Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN PELAYANAN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH RAJA AHMAD TABIB

TANJUNGPINANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAJA AHMAD TABIB

TANJUNGPINANG

2018
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………….……………………………………………………

A. Latar Belakang……………………………………………………………….
B. Ruang Lingkup Pelayanan………………………………………………..
C. Batasan Operasional………………………………………………………..
D. Landasan Hukum………………………….………………………………..

BAB II STANDAR KETENAGAAN…………………………………………………….

A. Kualifikasi Sdm………………………………………………………………
B. Distribusi Ketenagaan……………………………………………………..
C. Pengaturan Jaga……………………………………………………………..

BAB III STANDAR FASILITAS………………………………………………………..

A. Denah Ruang………………………………………………………………….
B. Standar Fasilitas…………………………………………………………….

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN……………………………………………..

BAB V LOGISTIC…………………………………………………………………………

BAB VI KESELAMATAN PASIEN…………………………………………………….

A. Pengertian.……………………………………………………………………
B. Tujuan………………………………………………………………………….
C. Tata Laksana ………………………………………………………………..
D. Keselamatan Pasien ……………………………………………………….

BAB VII KESELAMATAN KERJA …………………………………………………..

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU …………………………………………………..

Evaluasi Terhadap : …………………………………………………………..

BAB IX PENUTUP ……………………………………………………………………….

2
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Instalasi Rawat Inap merupakan bagian integral dari pelayanan


yang merawat semua kasus yang meliputi kasus Penyakit Dalam, kasus
Bedah,kasus Kebidanan dan Kandungan,dan kasus Anak. Dalam rangka
mendukung visi,misi, Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan trauma
maka Instalasi Rawat Inap perlu menyusun program yang jelas dan matang.
Hal tersebut terkait dengan profesionalisme tenaga keperawatan yang
merupakan tolak ukur dalam meningkatkan produktifitas.

Guna keperluan tersebut, maka pengelolaan khusus terkait mutu


professional tenaga perawat dan bidan, mutu pelayanan dan sarana prasarana
pendukung pelayanan perlu direncnakan dengan baik.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Rawat Inap yang berkaitan dengan
profesi lainnya trdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf Farmasi
e. Staf Rehabilitasi Medis
2. Ruang lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Instalasi Rawat Inap
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Care Unit (ICU)
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Medical ChekUp
f. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dahlia
2. Ruang Perawatan Seruni
3. Ruang Perawatan Anyelir
4. Ruang Perawatan Mawar
5. Ruang Perawatan Flamboyan
6. Ruang Perawatan VIP& VVIP
7. Ruang Perawatan Perinatology
8. Ruang Bersalin
C. BATASAN OPERASIONAL

3
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap RSUD Provinsi Kepulauan Riau buka selama 24


jam non stop yang menerima pasien dari IGD
Berperan serta dalam pemantapan mutu internal dan eksternal
1. Benar-benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah
Sakit
2. Dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Bidang
Keperawatan

D. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkannya surat keputusan ini adalah ketentuan
dalam bidang kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan
keluarga, serta kewajiban staf rumah sakit yang terlibat dalam
pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republim Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republim Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republim Indonesia Nomor 8 tahun 2009 tentang
Perlindungan Konsumen
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/Menkes/SK/III/2207 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Instalasi Rawat Inap Kesehatan

E. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Instalasi Rawat Inap sebagai instalasi yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan
efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, sertadapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.

2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalas _nstalasi Rawat Inap
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
4. Mengetahui penyediaan logistic di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Instalasi
Rawat Inap

4
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

6. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Instalasi


Rawat Inap Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi Rawat
Inap.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

No Nama Pendidikan Jumlah Tenaga Keterangan


Jabtan Kebutuhan yang Ada
1. Kepala Dokter 1 1
Instalasi Spesialis
Instalasi Paru
Rawat Inap
2. Kepala Sarjana 1 1
Ruangan / Kebidanan
KARU
3. Bidan D3 Kebidanan 16
Pelaksana
4. Administrasi SMA 1 1
JUMLAH

B. Distribusi Ketenagaan

5
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Kepala Instalasi Instalasi Rawat Inap membawahi secara langsung


coordinator pelayanan, dan tidak langsung membawahi Analis pelaksana
dan administrasi, sedangkan Koordinator pelayanan teknis membawahi
secara langsung pelaksanaan dan administrasi Instalasi Rawat Inap

Kepala Instalasi
Rawat Inap

(K I)

Kepala Ruangan

(KARU)

Kepala Tim 1 Kepala Tim 2 Kepala Tim 3 Kepala Tim 4

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pj Obat&Alkes Pj Linen Pj Hais Pj Askep Pj Mutu

C. Pengaturan Jaga
Jam jaga Bidan VK di bagi dalam 3 sift
- Sift Pagi : Jam 08.00 wib s/d jam 14.00 wib
- Sift Siang : Jam 14.00 wib s/d jam 21.00 wib
- Sift Malam : Jam 21.00 wib s/d jam 08.00 wib

6
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

DENAH KAMAR RUANG SERUNI, RS.RAJA AHMAD THABIB PROVINSI


KEPULAUAN RIAU

KET : : PNEUMATIC : HYDRANT : TANGGA DARURAT

RUANG

KARU
RUANG RUANG
R.BERSALIN I R.BERSALIN II R.BERSALIN III
OBSERVASI I OBSERVASI
II

NURSE
STATION
RUANG GUDAN
TOILET
KAMAR KARYAWAN G ALKES RUANG
RUANG
GANTI DAN PEMULIHAN & OBAT
TINDAK R.LINEN
BIDAN PASIEN RUANG AN PANTRY

ADMIN

B. Standar Fasilitas

NO NAMA ALAT KETERANGAN


a. Tempat tidur dewasa Tersedia
b. Spigmomanometer air Raksa (Dewasa) Tersedia
c. Pulse oxymetri Tersedia
d. Ekg Tersedia
e. Thermometer Tersedia
f. Surgical Suction Unit Tersedia
g. Oksigen central dan Oksigen Mobile Tersedia
h. Defiblator dan alat pacu jantung Tidak Tersedia
i. Trolley Emergency Tersedia
j. Infussion pump & Syiringe Pump Tersedia & Tidak
Tersedia
k. Ultrasonic Nebulizer Tidak Tersedia

7
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

l. Blood Warmer Tidak Tersedia


m. Blood Glucose Check Tidak Tesrsedia
n. CTG Tersedia
o. USG Tidak Tersedia
p. Infarn Warmer Tersedia

Instalasi Instalasi Rawat Inap terletak di gedung utama lantai dua, tiga,
empat, lima, enam,tujuh,dan delapan pada struktur bangunan RSUD Provinsi
Kepulauan Riau. Sebagai sarana pendukung dalam memeberikan informasi
diagnostic Instalasi Rawat INap juga dilengkapi dengan sarana prasarana alat
medis yang canggih.

Tersedianya air bersih diolah dari pengolahan air di RSUD Provinsi


Kepulauan Riau yang bersumber dari 2 sumur bor. Monitor secara kontinyu
untuk memastikan kada air yang digunakan untuk pemeriksaan memenyhi
syarat baku mutu air.

Listrik disuplai dari PLN dengan sumber listrik sebesar 4000 kVA dengan 2
trafo besar yang stabil dan tegangan yang konstan sehingga tidak ada giliran
listrik terputus dengan dibantu Gesnset. Hal ini diperlukan supaya
pemeriksaan tidak terhenti mengingat Instalasi Rawat Inap RSUD Provinsi
Kepulauan Riau memberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan
voltage secara kontinyu dilakukan agar alat-alat yang ada di Instalasi Rawat
Inap dapat digunakan dengan baik dan hasil yang dikeluarkan juga akurat.

Fasilitas Sarana dan Prasarana

Ruang Bersalin

No Nama Ruangan Fasilitas

1 Observasi I Tempat tidur pasien (3 bed/


kamar)

Jam dinding

Kamar Mandi

Wastafel

Tempat Sampah (1)

Bed side cabinet (3)

AC

8
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

2. Observasi II Tempat tidur pasien (3 bed /


kamar)

Jam dinding

Tempat Sampah (1)

AC

3 Ruang Pemulihan Tempat tidur pasien (3 bed/


kamar)

Bed side cabinet

AC

Tempat Sampah

4 Ruang Alkes dan obat Rak Besi (1)

Lemari Alkes (2)

Troley emergency (1)

Troley Obat (1)

Oksigen mobile (2)

Tensi meter (3)

CTG (8)

EKG (1)

Examination Lamp (5)

Tong Sampah (2)

Suction (2)

Vacum Medela (1)

9
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Infuss pump (1)

Dopler (1)

Oxy Pulse (1)

Kulkas Obat (1)

Meja (1)

Rak Obat (1)

Thermometer (1)

Tensi Digital (2)

Tiang Infus Mobile (3)

Meja Mayo

Ruang Ganti Perawat Locker


Wanita
Gantungan Handuk

Kipas Angin

6. Ruang Tindakan Tempat tidur Pasien

7. Ruang Bersalin I Gynecolog Bed

Infarn warmer

Suction

Westafel

Timbangan Bayi (2)

Timbangan Dewasa

Meja Trolley

Examination Lamp

Bed side Cabinet

Oxygen Central

Ambu bag bayi

Jam dinding bayi

Tong Sampah (2)

10
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Stetoskop

8 Ruang Bersalin II Gynecolog bed

Meja Trolley

Bed side cabinet

Westafle

Examination Lamp

Oxygen Central

Jam dinding

Timbangan dewasa

stetoskop

Tong sampah (2)

9 Ruang Bersalin III Gynecolog bed

Meja trolley

Bed side cabinet

Westafle

Examination Lamp

Oxygen Central

Jam dinding

Timbangan dewasa

stetoskop

Tong sampah (2)

8. Ruang Administrasi Meja Kantor

Kursi

AC

Komputer (2)

11
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Printer

Lemari File (2)

Papan tulis

9. Nurse Station Kursi

Meja Nurse Station

Tong Sampah (1)

TV Flat 32’

Remot Tv

10. Ruang karu Lemari file

Meja kerja

Kursi

AC

Remot Ac

11. Ruang Pantry Meja Makan

Kursi Makan

Kitchen Set

Dispenser

AC

Tong Sampah

Rak piring

Lemari

12
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN


1. Pasien tiba di ruangan perawatan diantar oleh perawat / bidan poliklinik
/ perawat Instalasi Gawat Darurat.
2. Sampai diruang perawatan perawat melakukan verifakasi pasien
(nama,tanggal lahir, alamat, jeis kelamin) sambil mencocokkan dengan
status pasien dan gelang pasien bila sudah terpasang.
3. Perawat melakukan asesmen keperawatan awal 9berdasarkan
usia/kelompok/kasus pasien)
4. Perawat melakukan pengkajian awal yang terdiri dari tanda-tanda vital,
pengkajian nyeri, pengkajian jatuh, riwayat kesehatan, untuk kasus
anak ditambah riwayat tumbuh kembang, untuk kasus kehamilan
ditambah riwayat kebidanan. Sedangkan pasien yang berasal dari IGD /
poli klinik maka perawat meneruskan asesmen / pengkajian awal dari
pengakajian fisik sampai dengan masalah keperawatan yang timbul
didokumentasikan disertai dengan tanda tangan dan nama lengkap
perawat yang mengkaji.
5. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas
yang akan merawat, asuhan keperawatan dan kebidanan, waktu
konsultasi dan visite dokter, hak dan kewajiban, fasilitas ruangan, cuci
tangan.
6. Dokter melakukan asessmen medis awal di lembar anamneses dan
pemeriksaan fisik oleh dokter yang tersiri dari :
1. Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa
2. Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe, tanda tanda
vital
3. Asessmen : diagnosis yang di dapatkan, diagnosis banding bila ada
4. Planning : tindakan / pengobatan yang diberikan.
7. Perawat melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien.
8. Tentukan diagnosis pasien, buat rencana keperawatan / medis
berdasarkan skala.
a. Prioritas ( mulai dari keadaan umum pasien, pemeriksaan fisik, dan
b. Pemeriksaan penunjang ) kolaborasikan dengan dokter spesialis lain
atau yang
c. Merawat untuk tindakan medis, pemberian terapi dn tindakan
pelayanan
d. Selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim medis lain bila
diperlukan.

13
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

9. Informasikan / berikan edukasi kepada keluargav/vpasien untuk ikut


dalam pengambilan keputusan untuk pelayanan selanjutnya dan
dikomentasikan.

B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN


 Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang
perawatan yang meliputi :
a. Perkenalan terhadap perawat jaga
b. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
c. Menjelaskan cara penggunaan peralatan seperti :
 Cara operasional tempat tidur
 Jam visite dokter
 Jam berkunjung
 Jam makan pasien
 Jam tindakan rutin
 Cara pemasangan gelang identitas
 Tanda resiko jatuh
 Cara operasional TV dan AC
 Kamar mandi

C. PELAKSANAAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN


1. Melakukan asesmen pasien baik asesmen medis dan asesmen
kebidanan atau asesmen lainnnya sebagai kebutuhan
2. Melakukan penegakan diagnosa baik medis dan keperawatan atau
kebidanan
3. Membuat NCP ( Nursing Care Plane )
4. Melaksanakan tindakan baik tindakan dependen atau independen
5. Melakukan evaluasi (SOAP)
6. Dan melakukan dokumentasi asuhan pada Rekam Medis pasien

D. PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN


1. Observsi kondisi pasien setiap shif atau sesuai kebutuhan
2. Pantau intake dan output pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang kondisi
maupun tindakan yang akan dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komuniasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Pelaksanaan operasi sesuai prosedur
8. Mencegah infeksi nosokmial dengan cuci tangan sesuai standar WHO

14
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

9. Mencegah pasien jatuh


10. Kolaborasi kesehatan yang lain dengan dokter dan tim

E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


NO JUDUL PROSEDUR TETAP
1 Alur Penatalaksanaan pelayanan rawat inap
2 Alur Pasien masuk ke ruang rawat inap
3 Persalinan Normal
4 Persalinan Normal dengan komplikasi HIV
5 Persalinan dengan bekas seksio saecarea
6 Persalinan Sungsang
7 Persalinan Macet
8 Extraksi Vacum
9 Extraksi Cunam/Forcep
10 Pemeriksaan Detak Jantung Janin dengan Dopler
11 Penggunaan Partograf
12 Persiapan Operasi
13 Vulva Hygiene
14 Perawatan Payudara
15 Infeksi Nifas
16 Timbang Terima Pasien
17 Prosedur Penanganan Asfiksia Intra uterine
18 Prosedur Penanganan Disporsisi Kepala Panggul
19 Prosedur Penanganan Infeksi Intra Partum
20 Prosedur Penanganan Presentasi Bokong
21 Prosedur penanganan induksi stimulasi dengan oksitosin
22 Prosedur penanganan kematian janin dalam rahim
23 Prosedur penanganan pertumbuhan janin terhambat
24 Prosedur penanganan ketuban pecah dini
25 Prosedur penanganan perdarahan post partum
26 Prosedur penanganan perdarahan antepartum
27 Preeklamsi Berat
28 Prosedur penanganan distosia
29 Prosedur penanganan pelaksanaan asuhan kala 1 dengan
pemantauan partograf
30 Prosedur penanganan 58 langkah asuhan persalinan normal (APN)
31 Prosedur penanganan pemberian imunisasi pada ibu hami
32 Prosedur penanganan persiapan pemeriksaan ultrasonografi
33 Prosedur penanganan konseling pada ibu hamil (pelayanan

15
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

anastesi)
34 Prosedur penanganan pemeriksaan Leopold/manuver, pemeriksaan
kehamilan palpasi
35 Prosedur penanganan manajemen asuhan kehamilan
36 Prosedur penanganan pemeriksaan dalam vagina di bidang obstetri
37 Prosedur penanganan pemeriksaan kehamilan (ANC)
38 Pencegahan Kehamilan Resiko tinggi
39 Pemeriksaan zatuchini andros
40 Prosedur penanganan resusitasi intra uterin
41 Prosedur penanganan versi luar
42 Operasi bedah seksio secarea
43 Penanganan bayi baru lahir sehat dengan inisiasi meyusui dini
(IMD)
44 Pemeriksaan Inspekulo
45 Pengelolaan pasien abortus dengan pemasangan laminaria
46 Prosedur penanganan pengelolaan fertilitas dasar
47 Prosedur penanganan kuretase,diagnosis dan terapi
48 Prosedur penanganan pelayanan penderita tumor jinak ovarium
49 Memandikan Bayi
50 Konseling
51 Pemasangan implan
52 Pemasangan AKDR
53 Pencabutan AKDR
54 Prosedur penanganan amenore
55 Prosedur penanganan perdarahan uterus abnormal
56 Prosedur penanganan anovulasi
57 Prosedur penanganan menopause
58 Prosedur penanganan ekstirpasi polip
59 Prosedur penanganan kuretase
60 Prosedur penanganan karsinoma ovarium
61 Penyuluhan perawatan bayi dirumah untuk ibu nifas
62 Prosedur penangan endometriosis
NO JUDUL PROSEDUR TETAP
1 Alur Penatalaksanaan pelayanan rawat inap
2 Alur Pasien masuk ke ruang rawat inap
3 Persalinan Normal
4 Persalinan Normal dengan komplikasi HIV
5 Persalinan dengan bekas seksio saecarea
6 Persalinan Sungsang

16
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

7 Persalinan Macet
8 Extraksi Vacum
9 Extraksi Cunam/Forcep
10 Pemeriksaan Detak Jantung Janin dengan Dopler
11 Penggunaan Partograf
12 Persiapan Operasi
13 Vulva Hygiene
14 Perawatan Payudara
15 Infeksi Nifas
16 Timbang Terima Pasien
17 Prosedur Penanganan Asfiksia Intra uterine
18 Prosedur Penanganan Disporsisi Kepala Panggul
19 Prosedur Penanganan Infeksi Intra Partum
20 Prosedur Penanganan Presentasi Bokong
21 Prosedur penanganan induksi stimulasi dengan oksitosin
22 Prosedur penanganan kematian janin dalam rahim
23 Prosedur penanganan pertumbuhan janin terhambat
24 Prosedur penanganan ketuban pecah dini
25 Prosedur penanganan perdarahan post partum
26 Prosedur penanganan perdarahan antepartum
27 Preeklamsi Berat
28 Prosedur penanganan distosia
29 Prosedur penanganan pelaksanaan asuhan kala 1 dengan
pemantauan partograf
30 Prosedur penanganan 58 langkah asuhan persalinan normal (APN)
31 Prosedur penanganan pemberian imunisasi pada ibu hami
32 Prosedur penanganan persiapan pemeriksaan ultrasonografi
33 Prosedur penanganan konseling pada ibu hamil (pelayanan
anastesi)
34 Prosedur penanganan pemeriksaan Leopold/manuver, pemeriksaan
kehamilan palpasi
35 Prosedur penanganan manajemen asuhan kehamilan
36 Prosedur penanganan pemeriksaan dalam vagina di bidang obstetri
37 Prosedur penanganan pemeriksaan kehamilan (ANC)
38 Pencegahan Kehamilan Resiko tinggi
39 Pemeriksaan zatuchini andros
40 Prosedur penanganan resusitasi intra uterin
41 Prosedur penanganan versi luar
42 Operasi bedah seksio secarea

17
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

43 Penanganan bayi baru lahir sehat dengan inisiasi meyusui dini


(IMD)
44 Pemeriksaan Inspekulo
45 Pengelolaan pasien abortus dengan pemasangan laminaria
46 Prosedur penanganan pengelolaan fertilitas dasar
47 Prosedur penanganan kuretase,diagnosis dan terapi
48 Prosedur penanganan pelayanan penderita tumor jinak ovarium
49 Memandikan Bayi
50 Konseling
51 Pemasangan implan
52 Pemasangan AKDR
53 Pencabutan AKDR
54 Prosedur penanganan amenore
55 Prosedur penanganan perdarahan uterus abnormal
56 Prosedur penanganan anovulasi
57 Prosedur penanganan menopause
58 Prosedur penanganan ekstirpasi polip
59 Prosedur penanganan kuretase
60 Prosedur penanganan karsinoma ovarium
61 Penyuluhan perawatan bayi dirumah untuk ibu nifas
62 Prosedur penangan endometriosis
NO JUDUL PROSEDUR TETAP
1 Alur Penatalaksanaan pelayanan rawat inap
2 Alur Pasien masuk ke ruang rawat inap
3 Persalinan Normal
4 Persalinan Normal dengan komplikasi HIV
5 Persalinan dengan bekas seksio saecarea
6 Persalinan Sungsang
7 Persalinan Macet
8 Extraksi Vacum
9 Extraksi Cunam/Forcep
10 Pemeriksaan Detak Jantung Janin dengan Dopler
11 Penggunaan Partograf
12 Persiapan Operasi
13 Vulva Hygiene
14 Perawatan Payudara
15 Infeksi Nifas
16 Timbang Terima Pasien
17 Prosedur Penanganan Asfiksia Intra uterine

18
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

18 Prosedur Penanganan Disporsisi Kepala Panggul


19 Prosedur Penanganan Infeksi Intra Partum
20 Prosedur Penanganan Presentasi Bokong
21 Prosedur penanganan induksi stimulasi dengan oksitosin
22 Prosedur penanganan kematian janin dalam rahim
23 Prosedur penanganan pertumbuhan janin terhambat
24 Prosedur penanganan ketuban pecah dini
25 Prosedur penanganan perdarahan post partum
26 Prosedur penanganan perdarahan antepartum
27 Preeklamsi Berat
28 Prosedur penanganan distosia
29 Prosedur penanganan pelaksanaan asuhan kala 1 dengan
pemantauan partograf
30 Prosedur penanganan 58 langkah asuhan persalinan normal (APN)
31 Prosedur penanganan pemberian imunisasi pada ibu hami
32 Prosedur penanganan persiapan pemeriksaan ultrasonografi
33 Prosedur penanganan konseling pada ibu hamil (pelayanan
anastesi)
34 Prosedur penanganan pemeriksaan Leopold/manuver, pemeriksaan
kehamilan palpasi
35 Prosedur penanganan manajemen asuhan kehamilan
36 Prosedur penanganan pemeriksaan dalam vagina di bidang obstetri
37 Prosedur penanganan pemeriksaan kehamilan (ANC)
38 Pencegahan Kehamilan Resiko tinggi
39 Pemeriksaan zatuchini andros
40 Prosedur penanganan resusitasi intra uterin
41 Prosedur penanganan versi luar
42 Operasi bedah seksio secarea
43 Penanganan bayi baru lahir sehat dengan inisiasi meyusui dini
(IMD)
44 Pemeriksaan Inspekulo
45 Pengelolaan pasien abortus dengan pemasangan laminaria
46 Prosedur penanganan pengelolaan fertilitas dasar

19
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB V
LOGISTIK

A. Pengertian
Manajemen Instalasi Rawat Inap dan Unit Pelayanan lain yang
terlihat dalam penggunan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan
pengurusan bahan habis pakai dan formulir-formulir pendukung
terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur dalam kurun waktu
tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefesien mungkin.

B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam
jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang
dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasionaldi atas tercapai,
dengan biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh
gangguan yang menyebabkan hilang atau kurang rusak, pemborosan,
penggunaan tanpa hak sehingga dapat mempengaruhi pembukuan
atau sistem akuntansi.

C. Syarat Manajemen Logistik


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO
(First In First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu.
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.

D. Kegiatan Logistik di Instalasi


Pemesanan bahan/ barang habis pakai secara periodik dan sesuai
dengan kebutuhan ruangan masing-masing.

20
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. Pengertian

Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit


untuk memeberikan jaminan keselamatan pasien sehingga sehingga
kepercayaan pasien terhadap pelayan Instalasi Rawat Inap meningkat.
Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko pasien. Pelaporan setiap kali
terjadi insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang
dapat berulangnya kembali insident terserbut sehingga dapat meminimalkan
resiko terhadap pasien.

2. Tujuan

Tujuan system ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan


oleh tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan
tidak dilaksanakan, selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien.

3. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah


menuju keselamatan pasien rumah sakit. Adapun trujuh langkah tersebut
adalah :

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan


kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus
yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivoitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan
pengkajian hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.

21
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.


Mendorong karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan menjaga kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

4. Tata Laksana Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap

a. Keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap merupakan prioritas


utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan, adapun
sistim yang sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksanaan control harian dalam
rangka untuk mengontrol kelayakan reagensia maupun alat
pemeriksaan
c. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan dilaksanakan dengan
keikutsertaan Instalasi Rawat Inap ditingkat regional, nasional
maupun international
e. Identifikasi pasien dengan barcode
f. Sistem pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan Laboratory
Information Systim (LIS)
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan
h. Pembedaan pengambilan hasil dari rawat inap dengan rawat jalan

5. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan


pasien harus diterapkan. Standar tersebut sebagai berikut :

a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien

22
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

6. Langkah – langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit.

1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola


program keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka
pendek 1-2 tahun.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien
rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi
jajaran manajemen dan karyawan
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan
pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah
sakit seperti tersebut diatas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti
tersebut diatas) dan melakukan self assessment dengan
instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan
pasien rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

7. Pengertian 6 sasaran keselamatan pasien dii Rumah Sakit

1. Keterapan Identifikasi Pasien

a. Identifikasi pasien (patient identification) adalah prosedur


pencatatan identitas diri pasien yang masuk ke Rumah Sakit
Umum Derah Provinsi Kepulauan Riau, termasuk bayi yang
baru lahir, yang dapat dilakukan dengan sistem barcode.
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri
pasien dan pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan
yang memuat minimal : nama pasien, nomor rekam medis atau
tempat tanggal lahir
c. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identifikasi diri
bayi dan pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan
bayi yang memuat nama ibu bayi, nomor rekam medis
bayi,tempat tanggal lahir. Disertai cap kaki bayi kiri dan kanan
dan cap ibu jari tangan kanan dari ibu bayi pada lembar
identifikasi bayi.

23
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

2. Peningkatan komunikasi efektif antar perawat dan tenaga


kesehatan lainnya.
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya,
yang mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien selama dalam perawatan dirumah sakit
melalui pemberian informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas dan dipahami oleh penerima pesan

3. Peningkatan keamanan obat dengan kewaspadaan tinggi (High


Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara
signifikasi berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan
salah atau pengelolaan yang kuerang tepat.

4. Kepastian lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi


Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan
verifikasi pemberian tanda pada lokasi operasi (site marking)
berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (hand


hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangakan kotoran dan debu secara
mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan atiseptik/procedural adalah proses menghilangkan
/ mematikan mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangakan/ mematikan
mikroorganisme transient dan mengurangi flora resident.

6. Pengurangan resiko pasien cidera akibat jatuh


 Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat
tidur ke lantai atau ke tempat lainnya yang lebih rendah
pada saat istirahat maupun pada saat terbangun yang
disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi,
kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak
aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian obat-
obatan diuretic, laksatik, sedative, psikotropik dan obat anti
depresan.

24
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Keseamatan Kerja
Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan

bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
dehat dan terbebas dari ganggguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Saakit adalah tempat erja yang termasuk
dalam kategori tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim
pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar ruamah sakit.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan


bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah
pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dann selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral


dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan
terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.

Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan


produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah:

1. Undang undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
tepan dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila:

25
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.


b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan
proses produksi.
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus
mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran
penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai
dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular
melalui udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak
merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan
tangan.
5. Petunjuk pencrgahan infeksi untuk petuga skesehatan.
a. Unutk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan
pelayanan kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai
dengan kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan
penularan secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan
penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang
gejala penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus
dievaluasi unutk memastikan agen penyebab. Dan ditentukan
apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan
intensif , ruang anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan
pelindung kaki (sandal/ sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang
berpenyakit menular. Termasuk harus mengenakan APD tersebut,
hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan.
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan
pelayanan pasien.
a. Pengendalian teknis mencakup

26
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

• Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai denagn kegiatan dan


memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
• Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat
penyimpanan yang praktis.
• Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
• Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab
dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan
kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang
telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas
instalasi pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja.
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi:
• Menggunakan alat pembuka peti/ bungkus menurut cara yang
tepat.
• Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut.
• Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan.
• Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/ diperlukan.
• Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
• Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
• Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruamng
perawatan.

B. KESELAMATAN KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP


Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya
keamanan kerja di Instalasi Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu
diperhatikan karena mempunyai dampak kesehatan langsung bagi
petugas dan dampak tidak langsung terhadap masyarakat/ lingkungan
di sekitar Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu, pentingnya mengurangi

27
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

bahaya yang terjadi, Instalasi Rawat Inap harus mempunyai sarana


keamanan kerja yang sesuai dengan pedoman keamanan Instalasi
Rawat Inap yang sesuai dengan standart Depkes RI.

C. RUANGAN INSTALASI RAWAT INAP


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan.
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali
larutan 37 olytec dan panas yang sedang.
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat.
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan.
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat Inap.
f. Penerangan Instalasi rawat Inap sudah cukup memenuhi standart
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah
dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar.
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan diberi label
BAHAYA INFEKSI.
j. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan di tempat
yang mudah terlihat.
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 38 olytec.
l. Tempat sampah dipisahakan antara sampah medis dan non medis
(sampah medis kantong 38 olytec warna kuning dan sampah non
medis kantong 38 olytec warna hitam).

› Koridor, gang dan lantai

a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin.
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan.
c. Penerangan di koridor dan gang cukup.

›Sistem Ventilasi

a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup


b. Udara di ruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah.

›Fasilitas Air dan Listrik

a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang


memadai.
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai
sesuai dengan kebutuhan Instalasi Rawat Inap.

28
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

›Peralatan Keamanan Kerja Instalasi Rawat Inap

a. Autoclaf
b. Botol dengan tutup berulir
c. Jas Instalasi Rawat Inap

›Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Rawat Inap


diperlukan dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan
keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi Rawat Inap, yang akan
dilaporkan setiap bulan ke bagian pelayanan medik.

29
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT INAP


STANDAR Pelayanan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) di
Rawat Inap
JUDUL INDIKATOR Jam Visite Dokter Spesialis
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses&Outcome

Tujuan Tergambar kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu


pemberian pelayanan
DEFINISI Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap

OPERASIONAL hari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien
menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 09.00
sampai dengan 14.00
ALASAN/IMPLIKASI/ Janji pelayanan dari dokter penanggung jawab pasien

RASIONALISASI ditunjukkan dengan komitmen untuk memberikan pemantauan


kondisi pasien setiap hari sesuai dengan waktu pertemuan yang
telah disepakati.
FORMULA Jumlah Visite Dokter Spesialis antara jam 08.00 sampai dengan
14.00 yang disurvei:
Jumlah pelaksanaan dokter spesialis yang disurvei X 100% = %
NUMERATOR Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan
14.00 yang di survey
DENOMINATOR Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei

TARGET 100%

SAMPLING Survei

KRITERIA INKLUSI Seluruh Pasien rawat inap

KRITERIA EKSKLUSI -

PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap dokter melakukan visite yang


dilakukan oleh perawat ruang rawat inap.
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh kepala
PELAPORAN Instalasi Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulan data akan dilaporkan kepada komite
PMKP. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
tiga bulan yang dikoordinasikan oleh komite PMKP
AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala Ruangan/ PJ Mutu Ruangan

30
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

FORM PENCATATAN
No TGL Nama Jam visite KET
Dokter (Pk WIB)

Verifikasi:

INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT INAP


STANDAR Keselamatan Pasien
JUDUL INDIKATOR Angka Kejadian Infeksi Nosokomial
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses&Outcome
TUJUAN Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosocomial rumah sakit
DEFINISI Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang
OPERASIONAL diperoleh selama dirawat di rumah sakit yang meliputi
decubitis, phelebitis, sepsis dan infeksi luka operasi
ALASAN/IMPLIKASI/ Untuk meningkatkan keselamatan pasien dan menekan lama
RASIONALISASI rawat, morbiditas dan mortalitas serta biaya perawatan
FORMULA Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial
dalam satu bulan:
Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan x 100%=_%
NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial
dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
TARGET ≤9%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu
dengan melihat atau observasi seluruh dokumen rekam medis
pasien rawat inap.
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien rawat inap
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh kepala
ruangan/ PJ mutu.
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh kepala
PELAPORAN instalasi rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulan data akan dilaporkan kepada komite
pmkp. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
tiga bulan yang dikorrdinasikan oleh komite pmkp
AREA Instalasi rawa inap
PIC Kepala ruangan / PJ mutu
FORMAT No Tgl Nama No.rm Inos Ket
PENCATATAN Pasien (ya/tidak)
1 2 3 4 5
1
2
3
4

Verifikasi:

31
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

INDIKATORMUTU INSTALASI RAWAT INAP


STANDAR Efektifitas dan Kontiunitas pelayanan
JUDUL INDIKATOR Kejadian pulang sebelum dinyatakan sembuh
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses&Outcome
TUJUAN Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektifitas pelayanan
rumah sakit.
DEFINISI Pulang sebelum sembuh adalah pulang atas permintaan pasien
OPERASIONAL atau keluarga pasien sebelum diputuskan pulang oleh dokter.
ALASAN/IMPLIKASI/ Efektivitas dan kesinambungan pelayanan
RASIONALISASI
FORMULA Jumlah pasien pulang sebelum dinyatakan sembuh dalam
1(satu) bulan:
Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1(satu) bulan X 100%=_%
NUMERATOR Jumlah pasien pulang sebelum dinyatakan sembuh dalam
1(satu) bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1(satu) bulan
TARGET ≤5%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu
dengan melihat buku catatan perawat atas pasien yang pulang
atas permintaan sendiri (PAPS). Data diukur dengan melihat
data dokumentasi rekam medis.
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien rawat inap
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh kepala
ruangan/ PJ mutu/ PJ Shift. Data diukur dengan melihat data
dokumentasi rekam medis.
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh kepala
PELAPORAN instalasi rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulan data akan dilaporkan kepada komite
pmkp. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
tiga bulan yang dikorrdinasikan oleh komite pmkp
AREA Instalasi rawa inap
PIC Kepala ruangan / PJ mutu
FORMAT No Tgl Nama No.rm Diagnosa PAPS ALASAN Ket
Pasien Medik (Ya/Tidak) PAPS
PENCATATAN 1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5

Validasi:

INDIKATORMUTU INSTALASI RAWAT INAP


STANDAR Keselamatan Pasien dan efektifitas pelayanan
JUDUL INDIKATOR Kematian Pasien >48 jam
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses&Outcome
TUJUAN Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang
aman dan efektifitas
DEFINISI Kematian pasien 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah
OPERASIONAL periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit.
ALASAN/IMPLIKASI/ 1. Angka Kematian merupakan salah satu indicator yang
RASIONALISASI berhubungan/mengacu dengan aspek pelayanan medic
2. Kematian pasien > 48 jam menggambarkan bagaimana
mutu pelayanan di rumah sakit dan bagaimana tenaga
professional melaksanakan standard dan prosedur
pelayanan baik secara klinik maupun administrasi.
3. Kematian pasien secara klinik dapat disebabkan oleh
gagalnya tahapan menegakkan diagnose penyakit, tidak

32
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

lengkapnya anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang dan dapat pula sebagai akibat
dari informasi yang dibutuhkan dokter tidak dapat
diberikan oleh pasien dan atau keluarganya sehingga
upaya pelayanan dapat saja tidak tepat sasaran dan tidak
adekuat. Catatan medis pada fase kritis menjelang
kematian pasien dari rekam medic merupakan informasi
dan komponen penting dalam manajemen mutu dirumah
sakit.
4. Standard kualitas pelayan medic dapat dilihat dari tinggi
rendahnya angka berikut yang merupakan acuan umum:
angka kematian kasar 3-4%; angka kematian pasca
bedah 1-2%; angka kematian anastesi <1%; angka
kematian persalinan 1-2% dan angka kematian bayi 15-
20%
FORMULA Jumlah kejadian kematia pasien rawat inap >48 jam dalam satu
bulan :
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan X 100%=_%
NUMERATOR Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap 48 jam dalam satu
bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1(satu) bulan
TARGET ≤2,5%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu
dengan melihat rekam medis seluruh pasien meninggal di ruang
rawat inap. data diukur dengan melihat data dokumentasi
rekam medis.
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang meninggal di ruangan rawat inap Instalasi
Rawat Inap
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap ada pasien meninggal,
dilakukan oleh kepala ruangan. Data diukur dengan melihat
data dokumentasi rekam medis.
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh kepala
PELAPORAN instalasi rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulan data akan dilaporkan kepada komite
pmkp. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
tiga bulan yang dikorrdinasikan oleh komite pmkp
AREA Instalasi rawa inap
PIC Kepala ruangan / PJ mutu
FORMAT No Tgl Nama No.rm Diagnosa COD 48 JAM Ket
Pasien Medik (Ya/Tidak)
PENCATATAN 1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5

Verifikasi:

33
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

EVALUASI TERHADAP MUTU PENGENDALIAN

INDIKATOR MUTU INSTALASI RUANG BERSALIN

NO JUDUL PENCAPAIAN 2018 TARGET


INDIKATOR
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP
1 Jam visite 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 08.00-
dokter 14.00
spesialis
2 Angka 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% ≤9%
kejadian
nosokomial
3 Kejadian 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1,4% 2,98% ≤5%
pulang
sebelum
dinyataka
sembuh
4 Kematian 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% ≤2,5%
pasien >48
jam

34
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap

BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Raja


Ahmad Tabib ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh
petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada
pasien instalasi rawat inap. Berdasarkan klasifikasi sumber daya,
sarana, prasarana dan peralatan pelayanan instalasi rawat inap di
Rumah Sakit Umum Raja Ahmad Tabib dapat dikategorikan sebagai
Instalasi Rawat Inap Primer.

Oleh karena itu, Rumah sakit diharapkan akan terus


mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketentuan pedoman standard
instalasi rawat inap dengan situasi dan kondisi yang kondusif setiap
program pengembangan layanan instalasi rawat inap di rumah sakit
umum daerah raja ahmad tabib.

Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di


instalasi rawat inap perlu adanya penjabatan dari pedoman pelayanan
dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan instalasi rawat inap
sehingga hambatan dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa
diminimalkan.

35

Anda mungkin juga menyukai