Anda di halaman 1dari 34

i

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“Asuhan Keperawatan DHF dan Malaria”

Dosen Pembimbing : Tisa Gusmiah, M. Kep.


Disusun oleh :
1. Resti Mulya Tauhidia
2. Intan Berliana
3. Muhammad Fitra Dharmawan
4. Indah Pertiwi
5. Meisy Dwiarti Andari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2019

i
ii

ik
iii

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan.......................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
1. Dengue Haemoragic Fever (DHF) ..................................................................... 7
A. Pengertian DHF ................................................................................................ 7
B. Penyebab DHF ................................................................................................. 7
C. Patofisiologi DHF .............................................................................................. 8
D. Gejala DHF ............................................................................................... 10
E. Faktor Penyebab Terkena DHF ................................................................ 11
F. Cara Mengatasi DHF ...................................................................................... 13
G. Asuhan Keperawatan DHF ....................................................................... 15
2. MALARIA ....................................................................................................... 19
A. Pengertian Malaria ......................................................................................... 19
B. Jenis Jenis Penyakit Malaria ........................................................................... 20
C. Penyebab Terjadinya Malaria .......................................................................... 21
D. Tanda dan Gejala ............................................................................................ 23
E. Cara Penularan dan Siklus Penyakit Malaria ................................................. 24
F. Cara Mengatasi Malaria .................................................................................. 25
G. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Malaria .................................................... 27
BAB III ....................................................................................................................... 33
PENUTUP ................................................................................................................... 33
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering
disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue
disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan
oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti
dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan,
bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah. Demam
Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,d engan
genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik
mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus
Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan
Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang
berbeda. Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968
di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia.
Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik,
tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda.
Hal ini kemungkinan adanya factor geografik, selain factor genetic dari
hospesnya, selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan
tatalaksana DBD secara konvensial sudah berubah. Infeksi Virus Dengue telah
menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub
tropis.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasite plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan

4
5

mikroskop yang di tularkan oleh nyamuk malaria (anopheles), penyakit


malaria dapat menyerang semua orang untuk laki-laki maupun
perempuan pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa),
apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal
didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan
pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu DHF?
2. Apa penyebab DHF?
3. Apa saja gejala DHF?
4. Apa saja factor penyebab DHF
5. Bagaimana cara mengatasi DHF
6. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien DHF
7. Apa itu malaria
8. Apa saja jenis-jenis malaria
9. Apa saja penyebab terkenanya malaria
10. Bagaimana tanda dan gejala malaria
11. Bagaimana cara penularan dan siklus penyakit malaria
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien malaria
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu DHF
2. Mengetahui apa penyebab terjadinya DHF
3. Mengetahui apa saja gejala DHF
4. Mengetahui apa saja factor penyebab terjadinya DHF
5. Mengetahui bagaimana cara mengatasi DHF
6. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien DHF
7. Mengetahui apa itu malaria
8. Mengetahui apa saja jenis-jenis malaria
6

9. Mengetahui apa penyebab terjadinya malaria


10. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala malaria
11. Mengetahui bagaimana cara penularan dan siklus penyakit malaria
12. Mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
malaria
7

BAB II

PEMBAHASAN

1. Dengue Haemoragic Fever (DHF)


A. Pengertian DHF
Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita;
2000; 419). Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat
pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya
memburuk pada dua hari pertama (Soeparman; 1987; 16). Dari beberapa
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever
(DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. Adapun factor resiko terjangkitnya demam berdarah ialah
- Pernah mengalami infeksi dengue sebelumnya
- Tinggal atau bepergian ke daerah tropis
- Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang
lemah
B. Penyebab DHF

Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan lewat


gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Biasanya pergelangan
kaki dan leher menjadi bagian tubuh yang umum digigit nyamuk. Terdapat 4
virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Setelah nyamuk
pembawa virus menggigit, virus akan masuk dan mengalir dalam darah

7
8

manusia kemudian menginfeksi sel-sel kulit terdekat yang disebut keratinosit.


Virus dengue juga menginfeksi dan berkembang biak di dalam sel Langerhans,
sel kekebalan khusus yang ada di lapisan kulit. Sel Langerhans normalnya
bekerja membatasi penyebaran infeksi secara terus-menerus. Namun, sel yang
sudah terinfeksi virus itu selanjutnya pergi ke kelenjar getah bening dan
menginfeksi lebih banyak sel sehat. Penyebaran virus dengue menghasilkan
viremia.

Viremia adalah kondisi akibat adanya kadar virus tinggi dalam tubuh.
Viremia dapat mulai terjadi sejak 2 hari sebelum demam muncul sampai 5 hari
setelah terasa pertama kali. Ini juga lumrah disebut demam akut.. Untuk
mengatasi hal ini, sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang
menetralkan partikel virus dengue, sementara sistem kekebalan cadangan
diaktifkan untuk membantu antibodi dan sel darah putih melawan virus.
Respons imun juga mencakup sel T sitotoksik (limfosit), yang mengenali dan
membunuh sel yang terinfeksi. Proses inilah yang kemudian memunculkan
berbagai gejala DBD seperti yang sudah dijelaskan atas. Seekor nyamuk yang
membawa virus dengue dapat terus menginfeksi orang lain selama ia masih
hidup. Ada kemungkinan seluruh anggota keluarga bisa terinfeksi virus
dengue yang sama dalam waktu 2 sampai 3 hari. Begitu Anda pulih dari
demam berdarah, imunitas Anda akan terbentuk namun hanya
untuk strain tertentu. Ada 4 jenis virus dbd, yang berarti Anda dapat terinfeksi
lagi tapi oleh jenis yang berbeda dari sebelumnya.
C. Patofisiologi DHF
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari gigitan
nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama terhadap virus dengue.
Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit seseorang
yang sedang mengalami viremia virus tersebut, kemudian dalam kelenjar liur
nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung selama 8─12 hari.
9

Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi keberlangsungan hidup


nyamuk. Kemudian, serangga ini akan mentransmisikan virus dengue jika
dengan segera menggigit manusia lainnya. Orang yang digigit oleh nyamuk
Aedes sp yang membawa virus dengue, akan berstatus infeksius selama 6─7
hari. Virus dengue akan masuk ke dalam peredaran darah orang yang
digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus akan menginvasi leukosit dan
bereplikasi. Leukosit akan merespon adanya viremia dengan mengeluarkan
protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya
gejala-gejala seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila replikasi
virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati dan sum-sum
tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena infeksi virus akan
rusak sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah trombosit yang
diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan mengganggu proses pembekuan
darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF berlanjut menjadi
DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 berupa
petekie, purpura, ekimosis, hematemesis dan melena.
Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan pembesaran hati
dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya ikterus. Bila penyakit ini
berlanjut, terjadi pelepasan zat anafilatoksin, histamin, dan serotonin, serta
aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan permeabilitas dinding kapiler.
Kemudian akan diikuti terjadinya ektravasasi cairan intravaskular ke kedalam
jaringan ekstravaskular. Akibatnya, volume darah akan turun, disertai
penurunan tekanan darah, dan penurunan suplai oksigen ke organ dan
jaringan. Pada keadaan inilah akral tubuh akan terasa dingin disebabkan
peredaran darah dan oksigen yang berkurang, karena peredaran darah ke
organ-organ vital tubuh lebih diutamakan. Ektravasasi yang berlanjut akan
menyebabkan hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada
keadaan ini, penderita memasuki fase DSS.
Adapun perjalanan penyakit atau pathway dari demam berdarah dengue
ialah sebagai berikut:
10

Virus dengue

Viremia

Hipertermi Hepatomegal Depresi sumsum Permeabilitas


y tulang bleakang kapiler meningkat
-Anoreksia
-Muntah Manifestasi
pendarahan
Resiko
pendarahan
syok
Perubahan nutrisi
hipovolemik Perubahan perfusi
kurang dari kebutuhan
jaringan perifer
Kematian
Risti kekurangan
volume cairan

D. Gejala DHF
Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat
berlangsung selama 10 hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:
 Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;
 Nyeri kepala berat
 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
 Nyeri pada bagian belakang mata
 Disuria
 Nafsu makan menurun
 Mual dan muntah
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam
11

 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening


 Epistaksis (pendarahan dari hidung)
E. Faktor Penyebab Terkena DHF

Ada beberapa alasan kenapa negara beriklim tropis seperti Indonesia


menjadi lokasi rawan wabah DBD. Baik dari letak geografis negaranya
sendiri, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dilakukan penduduknya. Apa
saja:
1. Musim hujan yang lama
Musim hujan adalah salah satu faktor penyebab mewabahnya demam
berdarah (DBD) di Indonesia. Musim hujan di Indonesia berlangsung
cukup lama, antara bulan Oktober sampai bulan Febuari. Selama musim
hujan umumnya kasus demam berdarah meningkat karena banyaknya
genangan air. Genangan air hujan atau bahkan sisa arus banjir adalah
sarana paling ideal bagi nyamuk Aedes untuk bertelur. Nyamuk akan lebih
mudah dan cepat berkembang biak di lingkungan yang lembap. Begitu pula
selama musim pancaroba (peralihan musim dari kemarau ke hujan, atau
sebaliknya). Di musim pancaroba, kadang suhu lingkungan juga akan
terasa lebih lembap. Ini membuat masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk
berlangsung lebih cepat. Artinya nyamuk akan punya lebih banyak peluang
untuk menginfeksi banyak orang sekaligus dalam waktu singkat.Secara
umum, iklim adalah faktor kunci yang mengendalikan di mana spesies
nyamuk dapat hidup. Ketika iklim berubah, nyamuk akan berpindah
mencari habitat yang cocok agar bisa terus berkembang biak.
2. Daya tahan tubuh yang buruk

Virus dengue sebenarnya bisa langsung dilawan dan dimatikan oleh


sistem imun tubuh sebelum memunculkan gejala. Namun apabila daya
tahan tubuh sedang lemah, terutama di musim pancaroba, Anda akan lebih
berpeluang terinfeksi virus dengue penyebab DBD. Maka dari itu, Anda
wajib mengonsumsi makanan sehat serta suplemen atau vitamin untuk
memperkuat daya tahan tubuh.
3. Buang sampah sembarangan
12

Nyamuk penyebab DBD cenderung berkembang biak di tempat yang


gelap, kotor, dan lembap. Misalnya di tumpukan sampah yang terdapat
sampah kaleng, ember, atau botol yang terisi genangan air. Sampah yang
dibuang sembarangan akan mudah terisi genangan air hujan dan dijadikan
tempat nyamuk bertelur. Maka dari itu, Anda wajib membuang sampah
pada tempatnya. Agar tidak menumpuk, timbun sampah di dalam tanah
agar tidak dapat menampung air hujan
4. Jarang menguras bak mandi
Bak mandi yang tidak sering dikuras dan dibersihkan juga bisa
menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah. Nyamuk dari luar
mungkin saja masuk ke rumah Anda dan akan mencari genangan air,
terutama di kamar mandi, untuk bertelur. Jentik nyamuk penyebab DBD
dapat terlihat seperti bintik-bintik cokelat yang menempel di pinggiran
dasar bak mandi. Kadang pula terlihat bergerak dari bawah ke atas
permukaan air secara berulang-ulang. Untuk memberantas jentik nyamuk,
taburkan bubuk abate ke bak mandi yang masih berisi air kemudian tutup
permukaannya. Namun sebaiknya Anda tetap harus rajin menguras bak
mandi minimal 2 kali seminggu untuk mencegah nyamuk penyebab demam
berdarah. Selain bak mandi, Anda harus menutup rapat wadah
penampungan air lain di rumah Anda. Mulai dari toren air, vas bunga,
kaleng, atau ember di kebun yang bisa menjadi sarang nyamuk DBD.
Dengan menutup rapat wadah air, nyamuk tidak akan bisa menelurkan
jentik-jentiknya di genangan yang tersisa.
5. Gemar menumpuk baju kotor di rumah

Anda sama saja mengundang nyamuk demam berdarah masuk ke


rumah jika gemar menumpuk baju kotor di pojokan kamar atau
menggantungnya di belakang pintu. Baju kotor memang bukan penyebab
langsung demam berdarah, tapi kondisinya yang terus lembap menarik
perhatian nyamuk. Belum lagi nyamuk masih dapat mencium sisa-sia
aroma tubuh manusia yang menempel di baju-baju itu. Jika Anda memang
harus menyimpan baju kembali, lipat rapi dan simpan di tempat yang bersih
dan tertutup.
13

6. Sering keluar rumah malam-malam

Keluar rumah malam-malam sebetulnya tidak masalah. Namun, ada


baiknya melindungi diri dengan pakaian yang menutup kulit. Nyamuk
penyebab demam berdarah aktif mencari mangsa dan menggigit manusia
di malam hari. Jika Anda berencana keluar di malam hari, kenakan pakaian
yang menutup seperti jaket, baju lengan panjang, celana panjang, sepatu,
dan kaos kaki. Jangan kenakan pakaian yang memperlihatkan kulit dan
dapat menjadi target gigitan nyamuk penyebab DBD. Anda juga bisa
menyemprotkan obat permethrin pada pakaian sebelum keluar rumah
untuk mencegah nyamuk hinggap di badan. Semprot permethrin hanya di
pakaian, tidak di kulit secara langsung.
7. Pergi ke daerah yang banyak kasus demam berdarah

Indonesia adalah negara endemik DBD. Namun, ada beberapa daerah


atau yang berpotensi rawan kasus DBD. Data dari Kemenkes menunjukkan
bahwa Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur tergolong
daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi per tiga bulan pertama tahun
2019. Guna menghindari gigitan nyamuk penyebab DBD, sebaiknya
hindari dulu bepergian ke tempat-tempat rawan tersebut. Terutama selama
musim hujan. Namun apabila tidak bisa dihindari, pastikan Anda
melindungi diri sendiri dari nyamuk penyebab demam berdarah. Anda bisa
menggunakan losion anti nyamuk setiap kali akan pergi ke luar rumah,
atau mendapat vaksin dengue terlebih dahulu. Anda juga bisa membawa
kelambu anti nyamuk penyebab DBD untuk dipasang di atas kasur tidur
tempat menginap.
F. Cara Mengatasi DHF
1. Pencegahan
Terdapat berbagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap DHF yaitu
14

- Anak usia 9-16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali


dengan jarak 6 bulan;
- Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan
insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;
- Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap
minggu;
- Menutup rapat tempat penampungan air;
- Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;
- Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;
- Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;
- Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit
dikuras;
- Menggunakan kelambu saat tidur;
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;
- Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;
- Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi;
- Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-
diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di
bawah 2 tahun
2. Pengobatan
Pengobatan yang spesifik untuk mengobati demam berdarah saat ini belum
ada. Pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus
semakin memberat. Beberapa upaya yang dianjurkan dokter, yaitu:
- Banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi;
- Cukup istirahat;
- Konsumsi parasetamol, sebagai obat penurun panas yang relatif aman;
- Pereda nyeri harus dihindari, seperti naproxen, ibuprofen, dan aspirin,
karena dapat mengakibatkan komplikasi perdarahan; dan
15

- Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar
G. Asuhan Keperawatan DHF
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisi tentang nama pasien, umur, alamat, agama, nama ibu,
pendidikan, nama ayah, pendidikan ayah, pekerjaan orang tua, diagnose
medik, pengkajian tanggal dsb. DHF merupakan penyakit daerah tropis
yang sering menyebabkan kematian anak, ramaja bahkan dewasa.
Namun DHF biasanya sering menyerang anak pada usia dibawah 15
tahun.
b. Keluhan utama sejak masuk RS
Pasien mnegeluh panas, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual dan nafsu
makan menurun
c. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara spesifik
d. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukan adanya sakit kepala, lemah, nyeri otot,
pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah panas tinggi,
mual, dan nafsu makan menurun
e. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan
melaui gigitan nyamuk aides aigepty
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Biasanya lingkungan yang kurang bersih banyak genangan air bersih
seperti kaleng bekas, ban bekas,tempat air minum burung yang jarang
diganti airnya, serta bak mandi jarang di bersihkan
16

g. Pengkajian Per Sistem


1.sistem pernafasan
Sesak, pendarahan melalui hidung, pernafasan dangkal, epistaksis,
pergerakan dada simentris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar
ronchi, da krakles
2. system persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta
pada grade IV dapat terjadi DSS
3. system kardiovaskular
Pada Grade I dapat terjadi homokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni. Pada grade ke III dapat terjadi kegagalan sirkulasi,
nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-
jari,
4. system pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri pada epigastric,
pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen tegang, penurunan
nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis
menelan.
5. system perkemihan
Produksi urine menururn, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri saat kencing dan berwarna kemerahan
6. system integument
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I
terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III
dapat terjadi pendarahan spontan pada kulit.
2. Diagnosa keperawatan
- Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
- Resiko deficit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravskuler
ke ekstravaskuler
17

- Resiko Syok Hypofolemik berhubungan dengan pendarahan yang


berlebihan, pindahnya cairan intravakular ke ekstravaskular
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
1. Hipertermi bd Suhu tubuh Suhu tubuh a.beri kompres a. kompres
proses infeksi normal antara 36-37 air kran dingin akan
virus dengue derajat b. anjurkan terjadi
celcius dan pasien untuk pemindahan
nyeri otot banyak minum panas secara
hilang 1500-2000 kondusif
cc/hari b. untuk
c. anjurkan menggantikan
pasien cairan tubuh
mengenakan yang hilang
pakaian tipis akibat evaporasi
dan mudah c. memberikan
menyerap rasa nyaman dan
keringat pakaian tipis
mudah menyerap
keringat dan
tidak merangsang
peningkatan suhu
tubuh

2. Resiko difisit Tidak Input dan a. awasi vital a. vital sigh


voume cairan terjadi output sign tiap 3 membantu untuk
bd pindahnya deficit seimbang jam/lebih mengidentifikasi
18

cairan volume b. pemberian fluktual cairan


intravascular cairan cairan intravena intravascular
ke b. dapat
ekstravaskular meningkatkan
jumlah cairan
tubuh untuk
mencegah
terjadinya
hypovolemic
syock

3. Resiko syok Tidak TTV dalam a. monitor a. untuk


hipovolemik terjadi syok batas keadaan umum memonitor
bd hipovolemik normal pasien kondisi pasien
pendarahan b. pemeriksaan selama perawatan
yang HB, PCV, dan terutama saat
berlebihan, trombosit terjadi
pindahnya pendarahan.
cairan b. untuk
intravaskuler mengetahui
ke tingkat
ekstravaskular kebocoran
pembuluh darah
yang dialami
pasien dan untuk
acuan tindak
lanjut
19

2. MALARIA
A. Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasite plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop yang di tularkan oleh nyamuk malaria (anopheles), penyakit malaria
dapat menyerang semua orang untuk laki-laki maupun perempuan pada semua
golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya,
penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai
banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk
malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI,
2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah
salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah
manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada
orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis
kelamin.Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan
ditularkan kepada manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)
Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan
menggigil, suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995)
Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai penyakit
Malaria. Dengan mengetahui penyakit Malaria diharapkan kita semua dapat
berpartisipasi dalam mencegah timbulnya penyakit ini.
20

B. Jenis Jenis Penyakit Malaria


Dibedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu
protozoa dari jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anophheles yang habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah
dan lembab.
Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita
merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira
43% kasus malaria pada manusia
2. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita
merasakan demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria
didunia.
3. Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan
malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit
malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat,
syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita
Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala
terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang
mendadak.
4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini
jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium.
Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya
campuran Plasmodiumfalciparum dengan PlasmodiumVivax atau Plasmodi
um Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi.
Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya.
Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae
dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh
21

spesies selain Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun


menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam yang biasanya
berlangsung 10-14 hari.
C. Penyebab Terjadinya Malaria
Penyebab Malaria adalah parasit yang merupakan anggota genus
plasmodium. Penyakit Malaria pada manusia umumnya disebabkan oleh 4 jenis
plasmodium yaitu Vivax, ovale, malariae dan falciparum, sedangkan
plasmodium knowlesi yang kebanyakan ditemukan pada kera atau orang utan
kecil jumlahnya ditemukan pada manusia.
Nyamuk yang menjadi penyebar dari parasit ini adalah nyamuk
Anopheles betina, yang mana nyamuk ini menjadi terinfeksi sebelumnya
dengan menggigit orang yang telah terinfeksi oleh parasit plasmodium.
Nyamuk ini akan membawa parasit ini dalam tubuhnya selama satu minggu
sampai waktu makan selanjutnya, yang mana nyamuk tersebut akan menggigit
orang lain sekaligus menyuntikan parasit plasmodium kedalam darah orang itu.
Penyakit malaria yang tinggal di dalam sel darah merah dapat juga
ditularkan melalui transfusi darah, jarum suntik yang telah terkontaminasi, atau
transplantasi organ. Penyakit malaria juga dapat ditularkan oleh ibu hamil
kepada bayinya. Dari seluruh jenis plasmodium yang menyerang manusia,
plasmodium vivax paling sering ditemukan dalam kasus penyakit malaria di
seluruh dunia, sementara plasmodium falciparum paling sering ditemukan
sebagai penyebab malaria akut yang menyebabkan kematian di seluruh dunia
dengan angka sekitar 90% dari total kematian akibat penyakit malaria di seluruh
dunia. Parasit plasmodium knowlesi selain menyerang hewan mamalia seperti
kera,monyet, dan orang utan, juga menyerang hewan lain seperti reptil, hewan
pengerat, dan burung
Adapun perjalanan penyakit atau pathway dari malaria adalah sebagai
berikut:
22

Gigitan Nyamuk

Plasmodium Falciparum
Plasmodium Malariae Plasmodium Vivak Plasmodium Ovale

Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit

Granula coklat tua Infeksi menyebabkan


Gametosit berbentuk Bentuk menjadi oval/
sampai hitam dan eritrosit mengandung
oval hampir ireguler dan fibriated
kadang berbentuk parasit
memenuhi seluruh
seperti pita
eritrosit, kromatin
ekstentris piggmen
kuning Masa inkubasi 12-
16hr Menghasilkan banyak
Masa inkubasi 12- tonjolan untuk
14hr melekat pada endotel
Masa inkubasi 12- dinding kapiler
17hr

Obstruksi trombosis

Masa inkubasi 10-


Malaria 12hr

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Eritrosit Eritrosit Suplai O2 ke Mual


pecah otak Produksi
pecah muntah Adanya rasa
menurun darah ke panasdan
ginjal lemas
Suplai O2 tiagdak
HB tubuh terpenuhi
keseluruh Saraf Anoreksia
berkurang
tubuh terganggu
menurun Gangguan
Penurunan pergerakan
BB turun
O2 darah produksi
berkurang Timbul
urin
Kebutuhan asietas,
O2 kacau
keseluruh mental, MK: MK:
tubuh tidak disorientasi Gangguan Intoleransi
MK: terpenuhi deliriu MK: pemenuhan Aktivitas
Gangguan (koma) Gangguan nutrisi
pertukaran pola
gas eliminasi

MK:
Perubahan MK:
perfusi Penurunan
jaringann tingkat
kesadaran
23

D. Tanda dan Gejala


Menurut berat-ringannya tanda-tanda dan gejalanya, gejala malaria dapat
dibagi menjadi 2 jenis:
1. Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi)

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan


penderitanya cukup menyiksa. Gejala malaria yang utama yaitu: demam
dan menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri
otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat bervariasi
tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit
berasal. Gejala malaria ini terdiri dari tiga stadium berurutan yang disebut
trias malaria, yaitu
a.Stadium dingin (cold stage)

Berlangsung kurang kebih 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai


dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, denyut
nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik),
kulit kering dan terkadang disertai muntah.
b. Stadium demam (hot stage)

Berlangsung lebih dari 2 hingga 4 jam. Penderita merasa kepanasan


(fever). Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah.
Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat
meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang
sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.
c. Stadium berkeringat (sweating stage)

berlangsung lebih dar 2 hingga 4 jam. Penderita berkeringat sangat


banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah
normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur.
Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain
sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
24

d. Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)

Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya


ditemukan parasit malaria melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan
Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu
atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:
1. Gangguan kesadarn dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai
penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti
mengigau, berbicara salah, tidur terus, diam saja bahkan tingkah laku
berubah
2. Keadaan umun yang sangat lemah (tidak dapat duduk/berdiri)
3. Kejang-kejang
4. Suhu tubuh sangat tinggi
5. Mata atau tubuh menguning
6. Munculnya tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas
kulit berkurang, bibir kering, pendarahan pada hidung, gusi atau
saluran pencernaan
7. Nafas sesak atau cepat
E. Cara Penularan dan Siklus Penyakit Malaria
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non
alamiah :

1. Secara Alamiah
Yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang
mengandung parasit malaria.
2. Secara Non alamiah
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles
Berikut beberapa penularan malaria secara non alamiah :
a. Malaria Bawaan (Kongenital)
25

Malaria congenital adalah malaria pada bayi yang baru


dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularan terjadi karena
adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang melindungi
plasenta) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada
janinnya. Selain melalui plasenta, penularan dari ibu kepada bayinya
juga dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang baru lahir berupa
demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis),
pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan atau minum,
kuning pada kulit dan selaput lender. Pembuktian pasti dilakukan
dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi.
b. Penularan Secara Mekanik
Penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang
ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria,
pemakaian jarum suntik secara bersama-sama pada pecandu narkoba
atau melalui transplantasi organ.

F. Cara Mengatasi Malaria


1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)

Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :

a. Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke


daerah epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus
digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang)
b. Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah
epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari
setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain
yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi
malaria.
c. Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
d. Mudah untuk dibeli di apotek.
26

2. Klorokuin

Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :

a. Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi


malaria karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
b. Dapat digunakan oleh wanita hamil.
c. Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline

Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :

a. Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
b. Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
c. Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and
leptospirosis.
4. Mefloquine

Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :

a. Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi


malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
b. Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin

Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :

a. Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga


sangat cocok digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
b. Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat
epidemi.
c. Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.
27

G. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Malaria


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin dan
penanggung jawab
b. Ttv
Suhu tubuh : Meningkat (di atas 37,5o C)
Tekanan darah : Tekanan darah normal atau sedikit menurun
Nadi : Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam)
Respirasi : Tackipnea, Napas pendek
c. Pola fungsi keperawatan
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer
kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis )
karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,
penurunan aliran darah. Konjungtiva anemis dan capillary refill >2
detik.
c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine .
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
28

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau


koma.
f. Pernapasan
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari
tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini
(Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 1999):
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh.
3. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan malaria berdasarkan masing-masing
diagnosa diatas adalah :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak adekuat; anorexia; mual/muntah .
Tindakan/intervensi :

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan


catat masukan makanan klien
29

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan


konsumsi makanan.

2. Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat


Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu
cepat setelah periode anoreksia

3. Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.


Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas
nitervensi nutrisi

4. Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.


Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa
berpartisipasi/ kontrol

5. Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan

Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada


organ

6. Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi.

Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi


kebutuhan nutrisi.

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem


kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif
Tindakan/Intervensi:

1. Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.

Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada


hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang
merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi
jaringan.
30

2. Amati adanya menggigil dan diaforosis.

Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu


pada infeksi umum.

3. Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk


memperbaiki selama masa terapi

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau


pertumbuhan dari organisme.

4. Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk


infeksi umum

5. Dapatkan spisemen darah.

Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi,


efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
Tindakan/Intervensi:

1. Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.


Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut.
Pola demam menunjukkan diagnosis.

2. Pantau suhu lingkungan.

Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk


mempertahankan suhu mendekati normal.

3. Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.


Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan
es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol
dapat mengeringkan kulit.
31

4. Berikan antipiretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi


sentralnya pada hipotalamus.

5. Berikan selimut pendingin.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan


hipertermi.

d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh.
Tindakan/Intervensi:

1. Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.


Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen,
memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.

2. Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat


perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.

Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman


yang menyerang darah

3. Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.

Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah


jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus
menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.

4. Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan


dispnea berat.
32

Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap


efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan
menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan
resiko kegagalan pernafasan akut.

5. Berikan cairan parenteral.

Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar


cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.

4. Evaluausi
1. Menunjukkan nutrisi tubuh pasien tercukupi.
2. Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari tanda-
tanda infeksi. Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari
kedinginan.
3. Mempertahankan volume sirkulasi adekuat dengan tanda-tanda vital
dalam batas normal pasien, nadi perifer teraba, dan haluaran urine
adekuat.
4. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas harian).
5. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
6. Menunjukkan pengetahuan tentang penyakit malaria memadai
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita;
2000; 419). Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat
pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya
memburuk pada dua hari pertama (Soeparman; 1987; 16).
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasite plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop yang di tularkan oleh nyamuk malaria (anopheles), penyakit malaria
dapat menyerang semua orang untuk laki-laki maupun perempuan pada semua
golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya,
penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai
banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk
malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI,
2004).
B. Saran
Dalam proses pembuatan makalah yang berjudul “asuhan keperawatan
DHF dan Malaria” kami dari kelompk 6 menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan makalah
kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari dosen
pembimbing serta para pembaca makalah ini

33
DAFTAR PUSTAKA

Sorontou, Yohanna. (2014). Malaria Klinik Original. Penerbit buku kedokteran:


Jakarta
Misnadiarly. (2010). Demam Berdarah Dengue (DBD). PPO: Jakarta
https://www.academia.edu/32159273/ASKEP_MALARIA
https://www.academia.edu/5535978/Askep_demam_berdarah

34

Anda mungkin juga menyukai