Anda di halaman 1dari 35

Bab 3 - Usulan penelitian

Sudigdo Sasffoasmoro, Diaiadiman Catot, Nartono Kadri,


Purnamawati S Pudiiarto

ila peneliti telah menetapkanuntuk melakukan penelitiary


maka sebelum melaksanakannya ia harus membuat
gan penelitian. Rancangan penelitian tertulis yang
bersifat formal dinamakan sebagai usulan penelitian
(r esear ch pr op osal, study protocol). Usulan penelitian mungkin dapat
diperlukan oleh (calon) peneliti untuk memenuhi persyaratan
pendidikan, untuk memperoleh persetujuan penelitian dari institut
tempat penelitian akan dilakukary atau untuk permintaan dana.
Namun secara esensial usulan penelitian dimaksudkan sebagai
penuntun bagi peneliti dalam seluruh rangkaian proses penelitian.
Usulan penelitian yang baik akan mempermudah peneliti dalam
melaksanakan seluruh proses penelitian.
Sistematika usulan penelitian sangat bervariasi dari lembaga
yang satu ke lembaga yanglain, meski substansinya sama. Calon
peneliti, khususnya yang akan mengajukan permintaan dana
penelitian kepada penyandang dana, harus menuliskan usulan
dengan format seperti yang dikehendaki oleh lembaga tersebut.
Suatu usulan penelitian dengan materi serta sistematika yang baik
menurut suatu lembaga, belum tentu dianggap baik oleh lembaga
yang lain. Oleh karena itulah tidak jarang suatu usulan untuk
mengajukan permintaan dana penelitian tidak disetujui oleh

t
32 Usulanpenelitian.

penyandang dana hanya karena format usulan yang diajukan tidak


sesuai dengan format yang dikehendaki oleh lembaga tersebut.
Sesuatu yang nampaknya bersifat teknis dan tidak substantif ini
harus diperhatikanbenar-benar oleh setiap peneliti apabila ia ingin
memperoleh dukungan dari penyandang dana.
Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang pada umumnya diperlukan
dalam protokol. Uraian disajikan secara praktis, agar dapat digunakan
sebagai panduan bagi pemula. Landasan teori yang lengkap dapat
dibaca pada pelbagai buku, di antaranyayang tercantum di dalam
daftar pustaka pada akhir bab ini. Sistematika yar.g dipakai dalam
format ini tertera pada Tabel 3-L.
Meskipun setiap komponen usulan penelitian penting, namun
nilai usulan penelitian terutama terletak dalam bab Pendahuluan,
khususnya pada Latar Belakang Masalah, karena ia merupakan
dasar utama suatu usulan. Pada bagian ini peneliti harus dapat
memperlihatkan pemahaman serta pengetahuannya mengenai
substansi penelitian yang dirancang, merumuskan alasan mengapa
penelitian harus dilakukaru dan garis besar bagaimana penelitian
akan dilaksanakan. Bagian-bagian selanjutnya pada dasarnya
merupakan konsekuensi logis dari uraian yang telah dikemukakan
dalam Latar Belakang Masalah tersebut.

|uour usuLAN PENELTTTAN


Membuat judul usulan penelitian bukan hal yang mudah. Judul
penelitian memerlukan beberapa persyaratan, yakni:
o Harus menggambarkan keseluruhan isi rencana penelitian
o Ditulis dalam kalimat atau frase yang sederhana dan tidak
terlalu panjang, meski tidak dapat ditentukan batas jumlah
katanya. Mungkin sifat atau isi penelitian memerlukan judul
panjang; apabila perlu dapat disertakan subjudul
. Tidak menggunakan singkatarL kecuali yang baku
o Judul seringkali bukan berupa kalimat lengkap, namun
hanya merupakan label saja

-f
Sudigda S astr oasmoro dkk. 33

Tqbel 3-1. Sistemalikq usulqn penelition

Judul

I Pendohuluon
o Lqtqr belokong
o Rumuson mosoloh
o Hipotesis
o Tuiuon
o Monfoot

ll Tiniouon Puslqko
Kerongko Konsep

lll Metodologi
o Desoin
o Tempot dqn woktu
o Populosi don sompel
o Kriterio inklusi don eksklusi
o Besor sompel
o Coro kerio
o ldentifikosi voriqbel
o Rencqno monoiemen don onqlisis dotq
o Definisi operosionol
o Mqsoloh etikq

lV Dqftqr Pustokq
V. Lampiron

]udul dalam kalimat interogatif


Seringkali dipertanyakan apakah judul usulan Penelitian dalam
kalimat tanya dibenarkan. Dalam jumal ilmiah memang tidak jarang
ditemukan judul dalam bentuk kalimat tanya seperti: Benarkah

i ii. u
34 Usulanpenelitian.

fenobarbital kurang efektif dibanding dengan obat anti-kejang


yang lebih baru? Kendatipun hal tersebut tidak mutlak salah, namun
lebih disarankan untuk tidak menulis judul dalam kalimat tanya atau
interogatif. Judul usulan dalam kalimat positif yang netral dan ringkas
lebih berterima ( acceptable).
Demikian pula tidak jarang kita baca judul laporan penelitian
yang memberi kesan bahwa judul tersebut dibuat setelah penelitian
selesai, misalnya: Pemberian antibiotik rutin pada diare akut
pada anak tidak memperpendek lama sakit. Judul seperti ini
tentunya tidak sesuai untuk judul usulan penelitian. Dengan asumsi
bahwa sebelum penelitian selesai dilakukan kita tidak mengetahui
hasilnya, maka seyogyanya judul usulan penelitian dirumuskan
dalam "kalirr.at" yang netral.

Nama tempat dan wakfu penelitian


Hal lain yang sering ditanyakan adalah apakah nama tempat serta
waktu penelitian harus disertakan dalam judul usulan. Seseorang
misalnya menuliskan judul usulan penelitian sebagai berikut:
Gambaran elektroensefalografi pasien ensefalopati-dengue di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, lakafia, 1995-2000. Apakah
pencantuman nama rumah sakit dan tahun itu perlu? Jawabnya
terletak pada tujuan penelitian. Apabila peneliti ingin memperoleh
deskripsi gambaran elektroensefalografi pasien ensefalopati-dengue
pada umumnya (dengan populasi terjangkau pasien yang berobat
ke RSCM), maka nama tempat penelitian dan tahunnya tidak perlu
dicantumkan.
Sebagian peneliti mencantumkan nama tempat (misalnya
RSCM) karena khawatir pasien ensefalopati-dengue di RSCM tidak
mewakili populasi pasien ensefalopati-dengue pada umumnya.
Sikap tersebut terlalu berhati-hati, karena meskipun populasi
pasien di RSCM tidak representatif untuk pasien pada umumnya,
tetapi mereka tetap dapat mewakili pasien lain yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan pasien di RSCM yang menjadi
sampel penelitian. Lebih-lebih apabila penelitian yang dirancang
merupakan suatu uji klinis, yang hasilnya diharapkan dapat

.r
S u di g do S astr o asmor o dkk. 35

diterapkan di populasi secara luas, penyebutan tempat dan waktu


penelitian dalam judul sama saja dengan mempersempit ranah
penelitian. Tidak berlebihan menyebutnya sebagai mengebiri nilai
penelitiannya sendiri.
Lain halnya apabila peneliti ingin mengetahui hal yang memang
khas atau spesifik untuk tempat dan periode waktu tertentu,
misalnya: Keberhasilan operasi jantung terbuka di RSCM,2000-
2010, maka hasil tersebut adalah khas untuk RSCM, dan tidak dapat
dianggap mewakili keadaan di tempat lain mana pun. Demikian
pula apabila penelitian yang akan dilakukan terbatas untuk tempat
serta kurun waktu yang yang tertenfu, misalnya: Ptofil penderita
infeksi HIV-AIDS di Rumah Sakit Khusus Penyakit Menular
"Sumber Sehat", 2005-2000.

I PENpIUULUAN
A LNTNN BELAKANG MASALAH

Latar belakang masalah merupakan bagian yang paling penting


dari setiap usulan penelitian. Dalam penilaian suatu usulan untuk
memperoleh dana, banyak penyandang dana memberikan bobot
tertinggi untuk latar belakang masalah ini. Ini dapat dimengerti,
karena latar belakang masalah merupakan inti usulary sedangkan
isi usulan selebihnya hanya menguraikan lebih lanjut apa yang telah
dikemukakan dalam latar belakang tersebut.
Agar mudah diikuti dan dipahami pembaca,uraian dalam Latar
Belakang Masalah hendaknya mencakup 4halyang lebih mudah
diikuti bila disusun dalam urutan sebagai berikut:
1 Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
2 Apa yang sudah diketahui (zahat is known)
3 Apa yang belum diketahui (what is not known - knowledge gap)
4 Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk
menutup knowledge gap tersebut

"r)
36 Usulanpenelitian.

L MesarAH DAN BESARAN MASALAH

Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yar:rg harus


dilakukan oleh tiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi bila terdapat
kesenjangan antara apayang seharusnya ada (das Sollen) dengan
yang sekarang ada (ilas Sein). Masalah dalam bidang kedokteran
dan kesehatan amat banyak; namun, apakah semua masalah
tersebut layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian?
Jawabnya adalah 'Tidak'; tidak setiap masalah kesehatan layak
dikembangkan menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian harus
dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitiaru dan
kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu. Misalnya, masalah
kesehatan yang cukup besar bahwa "sebagian besar pasien anak
denganpenyakit jantungbawaan di Indonesia tidak ditangani dengan
memadai" bukanlah merupakan masalah penelitiary oleh karena
jawabannya sudah ada dan hanya ada satrt yakni kekurangan uang
dan fasilitas yang diperlukan.
Selain jenis masalah, besaran masalah (magnitude of the problem)
juga harus diuraikan. Pengetahuan tentang epidemiologi penyakit
atau masalah kesehatan diperlukan agar pembaca dapat diyakinkan
bahwa masalah tersebut memang penting untuk dicari pemecahanrrya
melalui penelitian. Insidens atau prevalens suatu penyakit yang tinggi
merupakan masalah kesehatan bila menyebabkan kesakitan atau
kematian yang tinggi. Namun insidens penyakit yang rendakr, bila
menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga
merupakan masalah yang perlu diteliti. Dimensi waktu, apakah
masalah tersebut sekarang masih berlangsung, serta area geografik
dan demografik perlu dikemukakan untuk mempertegas betapa
pentingnya masalah.
Agar suatu masalah kesehatan layak untuk diangkat menjadi
masalah penelitian diperlukanbeberapa syarat. Di antara syarat yang
diajukan oleh para ahli, rumusan Hulley dan Cummings cukup
komprehensif, informatil dan mudah untuk diingat yakni: mampu
laksana, menarik, memberikan sesuafu yang baru, selaras dengan
etika, serta relevan. Ini dirumuskan dengan baik sebagai FINER
(F e asible, lnt ere sting, N ozt eI, Ethical, Releo ant).

ln

i
Sudi gdo S astro asmoro dkk. 37

F - Feqsible
o Tersedio subyek penelition
o Tersedio donq
e Tersediq woktu, olot, don keqhliqn
I - lnleresting
o Mosqloh hendoknyo menorik bogi peneliti
N - Novel
o Mengemukqkon sesuotu yong boru
o Membontoh otou mengkonfirmosi penemuon terdohulu
o Melengkopi otou mengembongkon hosil penelition terdohulu
E - Ethical
o Tidqk bertentongon dengon etiko
R - Relevonf
o Untuk pengembongon ilmu pengetohuo
o Untuk peningkoton toto lqksqno posien otou kebiiokon
kesehqton
o Sebogoi dosqr untuk penelition seloniuinyo

1 Kemampulaksanaan
Kemampulaksanaan merupakan hal yang tidak dapat ditawar. Banyak
kesenjangan dalam bidang kedokteran yang dapat dikembangkan
menjadi masalah penelitian yang baik, menjanjikan hal yang baru, dan
relevan dengan pelayanan masyarakat dan pengembangan ilmu,
namun tidak cukup subyek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau
waktu. Sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi
desain, penyesuaianbesar sampel, mengurangi jenis pemeriksaan, dan
pelbagai kiat lainnya. Namun bila segala mzuluver yang dilakukan
tersebut sangat mengurangi atau meniadakan nilai penelitian, hendaklah
peneliti mempertimbangkan kembali apakah penelitian dapat
dilanjutkan. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan/
apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian.

I
38 Usulanpenelitian.

2 Menarik
Penelitian yang baik sangat menyita pikiran, tenaga, wakfu, dan
biaya. Pelbagai kendala, baik yang telah diantisipasi maupun yang
muncul kemudian, dapat mengancam dari waktu ke waktu. Di
lain sisi, peneliti juga dituntut untuk selalu jujur dan taat asas dalam
seluruh tahapan penelitian sampai dengan pelaporanhasilnya. Oleh
karena itulah peneliti harus tertarik pada substansi yang ditelitinya.
Bilatidak, maka terdapat duakemungkinannegatif yang dapat terjadi:
mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada pelbagai
kendala, atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancangnya
sendiri.

3 Memberikan nilai baru


Nilai baru dalam penelitian sering dihubungkan dengan orisinalitas
suatu penelitian, hal yang seringkali membuat gamang peneliti.
Penelitian yang sama sekali baru disebut sebagai penelitian orisinal,
sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut replikatif.
Di antara pelbagai kelompok peneliti, para peserta program doktor
paling khawatir kalau-kalau rencana penelitiannya'tidak orisinal'.
Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian terdahulu yang
hasilnya telah jelas (established), memang berarti membuang banyak
sumber daya secara sia-sia. Namun bukan berarti semua penelitian
harus sama sekali baru. Pada umumnya penelitian ulangan dapat
dibenarkan apabila:
r Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu,
apakah hal yang sama terjadi bila diterapkan pada kondisi
atau populasi yang berbeda (beda ras, usi4 kondisi klinis, dan
sebagainya)
o Peneliti melihat kekurangan pada metodologl pelaksanaary
analisis, atau simpulan penelitian sejenis yang dipublikasi
sebelumnya. Ini juga berarti bahwa penelitian ulang yang
validitasnya lebih rendah daripada penelitian terdahulu
tidak layak dilakukan. Alasan pengulangan penelitian harus
dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam latar belakang
usulan penelitian.

t
Sudigdo S astr oasmoro dlck. 39

Dari literatur dapat disimpulkan bahwa butir-butir berikut ini


merupakan penelitian yang dapat dianggap orisinal:
1 Melakukan penelitian belum pernah dilakukan sebelumnya
2 Meneruskan hasil penelitian orisinal yang sudah ada
3 Mengembangkan ide orisinal milik orang lain dan kemudian
melaksanakannya
4 Menggunakan teknik baru untuk memperoleh data empiris
5 Merancang penelitian orisinal untuk dilaksanakan orang lain
6 Menguji ide orang lain dengan metode yang belum pernah
digunakan
7 Menemukan data empiris yang belum pernah dilaporkan
8 Melakukan penelitian serupa denganyang dilakukan di luar
negeri
9 Menggunakan teknik lama untuk area baru
10 Memberi eaidence baru untuk masalah lama
1 1 Melakukan studi lintas disiplin yang baru untuk masalah lama

L2 Menerapkan hasil studi orang lain pada populasi yang


berbeda
Biasanya usulan penelitian yang baik dapat mengandung lebih
dari satu aspek orisinalitas tersebut.

4 Etis
Penelitian apa pun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai
subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Kesulitan mungkin
timbul karena etika bukan hal yang mudah untuk didefinisikan.
Seseorang mungkin mengatakan sesuatu hal secara etis masih
berterima, namun bagi orang lain mungkin hal tersebut sudah
melanggar etika. Oleh karena itulah tiap penelitian yang menggr:nakan
manusia sebagai subyek harus lebih dahulu memperoleh persetujuan
dari komisi etika independen setempat. Uraian lebih lanjut dapat
dibaca dalam Bab 18. Penggunaan plasebo pada uji klinis senantiasa
menjadi bahan diskusi dalam sidang komisi etika. Modifikasi usulan
penelitian mungkin perlu dilakukan atas saran dari komisi etika
tersebut.

i
40 Usulanpenelitian.

5 Relevan
Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal
setiap penelitian. Tiap peneliti harus dapat memprediksi hasil
penelitian yang akan diperoletr, apakah relevan dengan kemajuan
ilmu, tata laksana pasien, kebijakan kesehatan, atau sebagai dasar
untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topik penelitiary
peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang
paling penting. Menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian yang
penting secara adekuat lebih baik daripada menjawab banyak
pertanyaan yang remeh-temeh. Hal ini perlu ditekankary karena
terlalu banyak pertanyaan dalam safu penelitian akan menambah
kesulitan dalam pemilihan desain, penghitungan besar sampel,
interpretasi uji statistik4 serta masalah metodologis lainnya, di samping
memerlukan tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, fasilitas
lain. Para peneliti muda cenderung untuk memasukkan sebanyak
mungkin pertanyaan dalam satu penelitian; hal ini seyogianya
dihindarkan. Praktik untuk menambahkan satu atau lebih pertanyaan
penelitian setelah data terkumpul (misalnya karena ada data yang
menarik yang sebelumnya tidak terpikirkan), juga tidak selayaknya
dilakukan.

Sumber masalah penelitian


Masalah penelitian dapat dikembangkan dari pelbagai sumber,
termasuk:
1 Kepustakaan (buku ajar, karangan asli dalam jurnal, telaah
sistematik / meta-analisis, abstrak). Pertanyaan dalam artikel
ilmiah bahwa terdapat suatu hal belum disepakati oleh para ahli
merupakan petunjuk bahwa hal tersebut perlu diteliti. Tinjauan
pustaka yang baik sering diakhiri dengan saran tentang hal atau
aspek yang perlu diteliti lebih lanjut. Reaiew sistematik atau meta-
analisis merupakan sumber informasi yang amat berharga unfuk
memperoleh sumber masalah penelitian. Setiap calon peneliti harus
berupaya untuk mencari publikasi ilmiah terbaru, teristimewa
dengan menggunakan internet.

t *o
Su di g do S as tr o asmor o dkk. 41

Bahan diskusi dan materi konferensi, seminar, simposium,


lokakarya, dan sebagainya. Banyak hal yang muncul dalam
diskusi resmi, ataupun dalam pembicaraan informal dengan
pakar saat rehat kopi, dapat memunculkan masalah yang mungkin
bagus untuk dikembangkan menjadi masalah penelitian.
Masalah dalam pengalaman sehari-hari seringkali dapat
dikembangkan menjadi masalah penelitian. Kontroversi antara
yang tertulis dalam buku dengan fakta dalam praktik merupakan
sumber masalah yang tidak akan pernah habis. Dikatakan bahwa
cara terbaik untuk menjadi peneliti yang mandiri ialah mencari
masalah penelitian yang bersumber dari praktik sehari-hari.
Pendapat pakar yang masih bersifat spekulatif seringkali dapat
dicari landasan teorinya untuk dikembangkan menjadi masalah
penelitian.
Sumber non'ilmiah dapat pula merupakan sumber masalah
penelitian. Berita surat kabar, misalnya'penyakit aneh'di suatu
daerah yang merenggut banyak korban dapat dijadikan dasar
dan dikembangkan menjadi masalah penelitian.

2 ApA YANG SUDAH DIKETAHUI

Setiap masalah kedokteran atau kesehatan hampir pasti sudah ada


upaya pemecahan, baik dengan dasar bukti yang sahih melalui
penelitian (euidence-based) rr.aup:un langsung dilaksanakan oleh para
praktisi. Dengan studi literatur yang komprehensif dapat dijelaskan
hal-hat apa saja yang telah dilakukan orarrg, khususnya penelitian
yang bermaksud mengatasi masalah tersebut. Pemilihan literatur
yang relevan dan cukup mutakhir diperlukan agar batas-batas yang
sudah diketahui menjadi jelas.
Uraian tentang apa yarrg sudah diketahui ini harus ringkas,
namun lengkap dan kritis. Semua sumber pustaka yang dirujuk
harus telah ditelaah dengan kritis, sehingga dapat diidentifikasi
sumber mana yang sahih, mana yang kurang sahitr, dan mana yang
tidak sahih. Hal-hal yang memerlukan uraian lebih lanjut dapat
dikemukakan dalam Bab 2 usulan penelitian yakni Bab Tinjauan

{;

.i
42 Usulanpenelitian.

Pustaka. Kebiasaan lama unfuk membuat tinjauan dengan hanya


membaca sumber sekunder tanpa melakukan telaah kritis harus
ditinggalkan. Dengan demikian maka dapat diambil simpulanyang
mantap yang menggarisbawahi pentingnya penelitian dilakukan.

3 ApI YANG BELUM DIKETAHUI

Hal yang belum diketahui dalam pemecahan masalah merupakan


kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) yang seyogianya ditutup
dengan penelitian. Kita tahu bahwa hasil penelitian yang berupaya
menjawab masalah dapat menimbulkan masalah baru yang harus
pula dijawab dengan penelitian. Identifikasi apa yang sudah diketahui
dalam juga sekaligus dapat mengidentifikasi yang belum diketahui.
Mungkin terdapat laporan penelitian yang sudah dipublikasi, namun
hasilnya kontroversial atau tidak konsisten; ini menandakan bahwa
penelitian sejenis layak dan harus dilakukan kembali, dengan catatan
kualitasnya harus lebih baik daripada yang sudah dipublikasi.
Di lain sisi mungkin sudah cukup banyak penelitian dianggap
dapat menjawab pertanyaan sejenis di negara maju, namun data
di negara berkembang atau di Indonesia belum ada, padahal cukup
alasan untuk menduga bahwa situasinya besar kemungkinan
berbeda. Keadaan yang sering ditemukan adalah kebiasaan untuk
mengekstrapolasi hasil penelitian ke dalam populasi yang berbeda.
Misalnya euidencerntuk pasien dewasa tersedia, namun unfuk anak
tidak tersedia sehingga para dokter anak menggunakan euidence
pada orang dewasa tersebut untuk populasi anak. Banyak hal dalam
praktik (di semua disiplin dalam kedokteran klinik) Iazim dilakukan
padahal belum ada eaidence yang kuat. Hal ini juga menjadi area
yang perlu untuk diverifikasi dengan penelitian.

4 Apn. YANG DIHARAP DARI PENELITIAN

Ketiga uraian di atas (masalah dan besarnya masalah, apa yar:g


sudah diketahui, dan apa yang belum diketahui) kemudian diakhiri
dengan pernyataan pentingnya penelitian dilakukaru bagaimana
penelitian akan dilakukan, serta hasil apa yang dapat diharapkan

.*
Sudigdo S astroasmoro dkk. 43

dari penelitian yang direncanakan. Apabila disusun dengan baik,


maka latar belakang masalah akan mengawali "benang merah"
yang kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, hipotesis, tujuan, serta manfaat penelitian (lihat bawah).
Jadi untuk mengidentifikasi masalah penelitian yang laik teliti
diperlukan penguasaan substansi. Karenanya, sebelum menulis
masalah penelitian, peneliti harus melakukan penelusuran pustak4
diskusi mendalam dengan senior atau sejawat lain, apabila diperlukan
korespondensi dengan pakar dalam dan luar negeri. Karena itu sering
dikatakan bahwa penelitian adalah pekerjaan otak dan sebagian
besar dilakukan di perpustakaan, bukan sekedar pekerjaan
teknis di lapangan atau laboratorium.

B Ionurmrrasl DAN RuluusnN Mnsnuln


Identifikasi masalah pada umumnya merupakan ringkasan uraian
dalam Latar Belakang yang dibuat secara padat, tajam, spesifik.
Dengan ringkasan ini maka masalah penelitian menjadi jelas dan
terlokalisasi, yangsekaligus menjadi dasar bagi Rumusan Masalah
atau Pertanyaan Penelitian. Rumusan masalah penelitian ini
mempunyai syarat sebagai beikut:
1 Rumusan masalah hendaknya disusun dalam kalimat tanya
(interogatif). Rumusan masalah dalam kalimat tanya ini sangat
dianjurkan, karena dapat lebih bersifat khas dan tajam; karena
itu rumusan masalah disebut pula sebagai pertanyaan penelitian
(research question).* Dengan rumusan dalam bentuk kalimat
tanya, masalah penelitian lebih terfokus, spesifik, dan tajam.
2 Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak
bermakna ganda. Pertanyaan penelitian "Bagaimana pengaruh
pemberian obat A pada fungsi ventrikel kirl?" tidak bersifat khas,

r Catatan: Seperti banyak hal dalam metodologi, ada kontro,versi di sini. Suatu
-dana
institusi penyandang resmi melarang peggunaan. kalimat tanya untuk
rumusan perianyaan penelitian, sedangkan instutisi resmi lainnya menganggap
bahwa peneliti yang'tidak dapat mefumuskan masalah penelitiannya dalam
kalimat'tanya yang"khas berirti tidak menguasai masalah penelitian yang
direncanakair. Kami setuju dengan pendapat kedua ini.

IE

.,
44 Usulanpenelitian.

karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameter. Pertanyaan:


'Apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan
curah jantung?" Lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.
3 Bila terdapat banyak pertanyaan penelitiary maka masing-masing
pertanyaan harus diformulasikan terpisah, agar tiap pertanyaan
dapat dijawab secara terpisah pula. Contoh penggabungan
pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis:
'Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan tekanan
darah, mempercepat laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap
kinerja global miokardium?" Pertanyaan kompleks tersebut
harus diuraikan menjadi 3, sehingga tiap pertanyaan dapat
dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
Masalah yang seringkali timbul adalah apabila pertanyaan
penelitian sangatbanyak, sehingga bila dipertanyakan satu per satu
menjadi amat berlebihan. Misalnya ingin diketahui hubungan
antara penerimaan KB dengan beberapa karakteristik demografi
dan sosial-ekonomi suami-isteri. Tentu akan berlebihan bila dibuat
pertanyaan terpisah tentang hubungan antara penerimaan KB
dengan usia isteri, usia suami, suku, agam4 tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, usia saat menikah, dan sebagainya. Dalam hal ini maka
penggabungan menjadi karakteristik demografi dan sosial-ekonomi
keluarga yang dapat dibenarkan, asal dalam definisi operasional
dijelaskan semua yang dimaksud.
Biasanya rumusan masalah diawali dengan pengantar seperti:
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas,
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
atau
Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar
bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut: .

atau
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut:

t
Sudigdo S astroasmor o dkk. 45

Contoh
Apakah bayi yang lahir dari ibu yang suaminya perokok
mempunyai berat lahir lebih rendah dibandingkan dengan
bayi yang lahir dari ibu yang suaminya bukan perokok?

Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu


dengan keberhasilan program KB di suatu daerah urban?

C Hrpornsrs
Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikut adalah
merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah pernyataan
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian r lang
harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi hipotesis tidak
dinilaibenar atau salatr, melainkan diuji dengan data empiris apakah
sahih (aalid) atau tidak.
Tidak semua jenis penelitian memerlukan hipotesis. Survei
ataupun studi eksploratif yang tidak mencari hubungan antar-
variabel, jadi hanya bersifat deskriptif, tidak memerlukan hipotesis,
misalnya penelitian tentang prevalens hipertensi pada pasien
obesitas, atau rerata kadar natrium murid sekolah. Perlu atau
tidaknya hipotesis dapat dilihat dari pertanyaan penelitian; apabila
dalam pertanyaan penelitian terdapat kata-kata: lebih besar,lebih
kecil, berhubungan dengan, dibandingkan, menyebabkan,
terdapat korelasi, dan sejenisnya, maka berarti diperlukan (satu
atau lebih) hipotesis. Dalam konteks ini yang dimaksudkan dengan
hipotesis adalah hipotesis peneli tian ( r e s e ar ch hyp o thes is), yang harus
dibedakan dengan hipotesis dalam uji kemaknaan yaitu hipotesis
nol dan hipotesis alternatif. Lihat Bab 15.

Syarat hipotesis yang baik


Formulasi hipotesis yang baik harus memenuhi persyaratan
berikut:
1 Dinyatakan dalam kalimat dekralatif yang jelas dan sederhana,
tidak bermakna ganda.

i
46 Usulanpenelitian.

Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak serta-


merta datang dengan sendirinya, namun harus dibangun atas
dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.
Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan
satu atau lebih variabel bebas. Kadang hipotesis menyatakan
hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel
tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan
analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh
terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan
lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis
yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis
sederhana.

Contoh hipotesis yang kompleks:


Tingkat pendidikan ibu berperan dalam tumbuh-kembang
anak

Meski kalimatnya pendek dan mudah dimengerti, namun hipotesis


tersebut tidak dapat diuji dengan satu uji hipotesis, dan harus dipecah
menjadi:
Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan pertumbuhan
anak
dan
Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan perkembang-
an anak

Sebaliknya hipotesis yang dinyatakan dalam kalimat panjang


dapat disebut sebagai sederhana apabila memenuhi ketiga syarat
di atas.
Contoh:
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 32 minggu yang
mendapat oksigen lebih dari 60% dalam minggu pertama
hidupnya mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk
menderita displasia bronkopulmoner dibandingkan dengan
bayi yang tidak memperoleh oksigen 60%.

,
Sudigdo S astroasmoro dkk. 47

Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak


dalam semua studi empiris; suatu hipotesis, meski mempunyai
dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syaratbila tidak
dapat diuji secara empiris.
Contoh
Anak yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan
orang dewasa akan mengalami hambatan mental yang berat.
(Pengujian empiris mustahil dilakukan, karena praktis tidak
akan ada anak yang tidak pernah berkomunikasi dengan
orang dewasa).
Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan
variabel-variabel yang diukur. Di sisi lain rumusannya juga harus
cukup longgar sehingga membuka peluang untuk dilakukan
generalisasi. Rumusan yang bersifat terlalu umum atau yang
bermakna gand4 harus dihindarkan.
Contoh
Pemberian obat X dapat memperbaiki gangguan fungsi
pencernaan. (Fungsi apa? Apakah fungsi digesti, absorbsi,
atau fungsi ekskresi?)

Kesulitan mungkin timbul karena dalam latar belakang masalah


belum diuraikan secara rinci hal-hal yang dikemukakan dalam
hipotesis. (Oleh karenanya sebagian ahli berpendapat bahwa
rumusan hipotesis sebaiknya tidak ditulis dalam Pendahuluan,
melainkan dituliskan setelah Tinjauan Pustaka). Untuk mengatasi
hal ini, maka variabel-variabel yang diperlukan untuk perumusan
hipotesis harus dijelaskan dengan rinci di dalam latar belakang
masalah, seperti pada usulan penelitian untuk penyandang dana
yang tidak memerlukan tinjauan pustaka secara terpisah. Untuk
keperluan skripsi, tesis, atau disertasi, hal-hal tersebut kemudian
diuraikan lebih rinci dalam tinjauan pustaka.
Hal yang sebaliknya terjadi, hipotesis penelitian yang terlalu rinci
akan menjadi sulit untuk digeneralisasikan ke populasi oleh
karena tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam
praktik sehari-hari.

.r
48 Usulanpenelitian.

Contoh
Pada pasien gagal iantung, pemberian infus inotropik Z
dimulai dari 2,5 mikrogram/kg/menit akan meningkatkan
maximal peak flou aelocity pada jalan keluar ventrikel kiri
dari 1,5 m/detik menjadi 2,0 m/detik.
(karena maximal peak flozo uelocity merupakan salah satu
parameter curah jantung, maka cukup disebut meningkatkan
curah jantung saja. Dalam definisi operasional baru dijelaskan
parameter apayang digunakan untuk menyatakan curah jantung.
Demikian pula dosis serta teknik pemberian obat dapat diuraikan
pada cara penelitiary tidak pada hipotesis). Dengan demikian
hipotesis tersebut dapat'dilonggarkan' menjadi:
Pada pasien dengan gagal jantung, pemberian obat infus
inotropik Z berhubungan dengan peningkatan curah
jantung.

Dikemukakan a priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum


penelitian dimulai, sebelum data terkumpul. Hipotesis yang
dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai
hipotesis a posteriori atau posthoc hypothesis, pada dasarnya
merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi
dalam uji hipotesis (Kemungkinan bahwa kemaknaan yang
diperoleh disebabkan semata-mata karena faktor peluang, atau
kesalahan tipe I akan menjadi makin besar dengan bertambah
banyaknya hipotesis). Sebagian ahli menyebut prosedur ini
sebagaifishing expedition, atau data dredging, danbahkan dapat
dituduh 'curang' , bagaikan menebak lotere setelah nomornya
diundi. Banyak contoh hasil penelitian sebagai akibat hipotesis
yang disusun setelah melihat data ternyata tidak valid dan tidak
tervalidasi saat dilakukan penelitian dengan hipotesis a priori.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa studi dengan banyak
pertanyaan penelitian dapat memerlukan banyak hipotesis, yang
mempersulit desain. Bila memang diperlukan banyak hipotesis,
lebih baik ditentukan hipotesis utama (hipotesis mayor), dan
hipotesis lainnya sebagaihipotesis minor. Dalam rencana Penelitian,
perhatian utama peneliti harus terarah pada hipotesis utama.

.f
Sudigdo S astroasmoro dl<k. 49

D TtryreN PENELTTTAN

Satu materi penelitian yang sama mungkin dapat digunakan untuk


menjawab pelbagai pertanyaan penelitian yang berbeda; karenanya
dalam usulan perlu disebutkan fujuan penelitian tersebut secara
jelas dan eksplisit. Biasanya uraian tentang tujuan penelitian ini
mencakup tujuan umum serta tujuan khusus.
Didalam tujuan umum (ultimate objectiael dinyatakan tujuan
akhir penelitian. Tujuan umum biasanya mengacu pada aspek yang
lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian, tidak terbatas pada
hal-hal yang langsung diteliti atau diukur. Dalam tujuan khusus
(specific objectioes) disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang
akan langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian. Ttlt*
umum dan khusus yang hanya terdiri atas satu atau dua butir saja
mungkincukup dihrlis secaranaratif dalam satu kalimat. Tetapi apabila
terdapat banyak butir dan sub-butir maka fujuan umum dan khusus
perlu dipisahkan, agar lebih jelas dan mudah dimengerti pembaca.
Contoh
Dari penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI pada masyarakat urban/ yang
dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya penggalakan
pemakaian ASI.

(Pada contoh tersebut secara implisit tujuan khusus ditulis lebih


dahulu, kemudian diikuti tujuan umum yaitu menunjang program
penggalakan pemakaian ASI).
Pada contoh berikut tujuan umum dan khusus ditulis terpisah:
Tujuan umum: Menurunkan angka kematian pasien demam
berdarah dengue.

Tujuan khusus:
L. Memperoleh data faktor risiko untuk timbulnya renjatan
berulang pada pasien demam berdarah dengue.
2. Mengetahui manfaat cairan X untuk mencegah renjatan
berulang pada pasien demam berdarah dengue.

.,
50 Usulanpenelitian.

E MeNrear PENELnAN
Pada bagian ini perlu diuraikan manfaat apa yang diharapkan dari
penelitian yang akan dilakukan. Biasanya disebutkan manfaat dalam
bidang akademik atau ilmiaku bidang pelayanan masyarakat, serta
pengembangan penelitian itu sendiri. Perlu diingat bahwa meskipun
tujuan akhir penelitian dalam bidang kedokteran adalah untuk
peningkatan kualitas tata laksana pasiery namun penelitian dapat
bersifat quick yieliling atau non-quick yielding. Pada penelitian yang
quick-yielding hasll penelitian dapat segera diterapkan dalam
praktik atau kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis; pada
penelitian non-quick yielding hasilnya tidak segera diterapkan,
seperti kebanyakan penelitian ilmu-ilmu kedokteran dasar.

II TIrynuAN PUSTAKA
Dalam bab tinjauan pustaka ini harus diuraikan dengan mendalam
pelbagai aspek teoritis yang mendasari penelitian. Hal yang telah
ditulis dalam Latar Belakang Masalah perlu dirinci, dan hubungan
antar-variabel dibahas. Berikut adalah beberapa catatan penting yang
perlu diingat dalam penulisan tinjauan pustaka.
Meskipun tampaknya tinjauan pustaka 'i:.anya' merupakan
ramuan pendapat orang, namun nyatanya tidak mudah untuk
membuat tinjauan pustaka yang baik. Tidak jarang tinjauan pustaka
hanya merupakan mosaik pemyataan atauhasil penelitian terdahulu,
tanpa lebih dahulu dicema, tanpa irtterpretasi yang memadai. Apabila
mosaik tersebut dibuat tanpa kalimat pengantar yang baik, maka
akibatnya akan makin buruk, sehingga maksud untuk menyajikan
informasi yang komprehensif dan akurat yang memperjelas seluruh
aspek penelitian yang direncanakan tidak tercapai.
Kesulitan tidak jarang terjadi bila terdapat hal yang kontroversial
tentang suatu hal. Kajian yang cermat dalam merangkum hal
tersebut biasanya dapat memberikan kejelasan bahwa memang
terdapat kontroversi, namun tidak dapat mencapai simpulan akhir.
Untuk dapat mencapai hal yang terakhir ini terdapat suatu teknik

!)
Sudi gdo S astro asmor o dkk, 51

statistika yang akhir-akhir ini makin berkembang, yaitu meta-


analisis. Dengan teknik tersebut dapat dibuat simpulan yang sahih
tentang pelbagai hasil penelitian, khususnya uji klinis yang hasilnya
kontroversial atau tidak konklusif (biasanya karena jumlah subyek
yang tidak memadai).
Dalam Tinjauan Pustaka tidak perlu seluruh aspek penyakit
yang diteliti dibahas dengan proporsi yang seimbang, bak membuat
suatu buku ajar, seperti yang sering dilakukan oleh pemula. Yang
diperlukan adalah tinjauan komprehensif terhadap aspek yang
diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antar variabelyang
diteliti dan variabel lain yang mungkin berperan. Beberapa pengertian
dasar yang esensial tentu perlu dikemukakan, namun uraian panjang
lebar dengan sistematika seperti menulis buku ajar tidak diperlukan.
Sumber pustaka seyogyanya cukup 'bat:u', mungkin 3-5 tahun
terakhir, agar informasi yang disampaikan tidak kedaluwarsa. Buku
ajar memberikan informasi yang terlambat beberapa tahun; artikel
(baik artikel asli atau tinjauan pustaka) di dalam jurnal kedokteran
merupakan sumber informasi yang cukup baru. Sumber informasi
terkini dapat diperoleh darion-line databnses melalui intemet. Karena
itu sering ditekankan agar peneliti dalam era cyber-medicine ini bebas
'buta huruf komputer' (computer illiteracy) sehingga ia dapat mengikuti
informasi terbaru tentang materi yang akan diteliti. Makalah atau
ceramah dalam pertemuan ilmiah juga sering memberikan informasi
terkini tentang aspek yang relevan dengan penelitian.
Teknik penulisan akademik harus diperhatikan benar. Kalimat
yang terlalu panjang, kalimat tanpa subyek, atau ejaan yang tidak
benar atau tidak taat-asas harus dihindarkary sementara alur pikiran
yang logis harus tetap dijaga. Penulisan paragraf yang tidak tepat
akan dapat mengurangi kejelasan informasi yang disampaikan.
Penulisan rujukan harus amat diperhatikary karena hal tersebut
merupakan salah satu kriteria tinjauan pustaka yang baik. Teman
yang diminta tolong untuk membaca ulang tinjauan pustaka
seringkali dapat memberi masukan yang berharga, karena sesuatu
yang menurut penulis sudah jelas, mungkin masih sulit dipahami
oleh orang lain (jangan lupa bahwa kita menulis untuk dibaca serta
dimengerti oleh orang lain).
I

.r
)
52 Usulanpenelitinn.

Perlu dikemukakan bahwa pembuatan Tinjauan Pustaka secara


terpisah biasanya diperlukan pada usulan penelitian untuk keperluan
pendidikan (pembuatan skripsi untuk mahasiswa 51, tesis untuk
mahasiswa 52, atau disertasi untuk mahasiswa S3). Untuk usulan
permintaan dana dari penyandang dana, Tinjauan Pustaka yang
terpisah tidak diperlukan. Dalam hal ini, maka semua informasi yang
diperlukan harus telah dikemukakan di dalam Latar Belakang.
Karenanya rangkuman pustaka dalam usulan penelitian untuk
tujuan non-pendidikan biasanya lebih ringkas dan terfokus pada
aspek yang berkaitan langsung dengan materi penelitian.

KnnaNcKA KoNSEPTUAL
Dalam pustaka metodologi penelitian, istilah kerangka teori dan
kerangka konseptual cukup kontroverial. Meski concept, construct,
dan theory memiliki makna yang berbeda, namun sebagian ahli
menganggap istilah kerangka teori sama saja dengan kerangka
konsep, jadi merupakan sinonim. Di lain sisi sebagian ahli lainnya
membedakan keduanya. Menurut paham kedua, setelah pelbagai
aspek disajikan secara rinci namun terfokus dalam Tinjauan
Pustaka (menggambarkan kerangka teori), selanjutnya dibuat
rangkuman sebagai dasar untuk membuat Kerangka Konseptual.
Lazimnya kerangka konseptual ini dibuat dalambentuk diagram
yang menunjukkan jenis serta hubungan antar-variabel yang diteliti
dan variabel lainnya yang terkait. Karena tidak semua variabel akan
diukur dalam penelitian yang direcanakary pada diagram perlu
digambarkan pula batas-batas lingkup penelitian. Diagram kerangka
konseptual harus menunjukkan keterkaitan antar-variabel. Kerangka
konseptual yang disusun dengan baik dapat memberikan informasi
yang jelas dan akan mempermudah pemilihan desain penelitian.
Salah satu kekeliruan yang sering dilakukan adalah, alih-alih
membuat kerangka konseptual, peneliti menyusun alur atau
kerangka desain penelitian (misalnya diagram yang menunjukkan
populasi terjangkau, sampel, kemudian subyek dirandomisasi,
dilakukan intervensi, jenis-jenis variabel yang diukur, dan lain

t
Sudi gdo S astr oasmo ro dkk. 53
(
I

sebagainya). Hal ini bukan merupakan kerangka konseptual, dan


tidak sesuai dengan tujuan pembuatan kerangka konsep penelitian,
karenanya harus dihindarkan. Alur penelitian mungkin memang
perlu dibuat untuk memperjelas cara rekrutmen dan perlakuan
terhadap subyek, namun ia merupakan bagian dari Metodologi
Penelitian, bukan merupakan kerangka konseptual.

III Mnropolocr
Setelah pertanyaan penelitian, tujuan, dan hipotesis dirumuskan,
teori yang relevan diuraikan, dan kerangka konsep diformulasikan,
maka peneliti melangkah pada rancangan pelaksanaan penelitian
dengan menguraikan metodologi penelitian. Bab ini harus dibuat
dengan sangat rinci, yang bermanfaat untuk menuntun peneliti
dalam pelaksanaan, analisis, interpretasi hasil penelitian. Bab
Metodologi ini mencakup:
o desain
r tempat dan waktu penelitian
r populasi targef populasi terjangkau, dan sampel
. cara pemilihan sampel (sampling method)
o estimasi besar sampel
o kriteria pemilihan (inklusi dan ekslusi)
. prosedur kerja (pengukurary intervensi, randomisasi atau
penyamaran pada uji klinis, kriteria penghentian
penelitiary dan seterusnya)
o identifikasi variabel (variabel independen, dependen,
perancu dll dengan skala variabel masing-masing)
o definisi operasiona
. rencana manajemen dan analisis data, termasuk program
komputer yang akan dipergunakan
Berikut diuraikan dengan ringkas hal-hal yang harus disertakan
dalam bab Metodologi tersebut.

il

.r
(
54 ) Usulanpenelitian.

A DEs.q.rN PENELmAN
Desain penelitian pada esensinya merupakan wadah untuk
menjawab pertanyaan penelitian atau untuk menguji kesahihan
hipotesis. Seperti diketahui, klasifikasi desain penelitian amat
bervariasi, sehingga seringkali membingungkan. Dalam buku ini
desain penelitian klinis diklasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak
adanya intervensi, menjadi penelitian observasional (termasuk studi
cross-sectional, stttdikohort dan studi kasus-kontrol), dan penelitian
eksperimental (termasuk uji klinis). Pembahasan yang rinci tentang
jenis-jenis desain penelitian diuraikan dalam Bab 6.
Dalam usulan penelitian perlu dituliskan secara eksplisit dengan
satu kalimat, desain dipergunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Contoh
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol untuk menilai
peran pajanan hormon wanita pada wanita hamil muda
terhadap terjadinya kelainan kongenital ekstremitas pada
bayiyang dilahirkan.

Desain uji klinis acak tersamar ganda digunakan dalam studi


ini untqkmengetahui manfaatpenambahan obatX pada terapi
standar Y dalam pengobatan sindrom Alice in Wondeiland,

Dalam satu penelitian dapat diperlukan dua atau lebih desain;


misalnya bagian pertama dilakukan studi untuk menentukan
prevalens penyakit, kemudian terhadap subyek yang menderita
penyakit dilakukanpenelitian intervensi. Untuk ini harus dinyatakan
desain apa yang digunakan untuk bagian penelitian yang mana.

Contoh
Penelitian ini dapat dibagi menjadi 2bagian. Bagian yang
pertama merupakan stu di cr o ss- se ctional antak menentukan
prevalens miokarditis pada pasien demam tifoid. Bagian
kedua merupakan uji klinis acak tersamar ganda untuk
mengetahui manfaat obat X dalam tata laksana miokarditis
pada pasien demam tifoid.

.*
S udig do S as tr o as mor o dlck. 55

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk


mengetahui prevalens hipertensi di masyarakat perkotaan,
dilanjutkan dengan studi intervensi untuk menilai peran
konsumsi nutrisi tertentu terhadap prevalens hipertensi.

B Tsrupnr DAN wAKTU PENELTTTAN

Disebutkan rencana tempat dan waktu dilakukannya penelitian.

C Popurnsr PENELTTTAN

Yang dimaksudkan dengan populasi dalam penelitian adalah


sekelompok subyek dengan karakteristik tertentu. Populasi dapat
dibagi menjadi 2 yakni:
7. Populasi target (target population) ditandai oleh karakteristik
klinis dan demografis, misalnya pasien karsinoma paru berumur
di bawah 40 tahun, atau remaja pengguna narkoba, perempuan
pascamenopause dengan osteoporosis.
2. Populasi terjangkau (accessible population, source populasion)
yakni bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat dan
waktu, misalnya pasien karsinoma paru berusia dibawah 40
tahun yang berobat ke RSCM selama tahun 1996-2000. Peneliti
tentu akan berharap agar hasil studinya dapat diterapkan pada
pasien lain yang mempunyai ciri-ciri klinis dan demografis yang
sama atau hampir sama dengan pasien yang berobat di RSCM.
Dalam praktik pembuatan usulan penelitian, populasi yang
dimaksud biasanya ialah populasi terjangkau, kecuali apabila
disebutkan lain.
Contoh
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien koksitis
tuberkulosa yang dirawat di Bagian Ortopedi RS Reformasi
tahun 1998-2000.
Populasi terjangkau penelitian ini adalah semua perempuan
usia subur di Kelurahan Kebun Bunga selama tahun 2000.

.r if"
56 Usulanpenelitian.

D Saupnr DAN cARA PEMILIHAN sAMPEL

Sampel adalahsubsef (bagian) populasi yang diteliti. Cara pemilihan


sampel bermacam-macam, misalnya pemilihan secara random atau
acak, sistematik, berurutan (consecutioe sampling), cluster, conaenience,
dan seterusnya (lihat uraian dalam Bab 5). Dalam usulan penelitian
cara pemilihan subyek harus ditegaskan secara eksplisit dan rinci.

E Esnuasr BESAR sAMPEL


Usulan penelitian yang baik harus memuat perkiraan besar sampel
(bukan jumlah sampel) yang diperlukan. Estimasi besar sampel
selalu diperlukary dengan maksud:
. agar simpulan penelitian yang diperoleh mempunyai tingkat
kepercayaan yang dikehendaki
o bila digunakan uji hipotesis, agar kemaknaan statistik juga
berarti kemaknaan klinis. Uraian lengkap tentang perkiraan
besar sampel ini dibicarakan dalam Bab 17.
Rumus besar sampel sebaiknya disertakan, narnun bila rumus yang
sama dipakai untuk menetapkan dua atau lebih besar sampef tidak
perlu diulang. Penghitungan matematika sebaiknya disertakan. Bila
besar sampel diperkiraan dengan menggunakan tabel tertenfu, harus
disertakan rujukan yang sesuai.

F KnTTErun INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-
hati agar kriteria tersebut relevan dengan masalah penelitian. Sering
terdapat kendala untuk memperoleh kriteria yang sesuai dengan
masalah yang diteliti, biasanya menyangkut logistik (ketersediaan
subyek, peralatan, keahlian, biaya). Dalam hal ini maka pertimbangan
ilmiah mungkin sampai tingkat tertentu harus 'dikorbankan' oleh

J)
Suiligdo Sastroasmoro dl&,. 57

karena alasan praktis. Misalnya pada penelitian tentang tukak


lambung yang diagnosis pastinya harus dengan endoskopi namun
tidak tersedia alat tersebut, maka diagnosis ditegakkan dengan
manifestasi klinis dan radiologis. Sepanjang hal tersebut dipahami
dan disebutkan dalam usulan penelitian, tawar-menawar antara yang
ideal dan yang mampu laksana dapat dibenarkary tentunya dengan
konsekuensi berkurangnya (sedikit atau banyak) validitas penelitian
yang harus dibahas pada saat melakukan analisis dan melaporkan
hasil penelitian.

Kriteria eksklusi
Sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan
dari studi oleh karena pelbagai sebab. Keadaan yang biasanya
menjadi kriteria eksklusi pada studi klinis antara lain:
1 Terdapat keadaan atau penyakit lain yang dapat mengganggu
pengukuran atau interpretasi. Misalnya, dalam studi kasus-
kontrol yang mencari hubungan antara faktor risiko tertentu
dengan kejadian penyakit jantung bawaan, pasien dengan
kelainan kromosom tertentu yang mempunyai prevalens
penyakit jantung bawaan tinggi tidak boleh disertakan dalam
kelompok kasus
2 Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan,
seperti pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap,
hingga dapat dipastikan akan sulit ditindaklanjuti
3 Hambatan etis
4 Subyek menolak berpartisipasi
Kesalahan elementer yang cukup sering dilakukan adalah
menyebutkan dalam kriteria eksklusi hal-hal yang memang tidak
termasuk dalam kriteria inklusi.
Contoh:
Kriteria inklusi: (1) pasien pertusis berusia < L bulan; (2) dst.
Kriteria eksklusi: (1) pasien pertusis berusia 21 bulan; (2) dst.
Nyata sekali, betapa alur pikir penulisnya tidak cerdas!

J|
58 Usulanpenelitinn.

G PnnsnrulueN SETELAH PENIELASAN


(PSR INFIRMED coNsENr)
Semua penelitian dengan subyek manusia baru dapat dilaksanakan
apabila telah diperoleh persetuiuan setelah penjelasan (PSP) atau
iiformed consent dari calon subyek penelitian atau keluarga. Banyak
peneliti yang enggan untuk minta izin tersebut, padahal apabila
dilakukan dengan baik, umumnya tidak banyak masalah. Formulir
persetujuan penelitian harus disertakan pada Lampiran suatu
usulan penelitian.

H Cena KERIA
a Alokasi subyek
Dalam setiap penelitian yang membandingkan variabel harus
disebutkan dengan jelas subyek mana yang menjadi kelompok
yang diteliti, mana yang menjadi kelompok kontrol. Pada penelitian
observasional peneliti tidak mengalokasikan subyek yang terpajan
dan tidak terpajary melainkan hanya mengobservasi pajanan yang
terjadi secara alamiah. Pada studi intervensional peneliti mengalokasi
subyek yang akan mendapat perlakuan dan yang tidak. Cara alokasi
ini harus disebutkan dengan eksplisit. Uraian cara alokasi subyek
(randomisasi) dapat dilihat pada Bab 10.

b Pengukuran dan intervensi


Dalam bagian ini diuraikan secara rinci dengan bahasa teknis semua
metode pengukuran yang digunakan. Teknik pengukuran yang
sudah lazim (misalnya pengukuran kadar hemoglobiry klirens
kreatinin) tidak perlu dirinci, cukup disebut teknik yang digunakan.
Cara pengukuran yang baru atau relatif baru misalnya pengukuran
waktu pengisian diastolik dengan cara Doppler perlu diuraikan
atau diberikan rujukannya. Bila uraian dianggap cukup penting
namun terlalu panjang bila dituliskan dalam badan usulan, dapat
disertakan dalam Lampiran Setiap alat yang dipergunakan harus

.r
Sudigdo Sastroasmoro ilkk. 59

disebutkan dengan jelas, termasuk nama, tipe, dan perusahaan


pembuatnya, demikian pula pelbagai reagens atau kit untuk
pemeriksaan laboratorium. Obat-obat yang digunakan, baik yang
diteliti atau tidak, perlu disebut nama generik, nama dagang serta
pembuatnya.
Hal-hal teknis yang memakan banyak tempat, seperti formulir,
rumus, kuesioner, tabel nomogram, dan lain-lain dapat ditulis pada
Lampiran.

c Kriteria penghentian penelitian


Dalam uji klinis perlu diperhitungkan masak-masak apakah akan
dilakukan analisis interim, yakni analisis yang dilakukan sebelum
semua subyek yang direncanakan masuk dalam penelitian. Hal ini
kadang diperlukan oleh pelbagai sebab, seperti kendala biaya,
waktu, ataupun jumlah subyek, namun yang paling penting ialah
untuk menghindarkan kemungkinan terdapatnya perbedaan yang
amat mencolok antara 2 kelompok yang dibandingkan. Misalnya
besar sampel diperkirakan atas dasar perbedaan kesembuhan
sebesar 20%; blla ternyata ditemukan perbedaan kesembuhan
sebesar 60% tentunya dengan jumlah subyek yang lebih sedikit
telah dapat dideteksi perbedaan yang secara statistika bermakna.
Bila kemungkinan ini telah diantisipasi, maka kriteria penghentian
penelitian atas dasar analisis interim tersebut harus dikemukakan
dalam usulan penelitian. Untuk uraian lebih rinci tentang hal ini
lihatlah pada uraian Uji Klinis (Bab 10).

I IpEvnFIKASI VARIABEL
Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi, variabel apa saja
yang termasuk variabel bebas, variabel terganfung, dan perancu
(confounding). Diagram dalam kerangka konseptual sapat sangat
membantu dalam identifikasi variabel ini. Skala variabel (lihat Bab
4)lrya perlu disebutkaru mengingat perbedaan skala variabel akan
menyebabkan perbedaan uji hipotesis yang digunakan. Perlu
diingatkan bahwa bergantung pada konteksnya dalam penelitian,

.i
60 Usulanpenelitian.

suatu jenis variabel dapat berupa aariabel bebas, tergantung, atau


perancu. Misabrya tekanan darah berfungsi sebagai aariabel bebas
untuk penyebab kematian pada golongan manula, sebagai variabel
tergantung untuk pengaruh derajat konsumsi gararr., sebagai uariabel
perancu dalam studi tentang kematian akibat diabetes. Identifikasi
variabel adalah hal yang amat penting dan menyangkut seluruh bagian
penelitiary terutama dalam manajemen serta analisis data penelitian.

I DErnrsI oPERASIoNAL

Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan


dalam istilah yang operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada
makna ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut,
karena pelbagai pengertian dalam ilmu kedokteran sangat bervariasi.
Sebagai contoh konsep dan pengertian gagal g*jul akut dan kronik,
derajat pelbagai jenis penyakif bayi berat lahir rendah, kejang demam,
anemia, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, status gizi,
hipertensi, kebiasaan minum kopi, dan sebagainya mungkin tidak
sama untuk orang yang berbeda. Oleh karena itu maka semua
konsep dan variabel yang digunakan harus didefinisikan dengan
jelas sehingga kemungkinan untuk terjadinya kerancuan dalam
pengukuran variabel, analisis data, interpretasi hasil serta simpulan
dapat dihindarkan.
Dalam banyak hal definisi operasional ini mengacu pada pustaka
yang ada, akan tetapi tidak diharamkan untuk membuat definisi
sendiri asalkan dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, untuk
derajat penyakit demam berdarah dengue kita dapat mengacu
pada klasifikasi WHO, namun untuk klasifikasi tingkat sosial
ekonomi, karena dampak krisis moneter yang berkepanjangan,
peneliti dapat membuat klasifikasi sendiri ataupun membuat
modifikasi dari klasifikasi yang ada, tentu atas dasar yang masuk
akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Perlu ditegaskan bahwa
definisi yang telah ditetapkan harus digunakan secara taat asas
dalam keseluruhan usulan penelitian (juga dalam laporan hasil
penelitian kelak).

t
Sutligdo Sastroasmoro dkk. 61

K REr{cnNn pENGoLAHAN DAN ANALrsrs DATA


Pada bagian ini disebutkan secara ringkas bagaimana data yang
terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan. Sebutkan jenis
analisis statistika yang akan dipergunakan. Bila terdapat beberapa
set variabel yang akan dianalisis, dirinci cara analisis yang akan
dipakai untuk tiap set variabel. Demikian pula bila terdapat lebih
dari satu desain. Ditentukan pula batas kemaknaan yang dipakai,
apakah interval kepercayaan (confidence interaal) akan disertakary
dan tingkat kemaknaan statistika yang dipilih.
Rumus uji hipotesis yang telah lazim digunakary seperti x2 atau
uji-t tidak perlu disertakaru namun untuk rumus-rumus yang lebih
kompleks dianjurkan untuk ditulis lampiran" atau dicantumkan
rujukannya. Program komputer yang direncanakan qntuk analisis
perlu disebut namun perlu diperhatikan relevansi program dengan
data yang ada. Jangan sampai hanya suatu studi deskriptif dengan
beberapa puluh subyek dicantumkan program canggih versi
mutakhir untuk keperluan pengolahan data.

IV Dnrrnn PUsTAKA DAN LeuprnaN


Daftar pustaka harus disertakan dengan sistem yang dipilitr, dan
dilakukan secara taat asas; pada umumnya sistem yang digunakan
sekarang adalah sistem Vancouver (Lihat Bab 20). Penulisan daftar
pustaka harus cermat, temasuk memperhatikan spasi dan tanda
baca (kom4 titik-kom4 titik), huruf biasa atau kapital, huruf miring
(italic) dan seterusnya. Perhatikan kesesuaian antara kutipan dalam
nas dan dalam daftar pustaka. Dalam usulan penelitian, daftar
pustaka yang harus dicantumkan tidak hanya yang bersangkutan
dengan substansi yang diteliti, tetapi juga mencakup pustaka yang
berkaitan dengan metodologi dan teknik statistika yang digunakan.
Dalam Lampiran disertakan semua hal yang relevan namun
tidak ditulis dalam badan usulan. Aspek logistik dan administrasi
juga dapat disertakan. Hal-hal berikut sering disertakan dalam
lampiran:

.r
62 Usutanpmelitian.

o Organisasi atau susunan peneliti, bila merupakan tim


o Riwayat hidup peneliti, termasuk publikasi ilmiahnya
o Rencana anggaran penelitian dengan sumber dananya
o Jadwal pentahapan penelitian
e Naskah penjelasan kepada subyek peneitian
o Formulir persetujuan dari subyek penelitian
o Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian
o Rumus-rumusstatistika
o Formulir / kuesioner
o Dummy table dan lain-lain hal yang relevan

PENurup
Pembuatan usulan penelitian sebenarnya merupakan proses
aktivitas intelektual yang mencakup kemampuan menciptakan ide,
kreativitas dan inovasi, kemampuan metodologi, penguasaan
substansi, pemahaman dan aplikasi statistika, kemampuan bahasa,
serta konsistensi berpikir logis. Oleh karenat.:rya, menulis usulan
penelitian bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, dan
membutuhkan latihan terus-menerus, baik dengan membaca
usulan penelitian orang lain, melakukan telaah kritis pustaka, dan
yang paling penting, berlatih membuat usulan sendiri.
Bagian-bagian usulan yang telah diuraikan tidak berdiri terpisakr,
melainkan menyatu dalam urutan yang logis. Peneliti mulai dengan
(1) pembenaran mengapa penelitian perlu dilakukan, kemudian
(2) mengidentifikasi masalah penelitian yang memenuhi syarat,
(3) merumuskan pertanyaan penelitian, (4) menyatakan tujuan
penelitian dalam arti luas dan dalam arti khas, (5) membangun
hipotesis sebagai dasar pembentukan wadah guna menjawab
pertanyaan penelitian, (6) mengemukakan uraian teori secara
komprehensif dan mendalam atas tiap aspek yang relevan dengan
materi, (7) menyusun kerangka konseptual, dan (B) merancang
desain penelitian yang sesuai, lengkap dengan segala komponen
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

.*
Sudigdo Sastroasmoro dlek. 63

Rangkaian bagian-bagian usulan penelitian harus berjalan


mulus, logis, terangkai dengan'benang merah' yang jelas. Dalam
tiap langkah tersebut tidak jarang peneliti dihadapkan pada posisi
melakukan tawar-menawar antara keinginan untuk memperoleh
sesuatu yang ideal di satu sisi dan kenyataan terdapatnya kendala di
sisi yang lain. Sesuai dengan tuntutan bahwa peneliti harus
mempunyai kreativitas, maka ia tidak harus terjebak pada aturan yang
mati; ia harus berupaya mencari jalan untuk mengatasinya. Semuanya
harus dilakukan dalam kerangka scientific exercise yang logis.
Karena posisi usulan penelitian yang sangat strategis dalam
rangkaian proses penelitian, maka draft usulan penelitian perlu dikaji-
ulang serta direvisi berkali-kali dengan bantuan pembimbing, senior,
sejawat sebaya bahkan sejawat yang lebih yunior. Dengan demikian
dapat diperoleh saran dan masukan untuk penyempumaan isi, cara
penulisan, kelengkapary dan kejelasan tiap aspek usulan penelitian.
Hal-hal tersebut sangat diperlukary mengingat setelah penelitian
mulai, tidak ada tempat untuk mengubah metode penelitian
dengan seenaknya. Modifikasi atau amandemen terhadap usulan
dapat dilaksanakan bila keadaan menghendaki, namun tetap
dengan langkahJangkah yang memadai, termasuk di antaranya
berkomunikasi dengan pembimbing, sponsor, serta komisi etika.
Dalam praktik kadang peneliti telah mulai merekrut pasien dan
mengumpulkan data sebelum usulan penelitian formal dibuat. Hal
tersebut bertentangan dengan kaidah keilmuan dan etika penelitian.
Keadaan yang'sedikit lebih baik' adalah peneliti telah membuat
usulan penelitian dan langsung melakukan pengumpulan data
meskipun belum diperoleh persetujuan komisi etika. Hal ini juga
seyogyanya tidak dilakukan. Dewasa ini masalah hak-hak asasi
manusia, termasuk hak asasi subyek penelitian memperoleh tempat
yang sangat penting dalam pergaulan intemasional. Karena penelitian
pada dasamya adalah aktivitas yang berdimensi universal, maka
semua langkahnya harus menaati aturan dan kelaziman yang
berlaku secara universal. Dalam konteks ini, maka sebelum usulan
penelitian dibuat dengan sebaik-baiknya, dan sebelum diperoleh
hasil telaah serta persetujuan dari komisi etika, rekrutrnen pasien
sama sekali belum dapat dilaksanakan.

.'
64 Usulanpenelitian.

Dnrren PUsTAKA
1 Altman DG. Practical statistics for medical research. London: Chapman and
Hall;1995.
Dawson B, Trapp RG. Basic & clinical biostatistics. Edisi ke-3. Boston: Lange
Medical BooksMc Graw-Hill; 2001.
Doyal L. Informed consent in medical research: Joumals should not publish
res6arch to which patients have not given fully informed consent-wifrr three
exceptions. BMl. \997 ;31.4:1107.
4 Essex-Sorlie D. Medical biostatistics. Connecticut: Printice-Hall Int.;1995.
5 Greenhalgh T. How to read a PaPer: Statistics for the non-statistician.I-
Different type of data need different statistical tests. BMJ. 1997;315:364-6.
5 Hegde MN. Clinical research in communicative disorders. Boston: Little,
Brown,1987.
7 Hulley SB, Cummings SR, Browner WS, Grady D, Newman TB, penyunting.
Desigiring clinical research. Edisi ke-3. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins;2007.
Wingo PA, Higgins ]F, Rubin GL, Zahniser SC. An epidemiologic approach to
reproductive health. Geneva: WHO;1991.

.*
S udigdo S as trmsmaro dkk 65

$fsd-d*sdr"

Usulon penelition merupokon rencono panelition fertulis


yong disusun secoro sistemotis, yong ferutomo berfungsi
sebagai penuntun bogi penelitiselomo proses penelition.
Formot usulon penelitian songot bervoriosi; calon peneliti
horus memperhotikon format yong digunokon podo
institusi otou orgonisasi penyondong dono.
Secora umum usulon penelitian terdiriotas pendohuluon
(mencokup Lqtor Belokong, Perumuson Masoloh, Hipotesis,
Tujuon don Monfoot penelition), Tinjouon Pustako don
Kerongko Konsep, Metodologi, Dqftor Pustoka, don
Lompiron.
Semuo bogion usulon penelition odolah panting, nomun
yangterpenting odoloh Lotor Belokong Mosolah
penalition, korena merupokon dosor bogi bogion-bogion
loinnyo. Mosoloh penalition yong boik memiliki sifot FINER
(feasible, interesting, novel, ethical, relevant).
Dolom metodologi horus diuroikon secoro rinci semuo caro
penelitian, sehinggo bilo ado peneliti loin yong ingin
mengulong io dapot melokukonnyo dengon tepot.
Pembuoton usulon penelition merupokon suotu proses
rongkumon oktivitos intelektual yong mencokup
kemompuon untuk menciptakan ide, kretivitos, don inovosi,
kemompuon metodologi, penguosoon substonsi,
pemohamon don aplikasi stotistiko, kemompuan
berbohoso, serto konsistensi berpikir lo9is.
Diperlukon lotihon terus-menerus secora
berkesinombungon sebelum seseo?angdopot membuot
usulon penel ition yong berkual itos.

Anda mungkin juga menyukai