Disusun Oleh :
ARIS PRASETIYO
C1015007
Disusun Oleh
ARIS PRASETIYO
C1015007
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan saya telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
(Aris Prasetiyo)
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
Penguji I,
Penguji II,
Penguji III,
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya peneliti masih diberi nikmat kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan tingkat
depresi dengan kadar gula darah penyandang diabetes mellitus tipe 2 di Desa
Mangunsaren Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir program Prodi Sarjana
Keperawatan dan Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada
Slawi. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Dr. Risnanto, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Mandala Husada Slawi.
2. Dwi Budi Prasetyani, M.Kep.Ns.,Sp.,Kep.Kom selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan dan Ners STIKes Bhamada Slawi.
3. Agus budianto, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, kritik, saran dan memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ikawati Setyaningrum, M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kritik, saran dan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Arif Rakhman, S.Kep,.Ns,.MAN selaku Penguji I yang telah memberikan
masukan bermanfaat pada proses pembuatan skripsi.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi, yang
telah membimbing dan mendidik peneliti selama melakukan kegiatan
perkuliahan dari semester satu hingga semester delapan.
7. Kedua orang tua Bapak Waryono dan Ibu Siti Aminah, adik saya tercinta Lika
Khanifah serta keluarga tercinta yang telah memberikan semangat, perhatian,
do’a dan dukungan yang tiada habisnya.
8. Teman-teman kk_kost yang telah memberikan waktunya untuk menjadikan
tempat curhatan peneliti dan selalu memberikan semangat dan motivasi.
v
9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung yang tidak bisa peneliti
sebut satu persatu, semoga kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan
baik dalam teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki oleh peneliti. Untuk kritik dan saran dari semua pihak sangat peneliti
harapkan demi penyempurnaan tugas ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya dibidang kesehatan dan juga dapat bermanfaat bagi pembacanya,
khususnya para mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya pada kajian
yang sama. Peneliti berharap semoga Allah SWT membalas amal dan jasa pada
mereka yang telah memberikan bantuan.
Peneliti
vi
HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN
TARUB KABUPATEN TEGAL
Email: arisprasetiyo0402@gmail.com
ABSTRAK
vii
RELATIONSHIP OF EMOTIONAL FAMILY EMOTIONAL SUPPORT
WITH COMPLIANCE TO CONSUME ANTI TUBERCULOSIS DRUGS
IN THE WORKING AREAS OF PUSKESMAS SUB-DISTRICT,
TARUB DISTRICT, TEGAL REGENCY
Email: arisprasetiyo0402@gmail.com
ABSTRACK
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................... ii
PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK (Bahasa Indonesia) .......................................................................... vii
ABSTRACT (Bahasa Inggris) ............................................................................. viii
DAFTAR ISI. ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL. ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................... 6
1.3 Manfaat Penelitian............................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis ...................................................................................... 7
2.2 Faktor-Faktor Terjadinya Tuberculosis ............................................ 7
2.3 Cara Penularan Tuberkulosis Paru.................................................... 8
2.4 Pengobatan Tuberkulosis ................................................................. 8
2.5 Dukungan Keluarga ......................................................................... 10
2.6 Fungsi Keluarga ............................................................................... 12
2.7 Pengertian Dukungan Keluarga ....................................................... 12
2.8 Jenis Dukungan Keluarga ................................................................ 13
2.9 Sumber Dukungan Keluarga ............................................................ 17
2.10 Kepauhan .......................................................................................... 17
2.11 Kerangka Teori. ................................................................................. 20
2.12 Kerangka Konsep. ............................................................................. 21
2.13 Hipotesis Penelitian. .......................................................................... 21
ix
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 22
3.2 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................................... 22
3.2.1 Alat Penelitian ......................................................................... 22
3.2.2 Cara Pengumpulan Data .......................................................... 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 24
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian. .......................................................... 25
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran.... 25
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data. ..................................... 26
3.8 Etika Penelitian.................................................................................. 28
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian............................................................................ ..... 30
4.2 Pembahasan.................................................................................. ... . 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 38
5.2 Saran ................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .............................................................................................. 20
2.2 Kerangka Konsep............................................................................................ 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut hasil survei prevalensi TB nasional 2016, Indonesia berada pada peringkat
kedua dengan beban tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar 330.910 kasus, kaus ini
mengalami peningkatan di bandingkan pada kasus yang ditemukan tahun 2014
yaitu 324.539 kasus. Prevalensi kasus TB di provinsi jawa tengah pada tahun 2015
yaitu sebesar 115,117 per 100.000 penduduk kasus ini merupakan peningkatan di
bandingkan penemuan kasus TB pada tahun 2014 yaitu sebesar 55,9 per 100.000
penduduk. Kabupaen tegal merupakan salah satu dengan angka kejadian TB paru
yang menyumbang angka yang cukup tinggi. Jummlah kasus TB paru di kabupaten
tegal sebanyak 944 kasus pada tahun 2014 atau (121 per 100.000 penduduk),
mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 478,7 per 100.000 penduduk.
Sedangkan Puskesmas Kecamatan Tarub memiliki kasus TB paru dengan 45 kasus
pada tahun 2017, dan terjadi kenaikan selama lima bulan terakhir mencapai 25
kasus. Namun tidak ada penambahan kasus TB paru yang signifikan pada tahun
2019 (Dinkes Privinsi Jateng, 2016). Ini terjdi karena management yang kurang
tepat.
1
2
Angka capaian pengobatan yang lengkap dan sembuh di Indonesia masih rendah
yaitu sebesar 6,6% (kemenkes RI 2012) dalam suatu penelitaian menunjukan
hampir setengahnya dari reponden patuh (37,3%) menjalani pengobatan TB baik
pada fase Intensif maupun fase Lanjutan, sedangkan sebagian besar responden
(62,2%) tidak patuh menjalani pengobatan TB(Nursiswati, 2013). Sejalan dengan
Drug Resistensi Survei (DRS) TB yang dilakukan di provinsi jawa tengah pada
3
tahun 2006 bahwa estimasi TB Multi Drug Resistense (MDR) diantara kasus TB
baru sebesar 1,8% dan pada kasus pengobatan ulang sebesar 17,1% hasil sementara
DRS yang dilakukan di jawa timur juga menunjukan hasil yang mendekati.
Pengobatan yang teratur atau kelalaian dalam mengkonsumsi obat, pemakain OAT
yang tidak atau kurang tepat, maupun pengobatan yang terputus dan mengakibatkan
Resistensi bakteri terhadap obat. Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat
yang tidak lengkap dimasa lalu pun, juga di duga telah menimbulkan kekebalan
kuman TB terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistense
(MDR). Hal ini yang di harus dicegah dan ditanggulangi di Indonesia (Depkes,
2011).
TB MDR adalah kasus TB yang sudah resistent terhadap 2 komponen obat utama
TB lini yaitu rifampisin dan izoniazid sedangkan TB XDR adalah kasus TB yang
sudah resisten MDR di tambah resisten terhadap 1 atau lebih obat lini kedua.
Pengobatan TB MDR menggunakan pengobatan lini kedua yang penggunaanya di
awasi oleh WHO dengan ketat selama 18-24 bulan. Estimasi jumlah penderita TB
MDR kasus baru dan pengobatan ulang adalah 6100 (WHO, 2013). Indonesia
menempati urutan ke 16 diantara 22 negara yang mempunyai beban tinggi MDR
TB, sedikitnya sudah ada ditemukan 8 kasus TB XDR di Indonesia(WHO, 2013).
Resistensi terhadap obat dikarenakan perilaku yang tidak patuh saat pengobatan.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut ialah adanya dukungan dari lingkungan
keluarga termasuk sosial dan tenaga kesehatan sebagai penyampai informasi kepada
penderita (WHO, 2013). Perawat sebgai tenaga kesehatan berperan saat
4
menjelaskan pada klien tentang pentingnya berobat secara teratur sesuai dengan
jadwal sampai sembuh. Selain usaha pencegahan dan menemukan penderita secara
aktif-pun seharusnya juga perlu lebih ditingkatkan dalam rangka memutuskan rantai
penularan (Muttaqin, 2007).
Penelitian ahsan dkk., tahun 2012 menyebutkan bahwa salah satu faktor dapat
meningkatkan kepatuhan pengobatan penderita dengan penyakit kronik ialah
adanya dukungan keluarga yang baik. Dukungan keluarga sangat di perlukan
terutama pada penderita TB yang juga merupakan penyakit kronik dan
mengharuskan ia mengkonsumsi obat dengan jangka yang lama, karena keluarga
merupakan lini pertama bagi penderita apabila mendapatkan masalah kesehatan
ataupun meningkatkan kesehatan itu sendiri. Merupakan salah satu fungsi keluarga
untuk mendukung anggota keluarga yang sakit dengan berbagai cara, seperti
memberi dukungan dalam mengkonsumsi obat (Plos Medicine, 2007).
Begitu pula penelitian oleh warsito (2009) yang mengatakan bahwa dukungan
keluarga berpengaruh pada kepatuhan minum obat pada pasien TB pada fase
intensif. Berbeda dengan penelitian kali ini dimana kedua fase cenderungan
penderita untuk bosan dan putus obat karena sudah memakan waktu lama
merupakan salah satu faktor ketidakpatuhan itu sendiri.
bantuan nyata ataupun tindakan yang di berikan oleh keakraban sosial atau didapat
karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima (Nursalam, 2007).
Pada penelitaian Glick et al (2011), dari 10 penderita yang tidak memiliki keluarga
tidak ada yang berhasil dalam pengobatanya di bandingkan dengan penderita yang
memiliki anggota keluarga, artinya secara tidak langsung keberadaan keluarga
sangat di perlukan bagi penderita yang pengobatan dengan jangka lama. Namun
yang menjadi konsen peneliti ialah keluarga benar-benar mendukung proses
pengobatan baik yang sedang dalam fase intensif maupun fase lanjutan, kategori 1
maupun kategori 2 sehingga tidak hanya keberadaan keluarga yang dilihat, namu
dukungan serta kepedulian keluarga seta kepedulian keluarga akan menjadi salah
satu pertimbangan saat penderita akan memulai rencana pengobatan.
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan pengambilan data
primer menggunakan Interview di puskesmas kecamatan tarub, didapatkan dari 4
orang yang sedang menjalani pengobatan kategori 1, 1 diantaranya sadar akan
pentingnya patuh, dan 3 lainya cenderung tidak patuh. Kemudian 2 dari 3 yang
memiliki kecenderungan tidak patuh, memiliki dukungan keluarga yang baik,
karena dar informasional, instrumental, dan penghargaan keluarga sudah banyak
mengerti dan sering memberi fasilitas untuk berobat, memberi informasi tentang
penyakitnya dan sering di beri pujian oleh keluarga terdekat, tetapi dari aspek
emosional penderita cenderung tidak di perhatikan ketika meminum obat dan tidak
di beri perhatian serta kepercayaan dalam kegiatan sehari-harinya. Salah satu alasan
penderita dalam tidak patuhnya minum obat ialah karena dari keluarga tidak
memperhatikan penderita meminum obat walaupun tinggal dalam satu rumah
sehingga kekonsistenan penderita dalam mengonsumsi obat tidak terkontrol.
2.1 Tuberkulosis
TB paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit
ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain
(Manurunget al, 2008). Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh Micobacterium tuberkulosis
(Brunner & Suddrat, 2013).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh
kuman micobacterium tuberkulosis. Kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubh
manusia melalui udara yang dihirup kedalam paru, kemudian kuman tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem perederan darah, sistem
saluran limfe, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke
tubuh lainya (Notoatdmojo, 2011).
7
8
Panduan OAT disediakan dalam bentuk paket kombinasi berupa Kombinasi Dosis
Tetap (KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat yang
dikemas dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan penderita TB.
Sediaan seperti ini dibuat dengan tujuan agar memudahkan dalam pemberian obat
dan menjamin kelangsungan pengobatan sampai pengobatan tersebut selesai
dilakukan (Kemenkes, 2014).
9
bagian dari keluarga (Efendi & Makhfudli, 2009). Keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2013).
Beberapa pengertian keluarga yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
2.5.1 Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih hidup bersama dengan ketertarikan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang terjadi terus
menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus pada
interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang
dievaluasi oleh individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Rasa empati yang ikut merasakan apa yang dirasakan oleh individu lain dengan cara
memperlihatkan keluarga dengan cara respon aektif yang berasal dari pemahaman
kondisi yang sedang dirasakan orang lain pada waktu itu, sehingga masih ada orang
lain yang memperlihatkan dan berempati terhadap persoalan yang dihadapi bahkan
mau membantu masalah yang dihadapinya (Setiadi, 2010).
Pemberian perhatian dan kasih sayang menurut Potter and Perry (2009)
menyebutkan bahwa secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu kemampuan
untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukan
perhatian, perasaan empati pada orang laindan perasaan cinta dan menyayangi yang
merupakan kehendak keperawatan. Perhatian yang di berikan keluarga melalui
16
2.10 Kepatuhan
Menurut WHO dalam konferensi bulan juni tahun 2001 menyebutkan bahwa patuh
atau kepatuhan merupakan kecenderungan penderita melakukan instruksi medikasi
yang dianjurkan (Gough, 2011). Kepatuhan minum obat sendiri kembali kepada
kesesuaian penderita dengan rekomendasi pemberi pelayanan yang berhubungan
dengan waktu, dosis, dan frekuensi pengobatan untuk jangka waktu pengobatan
yang dianjurkan (Petorson, 2012). Menurut Depkes tahun 2000 dalam Wihartini
(2009), penderita TB paru yang patuh berobat adalah yang menyesuaikan
pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama 6 bulan.
Tidak patuh, tidak hanya diartikan sebagai tidak minum obat, namun bisa
memuntahkan obat atau mengkonsumsi obat dengan dosis yang salah sehingga
menimbulkan Multi Drug Resistance (MDR). Perbedaan secara signifikan antara
patuh dan tidak patuh belum ada, sehingga banyak peneliti yang mendefinisikan
patuh sebagai berhasil tidaknya suatu pengobatan dengan melihat hasil, serta
melihat proses dari pengobatan itu sendiri. Hal-hal yang dapat meningkatkan faktor
ketidakpatuhan bisa karena sebab yang disengaja dan yang tidak disengaja.
Ketidakpatuhan yang tidak disengaja terlihat pada penderita yang gagal mengingat
atau dalam beberapa kasus yang membutuhkan pengaturan fisik untuk
meminumobat yang sudah diresepkan. Ketidakpatuhan yang disengaja berhubungan
dengan keyakinan tentang pengobatan antara manfaat dan efek samping yang
18
2.10.1.1 Pemahaman tentang instruksi. Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika
ia salah paham tentang instruksi yang diberikan padanya.
2.10.1.2 Tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan,
sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang
diperoleh secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu semakin tua umur
seseorang maka proses perkembangan mental nya bertambah baik, akan tetapi pada
umur-umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
ketika berusia belasan tahun, dengan demikian dapat disimpulkan faktor umur akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yang akan mengalami puncaknya
pada umur-umur tertentu dan akan menurun kemampuan penerimaan atau
mengingat sesuatu seiring dengan usia semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan
adanya tingkat pendidikan yang rendah.
2.10.1.3 Keyakinan, sikap dan kepribadian. Kepribadian antara orang yang patuh
dengan orang yang gagal, orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami
depresi, ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang
lebih lemah dan memiliki kehidupan sosial yang lebih, memusatkan perhatian
kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego yang lebih ditandai dengan kurangnya
penguasaan terhadap lingkungannya. Variabel-variabel demmografis juga
digunakan untuk meramalkan ketidakpatuhan.
2.10.1.4 Dukungan sosial, Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga atau teman merupakan faktor penting dalam kepatuhan.
Menurut teori Lawrence Green yang dikutip dalam Notoatmodjo, (2012), yang
mendasari timbulnya perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yakni:
2.9.2.1 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2.9.2.2 Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak fasilitas atau sarana kesehatan.
3.2.4.2 Faktor- faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
20
Pemeriksaan
Positif
Pengobatan
Gagal Kategori 1
Resisten Kategori 2
Tim Kesehatan
Faktor terapi
Kepatuhan Tuntas
Faktor pasien
Faktor kondisi
Dukungan instrumental
Sosial ekonomi
Ekonomi sosial
Dukungan sosial Dukungan informasional
Dukungan keluarga
Dukungan Emosional
Dukungan penghargaan
Menurut (Hidayat, 2007) kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep atau terhadap konsep lainya dari masalah yang akan diteliti.
Variabel Bebas Variabel Terikat
22
23
menggunakan skala guttman ; dimana jawaban terbatas pada dua jawaban ya atau
tidak. Nilai tertinggi 2 dan terendah adalah ≤1 dengan cut of point . semakin sedikit
toal nilai yang dijumlah menandakan kepatuhan yang baik, dukungan emosional
menggunakan skala ukur Rendah = 0-30% , sedang = 31-60% , dan tinggi = 61-
100% .sedangkan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis meggunakan skala ukur
1= tidak patuh dan 2 = patuh.
Tahap persiapan peneliti mengurus surat ijin penelitian dari Ka. Prodi Pendidikan
Sarjana Ilmu Keperawatan Stikes Bhamada Slawi, kemudian mengurus surat ijin
penelitian ke Kesbanglinmas Kabupaten Tegal, setelah itu peneliti juga melakukan
surat ijin ke BAPPEDA Kabupaten Tegal, dan langkah selanjutnya setelah
mendapatkan surat ijin dari BAPPEDA peneliti mendatangi Puskesmas kecamatan
tarub untuk meminta data responden yang nantinya akan di jadikan sampel, setelah
itu peneliti mendatangi satu per satu alamat dan kelurahan untuk meminta ijin
warganya yang akan di jadikan sampel untuk peneliti.
Pada tahap terakhir yaitu peneliti memberian skor penilaian pada lembar kuesioner.
Selanjutnya lembar kuesioner yang sudah di isi dikembalikan pada peneliti dan
mengecek kembali kelengkapannya, setelah itu peneliti mengucapkan terimakasih
kepada responden karena sudah bersedia menjadi responden.
Sampel merupakan sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam
melakukan penelitian, dapat digunakan seluruh objek atau hanya mengambil
sebagian dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan data yang di
dapat dari Puskesmas Kecamatan Tarub sebanyak 25 responden yang sedang
dalam pengobatan tuberkulosis, Teknik sampel yang digunakan penelitian ini
adalah teknik total sampling yaitu mengambil seluruh populasi yang dijadikan
sampel dalam penelitian. Total sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan mengambil semua jumlah populasi yang digunakan sebagai sampel. Jumlah
populasi yang kurang dari 100 maka bisa dijadikan sampel penelitian seluruhnya
(Sugiyono, 2013).
Adapun kriteria dalam pengambilan sampel penelitian dibagi menjadi dua yaitu
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik yang
dipenuhi oleh anggota populasi untuk diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain :
3.3.1 Penderita TB yang dalam pengobatan tahap intensif dan tahap lanjutan.
3.3.2 Tinggal bersama keluarga.
Kriteria eksklusi adalah karakteristik dari anggota populasi yang tidak dapat diambil
untuk dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain :
3.3.1 Penderita TB yang menolak untuk dimintai menjadi responden.
3.3.2 Penderita TB yang mengalami gangguan jiwa.
3.6.1.3 Tabulating
Data yang diubah menjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan ke dalam
tabel-tabel oleh peneliti. Proses tabulasi dilakukan dengan cara memasukkan data
ke dalam tabel distribusi frekuensi.
3.6.1.4 Cleaning
Mengecek kembali untuk mendeteksi kesalahan kode, lengkap atau tidaknya data
yang sudah dimasukkan dan lain sebagainya. Setelah itu dilakukan pengoreksian
atau pembenaran.
3.7.2 Prinsip mengormati privasi dan kerahasiaan peneliti (Repect for privacy and
confidentiality)
Kerahasiaan semua informasi yang di berikan responden akan dijaga dan hanya
akan digunakan untuk kepentingan peneliti. Peneliti tidak akan menampilkan
informasi menganai identitas kerahasiaan dan identitas subyek dan peneliti
menggantinya cukup dengan menggunakan coding atau inisial untuk menjaga
kerahasiaan.
3.7.3 Prinsip etik keadilan dan inklisivitas/keterbukaan (respect for justice and
inclusiveness)
Penelitian ini dilakukan bersikap adil kepada semua responden tanpa membedakan
agama, etnis, gender dan sebagainya serta bersifat keterbukaan artinya disertai jujur,
29
30
31
4.1.3 Kepatuhan
Pada variabel kepatuhan penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Tabel 4.5 Distribusi Prosentase Responden Berdasarkan Kepatuhan di wilayah
Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal Tahun 2019
Kepatuhan Frekuensi Presentase
Patuh 25 100%
Tidak patuh 0 0%
Total 25 100%
Rendah (0-30%) 7 28 6 24 13
Sedang (31-60%) 12 48 0 0 12
Tinggi (61-100%) 0 0 0 0 0
Total 19 76 6 24 25
chi square ,007 dan nilai signifikan 0,000<0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, ini menunjukan bahwa ada hubungan dukungan emosional keluarga
dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas
kecamatan tarub 2019.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini usia, jenis kelamin, Karakteristik jenis
kelamin menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki
sebayak 13 responden dan perempuan sebanyak perempuan sebanyak 12 reponden.
Pada penelitian Hiswani (2012) mengatakan ada perbedaan kejadian TB pada jenis
kelamin, bahwa laki-laki lebih tinggi di bibandingkan perempuan hal ini
diakibatkan gaya hidup laki-laki lebih banyak merokok dimana merokok dapat
memperparah penyakit tuberkulosis (public health agency of canada, 2010).
Menurut Riskesdas (2010), prevalensi TB paru laki-laki lebih tiggi 20% dari
perempuan. Perbedaan angka dalam penelitian ini di karenakan pada wilayah yang
di lakukan perempuan cenderung lebih waspada terhadap penyakit yang diderita
karena takut menularkan kepada anaknya.
Kaitanya antara usia dengan kepatuhan yang menunjukan bahwa dalam tiga
katagori usia tidak ada perbedaan pada tingkat kepatuhan tersebut, dimana
prosentase usia >25 tahun, >25-45 tahun, >45 tahun tadak jauh berbeda dalam
kepatuhannya, hal ini dikarenakan pada usia tersebut memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi akan pengobatan bisa. Hasil wawancara peneliti mendapatkan pada usia
tersebut harus mereka harus bisa memenuhi kebutuhan keluarga mengingat sosial
ekonomi mereka tingkat menegah kebawah sehingga alasan sakit tidak
menghalangi mereka untuk bekerja.
nyaman, aman dan dicintai, di perhatiakan dan menjadi bagian dari suatu jaringan
sosial ketiaka berada dalam situasi yang tidak menyenangkan. Juga di jelaskan
bahwa dukungan emosional itu mencangkup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti terdapat responden yang masih kurang
dukungan emosional dari keluarganya berupa perhatian, kepercayaan dan
penghargaan dan mengakibatkan responden menjadi tidak patuh dalam menjalani
pengobatan yang mencapai durasi yang sangat lama yaitu 6 bulan tanpa berhenti.
4.2.3 Kepatuhan
hasil analisis pada variabel kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di wilayah
puskesmas kecamatan tarub termasuk dalam kategori baik, karena dari data
distribusi didapat lebih dari 70% atau lebih dari separuh populasi dalam katageri
patuh.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Safri dkk(2012) yang menyebutkan bahwa
salah satu faktor kepatuhan ialah dukungan keluarga baik emosional, informasional,
instrumental maupun penghargaan, dukungan emosional merupakan faktor yang
paling penting dalam mendukung pengobatan medis.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Septia, dkk (2013) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan dukungan keluarga baik emosional, informasional,
penghargaan dan instrumental. dengan kepatuhan minum obat penderita
tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad. Hasil penelitian
ini juga sesuai dengan penelitian Maulidia (2014) yang menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik,
menunjukkan tingkat kepatuhan yang baik pada penderita tuberkulosis di wilayah
Ciputat.
Dalam penelitian ini, responden memiliki dukungan emosional yang rendah namun
kepatuhan tergolong baik karena mencapai 76% patuh dari 25 responden, dukungan
emosional yang rendah akan mempengaruhi kepatuhan terhadap responden yang
sedang dalam pengobatan TB selama 6 bulan, dari wawancara peneliti terhadap
responden dukungan emosional berupa perhatian, kasih sayang dan memberi
kepercayaan sangat di butuhkan mengngat durasi pengobatan yang cukup lama dan
menjadi bosan karena tidak ada dukungan dari keluarga maupun teman sebaya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dukungan emosional keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tarub
memiliki dukungan emosional keluarga yang rendah yaitu 13 responden atau 52%
dan dukungan keluarga sedang sebanyak 12 responden 48% dari 25 responden.
5.1.2 Kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan
Tarub memiliki kepatuhan yang baik yaitu 100% dari 25 responden yang artinya
semuanya responden patuh terhadap pengobatan.
5.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional keluarga dengan
kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas
kecamatan tarub 2019 di buktikan dengan nilai p value ,007<0,05
5.2 Saran
5.2.1 Aplikatif
Bagi responden atau keluarga responden dipergunakan sebagai bahan masukan dan
penambah ilmu pengetahuan. Kemudian bagi keluarga supaya bisa lebih
memperhatikan anggota keluarganya yang sedang dalam pengobatan TB. Untuk
petugas kesehatan dan puskesmas sebagai bahan masukan dan penambah ilmu
pengetahuan agar selalu meningkatkan kualitas pelayanannya dan memberi
informasi pendidikan kesehatan tentang pentingnya kepatuhan.
5.2.2 Keilmuan
Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan bagi semua institusi keperawatan
tentang adanya hubungandukungan emosional keluarga dengan kepatuan
mengkonsumsi obat anti tuberkulosis. Serta diharapkan dapat menjadi sumber
informasi dan referensi bagi tenaga kesehatan.
5.2.3 Metodologi
Dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian yang
berhubungan dengan kasus TB paru.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, A., dan Putu Ari Sadhu Permana Hany. (2012) Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi di Poly
Jantung Rssa Malang. Tesis
Glick, I.D. Anya H. Stekoll, Dan Spencer Hays. (2013). The Role of The Family
and Improvement in Treatment Maintanance, Adherence, and Outcome for
Schizophrenia. Journal of Clinical Psychopharmacology Volume 31,
Number 1, February 2011.
Potter And Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta Selatan :
Media.
Safri, F.M. (2013). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum
Obat Pasien TB Paru Berdasarkan Health Belief Model Di Wilayah Kerja
Puskesmas Umbulsari, Kabupaten Jember. Jurnal Keperawatan, 3(2).
Sears, David O., Taylor, Shelley E., Peplau, Lettita Ane. (1990). Social Psicology.
Ninth Edition. Ney Jersey: Prentice Hall. Inc
PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS JADWAL PENELITIAN
STIKES BHAMADA SLAWI
Saya Aris Prasetiyo, mahasiswa S1 Keperawatan angkatan tahun 2015, yang akan
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan emosional keluarga
dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal”. Saya meminta dengan hormat
kepada orang tua anak sebagai responden dalam penelitian ini dan terimakasih
untuk partisipasinya dalam penelitian yang akan saya lakukan. Saya akan
menjelaskan beberapa tahap dari penelitian ini :
Tujuan Penelitian dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan dukungan emosional
keluarga dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Manfaat penelitian ini untuk
mengetaui dukungan emosional keluarga .
Pengisian Kuesioner
Bapak dan Ibu yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini akan diminta untuk
mengisi kuesioner penelitian yang terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai nama,
usia, Jenis kelamin, dan pekerjaan, juga mengenai dukungan emosional keluarga
dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Dalam pengisian kuesioner bapak
dan ibu wajib jujur dan tidak boleh berdiskusi dengan teman anda tentang kuesioner
penelitian.
Etika Penelitian
Penelitian ini tidak membebakan biaya apapun kepada orang tua dan anak.
Seluruh informasi anak dalam penelitian ini adalah rahasia dan anonim, baik berupa
identitas, gambar berupa foto dan lainnya.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerusakan fisik karena menggunakan lembar
keusioner.
Jika ada pertanyaan atau saran tentang penelitian ini bisa hubungi saya pada nomor
: 085870709035 atau e-mail : arisprasetiyo0402@gmail.com. Jika saudari setuju
untuk ikut dalam berpartisipasi penelitian ini, mohon untuk mengisi surat
persetujuan yang telah disediakan.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
Lampiran 3
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan emosional
keluarga dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal” penelitian ini dilaksanakan sebagai
salah satu kegiatan dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas akhir
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi.
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara/i berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
digunakan untuk maksud lain.
Atas perhatian dan kesediannya saya ucapkan terimakasih.
Slawi,……………2019
Peneliti
Lampiran 4
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya dan anak bersedia
untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian
yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Bhamada Slawi yang bernama Aris Prasetiyo dengan judul penelitian “Hubungan
dukungan emosional keluarga dengan kepatuhan mengkonsumsi obat anti
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal”.Saya
mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini besar manfaatnya bagi
peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya.
Slawi,………………2019
Responden
………………………..
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL
Nama (inisial) :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum menjawab.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang menurut saudara paling sesuai
dengan kebiasaan saudara, dengan memberikan tanda check ( √ ) pada kotak
jawaban yang ada di sebelah kanan.
3. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL
Nama (inisial) :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum menjawab.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang menurut saudara paling sesuai
dengan kebiasaan saudara, dengan memberikan tanda check ( √ ) pada kotak
jawaban yang ada di sebelah kanan.
3. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya.
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 total
Pearson Correlation 1 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,087 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1 1,000** ,501* 1,000** ,087 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1 ,501* 1,000** ,087 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation ,501* ,501* ,501* 1 ,501* ,077 ,501* ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,501* ,694**
p4 Sig. (2-tailed) ,024 ,024 ,024 ,024 ,747 ,024 ,024 ,000 ,024 ,000 ,024 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1,000** ,501* 1 ,087 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,714 ,000 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation ,087 ,087 ,087 ,077 ,087 1 ,087 ,087 ,077 ,087 ,077 ,087 ,201
p6 Sig. (2-tailed) ,714 ,714 ,714 ,747 ,714 ,714 ,714 ,747 ,714 ,747 ,714 ,394
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,087 1 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p7 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,087 1,000** 1 ,501* 1,000** ,501* 1,000** ,956**
p8 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation ,501* ,501* ,501* 1,000** ,501* ,077 ,501* ,501* 1 ,501* 1,000** ,501* ,694**
p9 Sig. (2-tailed) ,024 ,024 ,024 ,000 ,024 ,747 ,024 ,024 ,024 ,000 ,024 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,087 1,000** 1,000** ,501* 1 ,501* 1,000** ,956**
p10 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,000 ,024 ,024 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation ,501* ,501* ,501* 1,000** ,501* ,077 ,501* ,501* 1,000** ,501* 1 ,501* ,694**
p11 Sig. (2-tailed) ,024 ,024 ,024 ,000 ,024 ,747 ,024 ,024 ,000 ,024 ,024 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1,000** 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,087 1,000** 1,000** ,501* 1,000** ,501* 1 ,956**
p12 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,000 ,714 ,000 ,000 ,024 ,000 ,024 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation ,956** ,956** ,956** ,694** ,956** ,201 ,956** ,956** ,694** ,956** ,694** ,956** 1
total Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,394 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PROGRAM STUDI SARJANA
LEMBAR HASIL
KEPERAWATAN DAN NERS
UJI RELIABILITAS
STIKES BHAMADA SLAWI
N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
Reliability Statistics
,779 13
Lampiran 8
HASIL UNIVARIAT
Statistics
JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN
Valid 25 25 25
N
Missing 0 0 0
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
LAKI LAKI 14 56,0 56,0 56,0
Valid PEREMPUAN 11 44,0 44,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
26-45 TAHUN 8 32,0 32,0 32,0
Valid >45 TAHUN 17 68,0 68,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
PETANI 13 52,0 52,0 52,0
WIRASWASTA 7 28,0 28,0 80,0
Valid IRT 4 16,0 16,0 96,0
PELAJAR 1 4,0 4,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
KEPATUHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Patuh 25 100,0 100,0 100,0
HASIL UJI BIVARIAT
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.287a 1 ,007
Continuity Correctionb 4,977 1 ,026
Likelihood Ratio 9,609 1 ,002
Fisher's Exact Test ,015 ,010
Linear-by-Linear
6,996 1 ,008
Association
N of Valid Cases 25
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.88.
b. Computed only for a 2x2 table
jika nilai asymp.Sig < 0,05 maka Ha diterima/ada hubungan
Lampiran 9
CURRICULUM VITAE