secara alami dalam diri perawat. ketika menghadapi klien, perawat dengan mudah memberikan
asuhan keperawatan. Klien sakit terkadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang
yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya. oleh karena itu,
sebagai perawat disarankan agar benar-benar paham tentang perilaku caring ini serta
menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari tanpa memandang status sosial dari klien karna pada
dasarnya setiap pasien itu sama dalam pelayanan keperawatan yang membedakan hanyalah
penangan penyakit klien. sebagai perawat professional harusnya lebih memperhatikan dan
mengamalkan peran serta tanggung jawabnya sebagai perawat
DAFTAR PUSTAKA

Karlina, dewi. 2014. Keterampilan Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Kyta

Alimul, aziz. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan: Salemba Medika

Budiono. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika

Hasyim, masruroh, dkk. 2011. Buku Pedoman Keperawatan. Jakarta: Indoliterasi

Notoadmojo, soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Kasron, dkk. 2016. Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai