Disusun Oleh :
Nama: Arindya Andrian
Nim: 1702101010144
Kelas: 02
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Mahdi Abrar, M.Sc.
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
Karunia-Nya lah penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Struktur
Anatomi Sel Bakteri“ dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis begitu sadar bahwasanya dalam penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Penulis pun berharap semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca pada
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dan berkembang biak dengan cara
membelah diri serta hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Pada umumnya
bakteri tidak mempunyai klorofil, kecuali beberapa spesies tertentu yang mempunyai pigmen
fotosintesis. Oleh karena itu, ada bakteri yang hidupnya heterotrof dan ada juga bakteri yang
hidup autotrof. Bakteri heterotrof dapat dibedakan menjadi bakteri yang hidup sebagai parsit
dan saprofit, Sedangkan bakteri autotrof dapat dibedakan berdasarkan atas sumber energi
yang digunakan untuk mensentetis makanannya menjadi bakteri fotoautotrof dan
kemoautotrof. Bakteri dapat hidup dimana saja, ada yang merugikan manusia, hewan maupun
tumbuhan. Namun demikian ada juga bakteri yang menguntungkan bagi umat manusia.
Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua
organisme. Meski ukurannya yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat tanpa bantuan
mikroskop, bakteri ada di mana saja, di air, tanah, dan tubuh makhluk hidup.
Ciri-ciri Bakteri
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel,
protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian – bagian
tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian – bagian yang tidak selalu ada
pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian – bagian ini
disebut varian.
1) Dinding sel
Dinding sel bakteri sangat tipis tetapi berfungsi untuk memberi bentuk tertentu
pada sel,untuk member perlindungan, untuk mengatur keluar masuknya zat-zat kimia
juga dinding sel memegang peranan dalam pembelahan sel.
2) Membran Sel
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein(Fosfollpid). Membran
sel bersifat semipermeabel. Membran sel mengandung enzim respirasi. Fungsinya
adalah untuk membungkus plasma dan mengatur pertukaran mineral dari sel dan ke
luar sel.
3) Ribososom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun
atas protein dan RNA.
5). Flagel
Flagel merupakan organ penggerak bagi bakteri motil tetapi tidak semua
bakteri mempunyai flagel. Elektron mikroskop menunjukkan bahwa flagel itu adalah
benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik-titik tepat
di bawah membran sel. Pangkal itu disebut rhizoblast. Susunan kimia flagel terdiri
dari suatu protein yang
disebut flagelin yaitu semacam miosin. Ukuran flagel berbeda antar species. Panjang
flagel biasanya agak lebih panjang dari selnya tetapi diameternya antara 0,02 - 0,1 u.
6). Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram – negatif seringkali terdapat banyak bagian
seperti benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus
merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan – bahan
padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
7). Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein –
polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap
antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada
bakteri patogen.
8). Endospora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora
merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain : panas, dingin, kering,
tekanan osmosis dan juga zat kimia tertentu. Jika kondisi lingkungan baik atau sesuai
maka endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dan berkembang biak dengan cara membelah diri
serta hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai
klorofil, kecuali beberapa spesies tertentu yang mempunyai pigmen fotosintesis.
Bakteri merupakan organisme yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri
tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm. Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian
yaitu dinding sel, protoplasma dan bagian yang terdapat di luar dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, A., B. Tamam, dan R. Yuliandri. 2017. Jumlah koloni pada media kultur bakteri
yang berasal dari thallus dan perairan sentra budidaya kappaphycus alvarezii di
Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 9(1): 57-58.
Dewi, E.R.,dan Prasetiyo. 2015. Penerapan media virtual laboratorium dalam pembelajaran
biologi materi eubacteria terhadap hasil belajar dan karakter siswa. Bioma. 4(1): 69-
71.
Faraknimella, T.L., R. Baira, P.M. Wowor., dan J. Posangi. 2013. Uji efek antibakteri jamur
endofit akar tumbuhan bakau (sonneratia alba) terhadap bakteri staphylococcus aureus
dan escherichiae coli. Jurnal e-Biomedik (eBm). 3(3): 785-788.
Nufus ,B.N., G.Tresnani, dan Faturrahman. 2016. Populasi Bakteri Normal dan Bakteri
Kitinolitik Pada Saluran Pencernaan Lobster Pasir (Panulirus homarus L.) yang
diberi Kitosan. Jurnal Biologi Tropis. 16 (1):15-23.
.