Anda di halaman 1dari 40

Sistem Pengolahan Air di

Industri Farmasi
(Water System)

Oleh :
KELOMPOK II

Program Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Disusun
Oleh :

Aswati Fitriani , S.Farm Riesa Uzvi Flowerini, S. Farm


Dina Septianingsih , S.Farm Sri Hutri Adiyanti, S. Farm
Fadhilah Helnisa, S. Farm Sujia Nospiadi, S. Farm
Hendri Fatriona, S.Farm Yeni Budiharti Ikbal , S. Farm
Jefri Efranda , S.Farm Yudika Putra, S. Farm
Metha Andriani, S. Farm Yuli Yunita , S. Farm
Nur Alimin, S. Farm Venny Novia Reza , S. Farm
Puzakal Hamied, S. Farm Reza Alhadi, S. Farm
Ratih Kusuma Putri , S. Farm Meta Emilia Surya Dharma , S. Farm
Okta Perwira , S. FArm
Air memiliki peran penting dan kritis :
merupakan bahan awal (raw material) untuk
memastikan produksi obat yang bermutu dan
aman bagi pengguna.

Air : bahan yang paling banyak digunakan sebagai


bahan awal dalam produksi, pengolahan dan
formulasi produk jadi.
PENDAHU SPA : Suatu sistem untuk memperoleh air dengan
LUAN kualitas yang dibutuhkan oleh setiap jenis obat
yang dibuat dan memenuhi persyaratan
monografi farmakope.

SPA : perlu didesain, dibuat, dicommisioning,


dikualifikasi, dioperasikan & dirawat dengan
benar untuk mencapai tujuan penggunaannya.

SPA : perlu ditunjang sumber daya & teknologi


dengan memperhatikan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) dan Cara Rekaya yang Baik (GEP)
SISTEM PENGOLAHAN AIR (Water Sy

Spesifikasi Mutu Air

Sistem Pemurnian Air

Sistem Penyimpanan dan Distribusi

Kualifikasi dan Validasi SPA

Sisitem Pengolahan Limbah Air


Spesifikasi Mutu Air
SPESIFIKASI MUTU AIR
( 1 ) Air Pasokan (Feed Water)

Dipasok secara kontinu denga tekanan positif dalam sistem pemipaan


tanpa cacat untuk mencegah kontaminasi

Pengolahan awal diperlukan pada : air dari sumber alam ( mata air,
sumur, sungai, danau dan laut).

Air pasokan dengan kualitas setara dengan air minum tidak


memerlukan pengolahan awal.

Pengolahan awal : pelunakan (softening), penghilangan ion


(deionisasi) dan pengurangan partikel dan mikroba (sanitasi).
SPESIFIKASI MUTU AIR
(2) Air Murni (Purified Water)

Dihasilkan dari air pasokan.

Memenuhi spesifikasi farmakope untuk kemurnian kimiawi dan


mikroba.

Selama penyimpanan dan distribusi : terlindung dari potensi


pencemaran dan proliferasi mikroba.
SPESIFIKASI MUTU AIR
(3) Air dengan Tingkat Pemurnian yang Tinggi (
(Highly Purified Water)

Dihasilkan dari air murni.

Memenuhi spesifikasi khusus ATPT.

Kualitas ATPT hendaklah memenuhi standar air untuk injeksi termasuk


persyaratan endotoksin.

Namun, pengolahan ATPT belum sehandal air untu k injeksi (destilasi)

Proses : kombinasi metode Reverse Osmosis (RO), ultrafiltasi dan


deionisasi.
SPESIFIKASI MUTU AIR
(4) Air Untuk Injeksi (Water for Injection)

Dihasilkan dari air murni.

WFI : bukan air steril atau produk jadi steril tetapi merupakan produk
antara/produk ruahan.

WFI : air kualitas tertinggi

Metode permurnian : destilasi


SPESIFIKASI MUTU AIR

Parameter Air Murni APTP Air Untuk Injeksi


Konduktivitas ≤ 1.3 ųS/cm ≤ 1.3 ųS/cm ≤ 1.3 ųS/cm
(pada 25oC)

pH 6-7 6-7 6-7


Logam Berat - - -
Nitrat - - -
Karbon Organik < 500 ppb < 50 ppb < 50 ppb
Total
Batas Cemaran < 100 cfu/mL < 10 cfu/mL < 10 cfu/mL
Mikroba
Endotoksin < 0.25 Eu/mL < 0.25 Eu/mL < 0.25 Eu/mL
PENGGUNAAN

Air Untuk Injeksi Large Volume Parenteral

Small Volume Parenteral


Sediaan Steril
Tetes Mata

Tetes Telinga

Air Murni
Sirup, Krim (w/o ;o/w),
cairan obat luar
Sediaan Non-Steril
Sediaan padat, suppos,
ovula, salep.
Pembilasan akhir pada
pencucian alat.
Sistem Pemurnian Air
PRE - TREATMENT
PRE - TREATMENT

Multimedia Filter ---------------------------------------- Fase I

Menghilangkan lumpur, endapan dan partikel-partikel yang terdapat pada raw


water. Multimedia filter terdiri dari beberapafilter dengan porositas 6-12 mm;
2,4 – 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan 0,6-1,2 mm. Filter-filter ini tersusun dalam
satu vessel (tabung) dengan bagian bawah tabung diberikan gravel atau pasir
sebagai alas vessel (sehingga sering juga disebut dengan sand filter).

Klorinasi -------------------------------------------------------- Fase II

Menghilangkan bakteri, parasit dan mikroorganisme lainnya yang berbahaya


bagi kesehatan yang ada di dalam air dan untuk menghilangkan senyawa
Besi,Mangan dan Hydrogen sulfida yang terlarut dalam air. Khlorinasi umumnya
menggunakan larutan hipokhlorit 5,25% yang kemudian diencerkan dengan
kira-kira 12 bagian air
PRE – TREATMENT CONT.

Metode Klorinasi ------------------------------------------------------ Fase II

Khlorinasi sesaat dengan dosis tinggi (shock dosage). Pada umumnya dilakukan
pada lubang bor air baru atau setelah perbaikan yang bertujuan untuk
memastikan bahwa bakteri dan senyawa kontaminan dapat dihilangkan secara
maksimum dengan dosis khlor awal 50 – 100 ppm dan waktu kontak paling
sedikit 6 jam.

Khlorinasi terus-menerus diilakukan untuk menghilangkan/mencegah


pertumbuhan bakteri yang terkandung dalam air pasokan yang selalu mengalir
dengan dosis khlor bebas sisa 3 – 5 ppm dengan waktu kontak 2- 7 menit.
Kadar khlor bebas sisa ini lebih besar dari kadar pada air minum PAM (0,2 -0,5
ppm).
PRE - TREATMENT

Active Carbon Filter -------------------------------------- Fase III

Active Carbon filter. Carbon aktif adalah karbon yang telah diaktifkan dengan
menggunakan uap bertekanan tinggi atau karbon dioksida (CO2) yang berasal
dari bahan yang memiliki daya adsorbsi yang sangat tinggi. Biasanya digunakan
dalam bentuk granular (butiran). Active carbon berfungsi sebagai pre-
treatment sebelum proses de-ionisasi untuk menghilangkan
chlorine, chloramine, benzene, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau
dan rasa dalam air
WATER SOFTENER

Water softener filter ---------------------------------------- Fase I

Water softener filter berisi resin anionik yang berfungsi untuk menghilangkan
dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion Ca++ dan Mg++
yang menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air.

Reverse osmosis (RO) -------------------------------------------------------- Fase II

Reverse osmosis merupakan teknik pembuatan air murni (purified


water) yang dapat menurunkan hingga 95% Total Dissolve Solids (TDS)
di dalam air. Reverse osmosis terdiri dari lapisan filter yang sangat halus
(hingga 0,0001 mikron)
WATER SOFTENER
Reverse osmosis (RO)

Sistem Reverse Osmosis menggunakan pompa untuk menghasilkan


tekanan yang lebih tinggi dari tekanan osmosis untuk "mendorong"
air dari tekanan tinggi melalui membran semipermeabel menuju ke
daerah yang mempunyai tekanan yang lebih rendah.
WATER SOFTENER

EDI (Elektonic De-Ionization). -------------------------------------------- Fase III

Perkembangan dari Ion Exchange system dimana sebagai pengikat ion (+) dan (-)
dipakai juga elektroda disamping resin. Elektroda ini dihubungkan dengan arus
listrik searah sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus menerus
tanpa perlu regenerasi. Setelah melewati EDI, selanjutnya purified wateryang
dihasilkan ditampung dalam tanki penampungan (storage tank) yang dilengkapi
dengan CIP (cleaning in place) dan looping system dan siap didistribusikan ke
ruang produksi.
EDI (Elektonic De-Ionization).

EDI menggunakan kombinasi mixed bed resin, membrane selektif permeabel dan
arus listrik. Rangkaian proses ini menghasilkan Purified Water (PW).
POLISHING
Sistem Ultrafiltrasi

Proses ultrafiltrasi bertujuan untuk menghilang Total


Suspended Solid yang masih tersisa ( ex : garam)
POLISHING
Ozonisasi dan penambahan oksigen

Rangkaian Proses ini menghasilkan Air dengan Tingkat


Pemurnian yang Tinggi (ATPT) (Highly Purified Water)
Air Untuk Injeksi (Water for Injection)

Purified Water hasil dari proses Water Softener ditampung di tangki penyimpanan. Dari Tangki
penyimpanan ini PW dilakukan enam tingkat destilasi untuk menghasilkan Water for Injection
(WFI). Untuk menguapkan air pada stage pertama digunakan plant steam dengan suhu 150 C. Air
dipanaskan sampai suhunya sama dengan plant steam, uap yang dihasilkan dikondensasikan dan
masuk ke dalam kolom kedua. Pirogen yang tertinggal di bawah kolom pertama dan proses ini
berulang sampai kolom destilator ke 6. Proses di atas menghasilkan Water for Injection yang
disimpan dalam storage tank pada 80 C dengan sistem looping.
Sistem Penyimpanan dan
Distribusi Air
Penyimpanan
Sistem Looping

Air disimpan didalam storage tank dengan suhu >65oC (Biasanya 80oC)

Kontrol kualitas air : Dilakukan sistem Looping, yaitu purified water


akan diputar agar tetap berjalan, tidak stagnan ditempat

Selama proses looping : sepanjang pipa disinari UV untuk mencegah


pertumbuhan mikroorganisme.

Pemeriksaan secara berkala pada sampel air dengan menggunakan


TOC analyzer untuk mengetahui kadar bakteri dalam air. Syarat : batas
cemaran mikroba < 500 ppB

Jika lebih dari yang disyaratkan maka harus dilakukan sanitasi.


a. Sanitasi Panas
b. Sanitasi Ozon
Purification process

Distillation system

Reverse Electro-
Feed osmosis deionisation Tank
water

Tank

Distribution loop
Distribusi

Hot system distribution

Control Valve
(optional)

Steam
Hot
Storage
Ta
nk
T

Cond.
Distribusi

Hot system distribution

Most Advantageous When:


 Hot water is required
 Hot water is generated
 Microbial control is critical

Least Advantageous When:


 Ambient temperature water
required
Distribusi

Reheat system distribution

Control Valve Steam


(optional)

Reheat ExchangerT
Cond.
Steam
Hot
Storage Coolant
Tank

T
Cooling Heat
Exchanger
Cond. Coolant
Distribusi

Reheat system distribution

Most Advantageous When:


• Water is generated hot
• Tight microbial control is required
• There is little time for sanitization
• Water consumption is critical (no flushing)

Least Advantageous When:


• Energy consumption is critical
W at c h o
u tbahan yang
Semua bersentuhan langsung dengan air selama
pengolahan harus memperhatikan dan memenuhi syarat berikut ini:

Kompaktibilitas : harus kompatibel dengan suhu dan bahan kimia yang


digunakan selama proses.

Tidak mengelupas : Tidak mengelupas pada suhu operasional.

Tahan terhadap korosi : Air murni, ATPT, dan Air untuk Injeksi sangat
korosif.

Permukaan internal yang halus : mencegah adanya kekasaran, ruang


kosong yang memungkinkan perkembangan mikroba (terbentuk
biofilm).

Sistem pipa : penyambungan mudah disambung dengan pengelasan


terkendalai ; penyambungan pipa dengan kemiringan tertentu juga
untuk mencegah adanya ruang kosong, deadlogs pada internal pipa
3x lebih kecil dari pipa cabang.
Kualifikasi dan Validasi SPA
Kualifikasi dan Validasi Proses
Sistem Pengolahan Air merupakan sistem kritis yang berdampak
langsung terhadap mutu, sehingga parameter mutu kritis sistem
tersebut harus dikualifikasi.

Kualifikasi Desain (KD)

Kualifikasi Instalasi (KI)

Kualifikasi Operasional (KO

Kualifikasi Kinerja (KK)


Validasi Proses
Sistem Pengolahan Limbah
Air
Limbah Air
 Limbah dari buangan sisa proses produksi atau kegiatan
pencucian mesin, pencucian alat-alat, pembersihan
ruang produksi, bahan kimia dari laboratorirum yang
terbawa oleh air.

 Limbah ditampung dan diolah di Instalasi Pengolah Air


Limbah (IPAL)

 Industri Farmasi diwajibkan mengolah air limbahnya


sebelum membuang ke saluran umum

Karakter Fisika : suhu,warna,bau,padatan.

Karakter Kimia : senyawa organik dan anorganik.

Karakter Biologis : mikroorganisme dalam air limbah


Karakteristik Limbah Air
Suhu

pH

Alkalinitas : ukuran kemampuan air limbah untuk


netralisasi

Padatan-padatan : Total Solid (TS), Suspended Solid


(SS), Dissolved Solid (DS)

Kebutuhan Oksigen Air : Theoritical Oxygen


Demand, BOD, COD
Metode Pengujian Limbah Air
Theoritical oxygen demand (TOD) : jumlah oksigen
yang dibutuhkan dalam proses oksidasi fraksi
organik dalam air menjadi CO2 dan H2O

Biochemical Oxygen Demand (BOD) : jumlah


oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk
menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat
organik yang terlarut dan sebagian zat organik yang
tersuspensi di dalam air

Chemical Oxygen Demand (COD) : jumlah oksigen


(mg) yang diperlukan untuk mengoksidasi zat-zat
organik yang ada di dalam 1 L sampel air dengan
menggunakan pengoksidasi K2Cr2O7 sebagai sumber
oksigen
Skema Pengolahan Limbah Air
Pengolahan Awal (Primary Treatment)

Menghilangkan padatan tersuspensi dan materi-materi kasar

Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)

Menghilangkan kandungan organik terlarut

Pengolahan Lanjut (Advance Treatment)

Menghilangkan nutrien (N&P) atau bahan-bahan pencemar


spesifik yang tidak dapat dihilangkan pada pengolahan tingkat
sebelumnya

Penanganan Lumpur (Sludge Handling)

Mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses sebelumnya


sehingga siap dibuang ke lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai